DISUSUN OLEH
KELOMPOK :
FADHILA YULIZA NIM 1830402029
FADHILAH AFRA NIM 1830402030
FADILLA ROZY NIM 1830402031
DOSEN PENGAMPU
MUHAMMAD DENI PUTRA, S. E. I., M. E
Segala puji bagi Allah kita panjatkan dan sholwat beriringan salam penulis ampaikan
hanya bagi toko teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah yang
membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat, sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaiakan tugas
Studi Kelayakan Bisnis ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan kami dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
saah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Segala sesuatu
yang salah datangnya dari manusia dan yang seluruh yang benar adalah dari Allah SWT.Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk kelancaran makalah ini.Harapan penulis
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. Tujuan Makalah....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. ASPEK KEUANGAN..........................................................................................................6
B. ALOKASI DANA................................................................................................................7
C. ESTIMASI ALIRAN KAS...................................................................................................9
D. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI..............................................................................11
E. PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH.............................................................................18
BAB III..........................................................................................................................................29
PENUTUP.....................................................................................................................................29
A. KESIMPULAN......................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama
bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah
yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam
rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk
mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,
pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll. Mengingat bahwa kondisi yang akan
datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan
tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan
diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan
apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan
dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan
melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-
masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain
sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. ASPEK KEUANGAN
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah barang
tentu memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang
digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi
dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber
dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan
modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal
tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan
perusahaan.Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian.Hal ini dapat
dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat
dipenuhi.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal
adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu.Tingkat pengembalian ini
tergantung dari perjanjian dan estimasinkeuntungan yang diperoleh dari masa-masa
mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam
suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian
dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya
sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang
akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode
usaha.
Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi
tersebut melalui kriteria kelayakan investasi.Tujuannya adalah untuk menilai apakah
investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk
menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui
pendekatan payback Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Event Point.
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan
ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan
yang dimilikinya.Laporan keungan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan
laba/rugi untuk beberapa periode. Metode penilaian yang digunakan adalah dengan
meggunakan rasio-rasio keuangan tertentu seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktivitas, rasio rentabilitas, serta rasio keuangan lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupakan aspek
yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama
pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru
aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-
hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Secara keseluruhann penilaian dalam
aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :
1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
2. Kebutuhan biaya investasi.
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-
jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.
5. Kriteria penilaian investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
B. ALOKASI DANA
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung
oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat
memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan
dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses
produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam
gagal.Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untukmenjalankan suatu
aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan atau
taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya, taksiran
dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu
sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga tanah. Semakin
mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis
tersebut. Disamping itu, terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama
umur bisnis tersebut.
Menurut carter dan Usry (2004) biaya adalah: nilai tukar, pengeluaraan,
pengorbanan untuk memperoleh manfat. Biaya seringkali sinonim dengan beban. Biaya-
biaya dapat dibagi dalam kategori (diklasifikasi) menjadi biayalangsung, biaya utama,
biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali, biaya
produk, baiya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estiamsi, biaya standar, biaya
tertanam (sunk cost) dan biaya tunai.Studi keuanganakan lebih memberikan pendalaman
ke arah bagaimana dana akan dialokasikan. Secara umum, pengalokasian dana ersebut
dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk
modal kerja (working capital).
1. Alokasi Dana Untuk Aktiva Tetap. Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud
(tangibleassets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets). Menurut
Baridwan (1989.) aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat
digunakan dalam jangka waktu lebih darisatu periode akuntansi. seperti tanah,
gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, dan aktiva
tetap lainnya., Aktiva tetap tidak berwujud adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud
secara fisik yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak patent, lisensi,
copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain
sebagainya.
2. Alokasi Dana Untuk Modal kerja. Weston & Copeland (1995) mendefenisikan modal
kerjaadalah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang
dan persediaan dikurang i beban lancar. Sedangkan Sawir (2005), menyatakan modal
kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai
kegiatan operasi sehari-hari.
Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu: gross working
capital dan net working capital. Menurut Varn Horne dan wachowichz JR (2005) gross
working capital adalah: keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi.
Sedangkan net working capital menunjukkan kelebihan aktiva lancar di atas
hutang lancar. Modal kerja di sini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva
lancar yang akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis, diluar dari
penggunaan dana untuk aktiva tetap yang tersebut diatas. Estimasi dari
modal kerja tergantung kepada rencana produksi dan penjualan dari bisnis
tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan
dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja
yang dibutuhkan.
Estimasi atau proyeksi aliran kas yang terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas
keluar melibatkan berbagai variable, individu dan berbagai departeman atau bidang
dalam perusahaan.Sebagai contoh dari aliran kas masuk, proyeksi penjualan dan
harga jual dari bagian pemasaran sebagai dari hasil analisa atau dasar strategi harga,
pengiklanan, distribusi kondisi ekonomi, persaingan dan kecendrungan pola
konsumsi.Sedangkan proyeksi aliran kas keluar yang berkaitan dengan produk baru
umumnya disediakan oleh bagian produksi biaya proyeksi biaya operasi diperolah
dari bagian akuntansi biaya, produksi, agen pembeliandan bagian lain yang
berkaitan. Peran utama manajer keuangan dalam proyeksi aliran kas ini meliputi
pengkoordinasianberbagai bidang dan pengendalian proses estimasi untuk
meyakinkan bahwa setiap individu yang terlibat menggunakan metode secara
konsisten dan asumsi yang rasional, sehingga tidakterjadi penyimpangan yang
berarti.
Aliran kas menjadi pusat dalam analisa investasi hal ini disebabkan
a. laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih
b. para manajemen dan investor lebih tertarik untuk melihat besarnya aliran kas
bersih yang akan benar – benar akan diterima.
c. aliran kas bersih ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kembali investasi yang telah dikeluarkan.
Proyek aliran kas tersebut dengan adanya rencana investasi, terdiri dari beberapa
factor sebagai aliran kas masuk dan kas keluar sebagai berikut :
a. Kas awal investasi (cash outlay), yaitu pengeluaran awal sejumlah uang kas
untuk melaksanakan investasi.
b. Arus kas operasional yaitu penerimaan kas atas kegiatan operasional perusahaan
yangmelakukan investasi tersebut.
c. Arus kas masuk bersih, yaitu penerimaan kas setiap tahun setelah dikurangi biaya
(bunga) atas investasi yang dilakukan.
d. Nilai residu, yaitu suatu nilai sisa atau nilai suatu aktiva tetap setelah umur
ekonomisnya berakhir dan telah didepresiasikan/disusutkan/dihapuskan setiap
tahun dalam masa umur ekonomisnya.
Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas
masuk bersih pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai invvestasi awal
sebesar Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat
sebesar Rp. 2.547.110,49-.
Kesulitan penggunan NVP adalah investor atau manajer keuangan harus medapat
tingkat diskonto yang representatif untuk setiap proyek investsi. Untuk investor
perusahaan, tingkat diskonto ini adalah rata-rata tertimbang dari biaya dana atau rata-
rata tertimbang dari struktur modal perusahaan itu. Untuk investor individu, tingkat
diskonto yang relevan adalah biaya bunga pinjaman atau biaya modal sendiri.
Adapun Kelebihan dari NPV, sebagai berikut:
a) Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
b) Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
c) Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
Kelemahan dari NPV, sebagai berikut:
a) Memerlukan perhitungan Cost Of Capital sebagai Discount Rate
b) Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period
Contoh:
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih Rp
5.000.000 secara terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan Rp
400.000.000
Jawab: IRR = 5.000.000/400.000.000
= 1,25 % per bulan
= 15 % p.a
Contoh:
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-. Proceed tiap tahunnya adalah
sama, yaitu sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode pengembalian investasi tersebut
adalah :
Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9
bulan. Bila proceed tiap tahun tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu
persatu. Misalnya nilai proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek
adalah 4 tahun dan proceed tiap tahunnya adalah :
- Proceed tahun 1 sebesar Rp. 5.000.000,-
- Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
- Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-
- Proceed tahun 4 sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung sebagai berikut :
Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun ke 4, sebagian dari sebesar
Rp.6.000.000,- yaitu Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,- =1/3 bagian. Jadi payback
period investasi ini adalah 3 tahun 3 bulan.
Adapun Kelebihan dari PP, sebagai berikut:
a. Mudah dipahami (metode yang paling sederhana)
b. Selaras dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas
yang diperoleh maka semakin lama kembali modalnya)
c. Menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan).
Kelemahan dari PP, sebagai berikut :
a. Mengabaikan nilai waktu uang
b. Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai
c. Mengabaikan nilai sisa
d. Untuk mengatasi metode PP beberapa perusahaan memodifikasi dengan
pendekatan DPP (Discounted Payback periode ) yaitu lamanya waktu yang
diperlukan agar present value dari arus kas bersih proyek dapat menegembalikan
investasi awal.
Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal
Rp400.000.000 dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per
bulan, berapakah indeks profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00
= 1,25
Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun, nilai sisa 40.000.000.
Laba setelah pajak 3 tahun berturut-turut. Tahun ke-1 40.000.000, tahun ke-2
50.000.000 dan tahun ke-3 30.000.000
Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 + 30.000.000 ) : 3
ARR = ____________________________________ x 100%
( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
= 40.000.000/ 160.000.000
= 0,25
ARR = 25%
3. Bayar
4. Terima
5.Beli Barang
b. Pembiayaan Salam
Ketentuan Umum :
– Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan
jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad Istishna dan
tidak boleh berubah selama berlakunya akad.Jika terjadi perubahan dari kriteria
pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh
biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya
pada nasabah.Karena itu dalam perbankan Syariah dikenal Ijaroh Muntahhiyah
Bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan).Harga sewa dan
harga jual disepakati pada awal perjanjian.
3. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam
empat akad utama, yaitu:
Produk pembiayaan yang didasarkan prinsip bagi hasil diantaranya adalah :
a. Pembiayaan Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah Musyarakah (Syirkah atau Syarikah
atau serikat atau kongsi).Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para
pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara
bersama-sama.
Jenis-Jenis Al-Musyarakah:
a. Musyarakah pemilikan. Tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi lainnya
yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.
b. Musyarakah akad, tercipta dengan adanya kesepakatan dimana dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan
sepakat berbagi keuntungan dan kerugian.
Syirkah akad dibagi menjadi:
– Syirkah al-’Inan
– Syirkah Muwafadhah
– Syirkah A’maal
– Syirkah Wujuh
– Syirkah al-Mudharabah
Ketentuan umum :
Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek Musyarakah dan dikelola
bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan
usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk
menjalankan proyek musyarakah tidak boleh melakukan tindakan seperti :
• Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.
• Menjalankan proyek Musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnya.
• Memberi pinjaman kepada pihak lain.
Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain.
Setiap pemilik modal dapat dianggap mengakhiri kerjasama apabila; Menarik diri dari
perserikatan, meninggal dunia aau menjadi tidak cakap hukum
Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui
bersama, keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan
porsi kontribusi modal.
Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai
nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk
bank.
Skema al-Musyarakah
b. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua pihak dimana pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola
(mudharib).
Rukun Mudharabah:
a. Ada shahibul maal (modal/nasabah)
b. Adanya mudharib (pengusaha/bank)
c. Adanya amal (usaha/pekerjaan)
d. Adanya hasil (bagi hasil/keuntungan) dana.
e. Adanya aqad (ijab-qabul)
Syarat-syarat mudharabah:
a. Modal/barang yang diserahkan ini berbentuk uang tunai
b. Modal harus diketahui dengan jelas
c. Keuntungannya harus jelas persentasenya
d. Melafazkan ijab dari pemilik modal
Jenis-jenis Mudharabah:
a. Mudharabah Muthlaqah yakni kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas tanpa dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah
bisnis.
b. Mudharabah Muqayyadah yakni kerja sama antara shahibul maal dan mudharib
dimana terdapat pembatasan atas jenis usaha, waktu atau tempat usaha.
Ketentuan umum :
• Jumlah modal yang diserahkan kepada Mudharib harus diserahkan tunai, dapat berupa
uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam jumlah satuan uang.
• Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan Mudharabah dapat diperhitungkan dengan
dua cara :
1. Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)
2. Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)
• Hasil usaha dibagi dalam prosentase yang disetujui dalam akad, pada setiap bulan atau
waktu yang disepakati.
• Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan nasabah namun tidak berhak
mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah.
Skema Al-Mudharabah
a) Secara teoritis konsep pembiayaan syariah masih lemah dalam teknis implementasinya
b) Masih relatif kecil pangsa dan volume aset
c) Terbatasnya Sumber Daya Insani yang faham ekonomi syariah
d) Paradigma Bank Konvensional masih kuat
e) Kurangnya proses sosialisasi ke masyarakat dan pejabat publik
f) Terbatasnya jumlah lembaga pembiayaan, terutama di wilayah pedesaan
DAFTAR PRODUK PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH
NAMA PRODUK SKEMA KEUANGAN
Pembiayaan Multi jasa iB (KTA iB) untuk pendidikan, pernikahan dan Kesehatan Sewa
Pembiayaan pemilikkan rumah iB (KPR iB) Fleksibel: Jual beli dengan margin, jual beli
dengan pesanan, sewa beli (leasing)
Pembiayaan pemilikan mobil iB (KPM iB) Fleksibel: Jual beli dengan Margin, Sewa Beli
(leasing), sewa
Kartu kredit iB Penjaminan, pinjaman uang, sewa dan perwakilan
Pembiayaan dana berputar iB Kemitraan
Pembiayaan menengah dan korporasi iB Fleksibel: Kemitraan/penyertaan modal
Pembiayaan mikro dan kecil iB Fleksibel: Kemitraan/penyertaan modal
Pembiayaan rekening koran iB Kemitraan
Pembiayaan sindikasi iB Kemitraan
Pembiayaan modal kerja iB Fleksibel: Kemitraan/penyertaan modal
Pembiayaan sewa equipment iB Sewa beli (leasing)
Pembiayaan ke sektor pertanian iB Jual beli dengan pesanan secara paralel
Pembiayaan dana talangan iB Pinjaman uang
Jenis usaha yang dapat dibiayai dengan mudharabah meliputi perdagangan, industri,
modal kerja atau investasi.Banyak jenis usaha yang dapat dibiayai dengan musyarakah,
antara lain perdagangan, industri, usaha atas dasar kontrak dan lain-lain. Beberapa
kegiatan usaha dalam bentuk kerja sama, yang mirip dengan pembiayaan musyarakah
adalah PT, CV dan koperasi.
Bai’ al-Murabahah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha (modal kerja dan
investasi seperti pengadaan barang modal: mesin, peralatan dan lain-lain) dan kebutuhan
perorangan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisis kelayakan investasi adalah suatu penelitian yang dilakukan pada sebuah
proyek (biasanya proyek investasi) apakah dapat dilaksanakan atau tidak untuk mencapai
keberhasilan (Husnan, 1997).Pengertian dari keberhasilan ini dapat lebih terbatas atau
dapat juga diartikan yang lebih luas.Arti yang lebih terbatas adalah keberhasilan bagi
perusahaan yaitu menarnbah keutungan, sedangkan yang lebih luas adalah keberhasilan
diluar perusahaan, misalnya keberhasilan bagi masyarakatyaitu penyerapan tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://gunadarma.ac.id
https://pdfcoffee.com
Jurnal Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 4, No. 3, Desember 2011 | Natalia Christanti dan
Linda Ariany Mahastanti
STUDI KELAYAKAN INVESTASI DARI ASPEK FINANSIAL, Ni Luh Putu Mirah Kusuma
Dewi
Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad. 2010. Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke 4.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN