Anda di halaman 1dari 18

QUALITY COSTING &

TOTAL QUALITY
MANAGEMENT (TQM)
- Kelompok 2 -
Widiya Setiya Utami (10090120100)
Dhea Febriyanti (10090120101)
Kelvin Diva Pratama (10090120110)
Raihan Akmal (10090120111)
Hendryan Nur Pratama (10090120121)

01

KONSEP KUALITAS
Suatu produk atau jasa dikatakan berkualitas jika mampu memenuhi atau melebihi
ekspektasi dari konsumen. Terdapat delapan dimensi dari kualitas menurut Garvin
(1987) dan Hansen and Mowen (2007) yakni:

Performance: merupakan aspek fungsional, karakteristik utama yang


dipertimbangkan konsumen saat ingin membeli;
Features: berkaitan dengan aspek yang menambah fungsi, dasar, yang
berhubungan dengan pilihan-pilihan produk serta pengembangan produk
tersebut;
Reliability: keandalan kemungkinan suatu produk berhasil menjalankan
fungsinya setiap kali dipakai atau digunakan dalam periode waktu dan kondisi
tertentu.
02
Conformance: adalah tingkat kesesuaian dalam hal spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan kebutuhan konsumen;
Durability: umur ekonomis atau daya tahan suatu barang;
Serviceability: berkaitan dengan kompetensi, kecepatan akurasi,
dan kemudahan dalam memberikan layanan untuk perbaikan
suatu produk;
Aesthetics: karakteristik yang bersifat subjektif tentang nilai-nilai
estetika yang berhubungan dengan pertimbangan pribadi serta
refleksi dari preferensi seorang individual; dan
Fit and finish: bersifat subjektif, berhubungan dengan perasaan
konsumen tentang keberadaan sebuah produk sebagai produk
yang berkualitas.
03

PERBEDAAN QUALITY CONTROL (QC) & QUALITY


ASSURANCE (QA)

Dalam usaha menjaga kualitas dari sebuah produk atau jasa,


perusahaan akan menetapkan Quality Control dan Quality
Assurance. Quality Control (QG) adalah sebuah proses untuk
mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu
produk atau jasa. Sedangkan Quality Assurance (QA) adalah
upaya menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan
memastikan proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan
standar den persyaratan yang telah ditentukan.
04

LANJUTAN
Berdasarkan pengertian sebelumnya dapat dipahami bahwa QA berfokus
pada pencegahan kecacatan, sedangkan QC berfokus pada penemuan atas
identifikasi adanya standar kualitas yang tidak terpenuhi. QA merupakan
pendekatan berdasarkan proses yang sifatnya praktif, sedangkan QC
melakukan pendekatan berdasarkan produk dan reaktif (mengambil
tindakan ketika ada temuan). Pada akhinya, QA melibatkan proses dalam
menangani masalah kualitas (dimulai dari pencegahan) sedangkan QC adalah
verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri.
05

BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah
kualitas, dalam rangka meningkatkan kualitas maupun timbul akibat
buruknya kualitas suatu produk. Pengakuan biaya kualitas berguna untuk
menilai efektivitas dari program penjaminan dan pengendalian kualitas yang
sudah diterapkan perusahaan, sebagai alat untuk menentukan area mana
yang perlu diperbaiki atau diprioritaskan, memilih teknik yang tepat untuk
mengombinasikan berbagai upaya terkait pengendalian kualitas secara
optimal, dan memberikan informasi ketika menentukan harga produk.
06
Ada empat kategori biaya kualitas yang terdiri dart:
1. Biaya pencegahan: biaya yang dikeluarkan dalam mencegah terjadinya kegagalan pada
proses. Contoh: biaya pelatihan, biaya surver vendor, perencanaan kualitas dan biaya
desain.
2. Biaya penilaian: biaya yang timbul saat melakukan penyaringan atau pendeteksian
kegagalan produk. Contoh: biaya inspeksi, biaya pengujian, dan biaya pembelian peralatan
pengujian.
3. Biaya kegagalan internal: biaya yang timbul akibat buruknya kualitas disebabkan
kegagalan internal dalam proses produksi (produk belum sampai ke tangan konsumen).
Contoh : biaya pengerjaan ulang, biaya perubahan design biaya pembelian bahan, dan
biaya kelebihan persediaan.
4. Biaya kegagalan eksternal: biaya yang timbul akibat kegagalan produk yang tidak
memenuhi standar konsumen dan produk tersebut telah sampai ke tangan konsumen.
07

Contoh:
biaya ganti rugi, biaya return, biaya penanganan keluhan pelanggan. Selain
keempat biaya yang dapat didentifikasi di atas, terdapat pula beberapa biaya
terkait kualitas yang tidak mudah untuk dicari. Hidden quality costs atau
biaya kualitas tersembunyi adalah biaya peluang yang dihasilkan dari mutu
yang rendah dan sifatnya tersembunyi. Salah satu contohnya adalah biava
yang timbul akibat penurunan reputasi/citra produk karena keluhan
konsumen di media sosial.
08
Beberapa cara untuk mendeteksi biaya-biaya ini adalah :
Metode multiplier atau pengali. Metode ini mengasumsikan bahwa
estimasi total biaya kegagalan sebagai hasil multiplier dari total
biaya kegagalan yang telah dihitung berdasarkan data akuntansi
perusahaan.

Metode riset pasar melalui survei pelanggan. Dari sini dapat


diperoleh informasi penting mengenai dampak produk yang tidak
berkualitas terhadap kerugian perusahaan yang selaniutnya
dijadikan dasar untuk estimasi biaya kegagalan eksternal.
09
LANJUTAN
Rumus Taguchi quality loss. Metode ini mengasumsikan bahwa
penyimpangan atau variasi dari nilai yang terstandarisasi dengan
kualitas aktual dapat digunakan untuk mengestimasi biaya
kegagalan esternal.
2
L(y) = K(y -T)
di mana y adalah nilai aktual dari suatu spesifikasi kualitas, T adalah
target nilai (standar) dari spesifikasi tersebut dan k adalah konstanta
yang besarnya proporsional dan tergantung pada struktur biaya dari
proses di organisasi tersebut.

10

LANJUTAN

k = c
2
d
Konstanta k dihitung setelah mengetahui c yaitu kerugian yang
diakibatkan oleh suatu unit yang diproduksi dengan batasan
tertentu dan d adalah jarak antara target nilai dengan batas
spesifikasi yang diperbolehkan.

11

PELAPORAN KUALITAS
Perusahaan dapat menggunakan beberapa alternatif dalam
mengidentifkasi dan melaporkan kualitas, di antaranya adalah
laporan kualitas, analisis tren, dan analisis Pareto. Laporan
kualitas disusun manajemen untuk menyajikan informasi terkait
beragam biaya kualitas yang juga dinyatakan dalam persentase
terhadap nilai penjualan. Data dari laporan kualitas ini bisa
digunakan untuk menyusun analisis tren. Analisis Pareto adalah
pemetaan item terkait biaya kualitas berdasarkan operasi, mesin,
departemen, produk cacat maupun lini produk.
12

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)


Total Quality Management adalah suatu sistem manajemen
kualitas yang berfokus pada pelanggan dengan melibatkan semua
level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan
yang berkesinambungan. Konsep TQM tergolong luas dan telah
menjadi perhatian para manajer belakangan ini karena relatif
tingginya biaya kualitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
setiap tahun. Meskipun praktik TQM dapat sedikit bervariasi di
masing-masing perusahaan, terdapat delapan elemen pokok TQM
yang dapat dijadikan dasar untuk organisasi yang berniat
menerapkannya.

13
Terdapat 8 elemen pokok dalam Sistem Manajemen TQM (Total Quality Management).
1. Customer Focused: apapun yang dilakukan oleh perusahaan, pada akhirnya
pelangganlah yang menentukan apakah upaya-upaya yang dilakukan tersebut
bermanfaat atau tidak.
2. Total Employee Involvement: karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang
penting dalam mencapai tujuan yang direncanakannya. Oleh karena itu, keterlibatan
aktif karyawan secara keseluruhan dapat mendukung perusahaan dalam melakukan
peningkatan proses dan kualitas yang berkesinambungan yang kemudian
menghasilkan produk dan layanan yang terbaik untuk pelanggan.
3. Process-centered: perhatian pada peningkatan proses merupakan pondasi dasar dalam
sistem manajemen TQM.
4. Integrated System: meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam
suatu perusahaan yang dibagi ke dalam beberapa departemen, tetap diperlukan suatu
sistem yang terintegrasi dengan baik, agar mempermudah pencapaian tujuan
perusahaan.
14
5. Strategy and Systematic Approach: salah satu bagian yang penting dalam manajemen
kualitas adalah pendekatan strategi dan sistematik dalam mencapai visi, misi dan tujuan
perusahaan.
6. Continual Improvement: peningkatan yang berkesinambungan mendorong perusahaan
untuk melakukan analisis dan menciptakan cara-cara yang lebih efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan perusahaan dan memenuhi harapan semua pihak yang berkepentingan.
7. Fact-based decision making: untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu perusahaan,
diperlakukan data untuk mengukurnya. TQM mewajibkan perusahaan untuk
mengumpulkan dan melakukan analisis data secara berkesinambungan agar keputusan
maupun kebijakan yang diambil benar-benar akurat dan tepat sasaran.
8. Communications: dalam operasional sehari-hari, perusahan pasti akan mengalami
perubahan, baik dalam strategi, kebijakan, jadwal, maupun metode pelaksanaan. Segala
jenis perubahan tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada semua karyawan
yang terkait supaya menghindari kesalahpahaman dan menjaga motivasi kerja karyawan
dalam mencapai tujuan perusahaannya.
15

KAIZEN MANAGEMENT

Kaizen merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna


perbaikan berkesinambungan. Dalam Kaizen, manajemen
memilki dua fungsi utama, yaitu pemeliharaan dan perbaikan.
Pendekatan ini terdiri atas TQM, sistem produksi JIT,
pengembangan kebiakan ferutama mengenai target, sistem saran
dimana setiap karyawan bebas memberikan idenya, dan aktivitas
dalam kelompok kecil untuk mendorong penyelesaian tugas dan
masalah dalam suatu lingkungan kerja.

16

LANJUTAN

Salah satu perusahaan yang menerapkan Kaizen adalah


Nestle. Manajemen dengan prinsip lean production menjadi aspek
yang diperhatikan oleh Nestle terutama dalam memangkas bahan
baku yang terbuang dalam pemrosesan mereka. Nestle
menggunakan metode yang disebut Value Stream Mapping
dengan tujuan memetakan pabrik pembotolan baru untuk
memastikan proses berjalan dengan efisien.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai