Dosen Pengampu :
Adelia Savitri, S.HUM, M.HUM
Disusun Oleh :
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Fraud
Zergos (1992) dalam Ciptaningsih (2012) berpendapat bahwa fraud adalah seni
mencari keuntungan dan ketidakjujuran adalah bahan utamanya. Penipuan bervariasi dalam
jenis, ukuran, dan kompleksitas. Hal ini dapat ditemukan dalam berbagai konteks yang
berbeda.
Di Indonesia, hampir semua perusahaan dan organisasi menjadi korban penipuan baik
dari luar maupun dari perusahaan itu sendiri. Dampak yang dihadapi fraud mulai dari
penurunan citra perusahaan secara umum, diikuti dengan hilangnya kepercayaan masyarakat,
khususnya karyawan dan anggota, hingga hilangnya kepercayaan, dan penurunan sumber daya
manusia di dalam perusahaan. Perusahaan.
Pengendalian internal adalah bagian dari rencana organisasi untuk mengamankan aset,
mendorong karyawan untuk mematuhi kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi
operasional, dan memastikan akuntansi yang akurat dan andal (Sari et al., 2021).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode literature review dari beberapa penelitian terdahulu
yang terkait dengan faktor pengaruh terjadinya penipuan dalam akuntansi. Penelitian yang
dibahas adalah artikel yang dipublikasikan dalam 3 tahun terakhir (2019-2022)
Terdapat juga cara mengatasi penipuan dengan menanamkan kultur yang baik pada
perusahaan. Kurniasari et al. (2018) menuturkan bahwa meningkatkan kultur organisasi dapat
dilakukan dengan cara:
a. Menunjukkan teladan kepemimpinan, perilaku bawahan mencerminkan perilaku
pemimpin jadi sebagai pemimpin harus bisa memberikan teladan atau contoh yang baik
bagi rekan maupun bawahannya, sebaliknya sebagai bawahan juga harus bisa
meneladani sikap dari pemimpinnya.
b. Menciptakan suasana kerja yang positif, seseorang harus berusaha menyesuaikan diri
dengan apa yang sudah menjadi kebiasaan di lingkungan kerja bukan malah
mengacaukan atau merubah kebiasaan yang sudah ada dilingkungannya kecuali
memang dirasa memerlukan perubahan yang lebih baik.
Setelah membahas mengenai faktor-faktor dan cara pengamanannya, kita beralih kepada
cara pemulihan perusahaan yang telah mengalami penipuan. Setiap perusahaan pasti akan
memerlukan proses pemulihan perusahaan. Berikut proses yang dapat dilakukan.
a. Menelaah dan menilai kembali sistem perusahaan
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan perusahaan
c. Membangun struktur pengendalian internal yang baik
d. Mengefektifkan pengendalian perusahaan
e. Meningkatkan kultur organisasi
f. Melakukan perbaikan-perbaikan operasional perusahaan
Menurut hasil survei fraud 2019, menunjukkan bahwa mayoritas pelaku fraud di
Indonesia berusia 30 keatas. Dari hasil survei dapat dilihat bahwa pelaku kecurangan yang
berumur 36-45 tahun presentasenya sebesar 42%, diikuti oleh kelompok umur 46-55 tahun
yaitu sebesar 32%. Status ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku fraud di Indonesia
berada dalam kelompok usia dewasa dan produktif yang sebagian besar dari mereka telah
mencapai posisi manajer menengah ke atas.
Secara keseluruhan pelaku penipuan atau kecurangan masih didominasi laki-laki
meskipun proporsinya turun dari 97% menjadi 92%. Di saat yang sama, jumlah pelaku
kecurangan wanita proporsinya meningkat dari 3% menjadi 8%. Hal ini dimungkinkan karena
semakin banyak perempuan yang menduduki posisi kunci di perusahaan yang memungkinkan
mereka memiliki peluang untuk melakukan kecurangan.
Pembahasan mengenai penipuan ini bisa kita lihat dampaknya tidak hanya dirasakan
oleh instansi tertentu yang mengalaminya, seringkali tindakan ini berdampak kepada orang
sekitar dari pelaku. Dampak atau efek kepada para keluarga pelaku kecurangan dapat berupa
kesulitan ekonomi, mendapat perilaku terisolasi oleh masyarakat, permasalahan (pisah/cerai)
keluarga, hingga kestabilan mental keluarga terganggu .
Daftar Pustaka
Amaliyah, A. (2019). Apakah Accounting Fraud Disebabkan Kesalahan Individu Atau
Budaya Organisasi? Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 10(3), 569–582.
https://doi.org/10.21776/ub.jamal.2019.10.3.33
Association of Certified Fraud Examiners Indonesia. (2019). Survei Fraud Indonesia 2019.
Indonesia Chapter #111, 53(9), 1–76. https://acfe-indonesia.or.id/survei-fraud-
indonesia/
Fachruddin, W., Bahri, S., & Pribadi, A. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Audit dengan Prosedur Audit sebagai Pemediasi. Jurnal Ilman, 5(2), 1–13.
Ilmu, J., & Akuntansi, R. (2001). Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi e-ISSN : 2460-0585. 1–22.
Kurniasari, N. T., Fariyanti, A., & Ristiyanto, N. (2019). Strategi Pencegahan Kecurangan
(Fraud) Dalam Pengelolaan Keuangan Pemerintah Menggunakan Analytical Hierarchy
Process. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, 9(2).
https://doi.org/10.29244/jurnal_mpd.v9i2.27633
Marciano, B., Syam, A., Suyanto, & Ahmar, N. (2021). Penerapan Pengendalian Internal
Terhadap Kecurangan: Sebuah Literatur Review. WACANA EKONOMI (Jurnal
Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi), 20(2), 130–137.
https://doi.org/10.22225/we.20.2.2021.130-137