AKUNTANSI MANAJEMEN
Materi 12
Pengukuran biaya mutu merupakan dasar dari pengelolaan biaya mutu termasuk didalamnya
pelaporan biaya mutu bagi manajemen. Untuk dapat menentukan jumlah biaya mutu diprlukan
suatu system penentuan atau pengukuran biaya mutu.
Kualitas atau mutu diartikan sebagai tingkat atau kadar keunggulan suatu produk. Kualitas juga
dapat diartikan sebagai ukuran keunggulan suatu produk secara relative.
Beberapa atribut atau dimensi yang dapat digunakan untuk menunjukkan harapan konsumen akan
suatu produk yaitu:
1
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Suatu produk dikatakan sebagai produk cacat apabila produk tidak memenuhi spesifikasi kualitas
yang telah ditentukan (conforming to specification). Pada pendekatan tradisional yang dimaksud
dengan conforming to specification masih memungkinkan adanya perbedaan arti spesifikasi yang
ditentukan namun masih dalam batas yang dapat diterima.
Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas kualitas yang muncul karena
rendahnya kualaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kemungkinan adanya kualitas
produk yang rendah. Aktivtas kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis
yaitu:
1. Prevention cost atau biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mencegah
adanya produk dengan kualits tidak baik.
2. Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi untuk menentukan suatau
produk memenuhi karakteristik yang ditetapkan atau sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Internal failure cost atau biaya kegagalan internal adalah biaya atau kerugian ang terjadi
karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk belum sampai
konsumen
4. External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya atau kerugian yang terjadi
karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk sudah sampai
konsumen
2
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
1. Observable quality cost yaitu biaya kualita yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang
terdapat dalam system akutansi yang digunakan perusahaan
2. Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya
kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.
Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality
cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan
dengan cara berikut:
1. Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang sangat sederhana yaitu
dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan eksternal adalah biaya eksternal
yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier tertentu.
2. Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan melakukan penelitian pasar.
3. Taguchi Quality loss Function,penentuan hidden quality cost dengan mengasumsikan bahwa
fungsi biaya kualitas adalah merupakan fungsi kuadrat.
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan
perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas.
Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Laporan ini menyajikan informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas
dalam% terhadap penjualan. Untuk menentukan posisi optimum ada 2 pendekatan yang dapat
digunakan yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan
kontemporer.
3
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Terdapat 2 pandangan tentang fungsi biaya kualitas yaitu pandangan tradisional serta pendanga
kontemporer.
1. Pendekatan konvensional, mendasarkan pada anggaran adanya “trade off” pada biaya
kualitas yaitu antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan
2. Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal batas toleransi tingkat
kerusakan yang masih dapat diterima (acceptable quality level / AQL)
Pendekatan ini menggunakan tingkat kerusakan 0 (cacat nol). Pendekatan kontemporer
tidak menganggap adanya trade off antara biaya pengendalian dan kegagalan.
Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan terbalik antara
biaya pengendalian dan biaya kegagalan.
Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Selama penurunan
biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus
meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit unit yang tidak sesuai.
Pada akhirnya akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut
menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat
minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas
yang dapat diterima (acceptable quality level / AQL)
Dalam pengertian klasik, produk dikatakan cacat, bila kualitasnya di luar batas toleransi karateristik
kualitas. Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai spesifikasi. Selain itu, terdapat
perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pada akhir tahun
1970-an, model cacat nol ( zero- defects model ) menentang model AQL karena model cacat nol
menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan
4
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
biaya. Perusahaan dengan semakin sedikit produk cacat akan lebih kompetitif relatif daripada
perusahaan dengan model AQL tradisional. Pertengahan tahun 1980-an, model cacat nol
disempurnakan dengan model kualitas kokoh (robust quality model), yang menentang AQL. Menurut
pandangan ini penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi
tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan menipu. Model cacat nol menekankan pada biaya
kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Model
kualitas kokoh menentang definisi unit cacat, menyempurnakan pandangan terhadap biaya kualitas,
mengintensifkan upaya perbaikan kualitas. Perusahaan yang berupaya mencapai kondisi cacat nol
atas produk mereka (kondisi dengan toleransi nol), dapat mengkapitalisasi kualitas dengan
menurunkan jumlah unit cacat sambil menekan total biaya kualitas. Tingkat optimal dari biaya
kualitas ialah keadaan di mana produk-produk yang diproduksi memenuhi nilai target. Upaya untuk
mencapai nilai target menciptakan sebuah dunia kalitas dinamis, berlawanan dengan dunia kualitas
statis A
Terdapat 3 perbedaan mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer
dari sudut pandang konvensional.
1. bahwa menurut pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa
batas pada saat mendekati tingkat kerusakan 0.
2. bahwa biaya pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat
mendekati tingkat kerusakan 0.
3. biaya kegagalan dapat ditekan sampai mendekati 0.
5
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi produk secara efisien dan lebih menekan pada
hubungan antara output dan input yang digunakan untuk menghasilkan produk. Yang dimaksud
produktivitas disini adalah total product efficiency.
• Technical efficiency, untuk setiap kombinasi input tertentu dapat menhasilkan output dalam
jumlaha tertentu, dalam arti tidak ada kelebihan pemakaian input untuk menghasilkan output
tertentu.
Input trade-off efficiency,untuk setiap kombinasi input tertentu dapat menghasilkan output dalam
jumlah tertentu dan dapat memberikan biaya yang paling rendah.
6
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Pengukuran Produktivitas
=================================================================================