TINJAUAN KHUSUS
lain dengan nama dan bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi
dalan negeri.
DPRD Kabupaten/Kota;
g. Jaksa Agung;
12
13
2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah PNS Pusat, PNS-Daerah dan PNS
4. Pegawai Tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang
langsung.
5. Tenaga Lepas adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang
bersangkutan bekerja.
6. Penerima Pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima
termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima Tabungan Hari
dilakukannya.
8. Penerima Upah adalah orang pribadi yang menerima upah harian, upah
adalah:
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari Negara
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang
anak, bea siswa, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur, berupa jasa
kepada karyawan.
b. Gratifikasi adalah uang hadiah kepada pegawai di luar gaji yang telah
ditentukan.
c. Bonus adalah upah tambahan di luar gaji atau upah sebagai hadiah/
3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan, yang
diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta
16
4. Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang Tabungan Hari Tua (THT)
5. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam
lainnya;
c. Olahragawan
dan sosial;
g. Agen iklan
17
kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam
j. Peserta perlombaan;
gaji yang diterima oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil serta uang
pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau
anak-anaknya.
apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak atau wajib pajak yang
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Iuran Jaminan Hari Tua
6. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
selesai) tanpa harus menunggu perhitungan dari pihak fiskus, atau dapat
dikatakan bahwa pajak yang telah dipotong atau dibayar dianggap telah
lebih spesifik, pemungutan PPh bersifat final berarti jumlah pajak yang telah
19
atau pemotongan yang lain) tidak dapat dikreditkan dari total PPh yang
Beberapa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat final adalah:
Menteri Keuangan, serta Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua
hadir, uang lembur, uang imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan
Adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh Undang-
Undang untuk memotong PPh Pasal 21. Termasuk pemotong PPh Pasal 21
adalah:
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi danbadan termasuk bentuk
dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai.
dan kegiatan;
badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan Tabungan Hari Tua
kegiatan, jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status wajib pajak dalam
negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas
yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status wajib pajak luar negeri;
orang pribadi;
pemagangan.
yang terjadi karena jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam satu tahun
takwin lebih kecil daripada jumlah PPh Pasal 21 yang telah disetor.
tahunan, dan jika masih ada sisa kelebihan, maka diperhitungkan untuk
Pasal 21 yang terutang untuk setiap akhir bulan takwin. Penyetoran pajak
berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun takwin, maka bukti
7. Dalam waktu dua bulan setelah tahun takwin berakhir, pemotong pajak
apabila jumlah PPh Pasal 21 terutang dalam satu tahun takwin lebih besar
Pasal 21.
24
kepada penerima penghasilan tertentu sebagai wajib pajak dalam negeri orang
1. Pegawai Tetap
b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada
3. Penerima Pensiun
bruto tersebut jumlahnya tidak lebih dari Rp. 150.000 sehari, dan
sehari, jika penghasilan bruto sehari lebih dari Rp. 150.000 tetapi
dengan 360 hari, jika penghasilan bruto sehari lebih dari Rp. 150.000
dalam menentukan PTKP atau dasar perhitungan PPh Pasal 21 nya tidak
Keuangan, serta Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang
dengan nama apapun sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang
2) Olahragawan;
moderator;
6) Agen iklan;
9) Peserta perlombaan;
hadir, uang lembur, uang imbalan prestasi kerja dan imbalan lain
Pajak
250.000.000
500.000.000
2. Tarif 5%
3. Tarif 15%
4. Tarif khusus
Pemberlakuan tarif
Keuangan, serta Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang
dengan nama apapun sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang
terdiri dari:
2) Olahragawan;
31
moderator;
6) Agen iklan;
9) Peserta perlombaan;
lebih dari Rp. 1.320.000 dalam sebulan. Besarnya upah sehari yang
aktuaris.
uang imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan nama apapun
oleh Menteri Keuangan, dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari
berikut:
Penghasilan Bruto
THR
Pengurangan
(setahun/disetahunkan)
setahun/disetahunkan
sebelumnya
dipotong/dilunasi
35
1. PPh Pasal 21 atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan (gaji)
lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan gaji) dikenakan Pajak
tunjangan khusus.
atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban
Artinya setiap PNS akan menerima gajinya secara utuh tanpa dipotong
PPh Pasal 21. Ketentuan ini berlaku bagi setiap PNS, golongan I sampai
IV.
Pokok Wajib Pajak) atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang
dibebankan pada APBN dan APBD dikenai tarif Pajak Penghasilan Pasal
36
21 lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan.
apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, salah satu contoh adalah
sebagai berikut :
dan pensiunannya
pensiunannya
1. PNS golongan IV
37
Tarif pemotongan Pajak untuk PPh Pasal 21 PNS, TNI, dan Polri
sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) UU PPh dan dikenakan atas Penghasilan
Kena Pajak. Untuk perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap
Masa Pajak, selain Masa Pajak Desember atau Masa Pajak Terakhir, tarif
(dua belas);
huruf b.
38
atas penghasilan tersebut diatas ke kantor pos atau bank persepsi dengan
menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21. Batas waktu penyetoran PPh
Rp. 2.252.412,-
Rp. 496.929,-
Pengurangan :
Rp. 228.241,-
PTKP :