PENGAUDITAN 1
Dosen Pengampu :
Dr Yuskar, S.E, M.A, Ak, CA
Kelompok 13 :
Al Hafiidh Septio N (2310536057)
Fika Alifvian Dionirta (2210536013)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari auditing kecurangan?
2. Apa saja tipe-tipe kecurangan dalam auditing?
3. Bagaimana kondisi-kondisi yang terjadi dalam auditing?
4. Apa saja faktor-faktor yang mengurangi adanya kecurangan?
5. Bagaimana penilaian resiko kecurangan auditing?
C. Tujuan
1. Menguraikan definisi dari kecurangan audit.
2. Memahami dan menguraikan tipe-tipe kecurangan audit.
3. Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang terjadi dalam melaksanakan
audit.
4. Memahami faktor-faktor apa saja yang mengurangi adanya
kecurangan.
5. Mengidentifikasi dan mengikhtisar penilaian resiko kecurangan audit
yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. AUDITING KECURANGAN
Kecurangan audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah
kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Sebagaimana diakui juga oleh
IAI, kesengajaan sering sulit ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan
kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan
dianggap sebagai kekeliruan (error) atau kecurangan. Meskipun demikian
kekeliruan harus dibedakan dengan kecurangan.
Kekeliruan (error) merupakan suatu tindakan yang tidak disengaja yang dapat
terjadi dalam setiap tahap pengelolaan transaksi.
Kecurangan (fraud) merupakantindakan atau kesalahan yang disengaja dalam
tahap pengelolaan transaksi.
Terdapat dua bentuk kekeliruan yang terjadi dalam menjalankan auditing
yaitu:Internal Error merupakan kesalahan yang disengaja, tujuannya untuk
keuntungan diri sendiri. bentuk internal error ini dibagi menjadi atas Window
Dressing yaitu merekayasa laporan keuangan supaya terlihat baik. Dan Check
Kitting yaitu saldo rekening bank ditampilkan lebih besar sehingga current ratio
terlihat lebih baik. Bentuk kekeliruan yang kedua adalah Uintentional Error
merupakan kesalahan yang tidak disengaja atau kesalahan manusiawi. Bentuk
Uintentional Error ini adalah pada saat melakukan pencatatan laporan keuangan
terjadi salah menjumlah.
Ada dua dalam bentuk kecurangan. Yang pertama Collision merupakan
kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari 1 orang (kerjasama), sulit dideteksi
(walaupun pengendalian internal cukup baik), tujuannya menguntungkan pihak-
pihak yang melakukan kecurangan. Bentuk kecurangan ini adalah kolusi antara
bagian pembelian, gudang, keuangan dan supplier.Pencegahan kecurangan ini
adalah tidak ada hubungan kekeluargaan dalam perusahaan. Bentuk kecurangan
yang kedua adalah Fraud yang terdiri atas Intentional misrepresentation,
Negligent misrepresentation, False promises, Employee fraud, Management
fraud, Organized crime, Computer crime, dan White coller crime.
B. TIPE-TIPE KECURANGAN AUDIT
1) Kecurangan dalam pelaporan keuangan
Kecurangan dalam pelaporan keuangan merupakan salah saji atau
penghapusan terhadap jumlah ataupun pengungkapan yang sering disengaja
dengan tujuan untuk mengelabui dan menipu para pengguna laporan keuangan.
Praktek yang dilakukan bisa dengan melebih sajikan atau merendah sajikan. Dua
jenis praktekmerendahsajikan dapat dilakukan dengan:Pengaturan laba (earnings
management ) yang menyangkut tindakan manajemen yang disengaja untuk
memenuhi tujuan laba, dan Perataan laba (income smoothing) yang merupakan
bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan bebanditukar-tukar di antara
periode untuk mengurangi fluktuasi laba, Misalnya dengan mengurangi persediaan
atau aktiva lain.
2) PenyalahgunaanAktiva
Penyalahgunaan aktiva merupakan kecurangan yang melibatkan
kecurian atau aset milik entitas. Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian
aktiva entitas. Nilai aktiva yang dicuri biasanya tidakmaterial tapi terakumulasi
selama beberapa waktu. Pencurian aktiva dapat dilakukan oleh pegawai rendah dan
tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh manajemen itu sendiri.
Istilah penyalahgunaan aktiva biasanya digunakan untuk mengacu
pada pencurian yang melibatkan pegawai dan orang lain didalam lain organisasi.
Menurut perkiraan Association of Certified fraud examiners rata-rata perusahaan
merugi 6 persen dari pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun
sebagian besar dari pencurian tersebut melibakan pihak-pihan eksternal, seperti
pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan penipuaan yang dilakukan oleh
pemasok.
Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada ditingkat hierarki
organisasi yang lebih rendah.Namundemikian dalam beberapa kasus penting,
manajemen puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan, karena
otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali tehadap aset-aset perusahaan,
penggalapan yang melibatkan manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang
signifikan.
3. Mendokumentasikan PenilaianKecurangan
SAS 99 mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal yang
bersangkutan dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material
akibat kecurangan, yaitu:
1. Diskusi antara personil tim penugasan selama tahap perencanaan
audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
kecurangan yang material.
2. Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk mengidentifikasi dan menilai resiko kecurangan
yang material.
3. Resiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah
teridentifikasi.
4. Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada resiko yang
signifikan atas pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara
material.
5. Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi resiko
pengabaian pengendalian oleh manajemen.
6. Kondisi dan hubungan analitis yang menunjukan bahwa diperlukan
prosedur auditing tambahan atau respon lainnya.
7. Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada
manajemen, komite audit, dan pihak lainnya.
KESIMPULAN
Jadi setiap kecurangan yang dilakukan di dalam perusahaan dan yang
merugikan perusahaan, baik itu bentuk kecurangan yang dilakukan oleh orang
pribadi maupun oleh orang banyak, baik itu dilakukan untuk kepentingan yang
baik ataupun yang buruk yang namanya kecurangan (fraud) adalah perbuatan
yang salah.
Oleh sebab itu sudah seharusanya perusahaan memperkuat sitem
pengendalian intern di dalam perusahaan agar perusahaan tersebut terhindar dari
segala bentuk macam kecurangan (fraud), salah satu cara pengendalianya adalah
dengan mengelola tata kerja karyawan dan meroling pekerjaan karyawan agar
perusahaan tersebut terhindar dari segalah macam kecurangan.
Maka dengan adanya sistem pengendalian intern yang kuat di dalam
perusahan tersebut itu akan meminimalka segalah bentuk kecurangan (fraud)
yang dilakukan oleh orang-orang yang menginginkan kas dengan cara cepat,
oleh karena itu jika sistem pengendalian intern di perusahaan tersebut kuat
maka akan sangat kecil kesempatan untuk melakukan kecurangan di perusahaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arens A. Alvin., Elder J. Randal., dan Beasley S. Mark. 2006. Auditing dan
Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Erlangga. PT Gelora Aksara
Pratama.
http://renny.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31285/10.AuditKecurangan.pp
t
http://irwan-transcorp.blogspot.co.id/2013/12/makalah-akuntansi-audit-
kecurangan.html
http://www.materiakuntansi.com/pengertian-audit-kecurangan/