DISUSUN OLEH:
Kelompok 11
Belinda / 125180566
UNIVERSITAS TARUMANEGARA
2020
Kecurangan (fraud) adalah perbuatan dengan sengaja yang dimaksudkan untuk mengambil
harta/keuntungan atau hak orang lain. Dalam konteks audit, kecurangan adalah salah saji laporan
keuangan yang disengaja. Ada dua kategori utama dalam kecurangan atas audit laporan kuangan,
yaitu :
2) Penyalahgunaan aset/aktiva
C. Skeptisme Profesional
Skeptis adalah sikap kehati-hatian atau kewaspadaan terhadap bukti atau kondisi
perusahaan auditee. Hal ini berarti auditor tidak boleh percaya sepenuhnya terhadap
informasi yang diberikan audite sebelum menemukan kebenaran informasi tersebut dan juga
auditor harus bersikap hati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan yang akan diambil
karena ada konsekuensi yang diterima.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan skeptisme
sebagai berikut
Professional skepticism in auditing implies an attitude that includes a questioning mind
and a critical assessment of audit evidence without being obsessively suspicious or
skeptical. The Auditors are expected to exercise professional skepticism in conducting
the audit, and in gathering evidence sufficient to support or refute management’s
assertion [AU 316 AICPA]..
Jadi sebuah sikap yang menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap percaya.
Keseimbangan sikap antara percaya dan curiga ini tergambarkan dalam perencanaan
audit dengan prosedur audit yang dipilih akan dilakukannya.
Dalam Standar Audit (SA) 200 dikenal istilah “Skeptisme Profesional”. SPAP
menyatakan skeptisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran
yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.
Sikap skeptisme profesional berarti auditor membuat penaksiran yang kritis (critical
assessment) dengan pikiran yang selalu mempertanyakan (questioning mind), terhadap
validitas bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap bukti audit yang bersifat
kontradiksi atau menimbulkan pertanyaan sehubungan dengan reliabilitas dari dokumen,
dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan dan informasi lain yang
diperoleh dari manajemen dan pihak yang terkait. Para teoritis dan praktisi auditing
sepakat bahwa skeptisme profesional merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki
auditor (Tuankota, 2011).
Cakupan kewaspadaan skeptisme profesional meliputi:
Bukti audit yang bertentangan dengan bukti audit lain yang diperoleh.
Keadaan yang mengindikasikan adanya kemungkinan kecurangan.
Kondisi yang menyarankan perlunya prosedur yang diisyarakan oleh SA.
Informasi yang menimbulkan pertanyaan tentang keadaan dokumen dan tanggapan
terhadap permintaan keterangan yang digunakan sebagai bukti audit.
Seorang auditor perlu mempertahankan skeptisme profesional untuk mengurangi risiko,
seperti:
Kegagalan dalam melihat kondisi-kondisi tidak lazim.
Terlalu menyamaratkan kesimpulan ketika menarik kesimpulan tersebut dari observasi
audit.
Menggunakan asumsi yang tidak tepat dalam menetapkan sifat, saat, dan luas proseur
audit serta penilaian atas hasilnya.
Skeptisme profesional diperlukan dalam penilaian penting atas bukti audit, mencakup
sikap mempertanyakan bukti audit yang kontradiktif, keandalan dokumen dan respon
terhadap pertanyaan. Auditor dapat menganggap catatan dan dokumen yang diterimanya
asli, kecuali auditor memiliki alasan untuk meyakini sebaliknya. Namun auditor tetap
diharuskan untuk mempertimbangkan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai
bukti audit. Jika terdapat keraguan, maka terdapat indikasi kemungkinan adanya
kecurangan.
JANNAH
H. Financial Shenanigans
Contoh kasus financial shenanigans di Amerika Serikat di antaranya yang dilakukan oleh
Cendant/CUC, Informix, Waste Management, Lucent, Enron, WorldCom dan Tyco.
Cendant/CUC (1983-2000) terlibat dalam financial shenanigans dengan mengakui pendapatan
dari keanggotaan secara agresif tanpa memperhitungkan pembatalan keanggotaan dan
menggunakan merger dan akuisisi untuk meningkatkan laba. Informix (1996-1998) juga
mengakui pendapatan secara agresif. Waste Management (1995-1999) melakukan financial
shenanigans dengan cara mengkapitalisasi beban sebagai aset dan menggunakan jasa audit yang
diragukan independensinya. Lucent (1999-2001) terlibat dalam financial shenanigans dengan
mengubah kebijakan akuntansi secara sengaja untuk menghasilkan informasi kinerja dan posisi
keuangan yang diinginkan. Eksekutif senior Enron dan WorldCom (2001-2002) divonis bersalah
dan dipenjara karena berbohong kepada para investor dan karyawan.
4. Mengubah periode pencatatan beban tahun berjalan ke periode sebelum atau setelahnya.
Contoh financial shenanigans yang dilakukan dengan mengakui adanya pendapatan sebelum
waktunya, atau mengakui pendapatan yang kualitasnya masih dipertanyakan adalah:
Mengakui pendapatan sebelum pengiriman barang atau sebelum barang diterima dengan sah
oleh konsumen.
Mengakui pendapatan meskipun atas transaksi tersebut konsumen tidak wajib melakukan
pembayaran.
Contoh financial shenanigans yang dilakukan dengan mengakui adanya pendapatan palsu
sebagai pendapatan adalah:
Mengakui potongan harga dari pemasok atas transaksi pembelian di masa yang akan datang
sebagai pendapatan.
Mencatatkan pendapatan yang sebelumnya dengan sengaja tidak diakui dalam proses merger.
Contoh financial shenanigans yang dilakukan dengan meningkatkan laba dengan melaporkan
keuntungan insidental adalah:
Melaporkan keuntungan atau laba investasi sebagai pengurang atas beban operasi.
Memunculkan laba dengan melakukan reklasifikasi atas akun laporan posisi keuangan.
Contoh financial shenanigans yang dilakukan dengan mengubah periode pencatatan beban tahun
berjalan ke periode sebelum atau setelahnya adalah:
Mengubah kebijakan akuntansi dan mengubah periode pencatatan beban tahun berjalan ke
periode sebelumnya yang telah lalu.
Tidak melakukan pencatatan penurunan nilai pada aset yang telah turun nilainya.
Contoh financial shenanigans yang dilakukan dengan tidak melakukan pencatatan atau dengan
sengaja mengurangi nilai liabilitas adalah:
Tidak melakukan pencatatan atas beban dan liabilitas terkait ketika kewajiban masa depan
masih ada.
Mencatatkan pendapatan ketika kas diterima, meskipun sebenarnya masih ada kewajiban
masa depan atas penerimaan kas tersebut.
Menciptakan cadangan dan mencatatkannya sebagai laba di periode yang akan datang.
Dengan sengaja menunda pencatatan pendapatan sampai dengan proses akuisisi selesai.
Contoh financial shenanigans yang dilakukan dengan memindahkan beban masa depan ke
periode berjalan sebagai kerugian insidental:
Dengan sengaja menghapuskan nilai biaya penelitian dan pengembangan yang masih
berjalan dari perhitungan akuisisi.
Financial shenanigans bisa diklasifikasikan secara luas ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Financial shenanigans yang ditempuh dengan melaporkan pendapatan dan laba lebih besar
dari yang seharusnya. Financial shenanigans jenis ini bisa berdampak positif dan langsung
terhadap penilaian perusahaan. Dengan peningkatan nilai perusahaan yang diakibatkannya,
manajemen akan menerima kompensasi yang lebih tinggi.
2. Financial shenanigans yang ditempuh dengan melaporkan pendapatan dan laba lebih kecil
dari yang seharusnya. Financial shenanigans jenis ini dilakukan untuk meratakan fluktuasi
laba bersih dari waktu ke waktu sehingga menjadi terkesan lebih stabil. Dampak financial
shenanigans ini tidak seserius yang dilakukan dengan yang ditempuh dengan melaporkan
pendapatan dan laba lebih tinggi. Meskipun demikian, financial shenanigans jenis ini juga
bukan praktik yang sehat sehingga harus dihindari oleh perusahaan.
Untuk memperoleh pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, auditor wajib memperoleh
pemahaman mengenai hal hal berikut :
Penilaian oleh manajemen tentang risiko salah saji material dalam laporan keuangan karena
kecurangan, termasuk sifat,luas dan berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan.
Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko
kecurangandalam entitas itu.
Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu.
memperoleh pemahaman tentang bagaimana pihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola
melakukan pengawasan terhadap proses yang diterapkan oleh manajemen dalam
mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan dalam entitas dan pengendalian internal yg
telah ditetapkan oleh manajemen untuk mengurangi risiko tersebut.
mengevaluasi apakah hubungan tidak biasa atau tidak terduga yang telah diidentifikasi ketika
melaksanakan prosedur analitis, termasuk yang terkait dengan akun pendapatan, dapat
mengindikasikan adanya risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
mengevaluasi apakah informasi yang diperoleh dari prosedur penilaian risiko lain dari
aktivitas terkait yang telah dilaksanakan mengindikasikan bahwa terdapat satu atau lebih faktor
risiko kecurangan.
Jika auditor mengonfirmasikan bahwa, atau tidak dapat menyimpulkan tentang apakah,
laporan keuangan kesalahan penyajian secara material yang diakibatkan oleh
kecurangan, maka auditor harus mengevaluasi dampaknya terhadap audit.
mempertimbangkan apakah sudah tepat untuk menarik diri dari perikatan, jika penarikan diri
dimungkinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika auditor menarik diri dari
perikatan, auditor harus membahas dengan tingkat manajemen yg tepat dan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola tentang penerikan diri auditor dari perikatan dan alasannya
dan menentukan apakah ada ketentuan profesional atau hukum untuk “melapor” kepada individu
atau kelompok individu yang membuat perjanjian audit atau, dalam beberapa kasus, kepada
badan pengatur tentang penarikan diri auditor dari perikatan dan alasannya
Selain itu auditor harus memperoleh “representasi tertulis” dari manajemen dan, jika relevan,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, yang mengungkapkan tentang:
– tanggung jawab mereka dlm merancang, implementasi, memelihara internal control
– pengetahuan tentang penilaian manajemen atas risiko kesalahan akibat kecurangan
– pengetahuan tentang kecurangan yg melibatkan manajemen dan karyawan
– pengetahuan adanya dugaan kecurangan yg berdampak kepada laporan keuangan entitas, yang
dikomunikasikan oleh karyawan, mantan karyawan, analis, badan pengatur dan lainnya.