EKONOMI PERENCANAAN
TENTANG
UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KELOMPOK 3
ANNISA FITRIYENI NIM 1830402009 (WORD)
FAISAL EFENDI YUSUF NIM 1830402032 (WORD)
FATIRANISYA NIM 1830402037 (PPT)
EKONOMI SYARIAH 6A
DOSEN PENGAMPU:
FEBRIA RAHIM,S.PD,SE.ME
Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat
menyelesaikan makalah Ekonomi Perencanaan tentang “Unsur Pokok
Perencanaan Pembangunan Daerah” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun
maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada mata kuliah Ekonomi Perencanaan
IAIN Batusangkar.
Namun sebagai manusia biasa yang tidak luput dari segala kekhilafan
dan kekurangan, jauh dari sifat sempurna. Maka kami menyadari bahwa
makalah Ekonomi Perencanaan ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan
baik dalam susunan kalimat atau dalam sajian materinya. Oleh karena itu
penyusunan sangat mengaharapkan saran dan pendapat dari semua pihak untuk
perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
C. TUJUAN.................................................................................................2
A. KESIMPULAN....................................................................................16
B. KRITIK DAN SARAN........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap perencanaan pembangunan daerah biasanya mempunyai beberapa
unsure dan komponen pokok yang selalu muncul pada setiap dokumen
perencanaan pembangunan. Unsur-unsur pokok tersebut menggambarkan isi
pokok dari sebuah dokumen perencanaan pembangunan. Secara umum, unsur
pokok tersebut meliputi kondisi umum daerah, visi dan misi pembangunan,
prioritas strategi pembangunan, kebijakan serta program dan kegiatan
pembangunan. Pada dokumen perencanaan pembangunan yang disusun dengan
baik, ke semua unsur pokok ini tergambar secara jelas sehingga dapat
memahaminya dengan mudah.
Pemerintah merupakan pihak yang paling penting dan berperan sebagai
penggerak dalam pembangunan, yaitu melalui perencanaan pembangunan.
Perencanaan pembangunan adalah suatu usaha pemerintah untuk
mengkoordinasikan semua keputusan ekonomi dalam jangka panjang untuk
mempengaruhi secara langsung serta mengendalikan pertumbuhan variabel-
variabel ekonomi yang penting. Perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk
mencapai setiap sasaran dan tujuan pembangunan pada dasarnya disusun oleh
pemerintah melalui badan perencanaan.
Untuk mendukung terlaksananya pembangunan daerah, pemerintah atas
nama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
sudah mengeluarkan surat edaran tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah. Dalam surat edaran tersebut pemerintah daerah wajib menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP/D), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJM/D), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
sebagai rencana tahunan. Setiap proses penyusunan harus mempunyai koordinasi
1
antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan melalui
suatu forum yang disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kondisi umum daerah?
2. Bagaimanakah visi dan misi pembangunan daerah?
3. Bagaimana sasaran dan target pembangunan daerah?
4. Bagaimanakah strategi pembangunan daerah?
5. Bagaimanakah kebijakan pembangunan daerah?
6. Bagaimanakah prioritas pembangunan daerah?
7. Bagaimanakah progam dan kegiatan pembangunan daerah?
8. Bagaimanakah indikator kinerja?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kondisi umum daerah
2. Untuk memahami visi dan misi pembangunan daerah
3. Untuk mengetahui sasaran dan target pembangunan daerah
4. Untuk mengetahui strategi pembangunan daerah
5. Untuk mengetahui kebijakan pembangunan daerah
6. Untuk mengetahui program dan kegiatan pembangunan daerah
7. Untuk mengetahui indikator kinerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aspek sumber daya alam yang perlu dibahas terutama diarahkan pada
jenis dan kualitas lahan yang sangat berpengaruh bagi kegiatan pertanian dalam
arti luas. Tidak kalah pentingnya adalah analisis tentang potensi pertambangan
seperti minyak dan gas, batu bara, panas bumu, dan sumber daya air. Untuk
daerah yang berlokasi di tepi pantai, analisis potensi sumber daya alam ini
meliputi juga potensi perikanan dan kelautan lainnya yang sangat penting bagi
kehidupan para nelayan dan masyarakat yang hidup dan bekerja di tepi pantai.
3
Unsur lainnya yang juga sangat penting dibahas dalam kondisi umum
daerah ini adalah menyangkut dengan aspek hukum dan pemerintahan. Di bidang
hukum, kondisi yang perlu dibahas adalah seberapa jauh supremasi hukum telah
ditegakkan dalam masyarakat yang dapat dilihat dari perkembangan jumlah
pelanggaran hukum yang terjadi. Sedangkan dalam bidang pemerintahan aspek
yang perlu dibahas adalah seberapa jauh pelayanan publik sudah dapat dilakukan
oleh aparatur negara dan daerah untuk masyarakat. Termasuk dalam hal ini adalah
kualitas dan profesionalisme yang dimiliki oleh seluruh aparatur daerah yang
bersangkutan.
