Anda di halaman 1dari 26

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PENILAIAN DAN PENERAPAN

KEPUTUSAN INVESTASI

OLEH : SETIANI WIDIARTI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA , APRIL 2020


ABSTRAKSI

Pengertian keputusan investasi adalah kebijakan manajemen dalam


menggunakan dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan
memberikan keuntungan dimasa yang akan datang.

Proses pengambilan keputusan investasi modal umumnya juga sering disebut


dengan Capital Budgeting. Capital budgeting merupakan proses perencanaan serta
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengeluaran dana yang return atau
masa kembalinya dalam waktu yang relatif panjang. Lebih dari satu tahun buku.

Tujuan utama dari investasi adalah memperoleh keuntungan atau tingkat pengembalian
yang tinggi. Artinya, tidak ada investor yang mau mengalami kerugian bahkan
kehilangan dana atau modal yang telah ditanamkan pada instrumen tertentu. 

Kebijakan Investasi yang diambil adalah investasi yang paling menguntungkan. Return
yang didapat paling tinggi. Biaya yang paling murah. Waktu pengembalian yang paling
cepat dan resiko yang seminimal mungkin.
PENDAHULUAN

Pengertian keputusan investasi adalah kebijakan manajemen dalam menggunakan


dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan
keuntungan dimasa yang akan datang.

Proses pengambilan keputusan investasi modal umumnya juga sering disebut


dengan Capital Budgeting. Capital budgeting merupakan proses perencanaan serta
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengeluaran dana yang return atau
masa kembalinya dalam waktu yang relatif panjang. Lebih dari satu tahun buku.

Menurut Sutrisno [2007:121-122], sebuah perencanaan kebijakan investasi


mempertimbangkan hal-hal seperti ini:

 Dana perusahaan yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang
panjang. Perusahaan harus menunggu dalam tempo yang panjang untuk
mendapatkan dana tersebut kembali beserta return yang diinginkan.

 Dana perusahaan yang dikeluarkan dalam investasi nominalnya sangat besar.

 Keputusan investasi perusahaan mengharapkan keuntungan pada masa yang akan


datang.

 Kesalahan perhitungan bisa menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

 Keputusan investasi akan berdampak jangka panjang bagi perusahaan. Kesalahan


pengambilan keputusan akan berakibat buruk dalam jangka panjang. Tidak bisa
diperbaiki tanpa munculnya kerugian yang sangat besar.

Agar investasi bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan di masa


mendatang, investor harus melakukan analisis kelayakan investasi terlebih dahulu.
Analisis kelayakan investasi dapat dipahami sebagai tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui prospek dari suatu proyek investasi yang mendasari pengambilan keputusan
diterima atau ditolaknya investasi tersebut. Sebelum mengambil keputusan investasi,
penting untuk dilakukan analisis kelayakan agar dapat menghindari penanaman modal
pada proyek atau kegiatan yang tidak menguntungkan.
Investasi memiliki ruang lingkup yang luas, di mana investasi dapat dilakukan
pada pengadaan aset riil seperti bangunan atau gedung, kendaraan, peralatan kantor, dan
tanah, tetapi juga surat-surat berharga seperti deposito, obligasi, dan saham. Dari
beragam instrumen tersebut, investasi terbagi dalam tiga durasi waktu, yakni jangka
pendek, menengah, dan panjang.

Tujuan utama dari investasi adalah memperoleh keuntungan atau tingkat


pengembalian yang tinggi. Artinya, tidak ada investor yang mau mengalami kerugian
bahkan kehilangan dana atau modal yang telah ditanamkan pada instrumen tertentu. 

Kebijakan Investasi yang diambil adalah investasi yang paling menguntungkan.


Return yang didapat paling tinggi. Biaya yang paling murah. Waktu pengembalian yang
paling cepat dan resiko yang seminimal mungkin.

LITERATUR TEORI

Untuk memperoleh return investasi yang paling menguntungkan, ada beberapa informasi dan
hal-hal yang diperlukan dalam mengambil keputusan investasi perusahaan:

 Alternatif pilihan investasi

 Estimasi Arus kas (cashflow)

 Penilaian Investasi

 Penilaian kembali investasi yang diputuskan


1. Alternatif Pilihan Investasi

Jenis investasi yang bisa memberikan opsi alternatif dalam keputusan investasi ada beberapa
macam, diantaranya :

 Penggantian Aktiva (replacement)

 Perluasan (expansion)

 Investasi yang tidak dapat diukur (non measurable profit investment)

 Investasi yang tidak menghasilkan laba

 Investasi Penggantian Aktiva (Replacement Investment)

Penggantian aktiva tetap perusahaan adalah mengganti aktiva perusahaan yang lama
dengan yang aktiva baru. Contohnnya mesin dan peralatan. Ada beberapa alasan mengapa
perusahaan mengeluarkan investasi besar untuk mengganti aktivanya. 

Aktiva yang lama sudah tidak sanggup memenuhi peningkatan kebutuhan produksi
perusahaan. Aktiva yang lama dalam operasinya membutuhkan biaya yang tinggi. Aktiva
yang lama kondisinya sudah terlalu aus. Sering rusak sehingga aktiva tidak bisa beroperasi
untuk sementara waktu karena perbaikan.Aktiva yang lama membutuhkan maintenance yang
sering dengan biaya pemeliharaan yang tinggi.Kualitas atau output yang dihasilkan aktiva
lama kurang bagusKecepatan operasi aktiva lama tidak cukup cepat. Tidak mampu
mengimbangi peningkatan kebutuhan produksi.Perkembangan teknologi yang menghadirkan
aktiva sejenis yang lebih unggul dari aktiva perusahaan yang lama akan mendorong
perusahaan untuk mengganti aktivanya.

Aktiva yang sejenis yang mampu berproduksi lebih banyak, lebih cepat, output lebih
bagus dengan biaya operasional yang hemat dan biaya perawatan yang minim.

Penggantian aktiva bisa meningatkan kapasitas produksi perusahaan (baik kuantitas,


kualitas) lebih efisien. Menekan biaya produksi sehingga laba perusahaan perusahaan akan
meningkat.

 Investasi Perluasan (Expansion Investment)

Investasi perluasan adalah investasi yang bertujuan untuk menambah kapasitas


produksi perusahaan jauh lebih besar daripada kapasitas sebelumnya. Pengeluaran investasi
peluasan bisa berbentuk pembangunan pabrik baru, perluasan atau penambahan gudang,
menambah jumlah mesin.

 Investasi yang tidak bisa diukur labanya (Non-measurable profit investment)

Sebenarnya investasi ini juga bertujuan utama mencari laba. Namun laba yang yang
akan diperoleh oleh investasi ini sangat sulit untuk diukur dengan angka. Misalnya,
pengeluaran biaya promosi yang masih untuk jangka panjang, investasi penelitian produk
yang bisa memakan banyak biaya dalam waktu yang lama, pengembangan dan penambahan
skil karyawan dengan mengadakan program pendidikan karyawan.

Output investasi yang dilakukan seperti contoh tersebut sulit untuk diukur secara
angka-angka. Investasi yang berhasil tentu akan meningkatkan pendapatan perusahaan,
berapa angka-angka yang bisa diukur oleh investasi tersebut. Hampir tidak bisa diukur.

 Investasi yang tidak menghasilkan laba (Non-profit Investment)

Setiap investasi yang dilakukan perusahaan sudah tentu karena ingin mendapatkan
keuntungan. Investasi yang tidak menghasilkan keuntungan kadang harus dilakukan karena
adanya paksaan, peraturan atau syarat kontrak yang disetujui perusahaan.

Contohnya, Investasi pengelolaan air limbah produksi. Pembangunan dan


pengelolaan air limbah tentu membutuhkan investasi yang besar tanpa adanya return yang
akan didapat tetap harus dilakukan karena adanya peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya. Tidak melaksanakan maka akan ada sanksi oleh otoritas terkait yang bisa
mengancam keberlangsungan hidup perusahaan.

Umumnya, perusahaan memiliki beberapa usulan proyek investasi,, tidak hanya satu.
Tapi karena adanya keterbatasan, perusahaan harus memilih salah satu atau beberapa
diantaranya berdasarkan tingkat prioritas kebutuhan perusahaan.

Terdapat paling tidak 2 jenis penganggaran usulan proyek investasi modal, yaitu:

 Proyek Independen (independent project)

 Proyek Saling Ekslusif (mutual exclusive project)

 Proyek Independen (Independent Project)


Proyek independen adalah investasi modal yang tidak berkaitan dengan proyek
perusahaan yang lain. Adanya proyek atau investasi ini tidak akan mempengaruhi proyek
atau investasi perusahaan yang lainnya. 

Contohnya usulan proyek pembelian mesin boiler untuk produksi dan investasi pembangunan
gedung kantor.Kedua jenis investasi tersebut tidak saling terkait.

 Proyek Saling Ekslusif (Mutual Exclusive Project)

Proyek saling eklusif merupakan investasi perusahaan yang saling berkaitan dengan
investasi atau proyek perusahaan yang lain. Investasi ini akan menghalangi atau mengganggu
proyek perusahaan yang lainnya. 

Misalnya usulan investasi Container Crane otomatis perusahaan pelabuhan. Container


crane otomatis akan berakibat dalam penggunaan container crane manual.

Penggunaan container crane otomatis akan mengakibatkan container crane manual


tidak dijalankan. Kecuali perusahaan memperluas dermaga lagi dan fasilitas pendukungnya
sehingga yang manual bisa beroperasi lagi di titik lokasi yang berbeda.

2. Estimasi Aliran Kas

Salah satu informasi yang paling dibutuhkan dalam pengambilan keputusan investasi
adalah estimasi aliran kas (cashflow). Estimasi arus kas investasi harus memperhatikan hal hal
seperti berikut :

Estimasi beban, pendapatan dan pengeluaran modalEstimasi perkiraan penyesuaian arus


kas dengan tingkat inflasi dan pajak.

Dan secara umum, ada 3 arus kas yang perlu diperhatikan :

1. Initial Cashflow 

2. Operatinal Cash flow

3. Terminal Cash flow

 Initial Cashflow (Aliran Kas Permulaan)

Initial cashflow adalah pengeluaran kas yang dibutuhkan pertama kali ketika
melakukan investasi. Misalnya ketika perusahaan memutuskan untuk investasi menambah
mesin produksi, maka initial casflow yang dimaksud adalah harga perolehan pembelian
mesin tersebut hingga mesin tersebut siap untuk dioperasionalkan. Mulai dari harga
pembelian, biaya instalasi, biaya uji coba, pajak, balik nama dan yang lainnya.

 Operational Cashflow (Aliran Kas Operasional)

Operational cashflow adalah aliran kas keluar yang dibutuhkan selama investasi
dijalankan. Estimasi arus kas operasional ini harus diestimasikan dengan tepat karena
menyangkut perjalanan investasi yang bisa mempengaruhi hasil dari investasi.

Misalkan, ketika sebuah perusahaan telah menetapkan keputusan investasi untuk


membeli mesin baru, harga mesin baru yang dibayarkan adalah Initial cashflow (aliran kas
permulaan) dan ketika mesin tersebut dioperasikan, mesin tersebut membutuhkan biaya
operasional, mulai dari biaya bahan bakar, biaya operator, biaya maintenance dan perawatan.
Dan bahkan juga biaya perbaikan.

Biaya biaya tersebut tentu akan mengakibatkan adanya aliran kas keluar yang bisa
mempengaruhi laba perusahaan. Biaya-biaya tersebut harus diestimasikan sedetail mungkin
agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan keputusan investasi.

 Terminal Cashflow (Aliran Kas Akhir Investasi)

Terminal cashflow adalah aliran kas yang akan diterima oleh perusahaan diakhir
periode investasi. Bisa juga dikatakan sebagai nilai sisa investasi yang telah berakhir.

Katakanlah perusahaan menginvestasikan dalam bentuk mesin. Umur ekonomis


mesin yang diestimasikan bisa beroperasi secara normal selama 20 tahun. Ketika telah
berproduksi selama 20 tahun. Umumnya mesin tersebut masih ada nilainya. Masih ada
harganya. Bahkan masih bisa berfungsi secara normal. Itulah terminal cashflow.

Bahkan tidak bisa berfungsi dan mesin hancur sekalipun masih bisa dijual "kiloan".
Masih ada nilainya. Nilai aliran kas terakhir ini harus diestimasikan dengan detail, termasuk
juga adanya pengaruh penyusutan mesin karena mungkin saja bisa berpengaruh pada
keputusan investasi. Walau dalam kenyataannya nilai sering diabaikan.

