Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NUR ILFA

KELAS : KU.2
NIM : 105731108417

A. PENCEGAHAN KECURANGAN
Hampir semua orang dapat melakukan fraud.Orang yang berada pada suatu lingkungan
yang memiliki integritas yang jelek, kontrol yang kurang, dan tekanan sangat tinggi, orang
cenderung akan melakukan fraud.
Untuk dapat mengurangi resiko fraud di lingkungan pekerjaan atau di suatu organisasi
atau perusahaan. ada beberapa cara yaitu dengan, menciptakan budaya jujur, terbuka dan
pendampingan dan menciptakan sistem yang mengeliminasi kesempatan fraud dan
menciptakan ekseptasi bahwa perbuatan fraud akan dihukum.
a. Menciptakan Budaya Jujur, Terbuka, dan Pendampingan.
Untuk menciptakan budaya jujur, terbuka, dan pendampingan diperlukan 3
faktor pendukung utama:
1. Mempekerjakan orang yang jujur dan memberikan pelatihan kewaspadaan terhadap
fraud.
Untuk menilai seseorang jujur atau tidak memang sangat sulit. Hal yang bisa dilakukan
antara lain dengan menyeleksi latar belakang para pelamar. Para pelamar dengan masalah
judi, ketergantungan alkohol, ketergantungan narkotika, dan masalah keuangan akan
menjadi tolak ukur yang cukup membantu. Sekalipun akhirnya diterima, setidaknya
perusahaan telah mempunyai data yang cukup untuk melakukan tindakan antisipatif.
Memastikan apa yang ditulis para pelamar dalam CV mereka adalah hal mutlak yang
harus dilakukan saat perekrutan, mungkin akan menambah waktu dan biaya, namun
impliaski jangka panjang jika hal ini tidak dilakukan justru lebih merugikan. Selain itu
proses wawancara yang baik juga penting dalam hal menempatkan orang yang tepat di
tempat yang tepat, bisa saja karena faktor lingkungan kerja yang tidak pas atau bidang
pekerjaan tidak sesuai kompetensi mambuat karyawan tidak betah dan tertekan dan
meningkatkan peluang kecurangan. Jika hal ini tidak mampu dilakukan oleh staf
perusahaan, maka perusahaan dapat menunjuk konsultan untuk menyeleksi karyawan
baru. Bahkan terdapat perusahaan yang memberikan karyawan barunya pelatihan tentang
penyalahgunaan dan kecurangan dan membekali merak dengan kartu kecil yang dapat
disimpan di saku dengan tujuan jika menemukan ketikberesan atau kecurangan dengan
melakukan 4 hal: Berbicara dengan supevisor atau manajemen, menghubungi keamanan
perusahaan, menghubungi internal audit, dan Menghubungi call center / hotline number.
2. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
Lingkungan kerja yang positif bukan terjadi secara instan, namun membutuhkan proses
yang panjang dengan pembentukan budaya organisasi secara turun temurun. Meskipun ada
organisasi yang sejak berdirinya mempunyai komitmen yang kuat untuk membentuk
budaya organisasi yang baik sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik pula. Terdapat 3
elemen penting dalam lingkungan kerja yang positif antara lain:
 Menciptakan ekspektasi tentang kejujuran dan mempunyai pengelolaan yang baik
(good governance) atas organisasi. Dalam hal ini bisa diterapkan dengan
menciptakan aturan etik dalam organisasi dan berlaku baik bagi manajemen tingkat
atas hingga bawah.
 Keterbukaan akses atas kebijakan, melibatkan seluruh pihak dan dengan
kolektifitas diharapkan adanya consensus
 Mempunyai personel yang baik dan prosedur operasi yang baik Peneltian
menunjukkan kombinasi personel yang baik dengan prosedur yang baik akan
menentukan tinggi rendahnya tingkat kecurangan. Ketidakpastian
keberlangsungan kerja misalnya, akan meningkatkan risiko perbuatan Fraud.
3. Menyediakan program pendampingan karyawan untuk membantu karyawan
mengatasi tekanan yang dialaminya.
Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan Employee Assitance Programs(EAPs).
Dengan implementasi ini diharapkan akan membantu karyawan mengatasi tekanan kerja.
Dimana dalam segitiga Fraud disebutkan salah satu faktor yang menyebabkan Fraud adalah
adanya tekanan. Di program ini juga diberikan konseling, team building, pemecahan konflik,
assesment, bagaimana menaggapi kritik, dan banyak hal lain terkait masalah psikologi
pekerja.
b. Menghilangkan Kesempatan Terjadinya Kecurangan
Seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya, kecurangan terjadi karena adanya 3
hal dalam “fraud triangle” yaitu kesempatan, tekanan dan rasionalisasi. Jika ketiga hal
tersebut dikombinasikan maka kecurangan dapat dengan mudah terjadi.
Oleh karena itu, jika salah satu aspek tersebut dihilangkan, maka kecurangan
akan bisa berkurang. Pada subbab ini, kita akan membahas mengenai pencegahan
kecurangan dengan cara menghilangkan kesempatan terjadinya kecurangan.
Ada lima metode untun menghilangkan kesempatan kecurangan yaitu
mempunyai pengendalian internal yang baik, mengurangi adanya kolusi dalam organisasi
maupun pihak terkait lainnya, memonitoring pegawai dan menyediakan sistem whistle
blower, Menciptakan ekspekatsi atas hukuman terhadap tindakan Fraud dan adanya audit
yang proaktif.
c. Pengendalian Intern yang Baik dan Memadai
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen
untuk mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah
ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan
kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan
struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.
Dalam memperkuat pengendalian intern di perusahaan, COSO (The Committee
of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission) pada bulan September 1992
memperkenalkan suatu rerangka pengendalian yang lebih luas daripada model
pengendalian akuntansi yang tradisional dan mencakup menejemen risiko, yaitu pengendalian
intern terdiri atas 5 ( lima ) komponen yang saling terkait yaitu :
1. Lingkungan pengendalian (control environment) menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian
merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan
disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian mencakup:
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen
e. Struktur organisasi
f. Pemberian wewenang dan tanggungjawab
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran risiko ( riskassessment ) adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menenetukan bagaimana risiko harus dikelola.
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk atau aktivitas baru
f. Operasi luar negeri
g. Standar akuntansi baru
3. Standar Pengedalian (control activities) adalah kebijakan dari prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur
yang dimaksud berkaitan degan:
a. Penelaahan terhadap kinerja.
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
4. Informasi dan komunikasi ( information and communication) adalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari
waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab mereka.

