Nim : 19043141
AUDIT KECURANGAN
1. JENIS-JENIS KECURANGAN
Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan yang
disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Dalam
konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefenisikan sebagai salah saji laporan
keuangan yang disengaja. Dua kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang curang dan
penyalahgunaan aset.
Pelaporan Keuangan yang Curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Sebagian besar
kasus melibatkan salah saji jumlah yang disengaja, bukan pengungkapan. Sebagai contoh,
WorldCom diberitakan telah mengapitalisasi miliaran dolar sebagai aset tetap, yang seharusnya
dibebankan. Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja
melebihsajikan laba dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya. Meskipun
kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya melebihsajikan laba –
entah dengan melebihsajikan aset dan laba atau dengan mengabaikan kewajiban dan beban,
perusahaan juga sengaja merendahsajikan laba. Pengaturan laba (income smoothing) merupakan
salah satu bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara
periode-periode untuk memgurangi fluktuasi laba.
Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan
penyalahgunaan aset diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Ketiga kondisi ini disebut sebagai
segitiga kecurangan (fraud triangle).
1. Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk
melakukan kecuranga.
2. Kesempatan. Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk
melakukan kecurangan.
➢ Komunikasi di antara Tim Audit Standar auditing mewajibkan tim audit mengadakan diskusi
untuk berbagi wawasan di antara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk
“curah pendapat” menyangkut hal-hal berikut ini.
1. Bagaimana dan di mana menurut keyakinan mereka laporan keuangan entitas
mungkin rentan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan. Ini harus
mencakup pertimbangan tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang sudah
diketahui yang mempengaruhi entitas dan mungkin:
• Menimbulkan insentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan.
• Membuka kesempatan dilakukannya kecurangan.
• Mengindikasikan budaya atau lingkungan yang memungkinkan manajemen
merasionalisasi tindakan kecurangan.
Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi Hasil riset menunjukkan bahwa cara yang paling
efektif untuk mencegah dan menghalangi kecurangan adalah mengimplementasikan progam
serta pengendalian antikecurangan, yang didasarkan pada nila-nilai inti yang dianut perusahaan.
Menetapkan Tone at the Top Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk
menetapkan “tone at the top” terhadap perilaku etis dalam perusahaan. Kejujuran dan integritas
manajemen akan memperkuat kejujuran serta integritas karyawan di seluuh organisasi.
Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat Agar berhasil mencegah
kecurangan, perusahaan yang dikelola dengan baik mengimplementasikan kebijakan
penyaringan yang efektif untuk mrngurangi kemungkinan mempekerjakan dan mempromosikan
orang-orang yang tingkat kejujurannya rendah, terutama yang akan menduduki jabatan penting.
Pelatihan Semua pegawai baru harus dilatih tentang ekspektasi perusahaan menyangkut
perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberi tahu tentang tugasnya untuk menyampaikan
kecurangan aktual atau yang dicurigai serta cara yng tepat untuk menyampaikannya.
Disiplin Pegawai harus mengetahui bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban jika
tidak mengetahui kode perilaku perusahaan.
Pengawasan oleh Komite Audit Komite audit mengemban tanggung jawab utama
mengawasi pelaporan keuangan serta proses pengendalian internal organisasi. Komite audit juga
membantu menciptakan “tone at the top” yang efektif tentang pentingnya kejujuran dan perilaku
etis dengan mendukung toleransi nol manajemen terhadap kecurangan. Sebagai contoh, untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa setiap upaya oleh manajemen senior untuk melibatkan
pegawai dalam melakukan atau menutupi kecurangan dapat segera terungkap, pengawasan harus
mencakup:
• Pelaporan langsung temuan-temuan penting oleh audit internal kepada komite audit.
• Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistleblowing.
• Laporan lain tentang tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang dicurigai.
Memeriksa Ayat Jurnal dan Penyesuaian Lainnya untuk Mencari Bukti Salah Saji yang
Mungkin Akibat Kecurangan Kecurangan sering kali timbul dari penyesuaian jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, meskipun pengendalian internal yang ada berjalan efektif
selama proses pencatatan selebihnya. Dibeberapa organisasi manajemen mengguakan
perangkat lunak spreadsheet untuk melakukan penyesuaian atas informasi keuangan yang
dihasilkan oleh sisitem akuntansi. Penyesuaian “top-side” ini telah digunakan untuk
memanipulasi laporan keuangan.
Mereview Estimasi Akuntansi untuk Mengetahui Adanya Bias Pelaporan keuangan yang
curang sering kali dicapai dengan sengaja menyalahsajikan estimasi akuntansi. Standar auditing
mengaruskan auditor untuk memperhitungkan potensi bais manajemen keteika mereview
estimasi tahun berjalan. Sebagai contoh, estimasi manajemenmungkin terpusat pada batas atas
rentang jumlah yang dapat diterima pada tahun sebekumnya, dan dalam tahun berjalan
terpusat pada batas bawah.
