EGI
KUALI
A. PENGERTIAN KUALITAS
Keuntungan Penjualan
Perbaikan respons
Harga yang lebih tinggi
Perbaikan reputasi
Penurunan Biaya
Peningkatan produktivitas
Pengurangan biaya rework dan
limbah
Pengurangan biaya garansi
C. PENGARUH KUALITAS
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki pengaruh
lain. Ada tiga alasan lain pentingnya kualitas yaitu :
1. Reputasi Perusahaan
Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas, apakah itu
baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru
perusahaan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. Promosi diri tidak
akan dapat menggantikan produk yang berkualitas.
2. Keandalan Produk
3. Keterlibatan Global
Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian
internasional, sebagai halnya Manajemen Operasi. Bagi perusahaan dan negara
yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka
harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan harga global. Produk yang rendah
mutunya mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran negara.
D. BIAYA KUALITAS
2
Ada empat kategori utama biaya dikaitkan dengan kualitas yang disebut
sebagai biaya kualitas (cost of quality – COQ ) yaitu:
Tiga jenis biaya pertama di atas dapat diperkirakan, akan tetapi biaya
eksternal sangat sulit dihitung. Contoh : General Electric harus menarik mesin
pencuci piringnya sejumlah 3,1 juta karena ada saklar cacat yang didakwa telah
menimbulkan tujuh kali kebakaran. Ternyata biaya perbaikan melebihi nilai mesin
keseluruhan. Hal ini mendorong keyakinan banyak pakar, bahwa biaya karena
kualitas yang rendah tidak dapat dipandang remeh.
Pengamat manajemen kualitas percaya bahwa secara seimbang, biaya
produk berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Mereka berpendapat bahwa
yang kalah adalah organisasi yang gagal bekerja secara agresif. Kualitas bukan
sebuah hadiah, tetapi memang gratis. Apa yang dibebani dengan biaya adalah
barang-barang yang tidak berkualitas, semua tindakan yang tidak dikerjakan secara
benar sejak awal.
3
ISO 9000
Merupakan satu-satunya standar kualitas yang diakui secara internasional.
Pada tahun 1987, 91 negara anggota (termasuk Amerika Serikat) menerbitkan
beberapa standar jaminan kualitas, yang dikenal sebagai ISO 9000. Atas usulan
American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada tahun 1987
melalui International Organization for Standardization, standard BS-5750
diadopsi sebagai sebuah international standard yang kemudian dinamai ISO
9000:1987. Ada 3 versi pilihan implementasi pada versi 1987 ini yaitu yang
menekankan pada aspek Quality Assurance, aspek QA and
Production dan Quality Assurance for Testing. Fokus utamanya adalah
inspection product di akhir sebuah proses (dikenal dengan final inspection)
dan kepatuhan pada aturan system procedure yang harus dipenuhi secara
menyeluruh.
Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994, karena kebutuhan guaranty
quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh ditekankan
perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada proses
yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk. Namun demikian versi 1994
ini masih menganut system procedure yang kaku dan cenderung document
centre dibandingkan kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan proses
internal organisasi. Pada ISO 9000:1994 dikenal 3 versi, yaitu 9001 tentang
design, 9002 tentang proses produksi, dan 9003 tentang services.
Versi 1994 lebih fokus pada proses manufacturing dan sangat sulit
diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena banyaknya prosedur yang
harus dipenuhi (sedikitnya ada 20 klausul yang semuanya wajib di
dokumentasikan menjadi prosedur organisasi). Karena ketebatasan inilah, maka
technical committee melakukan review atas standar yang ada hingga akhirnya
lahirlah revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan dari ISO 9001,
9002, dan 9003 versi 1994.
Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20 klausul wajib, tetapi lebih pada
proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi sekecil apapun
bisa mengimplementasi sistem ISO 9001:2000 dengan berbagai pengecualian
pada proses bisnisnya. Maka dikenallah istilah BPM atau Business Process
Mapping, setiap organisasi harus memertakan proses bisnisnya dan
menjadikannya bagian utama dalam quality manual perusahaan, walaupun
demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6 prosedur yang harus
terdokumentasi, yaitu procedure control of document, control of record, Control
of Non conforming Product, Internal Audit, Corrective Action, dan Preventive
Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh organisasi bisnis manapun.
Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk
penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi 2000
dengan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektivitas proses yang
dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan
harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008
menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan
harus secara effective berdampak positif pada perubahan proses yang
terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control proses
outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001 ini.
4
melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas,
dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang
sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan
masalah yang terjadi di organisasi.
Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi
ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah Delapan prinsip manajemen mutu yang
bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem agar proses yang berlangsung
sesuai dengan fokus utama yaitu effectivitas continual improvement, 8 prinsip
manajemen yang dimaksud adalah :
1) Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi sistem
semata-mata untuk memuaskan customer.
2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal
implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam
satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak yang sinergi pada
setiap elemen organisasi
3) Keterlibatan Semua Orang : Semua elemen dalam organisasi terlibat dan
concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi kerjanya
masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa
melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berkualitas,
pada fungsinya sebagai office boy.
4) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti alur
proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses
dipetakan melalui business process. Dengan demikian, pemborosan karena
proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak
terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu
sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan
5) Pendekatan Sistem ke Manajemen : Implementasi sistem mengedepankan
pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar
menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual
improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan
memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan
melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah.
6) Perbaikan Berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO
9001:2008
7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap
keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan
data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak
dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008
8) Kerjasama yang Saling Menguntungkan dengan Pemasok : Supplier
bukanlah Pembantu, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus
terjadi pola hubungan saling menguntungkan.
- Standar ISO ditinjau setiap lima tahun sekali untuk memastikan standar
tersebut tetap up-to-date dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
5
- Respon terhadap tren terbaru dan akan selaras dengan sistem manajemen
lainnya seperti ISO 14001.
- Munculnya permintaan untuk penggunaan bahasa yang umum serta selaras
dengan standar-standar lain.
- Mempertimbangkan manajemen risiko untuk mencapai tujuan organisasi
ISO 14000
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda
lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan
untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat,
investor, dll bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang
bersangkutan. mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO
14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh
dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap
pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak
organisasi yang bersangkutan dapat secara proaktif menerapkan standar ISO
14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya,
sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar
ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.
ISO 14000 yang memasukkan unsur standar manajemen lingkungan yang
berisi lima elemen dasar yaitu:
1) Manajemen lingkungan
2) Auditing
3) Evaluasi kinerja
4) Pelabelan
5) Penaksiran siklus hidup
6
1) Citra positif dari masyarakat dan mengurangi eksploitasi pada pertanggung
jawaban.
2) Pendekatan sistimatis yang bagus pada pencegahan terhadap polusimelalui
minimisasi dampak ekologi pada produk dan aktifitas.
3) Memenuhi ketentuan yang berlaku dan kesempatan memeperoleh
keunggulan bersaing.
4) Mengurangi kebutuhan audit yang bermacam-macam.
Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka
SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:
8
1. Openess (keterbukaan)
Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat
berpartisipasi dalam pengembangan SNI;
2. Transparency (transparansi)
Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti
perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai
ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua
informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI;
3. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak)
Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan
kepentingannya dan diperlakukan secara adil;
4. Effectiveness and relevance
Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena
memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Coherence
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan
pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan
memperlancar perdagangan internasional; dan
6. Development dimension (berdimensi pembangunan)
Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan
kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian
nasional.
9
Pakar kualitas W. Edward Deming menggunakan 14 poin untuk menandai
penerapan TQM. Hal ini dikembangkan menjadi enam konsep program TQM
yang efektif yaitu :
TQM membutuhkan perbaikan yang terus menerus yang tidak pernah berhenti
yang meliputi orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi
adalah bahwa setiap aspek operasi dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah
kesempurnaan, yang tidak akan pernah dapat dicapai, tetapi selalu dicari.
Beberapa model yang digunakan dalam perbaikan terus menerus adalah :
Tindakan Rencana
3 2
Apakah rencana
berjalan dengan baik Menguji rencana
Periksa Lakukan
2) Kaizen
Orang Jepang menggunakan kata “Kaizen” untuk menjelaskan dari suatu
perbaikan yang tidak pernah berhenti – penetapan dan pencapaian tujuan
yang lebih tinggi.
3) Zero Defect
Di Amerika Serikat, TQM dan proses produk tanpa produk cacat ( “zero
defect”) digunakan untuk menjelaskan usaha perbaikan yang terus
menerus.
4) Six Sigma
Six Sigma adalah suatu metodologi yang dipergunakan untuk melakukan
upaya perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau
terus menerus (Continuous Improvement). Six Sigma berasal dari kata six
yang berarti enam (6) dan sigma yang merupakan satuan dari Standard
Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering
disimbolkan menjadi 6σ.
Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain,
semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau
kegagalannya. Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
10
Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer
Focused)
Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
Menurunkan Variasi (Reduce Variation)
Apakah itu PDCA, kaizen, zero defect ataupun sig sixma, manajer operasi
adalah pemain utama dalam membangun budaya kerja yang mendukung
perbaikan yang terus menerus.
b. Pemberdayaan Karyawan
c. Benchmarking
11
Filosofi JIT adalah salah satu dari perbaikan terus menerus dan penyelesaian
masalah. Sistem JIT didesain untuk memproduksi dan mengantarkan barang
saat mereka dibutuhkan.
JIT berkaitan dengan tiga hal yaitu:
1) JIT Memangkas Biaya Kualitas
Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi persediaan, dan biaya karena
barang rusak berkaitan langsung dengan persediaan yang ada. Karena
dengan penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit persediaan, maka
biayapun menjadi lebih rendah. Persediaan menyembunyikan kualitas yang
buruh di mana JIT dengan segera menyingkap kualitas buruk.
2) JIT Meningkatkan Kualitas
Di saat JIT memperkecil lead time, JIT dapat menjaga bukti kesalahan tetap
baru dan membatasi jumlah sumber kesalahan yang potensial. Karenanya,
JIT menciptakan sebuah sistem peringatan akan adanya permasalahan
kualitas, baik dalam perusahaan maupun dengan para penjual.
3) Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta
system JIT yang lebih baik dan mudah digunakan.
Seringkali tujuan memiliki persediaan adalah untuk melindungi kinerja
produksi yang buruk yang disebabkan kualitas tidak dapat diandalkan. Jika
kualitas konsisten, JIT membuat persediaan dapat mengurangi semua
biaya yang terkait pada persediaan.
e. Konsep Taguchi
12
Untuk memberdayakan karyawan dan menerapkan TQM sebagai suatu usaha
yang berlanjut, setiap orang dalam organisasi harus dilatih teknik-teknik TQM.
1) Lembar Pengecekan
2) Diagram Sebar
3) Diagram Sebab Akibat
4) Diagram Pareto
5) Diagram Alir
6) Histogram
7) Statistical Process Control
1) Lembar Pengecekan
2) Diagram Sebar
13
Diagram sebar (scatter diagram) adalah diagram yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara 2 variabel atau 2 perhitungan.
Jika dua hal berhubungan dekat, titik-titik akan membentuk sebuah pita
yang ketat.
Jika hasilnya adalah sebuah pola acak, maka hal tersebut tidak
berhubungan.
14
Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) adalah teknik skematis
yang digunakan untuk menemukan lokasi yang mungkin pada
permasalahan kualitas.
Diagram sebab akibat / diagram tulang ikan / diagram Ishikawa, bentuknya
menyerupai tulang ikan, setiap tulang mewakili kemungkinan sumber
kesalahan.
4) Diagram Pareto
15
Diagram Pareto (Pareto Chart) adalah metode untuk mengelola
kesalahan, masalah, atau cacat untuk membantu memusatkan perhatian
pada usaha penyelesaian masalah.
Vilredo Pareto menyatakan bahwa 80% permasalahan perusahaan
merupakan hasil dari penyebab yang hanya 20%.
Contoh :
Hard Rock Hotel di Bali baru saja mengumpulkan data dari 75 keluhan
pada general manager selama bulan Oktober. General Manager
memutuskan untuk menyiapkan analisis Pareto pada keluhan tersebut.
Data yang disediakan adalah pelayanan kamar, 54; keterlambatan
pendaftaran, 12; jam buka kolam renang, 4; harga minibar, 3; dan lain-lain,
2.
5) Diagram Alir
16
Diagram Alir (Flow Charts) adalah diagram yang secara grafis menyajikan
sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang
saling berhubungan.
Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik
untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan sebuah
proses.
Contoh :
6) Histogram
17
Statistical Process Control (SPC) / Diagram Pengendalian Statistik adalah
sebuah diagram dengan waktu pada sumbu horizontal untuk memetakan
nilai sebuah statistik.
SPC melakukan pengawasan standar, membuat pengukuran, dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau sedang
diproduksi.
Alat yang digunakan dalam Statistical Process Control adalah “Bagan
Kendali”.
Bagan Kendali :
Sampel output proses diuji jika mereka berada dalam batas yang
diperbolehkan, maka proses boleh dilanjutkan.
Jika mereka jatuh di luar jangkauan tertentu, maka proses dihentikan, dan
biasanya penyebab akan diteliti dan dihilangkan.
H. PERAN INSPEKSI
18
1. Pengertian Inspeksi
Untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan kualitas yang diharapkan maka
perlu dilakukan pengendalian proses yang seringkali dengan cara pengawasan
atau inspeksi. Inspeksi yaitu jalan untuk memastikan bahwa sebuah operasi
menghasilkan tingkat kualitas yang diharapkan.
2. Tujuan Inspeksi
Tujuan inspeksi adalah untuk menemukan proses yang buruk sesegera
mungkin. Inspeksi tidak memperbaiki kekurangan dalam sistem atau cacat
pada produk, tidak juga mengubah suatu produk atau meningkatkan nilainya.
Inspeksi hanya untuk menemukan kekurangan dan cacat. Inspeksi harus dilihat
sebagai sebuah audit. Audit tidak menambahkan nilai pada produk.
3. Kapan dan Dimana Inspeksi Dilakukan
Terdapat 2 masalah dasar yang berkaitan dengan inspeksi :
1) Kapan inspeksi dilakukan
2) Dimana inspeksi dilakukan
Pemutusan kapan dan dimana inspeksi dilakukan akan bergantung pada tipe
proses dan nilai tambah pada setiap tahap.
Inspeksi dapat terjadi pada salah satu titik berikut :
a. Pada pabrik pemasok Anda saat pemasok sedang memproduksi.
b. Pada tempat Anda saat menerima produk dari pemasok Anda.
c. Sebelum dilakukannya proses yang mahal dan tidak dapat diubah
(irreversible).
d. Selama tahap demi tahap proses produksi.
e. Saat produksi atau jasa selesai.
f. Sebelum pengantaran dari tempat Anda.
g. Pada titik kontak pelanggan.
Tanda CE
Penandaan CE (juga dikenal sebagai tanda CE) adalah perintah penyesuaian tanda
yang terdapat pada banyak produk yang ditempatkan pada pasar tunggal dalam
Kawasan Ekonomi Eropa (EEA) dan barang-barang ekspor dari luar negeri. Tanda CE
digunakan untuk meyakinkan bahwa produk tersebut aman untuk dipakai.
Sejarah Tanda CE
Awalnya, menggunakan “Tanda EC” dan secara resmi diganti dengan “Penandaan CE”
dalam instruksi 93/68/EEC. Tanda tersebut diwajibkan untuk dibubuhkan pada produk-
produk tertentu dalam kawasan ekonomi Eropa. Jika tidak dibubuhkan, maka produk
tersebut tidak akan diperbolehkan beredar di pasaran.
Asal Kata CE
CE adalah singkatan yang berasal dari kata berbahasa Perancis yaitu Communauté
Européenne atau Conformité Européenne yang artinya Perancis untuk persesuaian
Eropa.
Pembuatan Tanda CE
Tanda CE didesain oleh Arthur Eisenmenger untuk persetujuan pada artikel The
Guardian 2001-12-23. Berbagai komponen dengan Penandaan CE pada pokoknya
harus mempunyai dimensi vertikal sama dimana tidak boleh kurang dari 5 mm.
Kegunaan CE
21
tergabung dalam Uni Eropa (EU), Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. Demikian
Penandaan CE bisa menjadi tanda barang sebagai paspor barang untuk kawasan
Eropa. Sebelum Penandaan CE ditandai di produk, syarat pokoknya yaitu industri
produk harus dibuktikan dengan mengikuti percobaan dan prosedur sertifikasi.
Disamping itu, beberapa langkah administrasi itu bisa diartikan harus menganalis risiko
atau komplikasi produk itu maka harus diuji dalam laboratorium.
[sunting] Produk yang ditandai CE dan Produk yang tidak ditandai CE.
Keuntungan Penandaan CE
Perlu Di Catat
Penandaan CE bukan tanda kualitas produk. Pertama, itu ditunjukkan untuk keamanan
daripada kualitas suatu produk. Kedua, Penandaan CE adalah perintah untuk ditandai
di produk itu mengingat banyak penandaan kualitas dengan sengaja.
Banyak orang menggunakan istilah ‘’Tanda CE’’. Inisial ungkapan ini digunakan untuk
menunjukkan kesesuaian penandaan. Bagaimanapun “Tanda CE” diganti secara resmi
dengan istilah Penandaan CE di tahun 1993. Demikian itu lebih baik untuk mengatakan
Penandaan CE.
FCC
FCC didirikan oleh Undang-Undang Komunikasi tahun 1934 sebagai pengganti Komisi
Radio Federal dan dibebankan dengan mengatur semua penggunaan non-pemerintah
federal dari spektrum radio (termasuk radio dan televisi siaran), dan semua
22
telekomunikasi antarnegara (kawat, satelit dan kabel) serta semua komunikasi
internasional yang berasal atau mengakhiri di Amerika Serikat. Ini merupakan faktor
penting dalam kebijakan telekomunikasi AS. FCC mengambil alih regulasi kawat
komunikasi dari Komisi Perdagangan Antarnegara. Yurisdiksi FCC mengamanatkan
meliputi 50 negara, District of Columbia, dan harta benda Amerika Serikat. Namun,
FCC juga menyediakan beragam derajat kerjasama, pengawasan, dan kepemimpinan
bagi tubuh komunikasi serupa di negara lain Amerika Utara. FCC memiliki anggaran
2011 diperkirakan sebesar US $ 335.800.000 yang seluruhnya didanai oleh biaya
regulasi, dan memiliki anggaran yang diusulkan sebesar US $ 354.200.000 untuk 2012,
yang juga akan sepenuhnya berasal dari biaya regulasi. Ini memiliki 1.898 “penuh-
waktu yang setara” karyawan federal [3].
SNELL
DOT
Salah satu lembaga sertifikasi helm lainnya adalah DOT. DOT merupakan singkatan
dari Departement of Transportation di amerika dengan kode FMVSS 218. Helm yang
memiliki stiker DOT adalah helm yang telah lulus uji produk yang dilakukan oleh
NHTSA (National Highway Traffic Safety Association). Helm dengan stiker DOT banyak
ditemukan di pasaran antara lain dengan merek KYT, MDS dan lain-lain.
Sebetulnya helm dengan sertifikasi SNELL dan DOT merupakan sertifikasi yang diakui
oleh International dan diadopsi oleh 50 negara besar di dunia diantaranya negara-
negara Eropa, Amerika dan Jepang. Lantas apakah helm dengan standar SNI jauh
lebih aman daripada standar SNELL atau DOT?
QC dan Toleransi
Katanya sih manusia itu tidak ada yang sempurna, jadi dibuatlah suatu sistem QC yang
punya toleransi. Nah toleransi ini yang beda antara satu dengan yang lain. Di
Indonesia, toleransi dalam teori sih mungkin sekecil Jepang. Tapi kok dalam kenyataan
jauh ya?
Toleransi itu bener bener dinamakan toleransi karena membolehkan kita sedikit
melenceng dibawah atau diatas ambang. Misalnya kita membuat tahu dengan
ketebalan 2cm dan kita akan ngasih sedikit toleransi ketebalan.
Aslinya toleransi satuannya ada yang dinyatakan dalam relatif seperti persen (%)atau
permil (‰) dan dinyatakan dengan absolut. Kalau diaplikasikan sama tahu tadi
misalnya, tu tahu punya toleransi relatif 5% atau 5mm. Mana yang lebih besar? Itung
aja. 5% dari 2cm itu 1mm.
Jadi Tahu merek A dengan ketebalan 20mm boleh memiliki ketebalan dari 19mm
hingga 21mm, sedangkan tahu merek B dengan ketebalan yang sama boleh diproduksi
dari 15mm hingga 25mm. Mana yang bakal masuk ke supermarket? Gw rasa tahu A.
23
Then What?
It’s ok kalo semua barang yang kita bikin telah lewat QC dengan baik, bagaimana yang
tidak? Ada dua hal yang dapat dilakukan:
Repair
Barang akan diperbaiki, ini kejadian kalo misalnya melencengnya nggak parah parah
amat. Tahu A misalnya punya tinggi 23mm alias lebih 2mm dari batas toleransi. Potong
aja dikit. Beres deh.
Reject
Kalo misal tidak bisa diperbaiki, barang akan direject, alias ditolak. Ujungnya bisa
direcycle alias daur ulang, maupun dibuang sama sekali
Pada barang kualitas ekspor yang gw temuin, kesalahan sedikit saja biasanya sudah
bisa menyebabkan barang itu direject sepenuhnya. Kalau mau lihat, coba saja di
Factory Outlet yang bener bener Factory Outlet, misalnya FO sepatu Tomkins di
Gedebage, Bandung, atau di Paberik Badjoe milik manufaktur Delami di Soekarno
Hatta, Bandung.
3. Gunakan analisis Pareto untuk meneliti data yang dikumpulkan pada lini perakitan
printed circuit board (PCB) berikut :
4. Sebuah bengkel mobil telah mencatat keluhan berikut. Gunakan keluhan tersebut
untuk membuat sebuah diagram sebab akibat berdasarkan 4M.
25
h) Masalah saya ringan dan mudah diperbaiki – mengapa Anda tidak
mengerjakannya sekarang, dan membiarkan yang lain yang membutuhkan
perbaikan lebih lama menunggu-nunggu.
i) Perkiraan biaya perbaikan Anda sangat jauh dari kenyatannya.
j) Saya membawa mobil saya untuk ganti oli yang sederhana, tetapi Anda
mengerjakannya ditambah dengan tune-up lengkap.
k) Mekanik Anda hanya mengganti komponen – ia tidak tahu apa yang salah
dengan mobil saya.
l) Saya pikir komponen pengecekan Anda tidak bekerja dengan baik.
m) Anda membebani saya pekerjaan yang tidak dikerjakan.
26