RPS 11
Dosen Pengampu : Bapak Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., AK., M.Si.
Disusun Oleh:
I Made Lopa Rustiana (1907531257)
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 200
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada Kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi
Manajemen dengan materi Quality Cost And Productivity Measurement And Control.
Penulis berharap Makalah Akuntansi Manajemen yang telah disusun ini dapat
memberikan sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari
bahwa Makalah Akuntansi Manajemen ini masih memiliki banyak kekurangan yang
membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari
para pembaca.
Penulis
A. Konsep Biaya Kualitas
biaya kualitas adalah seluruh biaya yang timbul dalam menangani masalah kualitas
barang, biasanya biaya kualitas ini juga ditangani oleh manajemen kualitas melalui sistem
informasi manufaktur. Selain itu pada perusahaan dalam mengukur kualitas produk juga
terbagi tiga komponen biaya kualitas yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya
kegagalan.
Nah, dalam biaya kegagalan ini juga terbagi menjadi dua jenis yaitu biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal. Dengan kata lain perbaikan biaya ini diharapkan
bahwa dalam pembuatan serta pengiriman produk kepada pelanggan dapat terpuaskan.
Sampai akhirnya biaya kualitas adalah total biaya yang mempertahankan kualitas produk
yang baik, atau bahkan memperbaiki produk yang cacat.
Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut-atribut kualitas atau yang sering
disebut dimensi kualitas, yang meliputi:
1. Kinerja (Performance)
2. Estetika (Aesthetics)
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
4. Keunikan (Features)
5. Reliabilitas / keandalan (Reability)
6. Tahan lama (Durability)
7. Tingkat kesesuaian (Quality of Conformance)
8. Pemanfaatan (Fitness for use)
Biaya kualitas (Cost of Quality) merupakan biaya – biaya yang timbul karena mungkin atau
telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas berhubungan dengan dua jenis
aktivitas:
Cost of Poor Quality (COPQ) adalah biaya yang timbul akibat kualitas buruk atau
kegagalan produk yang tidak memenuhi standar pelanggan (customer). Perusahaan yang
mampu memperbaiki kualitasnya dan mengeliminasi terjadi biaya COPQ ini akan dapat
meningkatkan laba perusahaan sehingga memiliki keunggulan dalam bersaing dengan
kompetitornya.
Biaya – biaya yang timbul akibat buruknya kualitas bukan hanya tiga kategori utama
yang disebutkan diatas, tetapi terdapat juga kerugian – kerugian ataupun biaya – biaya
tersembunyi lainnya (hidden cost) seperti kerugian akibat kehilangan proyek / bisnis, biaya
manajemen, kehilangan kepercayaan pelanggan, biaya kehilangan aset dan lain sebagainya.
Salah satu Strategi yang dipergunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengeliminasi
COPQ (Cost of Poor Quality) adalah dengan menerapkan Metodologi Six Sigma. Dengan Six
Sigma Manajemen Perusahaan dapat mengidentifikasikan penyebab – penyebab terjadinya
kegagalan dan melakukan perbaikan – perbaikan untuk meningkatkan Kualitas secara
keseluruhan.
Biaya kualitas biasa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan
tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah biaya –
biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas
yang tersembunyi (hidden cost) adalah biaya kesempatan atau opportunity yang tersedia
karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak disediakan dalam catatan
akuntansi). Biaya – biaya kualitas yang tersembunyi bisa sangat signifikan sehingga
seharusnya diestimasi.
Sebuah sistem pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan di mana
memberikan perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah
perhatian serius dan paling sederhana dalam menciptakan sistem semacam itu adalah menilai
biaya kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan
kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut
mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para
manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya
kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari
setiap kategori.
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat dinilai lebih mudah
dengan menampilkan biaya – biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan aktual.
untuk memilih cara mengurangi biaya kualitas hingga tingkat tertentu. Sebagai hasilnya,
manajemen berbasis kegiatan ini mendukung pandangan cacat nol mengenai biaya kualitas.
Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan di
mana biaya kegagalan adalah biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah sehingga harus
dikurangi hingga nol. Kegiatan pengendalian lainnya menghasilkan nilai tambah, tetapi
mungkin dijalankan dengan tidak efisien. Maka dari itu, biaya yang tidak efisien tersebut
adalah tak bernilai tambah dan dapat dikurangi ke tingkat yang lebih rendah.
J. Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas sehingga
memperlihatkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuran – ukuran peningkatan
kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah menentukan apakah
biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan. Laporan biaya kualitas tidak
akan memperlihatkan apakah perbaikan telah terjadi atau tidak. Akan berguna bagi
perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana keberhasilan program
perbaikan kualitas sejak diterapkan.
K. Konsep Produktivitas
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik
mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda – beda dapat digunakan untuk
memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efesiensi produksi total adalah suatu titik di mana
dua kondisi terpenuhi:
1. Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun
yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output.
2. Atas bauran – bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya
terendah.
Menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba berjalan merupakan salah satu
cara untuk menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode
berjalan. Sebagian dari perubahan laba tersebut disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan perubahan produktivitas
disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba.
Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, manajer
akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas; keterkaitan
perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut: Aturan keterkaitan
dengan laba (profit – linkage rule): Untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang
seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan
biaya tersebut dengan biaya input actual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah
perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Komponen Pemulihan Harga
Ukuran terkait dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar ke periode
berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas. Jumlah tersebut umumnya tidak akan sama
dengan total perubahan laba antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total dan
perubahan produktivitas terkait dengan laba disebut komponen pemulihan harga (price
recovery component). Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan
biaya input, dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas. Oleh karena itu, komponen
pemulihan harga mengukur kemampuan perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan
biaya input, dengan asumsi tidak perubahan produktivitas.
KESIMPULAN
biaya kualitas adalah seluruh biaya yang timbul dalam menangani masalah kualitas
barang, biasanya biaya kualitas ini juga ditangani oleh manajemen kualitas melalui sistem
informasi manufaktur. Selain itu pada perusahaan dalam mengukur kualitas produk juga
terbagi tiga komponen biaya kualitas yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, dan biaya
kegagalan.
Cost of Poor Quality (COPQ) adalah biaya yang timbul akibat kualitas buruk atau
kegagalan produk yang tidak memenuhi standar pelanggan (customer). Perusahaan yang
mampu memperbaiki kualitasnya dan mengeliminasi terjadi biaya COPQ ini akan dapat
meningkatkan laba perusahaan sehingga memiliki keunggulan dalam bersaing dengan
kompetitornya.
https://www.harmony.co.id/blog/biaya-kualitas-quality-cost-dan-penerapan
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-biaya-kualitas-quality-cost-dalam-
produksi/ .
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial, Edisi 8 Buku 2.
http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKMEN/HRR/Pert%2
07%20Akmen.pdf .