Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara, seperti : dengan meningkatkan
pelanggan atau menghemat biaya biaya
Peningkatan kualitas dapat menghasilkan peningkatan yang berarti dalam profitabilitas dan efisiensi
perusahaan secara keseluruhan. Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan
manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar.
DEFINISI KUALITAS
Pengertian kualitas (kamus) adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Dalam hal ini, kualitas adalah
ukuran relatif dari kebaikan (Goodness). Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut atribut
kualitas yang sering disebut dengan dimensi kualitas. Jadi produk atau jasa yang berkualitas adalah yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi berikut :
1. Kinerja (Performance)
2. Estetika (Aesthetics)
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
4. Fitur (Features)
5. Keandalan (Reliability)
6. Tahan lama (Durability)
7. Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance)
8. Kecocokan penggunaan (Fitness for Use)
4 dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit untuk diukur. Kinerja mengacu
pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip tidak tidak
tepisahkan (Inseparability Principle) mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan
pelangan.
Dengan demikian, perbaikan kualiatas berarti perbaikan satu atau lebih dari 8 dimensi tersebut diatas
sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk yang lebih baik kualitasnya
daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing setidaknya satu dimensi sementara kinerja
dimensi lainnya tetap setara.
Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah
terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya
kualitas. Biaya kualitas (Cost of Quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah
terdapat produk yang buruk kualitasnya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan
dengan 2 sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas, antara lain :
Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau
mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan pengendalian
terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian.
Biaya pengendalian (Control Cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan
pengendalian.
Kegiatan karena kegagalan (Failure Activities) dilakukan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk
merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memalng telah terjadi). Biaya kegagalan (failure cost) adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan.
Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga menunjukkan 4 kategori
biaya kualitas, antara lain :
Biaya ini digunakan untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan
dengan peningkatan biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun.
Terjadi unutk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan
pelanggan.Contoh : biaya pemerikasaan dan pengujian bahan baku, pemerikasaan kemasan, pengawasan
kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemerikasaan dan
pengujian) dan pengesahan dari pihak luar.
Terjadi karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pelanggan.
Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang dideteksi oleh
kegiatan penilaian
Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan
kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.
Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas
yang dapat diamati (Observable Quality Cost) adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari
catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden quality cost) adalah biaya
kesempatan (opportunity) yang terjadi karena kualitas yang buruk.
Ada 3 metode yang disaranakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi, antara lain :
Metode Pengali (Multiplier Method), metode ini, mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah
hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Metode Penelitian Pasar (Market Research Method), Metode ini digunakan untuk menilai dampak
kualitas yang buruk terhadp penjualan dan pangsa pasar.
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Quality Loss Function), Fungsi ini mengasumsikan bahwa biaya
kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan
bawah. Dimana setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulakn
biaya kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat meningkat secara
kuadrat pada saat nilai aktual menyimpang dari nilai target. Persamaan Taguchi :
L(y) = k (y – T)2
k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal
perusahaan.
L= Kerugian kualitas
Biaya kualitas diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang
dapat diamati adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.
Biaya kualitas yang tersembunyi adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas
yang buruk. Ada tiga metode yang disarankan untuk biaya kualitas yang tersembunyi, yaitu:
Metode Pengali total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Metode Penelitian Pasar menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar.
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas
dapat menimbulkan biaya kualitas yang tersembunyi.
Sebuah produk dikatakan cacat apabila kualitasnya berada diluar batas toleransi suatu karakteristik
kualitas. Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai dengan
spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian.
Ketika perusahaan menambah biaya pencegahan dan penilaian serta menurunkan biaya kegagalan,
mereka selanjutnya dapat mengurangi biaya pencegahan dan penilaianya. Sesuatu yang awalnya
tampak berbanding teebalik berubah menjadi pengurangan biaya permanen di semua kategori biaya
kualitas.
Manajemen berbasis kegiatan mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tak
bernilai tambah, serta hanya mempertahankan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas.
Kegiatan-kegiatan kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya terkait tidak menghasilkan nilai tambah dan
harus dihilangkan.
Analisis tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara keempat
kategori sehingga menunjukkan peluang untuk memperbaiki kualitas. apakah trend multi periode
perubahan keseluruhan dalam biaya kualitas bergerak ke arah yang tepat? Apakah peningkatan kualitas
yang dihasilkan dari waktu ke waktu cukup signifikan? jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat diketahui dengan menggunakan bagan atau grafik trend yang menggambarkan perubahan biaya
kualitas dari waktu ke waktu. Grafik demikian disebut laporan trend kualitas multi periode.