Cara lain yang juga lazim digunakan dalam melakukan analisi tentang
kondisi umum daerah adalah dengan menggunakan analisis SWOT yang disebut
sebagai Teknik Evaluasi Diri (Self-Evaluation), pembahasan dilakukan dengan
menganalisis kondisi umum daerah melalui empat unsure utama yaitu kekuatan
(Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman
(Threat) yang dihadapi oleh daerah bersangkutan. Unsure kekuatan dan
kelemahan pada dasarnya adalah faktor yang terdapat dalan daerah sendiri
(internal), sedangkan unsure peluang dan ancaman adalah faktor yang berada di
luar daerah bersangkutan (eksternal).
4
B. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH
Visi dan misi pembangunan daerah yang baik biasanya dijaring secara
intensif dari aspirasi dan keinginan dari masyarakat yang menjadi sasaran utama
pembangunan. Hal ini sangat penting artinya agar visi dan misi tersebut benar-
benar menggambarkan keinginan dan harapan masyarakat sehingga penyusunan
pembangunan menjadi lebih terarah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
masyarakat secara umum.
Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang
ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga
harus menjawab permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis yang
harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan
arah pembangunan jangka panjang daerah. Visi yang baik adalah menyangkut
dengan kebutuhan pokok yang sangat mendasar bagi masyarakat dan dirumuskan
secara konkret dan jelas serta dapat diwujudkan dalam kenyataannya
(operasional) dan tidak merupakan hal-hal muluk-muluk yang sulit direalisasikan
dalam kenyataannya. Disamping itu, visi yang baik harus dirumuskan secara
singkat dan padat dengan menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah
dipahami oleh seluruh pelaku pembangunan dengan tingkat kecerdasan yang
sangat bervariasi. Visi sebaiknya juga jelas jangka waktu dan tempat dimana visi
tersebut akan diwujudkan.
Untuk dapat memahami perumusan visi tersebut, berikut beberapa contoh
visi yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan pembangunan yaitu:
1. Visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005-
2025: “Terwujudnya Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”.
2. Visi dalam RPJP Provinsi Sumatera Barat 2005-2025: “Menjadi Provinsi
Terkemuka Berbasis Sumber Daya Manusia yang Agamais di Tahun 2025”.
3. Visi dalam RPJM Nasional 2010-2015: “Terwujudnya Indonesia yang
Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan”.
5
4. Visi dalam RPJM Provinsi Sumatera Barat 2006-2010: “Terwujudnya
Mayarakat Sumatera Barat Madani Yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat”.
Sedangkan misi pada dasarnya merupakan cara dan upaya umum yang
bersifat pokok yang akan dilakukan dalam mawujudkan dan merealisasikan visi
yang telah ditetapkan tersebut. Karena itu misi berhubungan erat dengan arah,
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan untuk
mewujudkan visi pembangunan. Ini berarti bahwa arah, strategi, perencanaan
pembangunan sebaiknya dijabarkan dari misi pembangunan yang telah ditetapkan
semula. Dengan cara demikian diharapkan pencapaian visi dan misi tersebut akan
menjadi lebih terjamin dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan lainnya.
Dalam hal ini, misi tersebut harus sesuai dengan fungsi dan peranan dari
para pelaku pembangunan, baik dari unsur pemerintah, swasta maupun
masyarakat umum. Di samping itu, misi pembangunan ini juga dirumuskan
dengan memperhatikan permasalahan dan kendala yang dihadapi dimasa lalu serta
sasaran pembangunan yang ingin dicapai dimasa mendatang.
Sebagai contoh dan dapat diberikan bahwa misi yang tertera dalam RPJP
Indonesia 2005-2025 meliputi delapan aspek utama, yaitu:
6
C. SASARAN DAN TARGET PEMBANGUNAN DAERAH
Penentuan sasaran dan target pembangunan daerah memerlukan teknik
proyeksi tertentu karena menyangkut dengan prediksi masa datang. Proyeksi
dapat dilakukan berdasarkan kecenderungan (trend) yang terjadi dimasa lalu
dengan memperhatikan data dan fakta yang tersedia. Bila hasil perkiraan dengan
menggunakan cara ini kurang logis, maka proyeksi dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan perkiraan kemampuan daerah dalam melakukan investasi, baik
dengan menggunakan dana pemerintah, swasta atau masyarakat. Di samping itu,
proyeksi dapat pula dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari kedua cara
tersebut, sehingga kelemahan masing-masing dapat dihilangkan. Hasil proyeksi
mana yang akan digunakan sangat tergantung dari penilaian perencana dan
kesepakatan dengan pihak lain yang berwenang untuk menentukannya.
Sasaran dan target pembangunan daerah dapat bersifat makro, sektoral
maupun wilayah. Sasaran target makro sering kali disebut dengan istilah
Kerangka Ekonomi Makro yang bersifat menyeluruh (agregatif), seperti
pertumbuhan ekonomi, kemakmuran masyarakat, kemiskinan dan distribusi
pendapatan, penyediaan lapangan kerja dan pengangguran, kemampuan keuangan
daerah dan kebutuhan investasi. Sasaran dan target sektoral hanya berkaitan
dengan kemajuan yang dicapai sektor yang bersangkutan misalnya jumlah
produksi, penciptaan lapangan kerja, ekspor, impor, dan lainnya. Sedangkan
sasaran dan target wilayah menyangkut dengan pembangunan pada wilayah
tertentu untuk unsure-unsur makro dan sektoral tersebut. Dalam hal ini perlu
dijaga konsistensi dari ketiga jenis sasaran dan target pembangunan tersebut agar
tidak menjadi rancu dan membingungkan.
Penggunaan sasaran dan target pembangunan secara kuantitatif ternyata
telah menimbulkan perdebatan di kalangan para perencana. Ada kalangan
perencana yang lebih suka menggunakan sasaran dan target yang konkret secara
kuantitatif, karena dengan demikian perencanaan menjadi lebih konkret dan
terukur sehingga menjadi lebih operasional. Akan tetapi, ada kalangan perencana
7
yang tidak menyukai hal ini dengan alas an bahwa penggunaan sasaran dan target
yang kuantitatif menyebabkan perencanaan tersebut menjadi kaku dan tidak
fleksibel dalam menghadapi perubahan kondisi sosial-ekonomi daerah. Di
samping itu, bila sasaran dan target kuantitatif tersebut tidak dapat terpenuhi,
maka hak ini akan menimbulkan konsekuensi tersebut tidak dapat terpenuhi, maka
hal ini akan menimbulkan konsekuensu politik yang negatif dan rumit yang
berkemungkinan dapat memberikan dampak negatif terhadap penilaian kinerja
dari kepala daerah atau dinas dan instansi terkait.
D. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
8
1. Perspektif Masyarakat/Layanan: bagaimana strategi dapat menjadikan
pengaruh langsung terhadap pengguna layanan atau segmen masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya. Jenis strategi antara lain sosialisasi,
konsolidasi, konsultasi, negosiasi, mediasi, promosi, intensifikasi,
ekstensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi, mobilisasi.
2. Perspektif Proses Internal: strategi harus mampu menjadikan perbaikan proses
dan pemberian nilai tambah pada proses birokrasi (internal business process).
Jenis strategi antara lain koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, sinergi.
3. Perspektif Kelembagaan : strategi harus mampu menjelaskan dengan investasi
apa pada sistem, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) untuk menjamin
terselenggaranya layanan pemerintahan daerah yang baik (good governance)
dalam jangka panjang. Jenis strategi antara lain rasionalisasi, revitalisasi,
restrukturisasi, reorganisasi, rekonstruksi, akreditasi, reposisi, ratifikasi,
desentralisasi.
4. Perspektif Keuangan: strategi harus dapat menempatkan aspek pendanaan
sebagai tujuan sekaligus sebagai konstrain (cost-effectiveness) serta untuk
mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas (allocative efficiency).
Jenis strategi antara lain investasi, divestasi, mobilisasi deregulasi.
E. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan pengambilan
keputusan oleh pimpinan daerah untuk mewujudkan kondisi yang dapat
mendorong dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang
telah ditetapkan semula dalam perencanaan. Kebijakan ini diperlukan agar
program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dapat diarahkan dan
diwujudkan sesuai dengan kebijakan yang telah diambil. Contohnya, kebijakan
penanggulan kemiskinan yang dilakukan dalam rangka mengurangi jumlah
penduduk miskin pada suatu daerah tertentu dan sekaligus untuk mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat secara keseluruhan.
9
Perumusan kebijakan pembangunan daerah perlu dilakukan secara hati-
hati dengan memperhatikan berbagai aspek penting seperti visi dan misi
pembangunan, kondisi dan potensi daerah, permasalahan pokok pembangunan
dan proyeksi pembangunan ke depan. Di samping itu, perumusan kebijakan
pembangunan juga harus sesuai atau tidak berlawanan dengan kondisi sosial
budaya setempat agar pelaksanaan kebijakan tersebut tidak mendapat tantangan
dan reaksi negatif dari masyarakat daerah bersangkutan. Untuk dapat mewujudkan
keterpaduan pembangunan, maka perumusan kebijakan daerah tersebut juga harus
memperhatikan kebijakan pembangunan pada tingkatan yang lebih tinggi, seperti
kebijakan provinsi dan nasional. Baik buruknya suatu kebijakan ditentukan dari
seberapa jauh kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dan memberikan hasil positif
terhadap proses pembangunan daerah sebagaimana telah direncanakan semula dan
diharapkan oleh masyarakat.
