Pengendalian
OLEH
MUHAMMAD DIMAS LUTHFIANSYAM (C1C115091)
MUHAMMAD HABIBULLAH FAUZI (C1C115092)
MUHAMMAD REZA NURHAFI (C1C115225)
MUHAMMAD RUZAINI (C1C115032)
MUHAMMAD SARIF PADILLAH (C1C115033)
MUHAMMAD WAHYU KURNIAWAN (C1C115099)
KELOMPOK 3
KELAS C
S1 AKUNTANSI
Sebuah sistem pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang
menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah
pertama dan paling sederhana dalam menciptakan sistem semacam itu adalah menilai biaya
kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya aktual secara terperinci berdasarkan kategorinya
mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para
manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya
kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relative
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keungan perusahaan dapat dinilai lebih
mudah dengan menampilkan biaya-biaya kualitas sebagai persentasi dari penjualan aktual.
Tampilan 1 dibawah ini ,sebagai contoh, melaporkan biaya kualitas Ladd Lighting
Corporation yang mencakup hampir 15% dari penjualan untuk tahun fiscal 2008. Mengacu
pada prinsip yang berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5%, Ladd
Lighting Corporation memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan laba dengan
mengurangi biaya kualitas. Akan tetapi, pengurangan biaya ini seharusnya melalui
dengan membuat bagan lingkaran. Tampilan 2 dibawah ini mengilutrasikan bagan tersebut
dengan menggunakan biaya kualitas yang dilaporkan pada Tampilan 1. Para manajer tentu
memiliki tanggung jawab dalam menilai tingkat kualitas optimal dan menetapkan jumlah
relative yang seharusnya dikeluarkan untuk setiap kategori. Ada dua pandangan mengenai
biaya kualitas optimal, yaitu pandangantradisional yang mengacu pada pencapaian tingkat
kualitas yang dapat diterima dan pandangan kontemporer yang dikenal sebagai
pengendalian kualitas total. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan
Kegagalan
Eksternal, 19.5%
Pencegahan, 34.5%
Kegagalan Internal,
25.6%
Penilaian, 20.4%
Tampilan 2
terbalik antara biaya pngendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan
usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya,
akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut
menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini
mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan
optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang
dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level-AQL).
Sudut pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat tradisional. Dalam
pengertian klasik, sebuah produk dikatakan cacat bila kualitasnya berada di luar batas
toleransi suatu karakteristik kualitas. Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbul
hanya jika produk tidak sesuai dengan spefikasi dan terdapat perbandingan terbalik
optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pandangan AQL megizinkan,
bahkan mendukung diproduksinya sejumlah barang cacat tertentu. Model ini digunakan
dalam model pengendalian kualitas hingga akhir 1970-an ketika model AQL ditantang
oleh model model cacat nol (zero-defect model). Intinya, model cacat nol menyatakan
keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih
tradisional. Pada pertengahan 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dengan
model kualitas kokoh (robust quality model) yang menentang definisi unit cacat. Menurut
pandangan kokoh ini, kerugian terjadi karena diproduksinya produk yang menyimpang
dari nilai target : semakin jauh penyimpangannya, semakin besar pula nilai kerugiannya.
Selain itu, kerugian juga tetap terjadi meskipun deviasi masih dalam batas toleransi
spesifikasi. Dengan kata lain, penyimpangan dari spefikasi ideal adalah merugikan dan
batas toleransi spefikasi tidak menawarkan manfaat apa pun, bahkan dapat menipu.
Strategi untuk menekan biaya kualitas cukup sederhana : (1) lakukan serangan
langsung terhadap biaya kegagalan untuk memaksanya menuju titik nol, (2) lakukan
investasi pada kegiatan pencegahan yang “tepat” untuk menghasilkan perbaikan, (3)
kurangi biaya penilaian sesuai dengan hasil yang dicapai, dan (4) lakukan evaluasi secara
berkelanjutan dan arahkan kembali upaya pencegahan untuk mendapatkan perbaikan lebih
berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tak bernilai tambah, serta hanya
mempertahankan kegiatan – kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat
kegiatan kegagalan, penilaian, dan biaya – biaya terkait tidak menghasilkan nilai tambah
dan harus dihilangkan. Kegiatan pencegahan yang dilakukan serta efisien dapat
demikian, pada awalnya, kegiatan pencegahan mungkin tidak dilakukan secara efesien;
pengurangan kegiatan dan pemilihan kegiatan (atau mungkin bahkan pembagian kegiatan)
pembagian biaya pada setiap kegiatan. Pendorong (biaya) akar juga dapat diidentifikasi,
khususnhya untuk kegiatan – kegiatan yang gagal, dan berguna untuk membantu para
F. Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara
keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuran
– ukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan
direncanakan. Laporan biaya kualitas tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan telah
terjadi atau tidak. Akan berguna bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai
multiperiode – perubahan keseluruhan dalam biaya kualitas – bergerak ke arah yang tepat?
Apakah peningkatan kualitas yang dihasilkan dari waktu ke waktu cukup signitifikan?
bagan atau grafik tren yang menggambarkan perubahan biaya kualitas dari waktu ke
waktu. Grafik demikian disebut laporan tren kualitas multiperiode (multiple – periode
quality trend report). Dengan mengggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari
bahan baku, seorang manajer memerlukan penilaian terhadap biaya kualitas saat ini menurut
bagian dan kategori, penilaian tehadap biaya kualitas saat ini menurut jenis dan kategori.
Penggunaan informasi biaya kualitas untuk keputusan – keputusan umplementasi program
hanya merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas. Penggunaan –
pengendalian kualitas total berguna untuk pengambilan keputusan strategis yang signitifikan.
Skenario tersebut juga menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas bukanlah sebuah obat
mujarab. Pengurangan biaya yang ditawakan ternyata tidak mampu menutupi penurunan
harga secara sekaligus. Hasil peningkatan produktivitas yang lain, seperti yang dijanjikan
oleh bagian teknik, akan diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup jangka panjang
Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial Produktivitas dari satu input tunggal biasanya
diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.
Rasio produktivitas = Output/Input
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran tersebut
disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik,
maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika output dan input dinyatakan
dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan.
Kelemahan Ukuran Parsial Ukuran parsial yang digunakan terpisah dapat menyesatkan
penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
yang lainnya. Trade off seperti itu diperlukan jika biaya secara keseluruhan turun, tetapi
pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuran parsial masing-masing.
produktivitas terhadap laba berjalan merupakan salah satu cara menilai perubahan
Sebagian perubahan laba tersebut laba tersebut disebabkan oleh perubahab oleh
manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas.
hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan
produktivtas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan.
Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan
produktivitas.
Untuk mengaplikasiakan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode
berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
pada suatu input tertentu, bagilah output periode berjalan dengan rasio produktivitas input
periode dasar.
Ukuran terkait dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar ke
periode berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas. Jumlah tersebut umuimnya tidak
akan sama dengan total perubahan laba antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total
dan perubahan produktivitas terkait dengan laba disebut komponen pemulihan harga.
Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input dengan asumsi
tidak ada perubahan produktivitas. Oleh karena itu, komponen pemulihan harga mengukur
kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input dengan asumsi
Kenaikan pendapatan tidak akan cukup untuk menutupi kenaikan biaya input.
Penurunan produktivitas hanya akan memperburuk masalah pemulihan harga. Meskipun
demikian, perhatikan bahwa kenaikan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi
kerugian pemulihan harga.