3. Penilaian Investasi
Penilaian investasi bertujuan untuk menilai usulan keputusan investasi yang seperti apa
yang layak dijalankan. Yang memberi keuntungan yang paling maksimal dengan resiko paling
minim yang bisa diperoleh perusashaan. 

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penilaian keputusan investasi. Seperti
estimasi jumlah investasi, estimasi waktu pengembalian investasi, estimasi arus kas, risiko
investasi dan bagaimana dampak investasi tersebut terhadap laba bersih perusahaan.

Ada terdapat 2 kategori metode penilaian investasi yang umum digunakan:

a. Model Non-Diskonto

Model non-diskonto adalah metode penilaian yang tidak memperhatikan nilai waktu dari
uang.

Metode non diskonto sendiri terdapat 2 pendekatan metode dalam perhitungannya:

 Payback period (PP)

 Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return/ARR)

 Payback Period

Analisa penilain investasi metode payback period merupakan metode untuk


mengetahui jangka waktu pengembalian sebuah investasi. Seberapa cepat pengembalian
dana investasi yang dikeluarkan akan kembali seperti awal seluruhnya.

Dengan analisa metode payback period juga bisa diketahui berapa cepat waktu
investasi bisa dikembalikan saat titik impas atau BEP (break even point)

Lebih cepat waktu pengembalian investasi, maka risiko investasi semakin kecil
dan investasi tersebut semakin layak untuk diambil atau dijalankan. Usulan investasi
mana yang paling cepat pengembaliannya, itulah yang akan dipilih.

 Average Rate of Return /ARR 

Analisa metode penilaian investasi ARR menilai seberapa besar keuntungan atau
laba perusahaan dibandingkan dengan rata-rata nilai dari investasi.

Metode ARR mengukur dari tingkat laba perusahaan. Bukan arus kas investasi.
Jika pada hasil perhitungan ARR lebih tinggi dari tingkat return yang diinginkan, maka
investasi tersebut laya untuk diijalankan. Berlaku juga sebaliknya.

b. Model Diskonto

Model diskonto adalah metode penilaian yang secara tidak langsung memperhatikan nilai
waktu dari uang dan melibatkan konsep diskonto arus kas investasi.

Metode diskonto memiliki 2 pendekatan metode dalam perhitungannya:

 Net present value

 Internal rate of return

 Net Present Value (NPV)

Metode penilaian net present value (NPV) menghitung selisih antara nilai sekarang dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas return dimasa yang akan datang.

Metode NPV memerlukan data tentang perkiraan biaya operasiona, pemeliharaan, biaya
investasi dan estimasi keuntungan return dari investasi yang direncanakan.

 Internal Rate of Returrn (IRR)

Metode internal rate of return (IRR) menghitung tingkat suku bynga yang menyamakan
nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang adri penerimaan arus kas dimasa yang
akan datang.

4. Penilaian Kembali Keputusan Investasi (Pasca Audit)

Penilaian kembali keputusan investasi (pasca audit) merupakan langkah lanjutan


setelah usulan keputusan investasi dipilih dan dijalankan. Pasca audit bertujuan untuk
mengetahui kinerja dari sebuah investasi yang dijalankan. Sesuai dengan apa yang
diinginkan atau tidak. Mengevaluasi investasi dan bila perlu mengusulkan adanya
tindakan perbaikan. Atau bahkan menghentikan proyek.

Pasca audit juga bisa menjadi indikator apakah informasi dan data-data yang
digunakan untuk bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi cukup akurat
atau tidak.
Dan pasca audit bisa memberikan feedback kepada manajer untuk memperbaiki
pengambilan keputusan investasi dimasa yang akan datang.

Metode Penilaian Investasi

Layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi dilakukan bisa dianalisis dengan
berbagai kriteria. Penilaian investasi yang "layak" bisa diberikan dengan membandingkan
dengan kecenderungan rata-rata industri sejenis.

Ditinjau dari sudut pandang keuangan, ada beberapa metode penilaian investasi yang bisa
dipakai untuk menentukan apakah suatu investasi layak atau tidak layak dilakukan
sebuah perusahaan.

Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode yang dipakai


tergangung dari kebutuhan tiap-tiap perusahaan. Metode yang mana yang cocok untuk
digunakan oleh perusahaan.

Dalam mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu metode
saja, menggunakan beberapa metode sekaligus lebih baik. Semakin banyak metode yang
dipakai, maka akan semakin banyak gambaran yang lebih lengkap. Informasi yang
didapat lebih banyak. Sehingga keputusan investasi bisa lebih tertarget dan menghasilkan
keuntungan yang maksimal.

Beberapa metode yang umum dipakai perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Metode Net Present Value (NPV)

2. Metoe Payback Period (PP)

3. Metode Profotability Index (PI)

4. Metode Average Rate of Return (ARR)

5. Metode Internal Rate of Return (IRR)

1. Metode Net Present Value (NPV)

Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai
sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa
mendatang.
Dalam perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan biaya
operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang
sedang direncanakan.

Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan :

 Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai
NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.

 Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai
NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Kelebihan Analisa Metode Net Present Value

1. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan

2. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan

3. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan

Kekurangan Analisa Metode Net Present Value

1. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga
berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi
tersebut lebih baik

2. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa
investasi

3. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor
usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.

2. Metode Payback Period (PP)

Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk
mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback
period mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali
seluruhnya seperti awal mula.
Dengan analisa metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi bisa
dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas.

Perhitungan metode ini diakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan
ketika jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar.

Secara umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode pengembalian yang
lebih cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya,
apabila payback period menunjukkan periode pengembalian yang lebih lama. Maka
investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Apabila ada lebih dari satu jenis investasi yang ditawarkan, periode pengembalian yang
paling singkat yang seharusnya dipilih.

Analisa metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh tambahan informasi
mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang akan diiinvestasikan. Seperti
perusahaan teknologi contohnya handphone yang setiap bulan bahkan muncul produk
baru yang membuat produk sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru.

Kelebihan Payback Period

1. Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan
kembali.

2. Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even poinPayback
period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek payback
period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya.

3. Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return
dan resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas
investasi.

4. Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih.

5. Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa


diminialisir.

Kekurangan Payback Period

1. Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh


setelah masa payback period tercapai.
2. Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money)

3. Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa
diterima perusahaan.

4. Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak
menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah
direncanakan.

3. Metode Profitability Index (PI)

Analisa metode penilaian investasi profitability index (PI) membandingkan antara


nilai arus kas dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang.

Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba investasi)
dan value investment ratio (rasio investasi nilai).

Apabila profitability Index hasilnya lebih besar dari 1, Investasi tersebut layak untuk
diambil. Semakin besar angkanya, maka investasi tersebut semakin layak.

Kelebihan Profitability Index

1. Profitability index memberikan informasi persentase arus kas dimasa mendatang


dengan aliran kas awal (cash initial)

2. Profitability index memperhitungkan biaya modal (cost of capital)

3. Profitability index memperhitungkan semua arus kas

4. Profitability index memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money)

Kekurangan Profitability Index

1. Profitability index tidak menginformasikan tentang return suatu proyek investasi

2. Profitability index tidak memiliki infomasi tentang resiko investasi

3. Tidak menginformasikan apakah sebuah investasi memberikan keuntungan bagi


perusahaan

4. Untuk menghitung profitability index dibutuhkan biaya modal 


4. Metode Average Rate of Return (ARR)

Metode penilaian investasi average rate of return ini menilai seberapa besar
keuntungan dari sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah
pajak yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi.

Jadi ARR diukur dari laba perusahaan. Bukan arus kas investasi perusahaan.

Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih besar daripada tingkat return yang
diisyaratkan. Maka investasi ini layak untuk lakukan. Namun apabila yang terjadi
sebaliknya, maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Kelebihan Average Rate of Return

1. Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak


diperlukan tambahan perhitungan

2. Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap laba
perusahaan.

3. Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba rugi
perusahaan.

Kekurangan Average Rate of Return

1. Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money)

2. Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan saat ini
bisa menyesatkan diwaktu yang akan datang

3. Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus kas
dari investasi yang dijalankan.

4. Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.

5. Metode Internal Rate of Return (IRR)


Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa
investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai
sekarang) investasi saat ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang
akan datang.

Metode IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah
digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah
hitungan yang menunjukkan tingkat return yang sebenarnya.

Kelebihan Internal Rate of Return

1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang

2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.

3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi

4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa


membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.

5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas
belakangan

Kekurangan Internal Rate of Return

1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai
yang kemungkinan bisa dicapai

2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and
error apabila tidak menggunakan software.

3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam


ukuran dan keadaan investasi. 

4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak
menghasilkan nilai IRR sama sekali.
PEMBAHASAN

Kelayakan investasi tidak bisa dinilai hanya berdasarkan dari asumsi atau
keyakinan saja, tetapi harus dianalisis secara mendalam dari berbagai aspek. Tanpa
pertimbangan yang matang, investasi ibarat membeli kucing dalam karung. Artinya,
investor tidak mengetahui secara jelas penanaman modal yang dilakukannya tersebut
menguntungkan atau tidak.

Untuk menilai kelayakan suatu investasi, setidaknya terdapat empat metode yang bisa
dilakukan, yakni:

1. Net Present Value (NPV)

Kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dinilai dari


keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek atau investasi.
Keuntungan bersih tersebut dihitung dari selisih nilai sekarang investasi dengan aliran
kas bersih yang diharapkan dari proyek atau investasi di masa yang akan datang atau
pada periode tertentu. Penilaian kelayakan investasi dengan pendekatan NPV ini
merupakan metode kuantitatif yang mampu menunjukkan layak tidaknya suatu proyek
atau investasi. Perhitungan NPV dirumuskan sebagai berikut:

NPV = ΣPVt – A0

NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0

PV = NCF x Discount factor

Discount factor = 1/(1+r)t

Keterangan:

NPV = Net Present Value

PV = Present Value
NCF = aliran kas

A0 = investasi yang dikeluarkan pada awal tahun

r = biaya modal

t = periode waktu investasi/proyek

Pengambilan keputusan investasi dalam metode ini menggunakan asumsi sebagai berikut:

Jika NPV0 > NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena berisiko
mengalami kerugian.Jika NPV0 < NPV1, maka investasi atau proyek dinilai layak karena
berpotensi menghasilkan keuntungan.Jika NPV0 = NPV1, maka investasi atau proyek
dinilai tidak layak karena tidak menghasilkan keuntungan.

KASUS

Sebuah Perusahaan Elektronik ingin membeli sebuah mesin produksi untuk


meningkatkan jumlah produksi produknya. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut
adalah Rp. 150 juta dengan mengikuti aturan suku bunga pinjaman yakni sebesar 12%
per tahun. Untuk Arus Kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50
juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pada pembelian mesin produksi
diatas dapat dilanjutkan?

Penyelesaiannya :

Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta

C0 = Rp. 150 juta

r = 12% (0,12)

Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) –


150

NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

NPV = 180,24 – 150

NPV = 30,24

Jadi nilai untuk NPV-nya adalah Rp. 30,24 juta

2. Payback Period (PBP)

Jika NPV mengukur investasi dari profitabilitasnya, metode Payback


Period mengukur kecepatan pengembalian investasi. Oleh sebab itu, satuan ukuran yang
dihasilkan bukan dalam bentuk persentase ataupun rupiah, melainkan waktu. Jika nilai
PBP lebih cepat atau singkat dari yang disyaratkan, artinya investasi memiliki kelayakan.
Sebaliknya, apabila nilai PBP lebih lambat atau lama berarti mengindikasikan tidak
layaknya suatu investasi. Adapun formula untuk menghitung nilai PBP sebagai berikut.

Jika arus kas per tahun sama jumlahnya

PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun

Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya

PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun

Keterangan:

n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas belum bisa menutup investasi awal

a = jumlah investasi awal

b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n

c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1


KASUS

PT. Max Indonesia melakukan sebuah investasi dengan besaran Rp.50.000.000,00,


adapun jumlah proceed per tahun adalah Rp.25.000.000,00. Maka didapat periode
pengembalian besaran modal adalah sebagai berikut.

PP = (besaran total investasi awal) / (besaran jumlah arus kas) x 1 tahun.

PP = (Rp.50.000.000,00) / (Rp.25.000.000,00) x 1 tahun.

PP = 2 tahun.

Periode pengembalian modal yang diperoleh PT. Max Indonesia usai menginvestasikan
sejumlah dana ialah 2 tahun. Hal ini bermakna bahwa uang yang tertanam di dalam suatu
aktiva ialah Rp.50.000.000,00 dan dapat diambil kembali dalam kisaran waktu 2 tahun.
Lantas, bagaimana contoh kasus periode pengamblian modal yang mempunyai arus kas
tiap tahun berbeda?

Misalnya, PT. Jaya Mandiri melakukan sebuah investasi dengan besaran


Rp.100.000.000,00 dalam aktiva tetap dengen ketentuan sejumlah proceed kumulatif
sebagai berikut.

Rp. 50.000.000,00; Rp. 50.000.000,00; Rp. 40.000.000,00; Rp. 90.000.000,00;

Rp. 30.000.000,00; Rp. 120.000.000,00; Rp. 20.000.000,00; Rp. 140.000.000,00.

Maka didapatlah sebuah periode pengembalian modal sebagai berikut.

PP = 2 + (Rp.100.000.000,00 – Rp.90.000.000,00) / (Rp.120.000.000,00 –


Rp.90.000.000,00) x 1 tahun.

PP = 2 + (Rp.10.000.000,00) / (Rp.30.000.000,00) x 1 tahun.

PP = 2,33 tahun atau sekitar 2 tahun lebih 4 bulan.

3. Profitability Index (PI)

Sesuai dengan namanya, metode ini mengukur layak tidaknya suatu investasi dari
indeks keuntungannya dengan membandingkan antara nilai sekarang seluruh penerimaan
kas bersih dengan nilai sekarang investasi. Suatu investasi disebut layak menurut metode
ini apabila nilai PI lebih besar dari 1, karena dinilai menguntungkan. Sebaliknya, jika
nilai PI lebih kecil dari 1, artinya tidak menguntungkan sehingga investasi tersebut tidak
layak. Rumusan perhitungan nilai PI yakni:

PI = PV/I

Keterangan:

PI = Profitability Index

PV = Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)

I = Investasi

KASUS

Suatu investasi ditanam pada tahun 2009 sebesar Rp 10.000.000,00. Cost of Capital 12%
(Tingkat Bunga di Bank). Inflasi 10%. Diharapkan balik modal setelah tahun ke-4. Cash
Flow yang diperoleh untuk 6 tahun ke depan adalah sebagai berikut :

Payback Period; modal sudah kembali pada tahun ke lima. Cara untuk menghitung waktu
yang lebih rinci :

Bandingkan kekurangan tahun ke-4 dengan cash flow tahun ke-5

= (Rp 10 juta – Rp 8 juta) : (Rp 11,2 juta – Rp8.000.000) x Rp 12 bulan

= 7,5 hari

Berarti balik modal 4 tahun 7 bulan 15 hari

Discounted Payback Period


DCF Discounted Cash Flow didapat dari cash inflow yang sudah di-
presentvaluekan dengan inflasi 10%. Bisa menggunakan table TMV atau rumus
untuk mencari present value.

DPP; modal baru kembali pada tahun ke-6. Investasi tidak layak karena PP dan
DPP lebih lama dari yang diharapkan.

Net Present Value

Initial Investment 10.000.000

NPV -675.100

Investasi tidak layak karena NPV kurang dari nol.Profitability Index

= 9.342.900 : 10.000.000 = 0,93429

Investasi tidak layak karena PI lebih kecil dari 1.

4. Internal Rate of Return (IRR)

Metode Internal Rate of Return (IRR) mengukur kelayakan suatu investasi


berdasarkan tingkat suku bunga yang dapat menjadikan jumlah nilai sekarang
keuntungan yang diharapkan sama dengan jumlah nilai sekarang dari biaya modal
(NPV = 0). Bagaimana bisa? Dalam metode ini, time value of money telah
diperhitungkan sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar
biaya modal atau tingkat bunga yang diterapkan.

Untuk menghitung nilai IRR harus dilakukan dengan cara trial and error
atau menggunakan tabel tingkat bunga. Adapun formula perhitungan IRR sebagai
berikut.
IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)

Keterangan:

IRR = Internal Rate of Return

R1 = tingkat bunga pertama

R2 = tingkat bunga kedua

PV = Present Value

KASUS

Pabrik ABC mempertimbangkan usulan investasi senilai Rp 130.000.000 tanpa


nilai sisa. Pendapatan arus kas per tahun RP 21.000.000 selama 6 tahun.
Diasumsikan RRR sebesar 13%. Hitunglah IRR.

Jawab:

Dicoba dengan faktor diskonto 10%:

NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal

NPV = (21.000.000 x 5.8979) – 130.000.000 = Rp 659.000

Dicoba dengan faktor diskonto 12%:

NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) – 130.000.000

NPV = Rp – 6.649.000

Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00

Artinya tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan


ketepatannya kita perlu melakukan interpolasi. Caranya adalah sebagai berikut:

Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI

10% Rp 130.659.000 Rp 130.659.000

12% Rp 123.351.000 Rp 130.000.000

2% Rp 7.308.000 Rp 659.000
IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%

IRR = 10,18%

Kesimpulannya, proyek investasi tersebut lebih baik ditolak. Alasannya IRR <
13% yang artinya tidak layak secara finansial.

Pengambilan keputusan investasi berdasarkan metode IRR menggunakan asumsi


sebagai berikut:

Suatu investasi dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar
dari tingkat bunga yang diterapkan.Suatu investasi dikatakan tidak layak, jika
nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga yang diterapkan.

Dengan menganalisis kelayakan investasi, investor dapat mengetahui


secara jelas prospek dari proyek atau investasi tersebut, apakah menguntungkan
atau tidak. Secara lebih lanjut, tindakan penanaman modal pada suatu proyek
yang menguntungkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan di
masa yang akan datang.
KESIMPULAN

Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai


keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam
perusahaan sangat terpengaruh pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan
ini berlanjut untuk suatu jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan
kehilangan fleksibilitasnya.

Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Jika perusahaan terlalu
besar dalam aktiva, maka hal itu dapat menimbulkan beban penyusutan dan beban
lainnya yang tinggi, yang sebesarnya tidak perlu terjadi. Dalam mengukur seberapa besar
kelayakan dari suatu keputusan investasi proyek dapat digunakan 5 (lima) metode yang
digunakan, yang meliputi metode average rate of return, payback period, internal rate of
return, profitability index, dan net present value (NPV).

Setiap metode dalam prakteknya memiliki keunggulan dan kelemahan, namum


setelah dikaji satu per satu dari setiap metode dapat diambil kesimpulan bahwa NPV
merupakan metode yang lebih representatif, dibandingkan dengan metode - metode yang
lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang dengan metode lain tidak
diterapkan, selain dengan menggunakan metode NPV. Sehingga metode NPV dapat
dijadikan sebagai suatu dasar pijakan dalam menilai sebuah keputusan investasi yang
akan menghasilkan return yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2017). Analisis Penilaian dan Penerapan Keputusan Investasi. Modul


Kuliah Manajemen Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/86675-ID-
analisis-keputusan-investasi-
berdasarkan.pdf&ved=2ahUKEwiz7tq63fnoAhXEeisKHXpBBqYQFjACegQIBBAB&us
g=AOvVaw0ZC5aMSHVXR2aUxRSOYAct&cshid=1587480079654

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publication/309830077_AN
ALISIS_PENILAIAN_KEPUTUSAN_INVESTASI_MENGGUNAKAN_METODE_N
ET_PRESENT_VALUE&ved=2ahUKEwiz7tq63fnoAhXEeisKHXpBBqYQFjAAegQIA
hAB&usg=AOvVaw0qRf5Zq3jWFUZLX_fAo-cR&cshid=1587480079654

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/173
879&ved=2ahUKEwiz7tq63fnoAhXEeisKHXpBBqYQFjAEegQIBRAB&usg=AOvVaw
1-yyl461gYtEWA6V6P2hYr&cshid=1587480188334

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.simulasikredit.com/amp/apa-itu-analisis-
kelayakan-investasi-berikut-
penjelasannya/&ved=2ahUKEwiz7tq63fnoAhXEeisKHXpBBqYQFjAMegQIBxAB&us
g=AOvVaw2cVoM-0SCqzQdprHK6Kv-r&ampcf=1&cshid=1587480188334

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://nichonotes.blogspot.com/2017/11/keputusan-
investasi-adalah-modal.html%3Fm
%3D1&ved=2ahUKEwiur4v14PnoAhUdxjgGHZOiAj0QFjAAegQIAhAC&usg=AOvVa
w1OghWPBkDIx-MIixwYUO6d&cshid=1587480391454

Anda mungkin juga menyukai