Informasi biaya kualitas
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah perencanaan
pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial. Penggunaan informasi biaya kualitas untuk
keputusan-keputusan implementasi program kualitas dan untuk mengevaluasi efektivitas program
tersebut setelah diimplementasikan hanya merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem biaya
kualitas.
Penurunan harga tertentu diperlukan untuk mengembalikan pangsa pasar yang hilang. harga
baru dikurangi dengan keuntungan yang dimiliki per unit akan menghasilkan biaya target yang lebih
rendah dari biaya aktual saat ini untuk memproduksi dan menjual alat yang tingkatnya lebih rendah.
Untuk meneruskan produksi lini produk ini pengurangan biaya perlu dilakukan. Strategi pengurangan
biaya dibutuhkan untuk mengembalikan posisi kompetitif nya.
Skenario B mengilustrasikan pentingnya pengklasifikasian lebih lanjut dari biaya kualitas menurut
perilaku. Skenario tersebut juga memperkuat arti penting identifikasi dan pelaporan biaya kualitas
secara terpisah. Produk terbaru dirancang untuk mengurangi biaya kualitas dan hanya dengan
mengetahui teknik penetapan biaya kualitaslah Brittany dan Tara dapat menemukan kesalahan dalam
analisis laba rugi siklus hidup.
Pelaporan biaya kualitas agar dapat digunakan untuk mengambil keputusan hanyalah salah satu
tujuan dari sistem penghitungan biaya kualitas yang baik. Tujuan lainnya adalah pengendalian biaya
kualitas suatu faktor penting untuk membantu mencapai hasil yang diharapkan.
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien. Secara spesifik, produktivitas
mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda biasanya dapat digunakan untuk memproduksi
sutau tingkat output tertentu. Efisiensi produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi:
(1) pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan
lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output, dan (2) atas bauran-bauran yang memnuhi
kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis sehingga disebut efisiensi teknis. Dengan melihat
sebagai input, kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah dan
pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang diperlukan untuk memproduksi
sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan relatif dari harga input sehingga disebut
efisiensi trade off input. Harga input menetukan proporsi relatif setiap input yang harus digunakan.
Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut menciptakan trade off input yang tidak efisien.
Pengukuran Produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuannya untuk
menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran ini dapat berupa aktual
memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan atau prospektif
melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis. Secara
khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para manajer untuk membandingkan manfaat relatif dari
berbagai kombinasi input, pemilihan input, dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar.
Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan
menghitung rasio output terhadap input.
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran tersebut disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita
memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita
memperoleh ukuran produktivitas keuangan.
Pengukuran Profil Produktivitas pembuatan sebuah produk melibatkan beberapa input utama, seperti
tenaga kerja, bahan, modal, dan energi. Pegukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vektor
ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil dapat dibandingkan dari waktu ke waktu
untuk memberikan informasi mengenai perubahan produktivitas.
Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba Menilai pengaruh perubahan produktivitas
terhadap laba berjalan merupakan salah satu cara menilai perubahan produktivitas. Laba perubahan
dari periode dasar ke periode berjalan.
Sebagian perubahan laba tersebut laba tersebut disebabkan oleh perubahab oleh perubahan
produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas
disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba.
Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, manajer
akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas. Keterkaitan
perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan bberikut.
Aturan Keterkaitan dengan laba (Profit-Linkage Rule): untuk periode berjalan, hitunglah biaya
input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivtas dan bandingkan
biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan
laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Untuk mengaplikasiakan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan
dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu. Misalkan, PQ adalah
jumlah input tanpa perubahan produktivitas. Untuk mengetahui PQ pada suatu input tertentu, bagilah
output periode berjalan dengan rasio produktivitas input periode dasar.
b
($12 x 37.500) + ($3 x 1.700.000); ($11 x 40.000) + ($2 x 1.200.000)
= ($1.510.000) – ($450.000)
= ($1.060.000)
Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input. Penurunan
produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Meskipun demikian, perhatikan
bahwa kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga.
Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan
untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas akan meningkatkan
produktivitas. Jadi, peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran
produktivitas. Namun, ada juga cara-cara lain untuk meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan
mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat, tetapi masih menjalankan proses
yang tidak efisien.