Adakalanya kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah daerah dapat
berhasil dengan baik dan adapula yang setengah berhasil, bahkan banyak pula
yang mengalami kegagalan sama sekali. Karena itu setelah pelaksanaan kebijakan
selesai dilaksanakan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka diperlukan
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut. Evaluasi tersebut dapat
dilakukan secara komprehensif dengan melihat hasil kebijakan tersebut dalam
bentuk peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan
atau peningkatan pendapatan masyarakat. Di samping itu, evaluasi juga dapat
dilakukan secara partial dengan melihat pada keberhasilan pelaksanaan program
dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka implementasi kebijakan tersebut.
F. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
10
pembangunan menunjukkan pusat perhatian dan tekanan utama yang harus
dilakukan untuk dapat mencapai sasaran yang digambarkan dalam visi
pembangunan. Sedangkan aspek dan kegiatan pembangunan lainnya merupakan
faktor penunjang yang dapat dilakukan kegiatannya.
11
6. Program dan kegiatan tersebut sesuai dengan kondisi sosial ekonomi daerah
bersangkutan sehingga pembangunan tidak mendapatkan reaksi negatif dari
masyarakat setempat.
12
Pembangunan daerah merupakan program menyeluruh dan terpadu dari
semua kegiataan dengan memperhitungkan semua sumber daya yang ada dan
memberikan konstribusi kepada pembangunan daerah. Dalam konteks ini, daerah
harus memperhatikan keterpaduan sumber daya ekonomi, melalui penyeimbangan
dan penyerasian berbagai sumber daya eknomi baik baik sumber daya alam,
sumber daya manusia, sember daya buatan maupun sumber daya sosial agar
terjadi keseimbangan pembagunan daearah. Salah satu aspek yang
diperhitungkan dalam pembagunan ekonomi daerah adalah kemampuan untuk
memanfaatkan sumber daya alam dan manusia seefektif dam seefesien mungkin.
13
H. INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja adalah nilai atau karakteristik tertentu ynag digunakan
untuk mengukur output dan outcome. Indikator kinerja juga didefenisikan
saebagai alat ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya. Indikator merupakan alat yang
digunakanuntuk menjelaskan mengenai suatu kondisi. Apabila suatu dikatakan
bagus, apa yang digaunakan untuk menjelaskan mengenai hal yang disebut bagus
tersebut. Apabila seseorang dikatakan sudah paham apa yang digunakan untuk
menjelaskan tingkat kepahaman orang tersebut.
1. Struktur Ekonomi
14
2. Pendapatan perkapita
a. Barang-barang modal
b. Teknologi
c. Tenaga kerja
d. Sumber daya alam
e. Kewirausahaan
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisis tentang kondisi umum daerah biasanya meliputi aspek geografis,
sumber daya alam, agama dan budaya, penduduk dan sumber daya manusia,
potensi ekonomi daerah, hukum dan pemerintahan, dan lain-lainnya. Visi dan misi
pembangunan daerah yang baik biasanya dijaring secara intensif dari aspirasi dan
keinginan dari masyarakat yang menjadi sasaran utama pembangunan. Hal ini
sangat penting artinya agar visi dan misi tersebut benar-benar menggambarkan
keinginan dan harapan masyarakat sehingga penyusunan pembangunan menjadi
lebih terarah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat secara umum.
Penentuan sasaran dan target pembangunan daerah memerlukan teknik
proyeksi tertentu karena menyangkut dengan prediksi masa datang. Proyeksi
dapat dilakukan berdasarkan kecenderungan (trend) yang terjadi dimasa lalu
dengan memperhatikan data dan fakta yang tersedia. Untuk menentukan strategi
dan arah kebijakan, dilakukan dengan menggunakan metoda analisis SWOT
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dengan memperhatikan berbagai
isu strategis yang berkembang.
Kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan pengambilan
keputusan oleh pimpinan daerah untuk mewujudkan kondisi yang dapat
mendorong dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang
telah ditetapkan semula dalam perencanaan. Prioritas pembangunan pada
dasarnya diperlukan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian sasaran
pembangunan daerah dengan dana dan sumber daya yeng terbatas.
Program dan kegiatan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan
upaya dan tindakan konkret dalam bentuk intervensi pemerintah dengan
menggunakan sejumlah sumber daya, termasuk dana dan tenaga yang dilakukan
dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan.
16
Indikator kinerja adalah nilai atau karakteristik tertentu ynag digunakan untuk
mengukur output dan outcome. Indikator kinerja juga didefenisikan saebagai alat
ukur yang digunakan untuk menentukan derajat keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
B. KRITIK DAN SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA