Anda di halaman 1dari 3

REACTION PAPER

Strategi Cost Management (SCM)


Akuntansi Manajemen Lanjutan

Kelompok 5 :
1. Fika Alifvian Dionirta (2210536013)
2. Fira Nurhaliza (2210536055)
3. Hanifah Shabrina (2210536004)

Jurusan S1 Akuntansi Intake D3


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Andalas
2022/2023
Pro
Menurut kelompok kami, dari segi materi yang disampaikan kami setuju jika Strategy
Cost Management (SCM) merupakan salah satu indikator yang mempunyai peranan penting
untuk informasi akuntansi internal dalam bisnis, yang berguna untuk memfasilitasi
pengembangan dan implementasi strategi bisnis. SCM juga memiliki beberapa manfaat untuk
perusahaan. Kemunculan SCM dihasilkan dari tiga komponen mendasar yang masing-masing
diambil dari literatur manajemen strategis, komponen tersebut adalah: Analisis Rantai Nilai
(Value Chain Analysis), Analisis Posisi Strategis (Strategic Positioning Analysis), Analisis
Penggerak Biaya (Cost Driver Analysis).
Manajemen Biaya Strategi merupakan penggunaan data biaya untuk mengembangkan
dan mengidentifikasi strategi unggulan yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Dimana keunggulan kompetitif berkelanjutan dapat memberikan nilai yang sangat
baik untuk perusahaan. Keunggulan kompetitif merupakan penciptaan nilai pelanggan yang lebih
baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah daripada yang ditawarkan oleh pesaing atau
menciptakan nilai setara atau lebih baik untuk biaya yang lebih rendah daripada yang ditawarkan
oleh pesaing. Dari hal tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa manajemen biaya strategi
akan sangat baik untuk diterapkan dalam suatu perusahaan. Pada strategi biaya rendah,
perusahaan akan memberikan nilai yang sama atau lebih baik kepada pelanggan dengan
biaya yang lebih rendah, sedangkan strategi diferefsiasiyakni meningkatkan apa yang
diterima pelanggan, memberikan sesuatu kepada pelangganyang t idak diberikan
pesaing.
Selain itu, pada analisis value chain juga sebagai alat analisis strategic yang mana dapat
digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk
mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk
memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan
perusahaan lain dalam industri. Oleh karena itu, peningkatan value atau penurunan biaya dapat
dicapai dengan cara mencari prestasi yang lebih baik yang berkaitan dengan supplier, dengan
mempermudah distribusi produk, outsourcing dan dengan cara mengidentifikasi bidang-bidang
dimana perusahaan tersebut tidak kompetitif.
Pembelian dan pemanufakturan JIT menawarkan seperangkat kegiatan struktural dan
prosedural yang sangat berbeda dengan organisasi tradisional. Perbedaan antara JIT dan struktur
organisasi tradisional dapat digunakan untuk mengilustrasikan jenis kegiatan organisasi dan
pendorong kegiatan yang dapat dikelola sehingga keunggulan bersaing dapat diciptakan dan
dipertahankan. JIT juga mempengaruhi system manajemen biaya dengan mengubah kemampuan
telusur biaya, meningkatkan keakuratan perhitungan harga pokok produk, dan secara umum,
menawarkan system akuntansi biaya yang lebih sederhana.

Kontra
Pada implikasi dari analisis SCM menurut kelompok kami juga dapat dibantu dengan kemajuan
teknologi dan pertumbuhan pasar global yang mana membuat peran SCM tersebut menjadi
berubah. Hal ini berarti bahwa manajemen biaya harus menyediakan jenis informasi yang sesuai
dengan yang sebelumnya yang belum disediakan oleh sistem akuntansi biaya tradisional.
1. Pertama, ada kebutuhan akan informasi yang diarahkan pada tujuan strategis
perusahaan.
2. Kedua, usaha untuk mempertahankan keunggulan kompetitif membutuhkan rencana
jangka panjang.
3. Ketiga, pendekatan strategic membutuhkan pemikiran yang integrative yaitu
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dari sudut pandang
yang bersifat lintas fungsi.
Konsekuensi karena kurangnya informasi strategis dapat menimbulkan :
1. Pengambilan keputusan hanya didasarkan pada dugaan dan intuisi.
2. Kurang jelasnya arah dan tujuan.
3. Kurangnya persepsi yang menguntungkan perusahaan oleh pelanggan maupun pemasok.
4. Kekeliruan dalam keputusan investasi; pemilihan produk pasar atau proses
pemanufakturan yang tidak konsisten dengan tujuan strategis
5. Ketidakmampuan untuk secara efektif mendapatkan pesaing yang dapat dijadikan sebagai
benchmark dan hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang strategi kompetitif
yang lebih efektif.
6. Kegagalan untuk mengidentifikasikan produk, pelanggan dan pasar yang paling
menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai