Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, sistem bisnis dengan franchise mulai berkembang sejak tahun
1970-1n. Pada saat ini sudah banyak franchise asing yang masuk ke Indonesia, baik
dalam perdagangan barang maupun jasa. Studi kelayakan bisnis ini dibuat atas dasar
semakin berkembangnya usaha yang menggunakan sistem franchise, khususnya pada
usaha retail. Bisnis franchise atau waralaba kini telah menjamur di Indonesia.
Perkembangannya yang pessat mengindikasikan sebagai salah satu bentuk investasi
yang menarik, sekaligus membantu pelaku usaha dalam memulai suatu usaha sendiri
dengan tingkat kegagalan yang rendah.
Dalam membangun usaha makanan di sebuah sistem franchise bukan berarti
makanan saat ini tidak tanpa tantangan. Pasalnya, pengusaha makanan terus
bertambah. Dan yang lebih harus dipertimbangkan lagi yaitu bahwa semua jenis
makanan sudah ada penjajanya. Sementara daya beli tidak bertumbuh. Oleh karena
itu diperlukannya studi kelayakan bisnis ini bermanfaat untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan terhadap kegagalan yang akan terjadi baik itu bagi
perusahaan yang baru akan di buat, yang sedang berjalan dan dalam masa
perkembangan. Sebagian besar penilaian terhadap aspek-aspek yang diperlukan
dalam studi kelayakan bisnis ini diantaranya yaitu aspek manajemen, aspek
pemasaran aspek produksi, aspek teknologi, aspek keuangan, aspek SDM (Sumber
Daya Manusia), aspek hukum (yuridis), aspek analisis dampak lingkungan
(AMDAL) dan aspek ekonomi, sosial dan politik.

B. Fokus Permasalahan
Yang menjadi ruang lingkup permasalahan tentang studi kelayakan bisnis
disini, yaitu mengenai berbagai aspek suatu kegiatan atau usaha sejenis yang akan
dijalankan. Dengan tujuan untuk menilai prospek bisnis yang dinilai kelayakan
berbisnisnya dan juga untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang
terlalu besar bagi kegiatan bisnis yang ternyata tidak menguntungkan.

C. Tujuan Penelitian
1.3.1 Dapat menjelaskan mengenai ruang lingkup dalam kegiatan bisnis dan dapat
menafsirkan bidang-bidang proyek yang akan beroperasi.
1.3.2 Mampu menentukan cara kegiata suatu bisnis akan dilakukan, apakah bisnis
tersebut akan ditangani sendiri ataukah akan diserahkan pada beberapa pihak
lain.
1.3.3 Dapat mengevaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu
bisnis baik yang baru dibuat, sedang berjalan atau yang sedang berkembang.
1.3.4 Dapat menafsirkan akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak
bermanfaat dari adanya bisnis tersebut.
1.3.5 Dapat menentukan langkah-langkah rencana untuk mendirikan suatu bisnis
sampai dengan bisnis tersebut siap berjalan.

D. Tujuan Penyusunan
1.4.1 Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah studi kelayakan bisnis yang
bersangkutan.
1.4.2 Untuk memahami lebih jelas mengenai analisa dalam studi kelayakan bisnis
dalam usaha jenis franchise.
1.4.3 Untuk mempelajari langkah-langkah yang diperlukan dalam memenuhi semua
kriteria aspek di studi kelayakan bisnis.

E. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat penyusun menggunakan dua metode
dalam pembahasan. Metode-metode yang digunakan antara lain :
a. Metode kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian kepustakaan yang
dilakukan dengan membaca beberapa literatur serta bahan bacaan lain yang ada
kaitannya dengan permasalahan yang dibahas guna memperoleh bahan-bahan
teoritis dan data sekunder.
b. Metode penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data secara langsung di tempat yang dijadikan objek
penelitian yaitu Corner Kebab. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah :
1. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan mengamati objek
penelitian serta langsung ke lapangan.
2. Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan jalan melakukan
wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dalam bisnis ini.
3. Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan proses
pencatatan dokumentasi dan mengenai berbagai aspek-aspek yang berkaitan
dalam studi kelayakan bisnis ini.
Data-data yang telah terkumpul tersebut dianalisis dengan menggunakan data
kualitatif dan data kuantitatif. Teknik data kualitatif merupakan teknik penjelasan
yang menggunakan pembahasan sedangkan teknik data kuantitatif merupakan teknik
penjelasan yang menggunakan angka-angka dalam pembahasannya.

F. Kegunaan Laporan Penelitian


Pada penyusunan makalah penelitian ini, dibuat persetujuan untuk
mengembangkan pengetahuan yang kurang dimiliki oleh penyusun serta mencoba
menjelaskan sebaik mungkin dengan harapan agar mendapat hasil yang lebih baik.
Dan juga untuk memperdalam ilmu dalam pokok-pokok pembahasan studi kelayakan
bisnis dikaitkan dengan penelitian terhadap usaha franchise Corner Kebab.

G. Sistematika Penelitian
Makalah ini diuraikan dalam empat bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
a. Bab pertama merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang,
fokus pemasalahan, tujuan penelitian, tujuan penyusunan, metode penelitian,
kegunaan laporan penelitian dan sistematika penelitian.
b. Bab kedua merupakan bab yang membahas mengenai landasan teori yang
berkaitan dengan aspek penelitian.
c. Bab ketiga merupakan pembahasan tujuan dibuatnya makalah ini. Pembahasan
ini menguraikan tentang penilaian semua aspek yang dilakukan dalam studi
kelayakan bisnis di bisnis franchise Corner Kebab.
d. Bab keempat merupakan bab penutup dari semua pembahasan mengenai studi
kelayakan bisnis di Corner Kebab. Bab ini juga memuat tentang beberapa
kesimpulan yang disertai pula dengan berbagai saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis di bidang franchise dengan


nama Corner Kebab ini diperlukan beberapa penilaian terhadap aspek-aspek yang
bersangkutan. Aspek-aspek inilah yang perlu dipelajari telebih dahulu agar dapat dilakukan
studi kelayakan terhadap bisnis tersebut. Landasan teori berupa berbagai jenis aspek
penilaian yang digunakan akan dijelaskan sebagai berikut :

A. Aspek Manajemen
Diversifikasi usaha merupakan salah satu cara untuk mengembagkan usaha
perusahaan. Keputusan untuk melakukan diversifikasi adalah keputusan strategis
perusahaan yang didasarkan pada analisis yang cukup mendalam. Realisasi
diversifikasi usaha dimulai dan ditindaklanjuti dengan pembangunan proyek bisnis
dan diimplementasikan secara rutin. Oleh karena itu, sudah tentu diperlukan
manajemen yang andal untuk melaksanakannya.
Proses manajemen proyek bisnis akan berakhir sampai pada bisnis selesai
dibangun, selanjutnya akan digantikan oleh manajemen implementasi bisnis yang
akan bekerja secara rutin sampai berakhirnya bisnis, baik oleh karena disesuaikan
dengan jadwal lamanya proyek bisnis maupun karena sebab lain, misalnya bangkrut.

B. Aspek Pemasaran
Di masa lalu jumlah perusahaan belum begitu banyak dan karenanya persaingan
untuk memperebutkan konsumen dari perusahaan yang menghasilkan produk sejenis,
demikian pula persaingan antar perusahaan untuk memperebutkan konsumen pada
umumnya belum begitu tajam. Pada keadaan demikian aspek pasar belum mendapat
perhatian utama dari investor dan pada umumnya diterpakan selling concept dalam
memasarkan produknya.
Dewasa ini, banyak perusahaan bermunculan dan karenanya persaingan antar
mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang demikian aspek pasar menempati
kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan pendekatan yang digunakan oleh
investor dalam memperebutkan konsumen mendasarkan diri pada integrated
marketing concept.

C. Aspek Teknis Atau Produksi


Persoalan-persoalan dalam proses produki berisi atau operasi ternyata cukup
banyak dan kompleks. Namun, persoalan-persoalan itu akan dipilah-pilah dan
disesuaikan dalam rangka studi kelayakan bisnis. Untuk proses manufaktur,
perrsoalan-persoalan dalam proses tersebut dikelompokkan sesuai dengan masalah
manajemen operasional, sebagai berikut :
1. Kelompok masalah posisi perusahaan, persoalan-persoalan utamanya adalah :
a. Pemilihan strategi produksi.
b. Pemilihan dan perencanaan produk.
c. Perencanaan kualitas.
2. Kelompok masalah desain, persoalan-persoalan utamanya adalah :
a. Pemilihan teknologi.
b. Perencanaan kapasitas pabrik.
c. Perencanaan letak pabrik.
d. Perencanaan tata letak (layout) pabrik.
3. Kelompok masalah operasional, persoalan-persoalan utamanya adalah :
a. Perencanaan jumlah produksi.
b. Manajemen persediaan.
c. Materials Requirement Planning.
d. Pengawasan kualitas produk.

D. Aspek Teknologi
Pilihan teknologi untuk berproduski pada dekade baru saat ini, baik untuk
produk barang maupun jasa telah dan sedang berkembang terus sesuai dengan
kemajuan zaman. Kemajuan teknologi membawa efisiensi yang tinggi pada proses
produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Akan tetapi, selain
keuntungan-keuntungan juga terdapat kelemahan-kelemahan atas perkembangan
teknologi ini, misalnya teknologi tersebut belum tentu cocok dengan lingkungan
internal perusahaan maupun lingkungan eksternalnya.
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat
diproses dengan lebih dari satu cara sehingga teknologi yang dipilih pun perlu
ditentukan secara jelas. Standar umum yang dapat dipakai misalnya adalah dengan
mengetahui seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi
yang diharapkan. Beberapa kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah
yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga
kerja dalam pengoperasian teknologi dan kemampuan anitisipasi terhadap teknologi
lanjutan.

E. Aspek Keuangan
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis
adalah untuk menetukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat
yang diharapkanddengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat
berkembang terus.
Dalam pemilihan serta penilaian terhadap investasi ada beberapa metode yang
dapat dilakukan :
1. Metode penilaian investasi, terdiri dari :
a. Metode Payback Period (PP)
b. Metode Internal Rate of Return (IRR)
c. Metode Net Present Value (NPV)
d. Metode Profitability Index (PI)
2. Pilihan leasing atau beli.
3. Urutan prioritas
F. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Rencana bisnis yang akan diimplementasikan melalui pembangunan proyek
bisnis secara rutin memerlukan kelayakan aspek SDM. Dalam hal membangun
proyek bisnis, ketersediaan SDM yaitu terutama manajer proyek dan staf proyek
hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid yaitu
manajer dan timnya.
Membangun sebuah tim yang efekif merupakan suatu kombinasi antara seni
dan ilmu pengetahuan. Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan
harus diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim
semata, tetapi juga pada peranan penting mereka dan keselarasan merreka dalam
bekerja.

G. Aspek Hukum (Yuridis)


Dalam aspek hukum ini, rentang waktu dimanfaatkan untuk melakukan
pembentukan perusahaan atau mengguanakan perusahaan yang sudah ada sebagai
badan hukum secara hukum, persiapan finansial dan urusan bank, negoisasi-negoisasi
kontrak kerja sama dan melakukan studi kelayakan investasi. Dilihat dari skala
investasi, kerja sama yang dilakukan antara para investor dan keterlibatan pihak luar
negeri sebaiknya memiliki badan usaha hukum. Badan usaha hukum yang lazim
digunakan adalah perusahaan dalam bentuk perseroan terbatas.

H. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


Dalam menyusun suatu studi kelayakan bisnis, sebagai tolak ukur melakukan
analisis diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa
jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana
bisnis, selain jug untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek
bisnis bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan. Berhubungan
dengan kemanfaatan dan biaya terhadap lingkungan luar, kedalaman dan keluasan
analisis yang akan dilakukan tergantung pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan
untuk menilai suatu proyek.
I. Aspek AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah
yang dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang
timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha atau proyek
dilakukan sekarang atu baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa yang akan
datang.
Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik
dampak sekarang maupun yang akan datang. Studi ini selain untuk mengetahui
dampak yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan inilah dijelaskan penilaian berdasarkan kriteria dalam studi
kelayakan bisnis franchise Corner Kebab, sebagai berikut :

A. Aspek Manajemen
Tujuan dari studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah
pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan
dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Yang
dipaparkan dari tujuan aspek manajemen tersebut memberikan gambaran tentang
konsep kenapa jenis usaha franchise ini diberi nama Corner Kebab. Konsep ini
dimunculkan untuk memberikan nuansa bahwa di antara jenis franchise yang
berjualan kebab juga, sebenarnya memiliki perbedaan terutama dari cita rasa yang
paling diutamakan. Corner Kebab mampu memberikan produk kebab yang
memiliki rasa lezat, cepat saji dan bergizi. Oleh karena itulah bisnis ini diberi logo
the great taste of kebab.
Agar terlihat menarik, design gerobak atau bentuk outlet dari Corner Kebab
diberi warna semenarik mungkin agar konsumen tertarik. Warna orange dan merah
dipilih karena warna tersebut terkesan sangat hidup baik di siang ataupun di malam
hari. Selain itu warna tersebut memberikan kesan fengshui yang bagus untuk bisnis
makanan menurut pengelola franchise ini. Penggunaan teknologi digital printing
yang lebih modern inilah yang membantu dalam proses pewarnaan gerobak atau
outlet Corner Kebab. Kemudian ditambah dengan model design gerobak yang
sangat menarik dan mampu menyimpan barang dagangan dalam jumlah yang relatif
banyak. Disertai pula dengan tampilan logo tulisan korner kebab yang pada sisi
kanannya terdapat gambar kebab, di mana terdapat daging kebab dibalut dengan roti
totila yang bentuknya mirip dengan corong pipa yang telah dinikmati. Menandakan
sajian kebab yang khas diberikan oleh Corner Kebab seperti itu.
Selain hal tersebut yang terpenting lagi dalam aspek manajemen adalah
bagaimana peran manajemen dalam pembangunan proyek bisnis tersebut. Oleh
karena itu, pasti ada perencanaan, pengorganisasian, actuating yang akan digunakan,
pengendalian manajemen dan bagaimana cara mengakhiri pembangunan proyek. Dan
dijelaskan dalam sebuah sruktur yang harus dibangun terlebih dahulu dari aspek
manajemen agar mampu memberikan pertimbangan terhadap aspek-aspek yang
lainnya. Berikut struktur manajemenisasi di Corner Kebab :
Direktur Utama
(Franchisor)

Direktur Surabaya Direktur Jakarta

Manajer Manajer Manajer Public


Keuangan Keuangan Operasional Realition

SPV Malang SPV Staf


Clgn PR

Staf
Kepala SPV
akuntan
Gudang Bdg
Surabaya

SPV
Operator CK JakBar
Operator CK
Malang
Surabaya

SPV
Bgr

SPV MT MT
JakSel Gudang Outlet

Operator

Wewenang proyek

Wewenang lini
Keterangan :
1. Susunan di bawah presiden direktur adalah direktur Surabaya dan direktur Jakarta.
2. Untuk di Surabaya memiliki satu manajer keuangan.
3. Surabaya mempunyai cabang di Malang dan dikepalai oleh supervisor untuk daerah
Malang. Jumlah supervisor daerah Malang ada dua.
4. Daerah Surabaya mempunyai kepala gudang.
5. Operator Corner Kebab di Surabaya ada lima untuk lima outlet.
6. Direktur Jakarta mempunyai susunan di bawahnya manajer keuangan, manajer
operasional dan public relation.
7. Manajer keuangan di Jakarta mempunyai staf akuntansi.
8. Manajer operasional terbagi menjadi beberapa supervisor sesuai pembagiannya
yaitu supervisor Cilegon, Bandung, Jakarta Barat, Bogor dan Jakarta Selatan.
9. Operator daerah Cilegon ada dua.
10. Operator daerah Bandung ada dua.
11. Operator daerah Jakarta Barat ada dua.
12. Operator daerah Bogor ada tiga.
13. Operator Jakarta Selatan ada tiga puluh.
14. MT (Manajemen Trainer) gudang dan outlet ada di Jakarta Selatan dikarenakan
paling banyak outlet yang berkembang di sini.
15. Public relation memiliki staf public relation.

B. Aspek Pemasaran
Sebelum menjelaskan mengenai aspek pemasaran, penyusun akan menjelaskan
tentang salah satu asspek yang paling dekat dengan aspek pemasaran yaitu aspek
pasar.
 Aspek Pasar
Sebelum menilai aspek pemasaran, terlebig dahulu dilakukan penilaian terhadap
aspek pasar dikarenakan aspek pasar merupakan salah satu aspek yang perlu
dikaji kelayakannya. Dalam penilaian aspek pasar di Corner Kebab, estimasi
dapat dilakukan berdasarkan penilaian dari pendapat para tenaga penjual
(operator). Pendapat para tenaga penjual (operator), yaitu perusahaan meminta
para tenaga penjualnya untuk mengestimasi penjualan tiap produk untuk daerah
merreka masing-masing, kemudian semua estimasi individu dijumlahkan untuk
mendapat ramalan penjjualan secara keseluruhan. Dalam mengestimasi
dibutuhkan bermacam data. Para operator Corner Kebab setelah selesai
melakukan kunjungan, diminta untuk membuat laporan yang sering disebut
laporan kunjungan. Laporan tersebut biasanya berisi tentang :
1. Rata-rata jumlah kunjungan per orang per hari.
Tidak menentu, dikarenakan Corner Kebab buka setiap hari dari pukul
12.00-22.30. Jadi, kebanyakan pembeli datang di hari Sabtu dan Minggu.
2. Rata-rata waktu yang diperlukan per kunjungan.
Tidak menentu, karena waktu yang diperlukan per kunjungan sama dengan
rata-rata jumlah kunjungan per orang per hari.
3. Rata-rata pendapatan per kunjungan.
Pendapatan per kunjungan disesuaikan dengan habisnya porsi penjualan yang
laku terjual karena wiraniaga yang berjualan hanya mendapatkan komisi 5%
dari pendapatannya.
4. Biaya operator, jika merupakan persentase dari total penjualan.
Para operator mendapatkan gaji per hari Rp. 12.000 ditambah dengan komisi
5% dari hasil penjualannya setiap hari.
Kemudian untuk aspek pemasaran yang programnya mampu memberikan
perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan baik berupa pengetahuan,
kebutuhan dan keinginan terhadap produk yang dikaitkan dengan sikap, perilaku dan
kepuasaanterhadap produk. Dan aspek pemasaran yang dilakukan penilaian disini
sebagai berikut :
 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar bisnis middle east fastfood franchise yang diberi nama Corner
Kebab adalah kalangan menengah yang secara ekonomi berpenghasilan rata-rata.
Tidak menutup kemungkinan para calon investor baik pengusaha, karyawan,
guru, PNS, dan sebagainya. Kalangan menengah juga dapat menjangkau berbagai
macam franchise makan tergantung pada keinginan dan keadaan keuangannya.
Alasan memilih segmentasi pasar kalangan menengah, dilihat dari lingkungan
lokasi bisnis yang merupakan tempat umum dan dekat dengan wilayah kompleks
perumahan dan dekat juga dengan wilayah sekolah yang sudah pasti ramai
banyak orang. Corner Kebab melakukan penentuan lokasi atas dasar tiga
alternatif, yaitu :
1. Ada empat lokasi pilihan untuk investor dan investor memilih lokasi yang
cocok kemudian dilanjutkan dengan negoisasi dengan kantor cabang dan
pemilik tanah setempat.
2. Harga akan berbeda tergantung grade lokasi dan hasil negoisasi.
3. Jarak minimal 2 km sesama outlet CK.

 Strategi Promosi
Strategi promosi ini diperlukan untuk bisnis middle east fastfood franchise yang
diberi nama Corner Kebab agar lebih dikenal oleh konsumen. Untuk
mempromosikan atau mengkomunikasikan produk dari Corner Kebab ini
disusun suatau strategi yang sering disebut dalam aspek pemasaran sebagai
strategi bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas empat komponen
utama, yaitu :
1. Periklanan (advertising).
Periklanan merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi
yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang
teridentifikasi. Periklanan yang dilakukan oleh Corner Kebab berupa
pemasangan iklan secara manual seperti penempelan stiker Corner Kebab.
Dan selain itu juga dilakukan periklanan secara internet yaitu melalui situs
website di www.cornerkebabonline.com.
2. Promosi Penjualan (sales promotion).
Merupakan intensif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau
penjualan suatu produk di mana pembelian diharapkan dilakukan sekarang
juga. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan adalah
seperti misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain.
Promosi yang dilakukan oleh Corner Kebab ini dimulai dari bentuk outlet
saat pameran franchise Corner Kebab. Semenarik mungkin promosi
terhadap Corner Kebab ini dilakukan agar mampu menarik perhatian para
investor yang ingin bermitra dalam bisnis ini. Corner Kebab memberikan
peranan kepada mitra yang bergabung dengan bisnis franchise ini melakukan
promosi mandiri di sekitar area usaha (radius 1 km dari outlet).
3. Hubungan Masyarakat (public relations).
Hubungan masyarakat ini bertujuan membangun hubungan yang baik dengan
publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan,
menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau
melenyapkan desas-desus serta peristiwa yang tidak menyenangkan.
Hubungan masyarakat dengan bisnis Corner Kebab ini adalah mampu
memberikan kepercayaan dan pelayanan sebaik mungkin. Dengan
melengkapi brbagai fasilitas pelengkap dalam membantu proses pelayanan
ini.
4. Penjualan Perorangan (personal selling).
Manajemen para wiraniaga adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi
dan pengendalian atas kegiatan para operator. Di dalamnya termasuk
menetapkan sasaran, strategi para wiraniaga, merekrut, menyeleksi, melatih,
mensupervisi serta mengevaluasi para operatornya. Corner Kebab
memberikan jaminan bagi para pelangan atau pembeli dengan pelayanan yang
terbaik dari para operator yang sebelumnya telah diberikan pelatihan
(training) dalam menyajikan segala bentuk produk dari Corner Kebab ini.
Pelatihan tersebut disertai dengan berbagai perlengkapan masak yang telah
dipelajari sebelumnya. Dilengkapi pula dengan seragam pada setiap
wiraniaganya yang disesuaikan dengan warna gerobak berjualannya.
Penguasaan keterampilan dan pelayanan yang baik akan memberikan hasil
yang optimal bagi para pembeli atau pelanggan.
Aspek pemasaran ini juga dapat dilakukan dengan analisis SWOT. Analisis ini
diantaranya yaitu :
1. Analisis Kekuatan
 Memberikan special menu sesuai dengan nama yang diberikan Corner
Kebab yaitu kebab. Kebab yang memiliki cita rasa khas Timur Tengah
dengan komposisi daging sapi panggang beraroma, sayuran segar, saos
mayonese spesial yang diracik secara khusus dengan gulungan tortilla.
 Harga yang relatif tidak mahal.
 Selain kebab, Corner Kebab mampu memberikan cita rasa terhadap
produk makanan lainnya seperti fish finger kebab, beff burger, chicken
burger, bread sosis, maryam salad, syawarma.
 Menu makanan yang disajikan sudah pasti memenuhi standar kualitas
100% halal.
 Mempunyai sistem syariah yang menjadi alternatif pilihan bagi para
investornya. Sistem syariah ini dikenal syariah plus system. Syariah plus
system ini adalah sistem bagi hasil, di mana investor memperoleh 60%
net profit dan kantor pusat 40% net profit.
 Lokasi terjangkau ditambah dengan lokasi promosi mandir idi sekitar
area usaha (radius 1 km dari outlet).
 Adanya pendampingan opening outlet.
 Investasi terjangkau dibandingkan dengan kompetitor sejenis.
 Bebas royalty fee.
 Bahan baku murah, mudah didapat dan disupply rutin.
 Sistem operasional yang mudah diaplikasikan dan telah terbukti
berhasil.
 Memiliki software keuangan dan buku manual SOP (Standart Operating
Procedure).
 Sudah melakukan kompetitor dengan bisnis lain di dunia maya dengan
perdagangan elektronik (e-commerce)
2. Analisis Kelemahan
 Lokasi outlet masih terbuka sehingga jaminan makanan mudah terkena
debu dan letaknya di sisi jalan umum yang ramai.
 Banyak pesaing yang semakin menjamur dan letaknya juga tidak terlalu
berjauhan dengan outlet Corner Kebab ini.
 Pesaing atau kompetitor tersebut juga sudah mulai mampu menyamakan
produk menu yang dijual.
 Sistem syariah baru berjalan di kota Jakarta, Bandung dan Surabaya.
3. Analisis Kesempatan
 Masih mempunyai peluang atau potensi yang luas untuk mendapatkan
pelanggan.
 Menambah daya tarik dalam promosinya yang terbaru.
 Menambah menu spesial sebagai trend mark di pasar kompetitor.
 Mengembangkan sistem syariah yang telah ada menjadi lebih optimal
lagi.
4. Analisis Ancaman
 Kompetitor akan berusaha untuk mempertahankan pelanggan tetapnya.
 Semakin banyaknya pesaing atau kompetitornya baru.
 Kompetitor baru punya kesempatan untuk mencontoh bentuk usaha
yang telah dilakukan dan berusaha mengembangkan menjadi sangat
baik.
 Kesulitan mencari tempat berjualan yang strategis agar banyak didatangi
para pembeli.
 Jamuan bagi pembeli yang ingin menikmati makan ditempat sangat sulit
karena terbatasnya luas tempat berjualan.

C. Aspek Teknis Atau Produksi


Seperti yang telah dijelaskan dalam landasan teori sebelumnya bahwa aspek ini
memiliki persoalan atau proses yang cukup banyak atau kompleks. Jadi aspek inilah
yang memegang operasional penting dari jalannya suatu bisnis. Corner Kebab
merupakan perusahaan middle east fastfood franchise yang memberikan spesial menu
kebab diolah sesuai dengan cita rasa Indonesia. Karena Corner Kebab menjadi
menu anadalan dan Corner Kebab juga mengolah kebab menjadi makanan yang
memiliki rasa lezat, cepat saji dan bergizi maka disesuaikanlah logo dari Corner
Kebab yaitu The Great Taste Of Kebab.
Corner Kebab tidak hanya memberikan cita rasa spesial dari kebab yang
menjadi menu andalannya, tetapi juga ada menu-menu lain yang tidak kalah dalam
soal rasa. Beberapa menu special lainnya yaitu ada fish finger kebab, beef burger,
chicken burger, bread sosis, maryam salad, dan syawarma. Kesemua menu spesial
tersebut dapat ditambahkan dengan telur dan keju yang dapat menambahkan
kelezatan serta gizi dari produk makanan yang disajikan.
Dalam memproduksi berbagai menu spesial Corner Kebab tidak luput dari
aspek teknis yang membantu dalam mendatangkan beberapa bahan baku yang
dibutuhkan. Bahan baku yang dibutuhkan dalam satu outlet atau gerobak dagangan
Corner Kebab ini didatangkan dari gudang penyimpana bahan baku yang diantarkan
secara rutin oleh pihak transportasi operator. Sebelum bahan baku diantarkan pada
setiap outlet ada seorang cheker gudang yang memastikan kelengkapan semua bahan
baku yang dibutuhkan untuk satu outlet. Jadi, semua penjualan telah distandarisasi
berdasarkan bahan baku yang diberikan. Hal ini bermanfaat karena para wiraniaga
pada setiap outlet mampu memprediksi sendiri untuk sekali berjualan per hari mampu
menghabiskan seberapa banyak menu-menu yang diproduksi oleh Corner Kebab.
Bahan baku yang didatangkan per hari ini sudah dipastikan harus habis terjual
dan apabila masih tersisa beberapa bahan baku yang masih bisa diperkirakan tahan
lama maka masih bisa dipakai untuk satu hari lagi. Tetapi tidak akan dapat
dimanfaatkan lagi setelah melewati satu hari berikutnya. Ini merupakan komitmen
dari Corner Kebab untuk memeberikan cita rasa disertai pelayanan yang baik agar
pembeli tidak dikecewakan.
Berikut adalah sajian menu spesial yang ditawarkan disertai dengan harga dari
masing-masing menu di Corner Kebab :
Menu Komposisi Harga
BEEF KEBAB Daging sapi panggang + sayuran Rp. 10.000
dalam gulungan tortilla
FISH FINGER KEBAB Stick daging ikan + sayuran segar Rp. 10.000
dalam gulungan tortilla
BEEF BURGER Daging sapi pilhan + sayuran dalam Rp. 8.000
tumpukan roti
CHICKEN BURGER Daging ayam pilihan + sayuran Rp. 8.000
dalam tumpukan roti
BREAD SOSIS Daging sosis pilihan + sayuran Rp. 9.000
dalam tumpukan roi
MARYAM SALAD Cabikan roti maryam dengan Rp. 9.000
sayuran + nanas segar
SYAWARMA Daging sapi panggang + sayuran Rp. 9.000
segar dalam tumpukan roti
PLUS Telur Rp. 2.000
Keju Rp. 2.000
Telur + keju Rp. 4.000

Sedangkan daftar dari beberapa bahan baku yang berasal dari cheker gudang
kemudian akan diantarkan oleh transportasi operator ke setiap outlet Corner Kebab
adalah sebagai berikut :
Nama Barang Satuan
Roti burger 8
Roti hot dog 5
Roti big mag -
Burger sapi 5
Burger ayam 3
Mayonaise salad -
Khaki ikan 8
Sosis sapi 4
Daging sapi (gr) 2.300
Kebab matang (gr) -
Tortilla besar 40
Roti maryam -
Telur 4
Keju 12
Lettuce salad (gr) 1.750
Tomat (gr) 600
Timun (gr) 800
Bombay (gr) 450
Mayonaise 1
Saus tomat -
Saos sambal -
Mentega 250
Bungkus burger 50 lbr 8
Bungkus kebab tipis 50 lbr 5
Bungkus kebab tebal 50 lbr 40
Tas plastic -
Sarung tangan 2
Tissue 1

Selain penjelasan sebelumnya dalam aspek teknis atau produksi ini ditunjang
juga dengan beberapa fasilitas yang tersedia. Ada beberapa unsure yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Pertimbangan spasial.
Maksud dari pertimbangan spasial ini adalah aspek-aspek seperti simerti,
proporsi, tekstur, warna dan lain-lain hendaknya dipertimbangkan,
dikombinasikan serta dikembangkan untuk memancing respons dari bisnis yang
sedang diusahakan. Di Corner Kebab pemilihan bentuk outlet berupa gerobak
untuk berjualan didesain semenarik dan semodern mungkin agar mampu
memberikan nuansa ciri khas bagi para kompetitor serta para pelanggan.
Perpaduan dua warna antara orange dan merah inilah sebagai corak warna yang
dianggap sangat menarik. Tekstur atau bentuk dari outlet yang disediakan telah
memenuhi segala keperluan berupa fasilitas penunjang berjualan. Sehingga
menjadikan outlet kualitas terbaik dan tahan lama.
2. Perencanaan ruangan.
Unsur ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti penempatan
fasilitas dan berbagai perlengkapan dalam satu buah outlet. Seperti letak
panggangan yang dipakai untuk memanggang daging ada di sisi kanan gerobak.
Kemudian letak penggorengan untuk memasak ada di sisi kiri gerobak. Kedua
sisi gerobak yang diaplikasikan memberikan suatu kemudahan dalam proses
penyajian produk kebab yang akan dihasilkan. Hal ini akan berlaku berbeda bagi
usaha lain.
3. Perlengkapan.
Unsur ini memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai sesuatu yang
menunjukkan status pemilik atau penggunanya. Perlengkapan di Corner Kebab
terdiri dari sebagai berikut :

Nama Perlengkapan Satuan


Panggangan (barner) 1 buah
Kompor gas 1 buah
Gas 12 kg 2 tabung
Tenda 1 buah
Tempat sampah ukuran sedang 2 buah
Cairan pembersih 1 bungkus
Wajan 1 buah
Ember besar 2 buah
Wadah sayur 3 wadah
Tempat roti burger 1 buah
Tempat roti kebab 1 buah
Meja ukuran besar 1 buah
Bangku plastic 3 buah
Payung ukuran besar 1 buah

4. Tata cahaya
Unsur ini selain berfungsi sebagi penerang ruangan, hendaknya juga diperhatikan
aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan dengan menggunakan cahaya tersebut.
Tata cahaya di setiap outlet Corner Kebab dengan cahaya yang maksimal,
dikarenakan karena setiap proses yang berlangsung memang perlu penerangan
yang baik.
5. Warna
Warna memiliki bahasanya sendiri, di mana suatu warna dapat menggerakkan
perasaan dan emosi. Sehingga pemilihan warna dari tema Corner Kebab telah
disesuaikan dari komitmen sebelum usaha ini terbentuk.
6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Aspek yang penting dan saling terkait dalam dalam unsur ini adalah penampilan
visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan dan
pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang digunakan untuk maksud
tertentu. Logo yang di tampilkan dari Corner Kebab ini adalah The Great Taste
Of Kebab yang diberi warna putih pada penulisannya. Letak logo berada dibawah
nama besar dari franchise Corner Kebab ini. Dan pada sisi kanan tulisan Corner
Kebab yang berwarna putih terdapat gambar daging yang dibalut dengan tortilla
berbentuk pipa memanjang ke atas yang sedang dinikmati. Jadi pesan yang ingin
disampaikan dari Corner Kebab adalah mampu memberikan cita rasa kebab
yang lezat dan bergizi.

D. Aspek Teknologi
Pentingnya aspek teknologi dalam bisnis franchise Corner Kebab ini
kebanyakan membantu dalam sistem operasional agar mudah untuk dapat
diaplikasikan. Bentuk implementasi dari aspek teknologi ini yaitu dalam penggunaan
proses keuangan. Memiliki software keuangan untuk mengetahui bagaimana
perkembangan investasi keuangan para investor yang bermitra dalam bisnis franchise
ini. Hal ini memberikan manfaat bagi para mitra yang sangat sibuk sehingga mereka
dapat terus memantaunya dan juga membuat mereka semakin bersemangatdan serius
menjalankan bisnis Corner Kebab.
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat
diproses dengan lebih dari satu cara. Sehingga teknologi yang dipilihpun perlu
ditentukan secara jelas. Beberapa kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan
mentah yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan
tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi dan kemampuan antisipasi terhadap
teknologi lanjutan. Selain software keuangan, aspek teknologi yang digunakan oleh
Corner Kebab adalah pemanfaatan daging sapi sebagai bahan baku utama dalam
semua pembuatan menu yang diproduksikan atau ditawarkan bagi para pembeli.
Ketahanan daging harus benar-benar mendapat respon yang baik. Daging harus
difrezer atau dibekukan pada suhu tertentu sebelum digunakan untuk pembuatan
makanan. Teknologi inilah yang membuat makanan jadi awet atau menghindari
kebusukan.

E. Aspek Keuangan
Studi dalam aspek keuangan ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan dan
aliran kas proyek bisnis sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis
yang dimaksud. Sebagian besar kebutuhan dana sebuah usaha diperlukan dari modal.
Modal merupakan hal terpenting dalam membuka bisnis middle east fastfood
franchise Corner Kebab. Oleh karena itu, bagaimana mendapatkan dan
mengelolanya dengan baik merupakan hal yang harus diketahui sebelum memulai
bisnis ini. Kendala dalam permodalan yang banyak terjadi adalah kurang modal atau
tidak punya modal sama sekali.
Modal yang disiapkan yaitu modal invetasi (investment capital) dan modal
kerja (working capital). Yang dimaksud dengan modal investasi adalah modal awal
yang dipelukan untuk biaya pembelian harta tetap atau disebut juga aset seperti tanah,
bangunan atau gedung dan peralatan. Sedangkan modal kerja merupakan biaya yang
diperlukan untukbiaya operasional usaha, yaitu modal untuk rutinitas dalam usaha.
Modal kerja dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap (biaya yang pengeluarannya setiap
bulannya tetap) dan biaya variabel (biaya yang pengeluarannya setiap bulannya tidak
tetap). Menghitung modal kerja dapat menggunakan metode yang didasarkan pada
waktu yang diperlukan dana sejak keluar dari kas sampai kembali menjadi kas.
Sebelum mengetahui total perkiraan investasi awal secara garis besar, Corner
Kebab melakukan proses kerja sama terlebih dahulu. Proses kerja sama yang
dimaksud adalah sebagai berikut :

Proses Kerja Sama

Presentasi Bisnis

Pembayaran Comittment Fee (5 jt)


(survey lokasi, proyeksi bisnis)

Pembayaran Investasi 70 %
(Rp. 24.500.000)
Pelunasan Sisa Investasi
Rp. 5.500.000
Agreement bisnis
Training karyawan
Pembuatan outlet
OPPENING
OUTLET
Sumber modal bisnis franchise Corner Kebab berasal dari investasi pemodal
yang berasal dari para investor atau disebut dengan mitra. Masa kemitraan
berlangsung sekitar 5 tahun. Mitra mempunyai beberapa peranan yaitu :
 Mengajukan usulan lokasi usaha yang strategis.
 Menyediakan mesh operator.
 Menyediakan transportasi operator (biaya transport ke outlet).
 Menyediakan ruangan untuk gudang.
 Melakukan pengawasan operasional outlet.
 Melakukan operasi mandiri di sekitar area usaha (radius 1 km dari outlet).

Sedangkan beberapa kewajiban mitra, yaitu :


 Belanja bahan baku khusus (tortilla, daging kebab, roti maryam, bungkus berlabel
Corner Kebab) ke kantor pusat.
 Bersemangat dan serius menjalankan bisnis Corner Kebab.
 Mengawasi operasional harian.
 Bertanggung jawab terhadap biaya sewa tempat outlet.
Dari keterangan di atas menandakan tentu ada risiko tersendiri dalam hal
permodalan seperti jika mengalami kerugian maka seluruhnya di tanggung oleh
pemilik modal. Namun, keuntungan akan menjadi sepenuhnya diperoleh pemilik
modal yaitu dengan perhitungan yang jelas. Perkiraan total investasi awal (initial
investment) Corner Kebab merupakan investasi per outlet atau gerobak. Berikut
total perkiraan investasi awal Corner Kebab secara garis besar :
Perkiraan Total Investasi Awal
Corner Kebab
Keterangan Total
Investasi Awal (Initial Investment) Rp. 25.000.000
Biaya Franchise (Franchise Fee) Rp. 8.000.000
Bahan Baku Awal (Starting Stock) Rp.2.000.000
Total Investasi Awal Rp. 35.000.000
Keterangan :
 Investasi awal (Initial Investment) meliputi semua peralatan dan setup outlet.
Biaya franchise (Franchise Fee) berlaku untuk 5 tahun kerja sama.
 Investasi awal (Initial Investment) tidak dapat diidentifikasikan secara rinci,
karena menjadi rahasia perusahaan yang telah dikomitmenkan kecuali untuk
investor.
Kemudian perhitungan lainnya seperti estimasi bahan baku, estimasi biaya gaji,
estimasi pendapatan, estimasi laba rugi yang menjdai perhatian utama karena
merupakan faktor terpenting untuk mengetahui apakah bisnis ini layak untuk
dijalankan atau tidak. Beriku beberapa perhitungan lainnya tersebut sebagai berikut :
 Proyeksi pendapatan per hari.
Perhitungan ini didapat dari perkiraan rata-rata penjualan (menu makanan yang
paling sering laku terjual) di Corner Kebab per hari. Salah satu contoh ini
merupakan hasil yang didapat dari satu outlet saja.

Proyeksi Pendapatan Outlet


per hari
Menu Harga Perkiraan Total
Terjual
Beef Kebab Rp. 10.000 15 Rp. 150.000
Fish Finger Kebab Rp. 10.000 15 Rp. 150.000
Beef Burger Rp. 8.000 5 Rp. 40.000
Plus Keju Rp. 2.000 5 Rp. 10.000
Rp. 350.000

Maka ;
Proyeksi Pendapatan Outlet
per bulan
Rp. 350.000 x 30 hari = Rp. 10.500.000
 Proyeksi perhitungan rugi laba per bulan.
Corner Kebab
Proyeksi Rugi Laba
per bulan

Pendapatan Rp. 10.500.000


Biaya-biaya :
Biaya variabel :
Biaya bahan baku Rp. 5.355.000

Biaya tetap :
Biaya gaji dan komisi Rp. 1.050.000
Biaya sewa tempat dan operasional Rp. 1.260.000
Biaya penyusutan Rp. 210.000

Total biaya Rp. 7.875.000


Laba bersih Rp. 2.625.000

Keterangan :
Perhitungan proyeksi rugi laba per bulan di atas didapat dari simulasi hitungan
per outlet atau gerobak yang telah dikalikan presentase ketetapan dari franchise
dengan pendapatan rata-rata per bulan (30 hari). Berikut rincian dari simulasi
hitungan per outlet atau gerobak :
Pemakaian bahan baku (51%) : Rp. 5.355.000
Komisi dan gaji pegawai (10%) : Rp. 1.050.000
Sewa tempat dan operasional (12%) : Rp. 1.260.000
Penyusutan barang (2%) : Rp. 210.000
 Proyeksi Perhitungan Laporan Arus Kas.

Corner Kebab
Laporan Arus Kas
(dalam setahun)

Arus kas dari akivitas operasi


Laba bersih Rp. 31.500.000
Arus kas dari aktivitas investasi
Perkiraan aktiva tetap dan lainnya Rp. 14.837.000
Perkiraan biaya pembelian peralatan masak Rp. 2.389.000
Perkiraan biaya pembelian peralatan outlet Rp. 7.774.000
Total perkiraan total investasi awal Rp. 25.000.000
Rp. 6.500.000

 Perhitungan Payback Period (PP).


Diketahui : nilai investasi = Rp. 35.000.000
Kas masuk bersih = Rp. 2.625.000
Nilai investasi
Maka ; Payback Period (PP) = x 1 bulan =
Kas masuk bersih

35.000.000
= x 1 bulan = 13,33 = 13 bulan
2.625.000

Jika 1 tahun = 13 bulan : 12 bulan = 1, 0833 tahun.


Kesimpulan : payback period (PP) lebih pendek waktunya dari maximum
payback periodnya (5 tahun), maka usulan investasi dapat diterima.
 Perhitungan Break Even Point (BEP).
Diketahui : FC = 2.520.000
VC = 5.355.000
S = 10.500.000
FC
Maka ; BEP (Rp) =
1 – VC
S
2.520.000
=
5.355.000
1-
10.500.000

2.520.000
=
1 – 0,51

2.520.000
=
0,49

= 5.142.857,143
= 5.142.857

F. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)


Keberadaan sumber daya manusia (SDM) hendaknya dianalisis untuk
mendapatkan jawaban apakah SDM yang diperlukan untuk pembangunan maupun
pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya. Kajiannya
dapat dimulai dari perencanaan SDM, analisis pekerjaan, rekrutmen seleksi, orientasi,
sampai pada pemutusan hubungan kerja (PHK)
 Perencanaan SDM.
Corner Kebab melakukan perencanaan terhadap SDM disesuaikan dengan
standarisasi bisnis ini. SDM bagi jenis franchise ini disebut dengan operator.
Para operator dituntut harus mampu melaksanakan perancanaan yang telah
dilakukan manajemen. Sehingga SDM yang diperkerjakan mampu memberikan
kepuasan bagi bisnis ini. Corner Kebab juga dalam perencanaan bisnis ini
menyiapkan seragam yang dijadikan ciri khas operator yang menjadi pegawai
outlet Corner Kebab.
 Analisis pekerjaan
Sebelum melakukan rekrutmen pegawai Corner Kebab telah
mengklasifikasikan pekerjaan yang harus dilakukan oleh para operator outlet.
 Rekrutmen seleksi
Proses rekrutmen seleksi Corner Kebab dilakukan di kantor cabang. Dalam
merekrutmen pegawai, Corner Kebab melakukan proses rekrutmen sama halnya
seperti bisnis-bisnis lain, yaitu :
1. Membuka lowongan pekerjaan (job vacancy) dengan memasang iklan
menarik di berbagai media.
2. Rekomendasi dari berbagai sumber terpercaya, seperti karyawan, teman
atau kenalan.
3. Mencari dari lulusan kursus atau sekolah yang sesuai dengan bidangnya.
 Orientasi
Corner Kebab melakukan masa orientasi atau pengenalan berupa training atau
pelatihan bagi pegawai yang disebut dengan operator selama satu minggu.
Selama masa pelatihan ini calon operator didampingi oleh pendampingnya.
Orientasi dilakukan langsung di outlet Corner Kebab. Masa pelatihan ini
terdiri dari, yaitu pengenalan kapan waktu persiapan membuka outlet dan
menutup outlet beserta hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, pengenalan cara
membuat semua menu Corner Kebab, cara melayani pelanggan atau pembeli,
mampu memberikan takaran dalam satu porsi menu Corner Kebab yang benar
dan memeberikan kepuasan bagi pelanggan atau pembeli. Jika calon operator
dinyatakan lulus menjadi operator oleh pendamping orientasi maka pendamping
orientasi akan melepaskan operator untuk berdagang sendiri. Tetapi apabila
pada masa orientasi calon operator dinyatakan tidak lulus, maka pendamping
orientasi akan memberikan satu kali kesempatan lagi kepada calon operator
tersebut dengan jangka waktu sama seperti sebelumnya.
 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Hal ini akan benar-benar terjadi apabila pegawai yang disebut dengan operator
Corner Kebab dinyatakan tidak baik untuk bekerja lagi. Ketentuan tersebut
akan berlaku bagi pegawai atau operator sesuai dengan kesepakatan standarisasi
pegawai di Corner Kebab. Apabila timbul kemungkinan ada pekerja yang
ingin berhnti dari pekerjaannya, hal ini akan sulit dilakukan. Dikarenakan ada
perjanjian diamana operator telah dikontrak terikat keja dengan Corner Kebab
dan harus mengganti beberapa kerugian bila terjadi penurunan pendapatan
selama masa kerjanya.

