0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan12 halaman
Dokumen ini membahas manajemen kualitas dalam operasi produksi. Ia menjelaskan pentingnya kualitas bagi strategi bisnis, definisi kualitas, implikasi kualitas, biaya kualitas, etika kualitas, dan Total Quality Management. Total Quality Management melibatkan komitmen seluruh organisasi untuk keunggulan produk dan layanan melalui perbaikan berkelanjutan, Six Sigma, pemberdayaan karyawan, dan pembandingan.
Dokumen ini membahas manajemen kualitas dalam operasi produksi. Ia menjelaskan pentingnya kualitas bagi strategi bisnis, definisi kualitas, implikasi kualitas, biaya kualitas, etika kualitas, dan Total Quality Management. Total Quality Management melibatkan komitmen seluruh organisasi untuk keunggulan produk dan layanan melalui perbaikan berkelanjutan, Six Sigma, pemberdayaan karyawan, dan pembandingan.
Dokumen ini membahas manajemen kualitas dalam operasi produksi. Ia menjelaskan pentingnya kualitas bagi strategi bisnis, definisi kualitas, implikasi kualitas, biaya kualitas, etika kualitas, dan Total Quality Management. Total Quality Management melibatkan komitmen seluruh organisasi untuk keunggulan produk dan layanan melalui perbaikan berkelanjutan, Six Sigma, pemberdayaan karyawan, dan pembandingan.
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2022 A. KUALITAS DAN STRATEGI Seperti di banyak perusahaan atau organisasi lainnya, kualitas adalah penguat yang bagus untuk meningkatkan operasi. Mengelola kualitas akan membantu membangun strategi yang sukses, berbiaya rendah dan responsif. Sebagai contoh, mendefinisikan ekspektasi kualitas pelanggan, telah membantu Bose Corp. sukses dengan produk speaker stereonya menjadi yang terbaik di dunia. Dell Computers juga dengan cepat menanggapi pesanan pelanggan karena sistem kualitas, dengan sedikit pengerjaan ulang, telah memungkinkannya mencapai hasil yang cepat dalam proses pemasangan di pabriknya. Memang, kualitas menjadi faktor kunci keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan ini, seperti halnya di Rumah Sakit Arnold Palmer juga. Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya, yang keduanya dapat meningkatkan profitabilitas. Peningkatan penjualan sering terjadi karena perusahaan mempercepat responnya, menaikkan atau menurunkan harga jual, dan meningkatkan reputasi mereka dengan produk yang berkualitas. Demikian pula, peningkatan kualitas memungkinkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya pengerjaan ulang, memo, dan garansi. Sebuah studi menemukan bahwa perusahaan dengan kualitas tertinggi lima (5) kali lebih produktif (diukur dengan unit yang diproduksi per jam kerja) dibandingkan perusahaan dengan kualitas terburuk. Keadaan yang penuh kualitas, atau bahkan berkurangnya kualitas akan mempengaruhi seluruh organisasi mulai dari pemasok hingga pelanggan dan dari desain produk hingga pemeliharaan. Mungkin yang lebih penting, membangun organisasi yang dapat mencapai kualitas adalah tuntutan tugas. Gambar berikut memaparkan aliran aktivitas yang digunakan organisasi untuk mencapai manajemen kualitas total (Total Quality Management / TQM). Strategi kualitas yang sukses dimulai dengan budaya organisasi yang mendorong kualitas, diikuti dengan pemahaman tentang prinsip-prinsip kualitas, dan kemudian melibatkan karyawan dalam kegiatan yang diperlukan untuk menerapkan kualitas. Ketika hal-hal ini dilakukan dengan baik, organisasi biasanya memuaskan pelanggannya dan memperoleh keunggulan kompetitif. Tujuan utamanya adalah untuk memenangkan pelanggan, karena kualitas mendorong banyak hal baik lainnya terjadi. B. MENDEFINISIKAN KUALITAS Tujuan manajer operasi adalah untuk membangun sistem manajemen kualitas total yang mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Definisi yang lain berbasis pengguna, diantaranya bahwa kualitas “terletak di mata yang melihatnya.” Orang-orang marketing senang melakukan pendekatan ini kepada pelanggannya. Bagi mereka, kualitas yang baik berarti kinerja baik, fitur baik, dan peningkatan lainnya (terkadang mahal). Sedangkan bagi manajer produksi, kualitas berbasis manufaktur. Mereka percaya bahwa kualitas berarti sesuai standar dan “membuatnya benar pertama kali.” Definisi yang lain menggunakan pendekatan/berbasis produk, dimana sesuatu terlihat berkualitas bila variabelnya tepat dan terukur. Maka pendekatan-pendekatan tersebut menghasilkan tiga kategori tentang kualitas. Karakteristik kualitas yang pertama harus diidentifikasi melalui penelitian (pendekatan berbasis pengguna terhadap kualitas). Karakteristik ini kemudian diterjemahkan ke dalam atribut produk tertentu (pendekatan berbasis produk terhadap kualitas). Lalu, proses manufaktur diatur untuk memastikan bahwa produk dibuat dengan tepat sesuai spesifikasi (pendekatan berbasis manufaktur terhadap kualitas). Proses yang mengabaikan salah satu langkah-langkah ini tidak akan menghasilkan produk yang berkualitas. Implikasi Kualitas Dalam manajemen operasi, kualitas memiliki implikasi penting, yaitu: 1. Reputasi perusahaan Sebuah perusahaan atau organisasi dapat dikatakan baik reputasinya bila kualitas produk, praktik ketenagakerjaan, dan hubungan antar pemasok, baik. Bahkan promosi pun tidak bisa menggantikan hasil produksinya, berkualitas atau tidak. 2. Tanggung jawab produk Hukum telah memaksa perusahaan yang merancang, memproduksi, atau mendistribusikan produk atau jasa layanan yang salah harus bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat produksi. Undang-undang perlindungan konsuman menetapkan dan memberlakukan standar produksi, serta melarang peredaran produk yang tidak mencapai standar tersebut. 3. Implikasi global Di era teknologi ini, kualitas suatu produk menjadi perhatian internasional. Agar perusahaan dan negara dapat bersaing secara efektif dalam ekonomi global, produk harus memenuhi ekspektasi kualitas, desain, dan harga global. Produk dengan kualitas yang rendah membahayakan profitabilitas perusahaan dan bahkan neraca pembayaran suatu negara. Sementara itu, ISO 9000 International Quality Standards telah menjadi kesepakatan global untuk standarisasi kualitas tunggal. ISO 9000 berfokus pada delapan (8) prinsip manajemen mutu, yaitu: 1) Top Management Leadership 2) Kepuasan pelanggan 3) Perbaikan terus menerus 4) Keterlibatan orang (staf) 5) Analisis proses 6) Pengambilan keputusan berdasarkan data 7) Pendekatan sistem 8) Hubungan pemasok yang saling menguntungkan Standar ISO mendorong penetapan prosedur manajemen mutu, dokumentasi rinci, instruksi kerja, dan pencatatan. Modifikasi standar terbaru, ISO 9001:2015, mengikuti struktur yang membuatnya lebih kompatibel dengan sistem manajemen lainnya. Versi ini memberikan penekanan yang lebih besar pada pemikiran berbasis risiko, berusaha untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan. Biaya Kualitas (Cost of Quality / COQ) Ada empat (4) kategori utama tentang biaya, dikaitkan dengan kualitas (COQ), yaitu: 1. Biaya pencegahan, yaitu biaya yang terkait pengurangan potensi kerusakan produk atau jasa layanan, misal dengan melakukan program pelatihan. 2. Biaya penilaian, yaitu biaya yang terkait evaluasi produk, proses, suku cadang dan jasa layanan, misal pengujian laboratorium. 3. Biaya kegagalan internal, yaitu biaya yang dihasilkan dari produksi yang rusak sebelum dikirim atau jasa layanan yang tidak baik, sehingga menyebabkan pengerjaan ulang, downtime. 4. Biaya kegagalan eksternal, yaitu biaya yang terjadi setelah pengiriman produk atau jasa layanan yang cacat, sehingga menyebabkan pengembalian barang atau pengeluaran ganti rugi. Etika dan Manajemen Mutu Bagi manajer operasi, salah satu pekerjaan terpenting adalah memberikan produk dan layanan yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan. Pengembangan produk berkualitas buruk, karena desain dan proses produksi yang tidak memadai, tidak hanya menghasilkan biaya produksi yang lebih tinggi tetapi juga menyebabkan “cacat” reputasi, dan bahkan tuntutan hukum, akibat pelanggaran peraturan pemerintah. Ada banyak pemangku kepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran produk yang berkualitas buruk, termasuk pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, distributor, dan kreditur. Sehingga setiap perusahaan perlu mengembangkan nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman etik sehari-hari bagi semua orang mulai dari CEO hingga karyawan lini produksi. C. Total Quality Management (TQM) TQM mengacu pada penekanan kualitas yang mencakup seluruh organisasi, dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk memiliki dorongan berkelanjutan di seluruh perusahaan menuju keunggulan dalam semua aspek produk dan layanan. Pakar manajemen kualitas, W. Edward Deming menggunakan 14 poin sebagai indikasi bagaimana TQM diimplementasikan. Kita coba kembangkan ini dalam tujuh (7) konsep agar program TQM terlaksana dengan efektif, yaitu: 1. Continuous Improvement Konsep perbaikan terus menerus ini perlu melibatkan semua orang, peralatan, pemasok, bahan dan materi, serta prosedur. Walter Shewhart, sebagai pakar manajemen kualitas lainnya mengembangkan konsep model melingkar, yang kita kenal sebagai PDCA (plan, do, check, act). Kemudian orang Jepang menggunakan Kaizen untuk proses perbaikan yang berkelanjutan ini. 2. Six Sigma Istilah ini dipopulerkan oleh Motorola, Honeywell, dan General Electric, memiliki dua (2) arti dalam TQM. Dalam arti statistik, ini menggambarkan proses, produk, atau layanan dengan kemampuan yang sangat tinggi (akurasi 99,9997%). Definisi TQM kedua dari Six Sigma adalah program yang dirancang untuk mengurangi cacat untuk membantu menurunkan biaya, menghemat waktu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Six Sigma adalah sistem yang komprehensif, sebuah strategi, disiplin, dan seperangkat alat untuk mencapai dan mempertahankan kesuksesan bisnis. Ini adalah strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan secara total. 3. Pemberdayaan Karyawan Teknik membangun pemberdayaan karyawan meliputi (1) membangun jaringan komunikasi yang mengikutsertakan karyawan; (2) mengembangkan supervisor yang terbuka dan suportif; (3) memindahkan tanggung jawab dari manajer dan staf ke karyawan produksi; (4) membangun organisasi yang bermoral tinggi; dan (5) menciptakan struktur organisasi formal seperti tim dan lingkaran kualitas. Dalam lingkaran kualitas ini sekelompok karyawan bertemu secara teratur untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Para anggota menerima pelatihan dari hasil perencanaan kelompok, pemecahan masalah, dan pengendalian kualitas statistik. 4. Benchmarking (Pembandingan) Benchmarking melibatkan pemilihan standar produk, layanan, biaya, atau praktik sebagai representasi dari performa terbaik untuk suatu proses atau aktivitas yang mirip dengan milik kita. Langkah-langkah untuk mengembangkan benchmarking adalah: 1) Tentukan apa yang akan dijadikan patokan 2) Bentuk tim benchmark 3) Identifikasi mitra benchmarking 4) Kumpulkan dan analisis informasi benchmarking 5) Ambil tindakan untuk menyamai atau melampaui tolak ukur Benchmarking tidak harus selalu perusahaan sejenis, sebagai contoh Rumah Sakit Great Ormond Street Inggris membandingkan pit stop Tim Balap Ferrari untuk meningkatkan satu aspek perawatan medis. Selain itu, dapat pula dilakukan benchmarking internal, dimana satu (1) unit bisnis atau divisi yang memiliki kinerja lebih baik menjadi bahan pembelajaran unit lainnya. Keunggulan benchmark internal adalah kemudahan akses data. 5. Tepat Waktu (Just In Time / JIT) Sistem dalam JIT dirancang untuk memproduksi atau mengirimkan barang sesuai kebutuhan. Tiga hal terkait dengan JIT adalah: 1) JIT memotong biaya 2) JIT meningkatkan kualitas 3) Ketika kualitas adalah lebih baik berarti persediaan akan lebih sedikit, maka sistem JIT menjadi lebih baik dan lebih mudah digunakan. 6. Konsep Taguchi Genichi Taguchi telah menyediakan tiga (3) konsep untuk mengembangkan produk dan kualitas proses, yaitu kualitas yang tangguh, kualitas yang berorientasi pada target, dan fungsi penurunn kualitas. 7. Pengetahuan tentang Alat TQM a. Alat untuk menghasilkan ide 1) Lembar periksa 2) Diagram sebar 3) Diagram sebab akibat b. Alat untuk mengatur data 1) Bagan pareto 2) Flowchart (diagram proses) c. Alat untuk mengidentifikasi masalah 1) Histogram 2) Kontrol proses statistik D. ALAT TQM 1. Lembar periksa Lembar periksa adalah segala jenis formulir yang akan dirancang untuk merekam data. Lembar periksa membantu analis menemukan fakta atau pola yang dapat membantu analisis selanjutnya. Contoh mungkin berupa gambar yang menunjukkan penghitungan area di mana cacat terjadi atau lembar periksa yang menunjukkan jenis keluhan pelanggan. 2. Diagram sebar Diagram sebar menunjukkan hubungan antara dua pengukuran. Contohnya adalah hubungan positif antara lama panggilan servis dan jumlah perjalanan yang dilakukan oleh petugas reparasi kembali ke truk untuk mendapatkan suku cadang. 3. Diagram Sebab-Akibat Alat untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan titik inspeksi, juga dikenal sebagai diagram Ishikawa atau diagram tulang ikan. 4. Bagan Pareto Bagan pareto adalah metode pengorganisasian kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu fokus pada upaya pemecahan masalah. Joseph M. Juran mempopulerkan karya Pareto (ekonom abad ke-19 yang menemukan bagan ini) ketika dia menyarankan bahwa 80% masalah perusahaan adalah akibat dari hanya 20% saja penyebabnya. Sebagai metode untuk mengorganisir masalah, maka perusahaan bisa dengan tepat menganalisis, kemudian memutuskan penyelesaian masalah utamanya, yang seringkali permasalahan lainnya ikut terhapus. 5. Flowchart (diagram proses) Flowchart secara grafis menyajikan proses atau sistem menggunakan kotak beranotasi dan garis yang saling berhubunga Merupakan alat yang sederhana namun hebat untuk mencoba memahami suatu proses atau menjelaskan suatu proses. 6. Histogram Histogram menunjukkan rentang nilai pengukuran dan frekuensi kemunculan setiap nilai. Histogram menunjukkan pembacaan yang paling sering terjadi serta variasi dalam pengukuran. Statistik deskriptif, seperti rata-rata dan standar deviasi, dapat dihitung untuk menggambarkan distribusi. Namun, data harus selalu diplot sehingga bentuk sebarannya dapat “dilihat”. Presentasi visual dari distribusi juga dapat memberikan wawasan tentang penyebab variasi. 7. Kontrol Proses Statistik (SPC) Kontrol proses statistik (SPC) memantau standar, membuat pengukuran, dan mengambil tindakan korektif saat produk atau layanan sedang diproduksi. Sampel keluaran proses diperiksa; jika mereka berada dalam batas yang dapat diterima, proses diizinkan untuk melanjutkan. Jika mereka berada di luar rentang spesifik tertentu, proses dihentikan dan, biasanya, penyebab yang dapat ditentukan terletak dan dihapus. E. PERAN INSPEKSI Untuk memenuhi produksi sesuai harapan, proses kontrol diperlukan. Proses yang baik memiliki sedikit variasi dari standar yang diharapkan. Manajer operasi ditantang untuk membangun sistem. Inspeksi melibatkan pengukuran, pencicipan, sentuhan, timbangan, atau mengetes produk. Inspeksi harus dianggap sebagai kendaraan untuk membangun sistem. Manajer operasi perlu tahu poin-poin kritis dalam sistem, yaitu kapan dan dimana harus melakukan inspeksi. 1. Saat pabrik pemasok sedang memproduksi 2. Di fasilitas anda setelah menerima barang dari pemasok 3. Sebelum proses terlanjur mahal atau tidak dapat diubah 4. Selama tahapan proses produksi 5. Ketika produksi atau layanan telah lengkap 6. Sebelum dikirim ke pelanggan 7. Saat kontak dengan pelanggan Sumber Inspeksi Sumber inspeksi yang baik dan konsisten dilakukan adalah ketika menggunakan konsep pemberdayaan karyawan, dimana setiap individu karyawan melakukan checking sendiri atas pekerjaan mereka. Idenya adalah bahwa masing-masing pemasok, proses, dan karyawan memperlakukan langkah selanjutnya dalam proses ini sebagai customer, memastikan produk sempurna untuk “customer” berikutnya. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan checklist dan alat kontrol yang aman, yang disebut poka-yoke, sebuah nama dari Jepang. Dengan ide dari sumber inspeksi, poka-yokes, dan checklist akan memberikan garansi 100% produk atau layanan akan baik dalam setiap langkah dan prosesnya. Inspeksi Atribut Versus Variabel Ketika inspeksi berlangsung, karakteristik kualitas dapat diukur baik sebagai atribut atau variabel. Inspeksi atribut mengklasifikasikan item sebagai baik atau cacat, dan tidak membahas tingkat kegagalan. Sedangkan inspeksi variabel mengukur dimensi seperti berat, kecepatan, ukuran, kekuatan, untuk melihat apakah suatu item berada dalam kisaran yang dapat diterima. F. TQM DALAM LAYANAN Komponen pribadi dari jasa lebih sulit diukur daripada kualitas komponen berwujud. Umumnya, pengguna layanan, seperti pengguna barang, memiliki fitur dalam pikiran yang membentuk dasar untuk perbandingan sebagai alternatif. Kurang satu fitur akan menghilangkan layanan dari pertimbangan lebih lanjut. Kualitas juga dapat dianggap sebagai kumpulan atribut dimana banyak karakteristik yang lebih rendah lebih unggul daripada pesaing. Pendekatan perbandingan produk ini sedikit berbeda antara barang dan jasa. Namun, apa yang sangat berbeda tentang pemilihan layanan adalah definisi yang buruk dari (1) perbedaan tidak berwujud antara produk dan (2) harapan tidak berwujud yang dimiliki pelanggan terhadap produk tersebut. Memang, atribut tidak berwujud mungkin tidak didefinisikan sama sekali. Mereka sering kali merupakan gambaran yang tidak terucapkan dalam benak pembeli. Manajer operasi memainkan peran penting dalam menangani beberapa aspek utama kualitas layanan. Pertama, komponen nyata dari banyak layanan adalah penting. Seberapa baik layanan dirancang dan diproduksi, juga seberapa akurat, jelas, dan lengkap hal tersebut dikelola. Kedua, aspek lain dari pelayanan dan kualitas pelayanan adalah proses layanan. Seorang manajer operasi dapat mendesain proses yang memiliki atribut dan memastikan kualitasnya menggunakan teknik TQM. Ketiga, seorang manajer operasi harus realistis bahwa ekspektasi para pelanggan adalah standar yang bertentangan dengan layanan yang dinilai. Persepsi pelanggan dari layanan yang berkualitas adalah hasil perbandingan “harapan layanan mereka sebelumnya” dengan “pengalaman layanan mereka yang sebenarnya”. Keempat, manajer harus mengharapkan pengecualian. Ada tingkat kualitas standar di mana layanan reguler diberikan. Perusahaan yang dikelola dengan baik memiliki strategi pemulihan layanan. Ini berarti mereka melatih dan memberdayakan karyawan garis depan untuk segera memecahkan masalah. Suplemen: Kontrol Proses Statistik Kontrol Proses Statistik (Statistical Proses Control / SPC) adalah aplikasi statistik untuk memastikan bahwa proses berjalan dengan standar. Keseluruhan proses adalah subjek pada tingkat variabilitas tertentu. Tujuan dari sistem kontrol proses adalah untuk memberikan tanda statistik ketika penyebab variasi yang dapat ditetapkan ada. Tanda tersebut dapat mempercepat tindakan yang tepat untuk menghilangkan penyebab yang dapat ditentukan. Variasi natural mempengaruhi hampir setiap proses dan diharapkan. Variasi alami dari pola yang dapat digambarkan sebagai distribusi. Variasi yang dapat ditetapkan dalam suatu proses dapat ditelusuri ke alasan tertentu. Faktor-faktor seperti keausan mesin, peralatan yang salah penyesuaian, pekerja yang lelah atau tidak terlatih, atau tidak bahan baku adalah semua sumber potensial dari variasi yang dapat dialihkan. Variasi natural dan variasi yang dapat dialihkan membedakan dua tugas untuk manajer operasi. Yang pertama adalah memastikan bahwa proses tersebut mampu beroperasi di bawah kendali hanya dengan variasi alami. Yang kedua, tentu saja, untuk mengidentifikasi dan menghilangkan variasi yang dapat ditentukan sehingga proses akan tetap terkendali. Sampel: Karena variasi alami dan dapat ditentukan, pengendalian proses statistik menggunakan rata-rata sampel kecil (seringkali empat sampai delapan item) sebagai lawan data pada bagian individu. Bagan Kendali: Proses pembuatan bagan kendali didasarkan pada konsep yang disajikan. Ditunjukkan tiga distribusi yang merupakan hasil keluaran dari tiga jenis proses. Diplot sampel kecil dan kemudian memeriksa karakteristik data yang dihasilkan untuk melihat apakah prosesnya berada dalam "batas kendali." Tujuan dari peta kendali adalah untuk membantu membedakan antara variasi alami dan variasi karena penyebab yang dapat ditentukan. Diagram Kontrol untuk Variabel-variabel Variabel yang menarik di sini adalah yang memiliki dimensi kontinu. Mereka memiliki kemungkinan yang tak terbatas. Contohnya adalah berat, kecepatan, panjang, atau kekuatan. Bagan kendali untuk mean, x atau x-bar, dan rentang, R, digunakan untuk memantau proses yang memiliki dimensi continue. Perubahan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti keausan pahat, peningkatan suhu secara bertahap, metode berbeda yang digunakan pada shift kedua, atau material baru dan lebih kuat. Nilai R-chart menunjukkan bahwa keuntungan atau kerugian dalam dispersi telah terjadi. Perubahan tersebut mungkin karena bantalan yang aus, alat yang longgar, aliran pelumas yang tidak menentu ke mesin, atau kecerobohan operator mesin. Teorema Limit Pusat Landasan teoritis untuk x -chart adalah teorema limit pusat . Teorema ini menyatakan bahwa terlepas dari distribusi populasi, distribusi x s (masing-masing merupakan rata-rata sampel yang diambil dari populasi) akan cenderung mengikuti kurva normal seiring dengan bertambahnya jumlah sampel. Untungnya, bahkan jika setiap sampel ( n ) cukup kecil (katakanlah, 4 atau 5), distribusi rata-rata masih akan secara kasar mengikuti kurva normal. Teorema tersebut juga menyatakan bahwa: (1) rerata distribusi xs (disebut x) akan sama dengan rerata populasi keseluruhan (disebut m); dan (2) simpangan baku distribusi sampling adalah , sx , simpangan baku populasi (proses). Menetapkan Batas Grafik Rata-rata (Grafik X) Jika kita mengetahui, melalui data masa lalu, standar deviasi populasi (proses), atau, kita menetapkan batas kendali atas dan bawah³ dengan menggunakan rumus berikut: Batas kendali atas (UCL) = X + zox Batas kendali bawah (LCL) = X - zox dimana: X = rata-rata sarana sampel atau nilai target yang ditetapkan untuk proses z = jumlah simpangan baku normal (2 untuk kepercayaan 95,45%, 3 untuk 99,73%) o = simpangan baku rata-rata sampel = …. = populasi (proses) standar deviasi n = ukuran sampel Mengatur Batas Bagan Rentang (R-Charts) Selain memperhatikan rata-rata proses, manajer operasi juga tertarik pada dispersi proses, atau jangkauan. Meskipun rata-rata proses terkendali, dispersi proses mungkin tidak. Misalnya, sesuatu mungkin lepas dengan sendirinya pada peralatan yang mengisi kotak Oat Flakes. Akibatnya, rata-rata sampel mungkin tetap sama, tetapi variasi dalam sampel bisa jadi terlalu besar. Untuk alasan ini, manajer operasi menggunakan bagan kendali untuk rentang untuk memantau variabilitas proses, serta bagan kendali untuk rata-rata, yang memantau kecenderungan pusat proses. Teori di balik bagan kendali untuk rentang sama dengan teori bagan kendali rata-rata proses. Batas ditetapkan yang berisi ±3 standar deviasi distribusi untuk rentang usia rata-rata R. Kita dapat menggunakan persamaan berikut untuk menetapkan batas kendali atas dan bawah untuk rentang: UCLR = D4R LCLR = D3R dimana: UCLR = batas bagan kendali atas untuk rentang LCLR = batas bagan kendali bawah untuk jangkauan D4 dan D3 = nilai dari Tabel Menggunakan Grafik Rata-rata dan Rentang Distribusi normal ditentukan oleh dua parameter, mean dan standar deviasi. Bagan x (rata-rata) dan bagan R meniru kedua parameter ini. Diagram-x sensitif terhadap pergeseran rata-rata proses, sedangkan diagram-R sensitif terhadap pergeseran standar deviasi proses. Akibatnya, dengan menggunakan kedua grafik kita dapat melacak perubahan dalam proses distribusi.