Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR PEMROSESAN TRANSAKSI

Bab ini memperkenalkan Sistem Pemrosesan


Transaksi ( SPT ) sebagai sebuah aktivitas yang terdiri
atas tiga subsistem utama yang disebut siklus, yaitu
siklus pendapatan, siklus pengeluaran dan siklus
konversi.
Siklus Transaksi.
Ketiga siklus transaksi memproses sebagian besar
kegiatan ekonomi perusahaan : siklus pengeluaran,
siklus konversi dan siklus pendapatan. Siklus-siklus ini
ada dalam semua jenis bisnis, baik yang mencari laba
maupun tidak.
Misalnya : setiap bisnis (1) memunculkan pengeluaran
untuk pertukaran sumber dayanya (siklus
pengeluaran). (2) menyediakan nilai tambah melalui
produk atau jasanya (siklus konversi). (3) menerima
pendapatan dari sumber luar (siklus pendapatan).
( buat gambar Relasi antara siklus-siklus Transaksi )
Etika, Fraud dan Kontrol Internal
Bab ini mempelajari 3 hal penting yang saling terkait
erat bagi para akuntan dan pemakai sistem
informasi lainnya, yaitu : Etika bisnis, fraud dan
kontrol internal.
Para manajer organaisasi memiliki tanggung jawab
etis untuk mencari keseimbangan antara resiko dan
manfaat dari hasil keputusan mereka bagi para
pihak yang berwenang tsb. Pihak manajemen dan
akuntan harus mengetahui harus mengetahui
implikasi-implikasi baru dari tekhnologi informasi
untuk isu-isu historis seperti kondisi kerja, hak privat
dan potensi-potensi fraud.
Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip tingkah laku yang
digunakan individu dalam menetapkan pilihan dan
mengarahkan prilaku mereka dalam situasi yang
melibatkan konsep benar dan salah.
Isu etika dalam bisnis dapat dibagi kedalam 4 wilayah,
yaitu : kesamaan hak (equity), hak-hak, kejujuran dan
pelaksanaan kekuasaan perusahaan.
Para Manajemen dalam mempertahankan iklim etika
Para manajer organisasi harus menciptakan dan
mempertahankan atmosfir etika yang tepat, mereka
harus membatasi kesempatan dan godaan akan
prilaku tidak etis dalam perusahaan. Tidak cukup bagi
para manajer untuk hanya bergantung pada kesadaran
tiap individu.
Individu harus dibuat sadar akan komitmen
perusahaan pada etika diatas jangka panjang, hal ini
akan meningkatkan laba dan efesiensi.

Perkembangan etika
Kebanyakan individu mengembangkan kode prilaku
etika sebagai hasil dari lingkungan keluarganya,
pendidikan formal dan pengalaman pribadi. Teori
tahap prilaku mengatakan bahwa kita semua
melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum
menetap pada tingkat etika tertentu.
6

1
Tahap 6 : orientasi prinsip etika. Yaitu prilaku yang
ditunjukkan : dibimbing oleh prinsip etika yang
dipilih sendiri yang mempromosikan aktualisasi diri.

Tahap 5 : orientasi kontrak etika. Yaitu prilaku yang


ditunjukkan : mentaati peraturan untuk
mendapatkan rasa hormat dari teman sepermainan
dan mempertahankan harga diri.

Tahap 4 : orientasi otoritas. Yaitu prilaku yang


ditunjukkan : mentaati peraturan untuk
menghindari kritik dari otoritas karena “ tidak ”
melakukan kewajiban.
Tahap 3 : orientasi anak baik. Yaitu prilaku yang
ditunjukkan : menyesuaikan dengan standar prilaku
yang dapat diterima untuk mendapatkan
persetujuan dari orang lain.

Tahap 2 : orientasi hadiah. Yaitu prilaku yang


ditunjukkan : mentaati peraturan untuk
mendapatkan hadiah.

Tahap 1 : orientasi hukuman. Yaitu prilaku yang


ditunjukkan : mentaati peraturan untuk
menghindari hukuman.
Fraud dan Akuntan
Fraud menunjukkan pada penyajian fakta yang bersifat
material secara salah yang dilakukan oleh satu pihak
ke pihak lain dengan tujuan untuk membohongi dan
mempengaruhi pihak lain untuk bergantung pada
fakta tersebut, fakta yang akan merugikannya.
Menurut hukum yang berlaku, suatu tindakan yang
curang harus memenuhi 5 kondisi ini :
1. Penyajian yang salah. Harus terdapat laporan yang
salah atau tida diungkapkan.
2. Fakta yang sifatnya material. Suatu fakta harus
merupakan faktor yang substansial yang
mendorong seseorang untuk bertindak.
3. Tujuan. Harus terdapat tujuan untuk menipu
atau pengetahuan bahwa laporan tersebut
salah.
4. Ketergantungan yang dapat dijustifikasi.
Penyajian yang salah harus merupakan faktor
yang substansial yang menyebabkan pihak lain
merugi karena tergantungnya.
5. Perbuatan tidak adil atau kerugian. Kebohongan
tersebut telah menyebabkan ketidakadilan atau
kerugian bagi korban fraud.
Fraud dalam lingkungan bisnis memiliki makna yang
lebih khusus. Hal tersebut berarti kebohongan yang
disengaja, ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva
perusahaan atau manipulasi data keuangannya bagi
keuntungan pihak yang melakukan manipulasi
tersebut.

Dalam literatur akuntansi, fraud juga biasanya


dikenal sebagai “kejahatan berkerah putih“,
“ kebangkrutan “, “ penggealapan uang”, dan
“bertentangan dengan peraturan”.
Auditor menghadapi fraud pada dua tingkatan yaitu :
fraud pegawai dan fraud manajemen.
1. Fraud pegawai atau fraud oleh pegawai non
manajemen biasanya ditujukan untuk langsung
mengkonversi kas atau aktiva lainnya untuk
keuntungan pegawai tersebut. Pada umumnya
pegawai tersebut mengakali sistem kontrol internal
perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Jika
suatu perusahaan memiliki sistem kontrol internal
yang efektif, kebangkrutan atau penggelapan uang
dapat dideteksi atau dihindari.
Fraud pegawai biasanya melibatkan 3 langkah :
 Mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva)
 Mengkonversi aktiva tersebut kebentuk yang dapat
digunakan (kas).
 Menutupi kejahatan agar tidak diketahui.
Langkah ketiga seringkali merupakan hal yang paling
sulit. Langkah ini mungkin relatif mudah bagi
petugas administrasi gudang atau mencuri
persediaan dari gudang perusahaan, tetapi
mengubah catatan persediaan lebih menantang.
2. Fraud Manajemen. Hal tersebut lebih tersembunyi
dan membahayakan daripada fraud pegawai, dan
sering kali lolos dari deteksi sampai organisasi
tersebut menderita kerugian atau kerusakan yang
tidak dapat diperbaiki. Fraud manajemen pada
tingkat mikro biasanya dapat melibatkan data
keuangan yang dilaporkan secara salah dan
melaporkannya untuk mendapatkan kompensasi
tambahan, untuk mendapatkan promosi atau untuk
melarkan diri dari hukuman karena kinerja yang
buruk.
Fraud manajemen biasanya terdiri atas tiga karakter :
a. Fraud ini dilakukan pada tingkat manajemen diatas
tingkat manajemen, dimana struktur kontrol
internal biasanya berkaitan.
b. Fraud ini biasanya melibatkan penggunaan laporan
keuangan untuk menciptakan ilusi bahwa entitas
lebih sehat dan lebih makmur dari kenyataannya.
c. Jika fraud tersebut melibatkan pernyataan aktiva
secara salah, ia biasanya dikelilingi oleh transaksi
bisnis yang kompleks, yang sering kali melibatkan
pihak ketiga.
Faktor-faktor yang menimbulkan fraud.
Menurut suatu penelitian, mereka yang terlibat dalam
perbuatan curang didorong oleh interaksi antara
kekuatan-kekuatan dalam kepribadian individu dan
lingkungan eksternal. Kekuatan-kekuatan tersebut
di klasifikasi kedalam tiga kategori utama :
 Tekanan situasional
 Kesempatan dan
 Karakteristik (integritas) pribadi.
Tinggi Tekanan Situasional Rendah

Tinggi Kesempatan Rendah

Rendah Karekteristik Personal (integritas) Tinggi

Fraud Tidak Fraud

Gambar kekuatan yang memotivasi fraud.


Konsep Kontrol Internal.
Sistem kontrol merangkum kebijakan, praktik dan
prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk
mencapai 4 tujuan utama, yaitu :
1. Untuk menjaga aktiva perusahaan.
2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan
catatan dan informasi akuntansi.
3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi
perusahaan.
4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Anda mungkin juga menyukai