Mengevaluasi Dasar Pemikiran Bisnis untuk Transaksi Tidak Biasa yang Signifikan
Standar
auditing lebih berfokus pada pemahaman yang melandasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi
tidak biasa yang signifikan, yang mungkin berada di luar lini bisnis normal perusahaan
ketimbang
yang disyaratkan pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai contoh, perusahaan dapat melakukan
transaksi pembiayaan untuk menghindari plaporan kewajiban dalam neraca. Auditor harus
menentukan apakah perlakuan akuntansi untuk setiap transaksi yang tidak biasa sudah tepat
dalam situasi itu, dan apakah informasi tentang tarnsaksi itu telah diungkapkan secara memadai
dalam laporan keuangan
Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang atas Pendapatan Sebagai konsekuensi dari
seringnya kecurangan dalam pelaporan keuangan yang melibatkan pengakuan pendapatan. Ada
beberepa alasan yang membuat pendapatan renta terhadap manipulasi. Alasan yang terpenting
adalah bahwa pendapatan hamoir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi,
sehingga satu salah saji yang hanya merupakan persentase yang kecil dari pendapatan masih bisa
berdampak besar terhadap laba. Tiga jenis utama manipulasi pendapatan adalah:
1. Pendapatan Fiktif
2. Pengakuan pendapatan prematur
3. Manipulasi atas penyesuaian pendapatan
Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang untuk Persediaan Persediaan fiktif telah menjadi
pusat dari beberapa kasus besar pelaporan keuangan yang curang. Walaupun auditor diharuskan
memverifikasi eksitensi persedian fisik, pengujian audit tetap dilakukan atas dasar sampel, dan
biasanya tidak semua lokasi persediaan diuji.
Risiko Pelaporan Keuangan yang Curang Untuk Utang Usaha Perusahaan mungkin
melakukan upaya yang disengaja untuk mengurangsajikan utang usaha dan melebih sajikanlaba.
Hal ini dapat dicapai dengan tidak mencatat utang usaha sampai periode berikutnya, atau dengan
mencatat penurunan fiktif utang usaha.
Penggunaan Pengajuan Pertanyaan Dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang
efektif. Wawancara akan memungkinkan auditor mnjernihkan masalah yang tidak teramati dan
mengamati respons lisan serta nonlisan responden. Pengajuan pertanyaan sebagai teknik
pengumpulan bukti audit harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.
Kategori Pengajuan Pertanyaan Auditor dapat menggunakan pengajuan pertanyaan
informasional (informational inquiry) untuk memperoleh informasi tentang fakta dan detail
yang belum dimiliki auditor, biasanya mengenai peristiwa atau proses di masa lalu atau yang
sedang berjalan saat ini. Auditor secara efektif dapat menggunakan pengajuan pertanyaan
informasional dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan
responden memberikan detail peristiwa, proses, atau situasi. Pengajuan pertanyaan
Interogratif (interogative inquiry) sering digunakan untuk memastikan apakah setiap individu
berbohong atau sengaja tidak mengungkapkan pengetahuan penting tentang fakta, peristiwa,
atau situasi penting.
Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan Apabila auditor curiga bahwa
mungkin ada kecurangan, standar auditing mengaharuskan auditor memperoleh bukti
tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material memang sudah terjadi.
Analisis Perangkat Lunak Audit Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit
seperti
ACL atau IDEA untuk menentukan apakah mungkin ada kecurangan. Sebagai contoh, perangkat
lunak dapat digunakan untuk mencari transaksi pendapatan fiktif dengan menyelidiki nomor
faktur penjualan duplikat atau dengan merekonsiliasi database faktur penjualan dengan
database catatan pengiriman, untuk memastikan bahwa semua penjualan didukung oleh bukti
pengiriman. Auditor juga memakai alat bantu spreadsheet dasar, seperti Exel, untuk
melaksanakan prosedur analitis pada tingkat disagregat.
Pengujian Substantif yang Diperluas Auditor juga dapat memperluas prosedur substantif
lainnya untuk menanggapi risiko kecurangan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, bila ada risiko
bahwa syarat penjualan sudah diubah untuk mencatat pendapatan secara dini, auditor dapat
memodifikasi permintaan konfirmasi piutang usaha agar memperoleh respons yang lebih terinci
dari pelanggan tentang syarat-syarat transaksi tertentu, seperti pembayaran, perpindahan hak
menyimpan (custody), serta syarat-syarat dalam kebijakan retur.