Sistem imformasi mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas
dan untuk memelihara akuntabiltas bagi aktiva, utang dan ekuitas.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung
jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan
keuangan.

Pemantauan ( monitoring ) adalah proses menentukan mutu kinerja pengendalian


intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan disain dan operasi
pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
d. Mengurangi adanya Kolusi dalam Organisasi Maupun dengan Pihak yang Terkait
Penelitian menunjukkan bahwa 29% kecurangan dilakukan secara kolusi, dan
jenis inilah yang paling sulit dideteksi karena ada unsur saling melindungi masing-
masing pihak. Kolusi bisa terjadi dengan klien, pemasok maupun pihak lain.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kolusi:
1. Kompleksitas bisnis yang makin meningkat, sehingga semakin membutuhkan
spesialisasi
2. Frekuensi pertemuan dengan klien dan pemasok yang sangat sering
e. Menciptakan Whistle Blowing System
Ada beberapa sistem ini tidak efektif antara lain:
1. Tidak dilindunginya rahasia pelapor
2. Kultur organisasi
3. Kebijakan perusahaan
4. Kewaspadaan yang rendah
Sistem whistle blowing tetap penting untuk diterapkan, karena 80% Fraud sebenarnya
diketemukan oleh karyawan sendiri, namun mereka terkadang ragu melaporkan dengan
berbagai alasan. Yang perlu dibangun sendiri adalah sistem wistle blowing yang baik
yang ditandai dengan:
1. Dilindunginya privasi pelapor
2. Dapat melaporkan ke lembaga independen di luar perusahaan
3. Akses yang mudah, misalnya call center, sms center, hotline dll
4. Adanya tindak lanjut
f. Menciptakan ekspektasi atas hukuman terhadap tindakan Fraud
Bukan bermaksud menakut-nakuti, namun hal ini perlu dilakukan karena secara sadar
maupun tidak secara alamiah manusia akan berfikir lebih ketika akan melakukan
sesuatu yang dia mengetahui risikonya
g. Adanya audit yang proaktif
Meskipun dalam penelitian kegiatan audit hanya dapat mendeteksi sedikit kecurangan
dibandingkan sistem wistle blowing, namun audit mempunyai beberapa keunggulan
antara lain:
1. Audit mempunyai akses yang lebih luas terhadap laporan manejemen, sehingga
meskipun secra kuantitas kasus kecurangan yang ditemukan lebih kecil, namun
mempunyai nilai nominal yang besar.
2. Audit dilakukan lembaga dan orang independen yang mempunyai kompetensi
Beberapa hal terkait audit yang perlu diperhatikan adalah:
1. Mengidentifikasi kemungkinan risiko fraud
2. Mengidentifikasi setiap gejala fraud dari kasus yang ditemukan
3. Mendesain program audit untuk setiap gejala fraud
4. Menginvestigasi setiap fraud yang dapat diidentifikas

Anda mungkin juga menyukai