Anda di halaman 1dari 27

OPTIMALISASI KOORDINASI DALAM MEMBANGUN

KETERPADUAN DAN SINKRONISASI RENCANA


KERJA PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh
Drs. Bilson Parluhutan Siahaan, MM
1.1. LATAR BELAKANG
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, Pemerintah Daerah berwewenang untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan

 UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah beberapa kali, Pemerintah
Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam
menyelenggarakan pemerintahannya harus menyusun
perencanaan pembangunan

 UU No 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional merupakan landasan berbagai
bentuk perencanaan dari pusat ke daerah

 Wujud dari UU tersebut, Pemerintah Kabupaten


Humbang Hasundutan telah menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2016-2021.
VISI
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
“Mewujudkan Humbang Hasundutan yang hebat dan
bermentalitas unggul”

MISI
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
1. Meningkatkan iman dan taqwa masyarakat kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan sumber daya alam
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
4. Menigkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan
5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan pengembangan
wilayah
Membangun keterpaduan dan sinkronisasi dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penggunaan anggaran, membangun
sinergitas antara program kegiatan baik pada
lingkup SKPD maupun lintas SKPD yang muaranya
akan berdampak pada peningkatan daya dorong
untuk pencapaian visi pembangunan.
RPJMD KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

1. Memuat arah kebijakan keuangan


daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum dan program SKPD,
lintas SKPD dan program kewilayahan

2. Sebagai pedoman bagi Dokumen


Perencanaan Kabupaten Humbang
Hasundutan 5 (Lima) tahun antara lain
Penyusunan Rencana Strategis SKPD
(Renstra SKPD), Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana
Kerja SKPD (Renja SKPD)
 Masalah dalam penyusunan rencana kegiatan
Pembangunan, Implementasi kegiatan
pembangunan maupun pasca pelaksanaan
pembangunan, antara lain:

1. Terhambatnya pelaksanaan pembangunan


yang telah diprogramkan karena masalah
ketersediaan lokasi dan status tanah ulayat.

2. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk


merawat atau memelihara hasil
pembangunan.

3. Hasil-hasil pembangunan tidak dapat


termanfaatkan secara optimal karena tidak
terintegrasi.
Berbagai hambatan yang akan dihadapi dalam
membangun keterpaduan dan sinkronisasi dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah,
antara lain:
1. Potensi kemampuan keuangan yang relatif terbatas,
sehingga upaya pemerintah dalam pembangunan
berbagai infrastruktur sangat terbatas.

2. Permukiman penduduk yang sangat terpencar, yang


membuat besarnya kebutuhan akan pembangunan.

3. Masih terdapatnya lahan lahan produktif yang relatif


besar pada kawasan hutan dan milik masyarakat yang
sulit diusahakan untuk kebutuhan pembangunan

4. Tingginya ego sektoral yang membuat proses


pembangunan berjalan sendiri-sendiri, baik ditingkat
daerah, propinsi maupun pusat
5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mendukung
program pembangunan, baik pada proses
perencanaan, pelaksanaan, maupun perawatan hasil
pembangunan

6. Lambatnya perolehan prioritas pembangunan daerah


demikian pula dengan prioritas pembangunan
pemerintah atasan (SKPD Provinsi,
Kementerian/Lembaga)

7. Belum teralokasinya ruang yang cukup untuk


memaduserasikan program kegiatan dalam internal
SKPD maupuan antar lintas SKPD.

8. Belum tersedianya rencana induk pembangunan pada


berbagai sektor yang membuat kekurangpahaman
stakeholder akan dukungan yang akan diberikan
Untuk mencermati hambatan tersebut, dibutuhkan upaya
untuk mengoptimalkan daya guna setiap anggaran yang
akan dibelanjakan melalui fungsi kordinasi, baik pada
tataran perencanaan maupun implementasi. Pada tataran
perencanaan, fungsi kordinasi sangat dibutuhkan sejak
penyusunan rancangan awal Renja SKPD. Hal ini penting
karena Renja SKPD merupakan perencanaan operasional

Berdasarkan Peraturan Bupati Humbang Hasundutan


bahwa Asisten Perekonomian dan Pembangunan
mempunyai tugas:

1. Membantu Sekretaris Daerah dalam penyelesaian


kebijakan dan pengkordinasian administrasi terhadap
tugas perangkat daerah serta pelayanan administrasi di
bidang perekonomian, pembangunan dan kehumasan.