G. Aspek Hukum (Yuridis)


Kelayakan bisnis franchise Corner Kebab ini secara hukum tentunya semua
jenis dari prosedur perizinan seperti retribusi telah disesuaikan nilainya dengan
peraturan daerah di mana outlet Corner Kebab ini dioperasikan. Pembayaran uang
retribusi ini termasuk juga dengan uang kebersihan yang telah dikeluarkan peraturan
khusus bagi lingkungan dan izin usaha. Kemudian pembayaran pajak mengikuti
peraturan pemerintah untuk setiap outlet Corner Kebab ini. Corner Kebab
menjamin jalannya bisnis ini sudah pasti mengutamakan aspek hukum, karena tanpa
mematuhi ketentuan hukum bisnis ini akan kesulitan untuk menjalankan usahanya.

H. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


Kajian bahwa rencana bisnis yang akan direalisasikan oleh Corner Kebab
secara ekonomi, sosial dan politik adalah sebagai berikut :
 Aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi ini analisis yang dapat ditinjau yaitu
pertama, memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Melihat kepada
fenomena semacam ini dari tahun ke tahun sangat membantu pemerintah,
dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah dan masih
banyak penduduk yang memiliki keterampilan terbilang masih rendah. Oleh
karena itu Corner Kebab memanfaatkan keadaan ini untuk membangun hal
positif dan mampu memprioritaskan potensi tenaga kerja lokal. Kedua yaitu
menggunakan sumber daya lokal. Maksud sumber daya lokal disini misalnya
bahan baku. Corner Kebab memanfaatkan bahan baku produk lokal ini dengan
catatan kualitas cukup layak sesuai standarisasi untuk proses produksi. Hal ini
ditekankan melalui konsep produk kebab yang dihasikan mempunyai cita rasa
khas Indonesia. Ketiga yaitu menghasilkan dan menghemat devisa merupakan
pengguanaan bahan baku yang diambil dari prodik lokal berarti mengurangi
penggunaan produk impor. Sudah tentu penggunaan bahan baku ini menghemat
devisa negara apalagi jika kandungannya dapat terus ditingkatkan. Keempat
yaitu menumbuhkan industri lain dengan maksud untuk mendiferensiasi dengan
bisnis lain. Dan kelima yaitu menyediakan kebutuhan konsumen dalam negeri
sesuai dengan kemampuan. Konsep Corner Kebab adalah mampu
memperkenalkan sekaligus menyediakan produk mereka agar masyarakat
menyukai dan memberikan sesuatu yang beda dari negara sendiri tanpa harus
berpergian jauh ke negara lain.
 Aspek sosial. Dalam aspek sosial sudah diangggap menjadi kewajiban Corner
Kebab untuk mampu memberikan timbal balik bagi lingkungan sosial agar
bisnis dapat berjalan sesuai denga tatanan kehidupan yang pluralistis dan
kompleks. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial sehingga
dalam rangka keseimbangan hendaknya bisnis ini memiliki tanggung jawab
sosial, contohnya dalam pelayanan pelanggan atau pembeli.
 Aspek politik. Dalam aspek ini baik secara langsung ataupu tidak langsung
sangat berpengaruh. Makin kacau kondisi politik negara akan berdampak makin
kacau pula dunia bisnis. Karena pengaruhnya apalagi dialami bisnis franchise
ini yang membutuhkan investasi, potensi yang diuatamakan adalah keuntungan
yang berasal dari investasi.

I. Aspek Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL)


Untuk melengkapi kesemua aspek yang telah disebutkan sebelumnya, aspek
yang terakhir yang perlu dianalisis dalam suatu bisnis adalah analisis dampak
lingkungan. Pada Corner Kebab, dampak lingkungan tidak ada. Hal ini disebabkan,
bisnis ini mampu menjaga kualitas produknya tanpa membahayakan lingkungan
sekitar dan menjamin tidak ada pemakaian bahan-bahan kimia berbahaya lainnya
yang juga ikut membahayakan lingkungan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang terdapat dalam bab pembahasan sebelumnya, maka telah
didapatkan kesimpulan antara lain :
1. Corner Kebab telah memenuhi berbagai konsep aspek dalam studi kelayakan
sebuah bisnis. Seperti aspek manajemen, pemasaran, produksi, teknologi,
keuangan, sumber daya manusia (SDM), hukum (yuridis), ekonomi, sosial dan
politik dan juga aspek analisis dampak lingkungan.
2. Dari aspek manajemen, Corner Kebab sudah dinilai mampu mengembangkan
bisnis franchisenya melalui asal mula nama, logo sampai dengan struktur
organisasi manajemennya.
3. Dari aspek pemasaran, Corner Kebab meliputi semua aspek pemasaran dan
aspek pasar.
4. Dari aspek produksi, Corner Kebab telah memenuhi standarisasi produk dan
mampu menggunakan semua kegunaan teknologi untuk pengembangan
bisnisnya.
5. Dari aspek SDM, Corner Kebab dituntut untuk mengembangkan pegawainya
menjadi pengmbang usaha yang sukses dan menyenangkan bagi investor dan
memberikan kepuasan pelayanan bagi pelanggan.
6. Dari aspek hukum (yuridis), Corner Kebab sudah memenuhi ketentuan hukum
yang berlaku.
7. Dari aspek ekonomi, sosial dan budaya, Corner Kebab mempunyai pengaruh
dan ikut terpengaruh terhadap aspek ini.
8. Aspek AMDAL, Corner Kebab tidak pernah melakukan sesuatu hal yang
merusak lingkungan.
B. Saran-Saran
1. Corner Kebab harus mampu membuat pengembangan terhadap sistem baru.
Seperti sistem syariah yang ada untuk investasi bisa terus dikembangkan dan
diperkenalkan kepada banyak investor.
2. Corner Kebab dalam pengelolaan sistem keuangannya harus jelas, karena
investor akan tertarik dengan kejelasan yang dibangun suatu bisnis.
3. Memperbanyak outlet di daerah-daerah yang termasuk kawasan strategis.

Anda mungkin juga menyukai