2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan dalam


melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris Daerah.
3. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Asisten Perekonomian dan Pembangunan
mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengkordinasikan tugas dan fungsi


Bagian Perekonomian dan Pembangunan serta Bagian
Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten
Humbang Hasundutan.

b. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Koperasi,


Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian,
Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, dinas Perumahan Rakyat dan
Pemukiman, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas
Perhubungan Dan Badan Layanan Pengadaan
Barang/Jasa.

c. Mengkordinasikan penyusunan kebijakan pemerintah


daerah di bidang perekonomian dan pembangunan.
d. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perekonomian dan pembangunan.

e. Mengkordinasikan dan mengendalikan


pelaksanaan tugas kehumasan dan
keprotokolan.

f. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh


Sekretaris Daerah terkait dengan tugas dan
fungsinya.

g. Melaporkan dan pertanggungjawaban


pelaksanaan tugas dan fungsi Asisten
Perekonomian dan Pembangunan.
SKPD di bawah kordinasi Asisten Perekonomian dan
Pembangunan adalah :

1. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan


2. Dinas Pertanian
3. Dinas Ketahanan Pangan
4. Dinas Peternakan dan Perikanan
5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
6. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
7. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
8. Dinas Perumahan Rakyat dan Pemukiman
9. Dinas Lingkungan Hidup
10.Dinas Perhubungan
11.Badan Layanan Penyedia Barang/Jasa.
Rumusan Masalah

Di dasarkan uraian di atas maka berdasarkan


identifikasi masalah, maka rumusan masalah
adalah “ Belum Optimalnya Kordinasi untuk
Menciptakan Keterpaduan dan Sinkronisasi
Penyusunan Rencana Kerja Perintah Daerah”
PEMBAHASAN

 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pasal 1


disebutkan bahwa perencanaan adalah suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat melalui urutan pilihan dengan
memperhitungkan Sumber Daya yang tersedia

 Keberhasilan pembangunan daerah sangat


tergantung dari perencanaan yang baik dengan
memperhatikan semua aspek yang ada dan
direncanakan secara komprehensif, sehingga
diperlukan optimalisasi kordinasi terutama
sejak penyusunan rencana kerja tahunan
Analisis SWOT adalah suatu alat yang berfungsi
untuk melakukan general check up untuk
mengetahui peta Kekuatan (Strength), Kelemahan
(Weakness), Peluang (Opportunity), Ancaman
(Threat) suatu organisasi guna penentuan faktor
dan strategi dalam mencapai sukses yang lebih
besar

Dalam lingkungan eksternal kita berhadapan


dengan berbagai Peluang (opportunities) dan
Ancaman (Threats) dan secara internal kita
memiliki sejumlah Kekuatan (Strength) dan
Kelemahan (Weakness)
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan secara internal pada
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebagai
berikut :

A. Kekuatan/Strength (S)
1. Adanya dukungan pimpinan yang kuat
2. Adanya tugas pokok dan fungsi organisasi
3. Tersedianya SDM aparatur
4. Adanya dokumen perencanaan RPJP dan RPJMD
Kabupaten Humbang Hasundutan

B. Kelemahan/Weakness (W)
1. Alokasi anggaran yang terbatas
2. Masih tingginya ego sektoral SKPD
3. Belum tersedianya Rencana Induk Pembangunan
4. Belum tersedianya standar Operasional Prosedur
Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
A. Peluang/Opportunity (O)
1. Adanya kebijakan pemerintah atasan untuk percepatan
Pembangunan Daerah.
2. Tingginya harapan masyarakat kepada pemerintah
untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
3. Tersedianya sumber daya alam bagi usaha
pembangunan.
4. Adanya peraturan Perundang-undangan pendukung
pelaksanaan Tugas dan Fungsi.

B. Ancaman /Threat (T)


1. Dukungan politis yang belum kuat.
2. Kurangnya partisipasi masyarakat.
3. Sulitnya penguasaan lahan untuk kebutuhan
pembangunan.
4. Adanya usulan pembangunan yang tidak masuk dalam
agenda musrenbang.
Dari analisa SWOT yang dilakukan, diperoleh faktor kunci
keberhasilan strategi SWOT sebagai berikut :

1. Strategi menggunakan Kekuatan (S) untuk memanfaatkan


Peluang (O)

a. Manfaatkan dukungan pimpinan dan kebijakan


pemerintah atasan untuk meningkatkan kordinasi
dalam membangun keterpaduan dan singkronisasi
penyusunan rencana kerja pembangunan (S1-O1)

b. Manfaatkan fungsi organisasi untuk meningkatkan


kordinasi dalam mewujudkan ekspektasi masyarakat
(S1-O2)

c. Manfaatkan potensi SDM aparatur dalam mendukung


pengelolaan Sumber Daya Alam untuk usaha
pembangunan (S3-O3)

d. Manfaatkan dokumen RPJP dan RPJMD dan ketentuan


perundang-undangan sebagai arah kebijakan
pembanguna daerah (S4-O4)
2. Strategi menggunakan Kekuatan (S) untuk
mengatasi Ancaman (T)
a. Optimalkan pemanfaatan dukungan pimpinan
dalam mengatasi dukungan politis yang
belum kuat (S1-T1)
b. Optimlkan fungsi unit organisasi untuk
membangun partisipasi masyarakat dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan
(S2-T2)
c. Optimalkan kinerja sumber daya manusia
aparatur untuk mengatasi sulitnya
pengusahaan lahan bagi kebutuhan
pembangunan (S3-T3)
d. Optimalkan fungsi dokumen RPJP dan
RPJMD sebagai acuan dan arah kebijakan
pembangunan daerah (S4-T4)
3. Strategi meminimalkan Kelemahan (W) untuk
memanfaatkan Peluang (O)

a. Meningkatkan alokasi anggaran pembangunan


dengan memanfaatkan kebijakan pembangunan
pemerintah atasan di daerah (W1-O1)

b. Meninggalkan ego sektoral dalam menjawab


ekspektasi masyarakat (W2-O2)

c. Membuat rencana induk pembangunan pada


berbagai sector dan pemetaan pembangunan
berbasis desa yang diselaraskan dengan potensi
dan daya dukung sumber daya alam (W3-O3)

d. Membangun Standar Operasional Prosedur


penyusunan rencana kerja dengan mempedomani
ketentuan perundang-undangan (W3-O2)
4. Strategi meminimalkan Kelemahan (W) untuk
menghindari Ancaman (T)

a. Tingkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan


anggaran agar dapat menguatkan dukungan politis
(W1-T1).
b. Tinggalkan ego sektoral dan bangun kerja tim agar
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan (W2-T2).
c. Tetapkan rencana induk pembangunan pada
berbagai sector dan bangun pemetaan
pembangunan untuk melengkapi dokumen prosedur
penguasaan lahan bagi kebutuhan pembangunan
(W3-T3)
d. Tetapkan standar Operasional Prosedur penyusunan
rencana kerja pembangunan untuk dapat
meminimalisir usulan pembangunan di luar agenda
musrenbang (W4-T4)
Kordinasi dalam penyusunan rencana kerja
Pemerintah Daerah perlu dilakukan secara konsisten
oleh Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan
dengan tahapan secara lebih rinci sebagai berikut :

1. Penyiapan rancangan awal Rencana Kerja Pembangunan


Daerah (RKPD)
RKPD merupakan penjabaran dari RPJM daerah dalam
rangka mencapai sasaran pembangunan jangka
menengah daerah, rencana awal RKPD disusun dengan
memperhatikan:

a. Hasil analisis kemampuan (fiscal capacity) yang


terdiri dari dari pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan
pembiayaan disertai dengan asumsi yang
mendasarinya sebagai dasar dalam
pengalokasian dana pada setiap rencana kerja
b. Prioritas pembangunan daerah yang disinkronisasi
dengan prioritas pembangunan pada Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) dan rencana kerja SKPD tingkat
pemerintahan diatasnya untuk mencapai sasaran
hasil pembangunan pada RPJMD yang direncanakan
akan dicapai pada tahun berkenaan.
c. Penjabaran Renja SKPD untuk mencapai sasaran
hasil pembangunan
d. Memperhatikan perkiraan maju anggaran untuk
mengetahui pagu indikatif bagi setiap SKPD dalam
melaksanakan program dan kegiatan pada tahun
rencana berkenaan. Secara umum biaya
pembangunan diutamakan untuk memenuhi
pelayanan kepada masyarakat dalam hal
pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) serta
mengoptimalkan pembangunan, potensi dan
keunggulan daerah yang dicapai melalui kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan daerah
2. Penyiapan Rencana Kerja SKPD
Penyiapan rancangan awal Renja SKPD merupakan tanggung
jawab kepala SKPD yang memuat kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh
Pemerintah Daerah serta yang ditempuh dengan mendorong
parisipasi masyarakat. Rancangan awal Renja SKPD digunakan
sebagai bahan masukan dalam penyusunan Renja SKPD

3. Penyusunan Rancangan RKPD


a. Rancangan RKPD merupakan integrasi rancangan awal
RKPD dengan rancangan Renja SKPD yang penyusunannya
menjadi tanggung jawab kepala BAPPEDA dan menjadi
masukan utama dalam Musrenbang
b. Rancangan RKPD sudah memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencanan
kerja dan pendanaannya sersifat indikatif
c. Setiap prioritas pembangunan daerah disusun untuk
mencapai sasaran hasil Pembangunan Jangka Menengah
Daerah yang terakhir dan dapat dikenali indikatornya dalam
penetapan prioritas pembangunan dilakukan dengan
memperhatikan isu-isu masalah strategis atas pengaruh
internal dan eksternal
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan uraian analisis pada bab sebelumnya,


dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta
daya guna hasil pembangunan dalam mewujudkan
visi pembangunan Kab. Humbang Hasundutan
diperlukan keterpaduan dan sinkronisasi program
dan kegiatan pembangunan, yang dimulai dari
proses penyusunan Renja SKPD.

2. Mencermati berbagai pengaruh dari factor internal


maupun eksternal dalam membangun keterpaduan
dan sinkronisasi dalam penyusunan rencana kerja
pembangunan, dibutuhkan fungsi kordinasi yang
kuat
Rekomendasi

Untuk memperkuat fungsi kordinasi dalam membangun keterpaduan dan


sinkronisasi dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah, dapat
direkomendasikan berbagai hal untuk dipertimbangkan yakni :
1. Penetapan prioritas pembangunan daerah yang disusun oleh Bappeda
dapat dilakukan lebih awal, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
kordinasi untuk penyusunan Rancangan Renja SKPD
2. Adanya ruang yang cukup untuk mengkordinasikan penyusunann
rancangan Renja SKPD, dengan mengagendakannya sebagai rangkaian
proses dalam penyusunan RKPD
3. Perlunya dibangun rencana induk pembangunan pada berbagai sector
yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
4. Perlunya membangun data berbasis desa untuk melihat perkembangan
pembangunan setiap desa
5. Untuk membangun partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan,
hendaknya masing-masing SKPD sudah mempersiapkan rencana
prioritas pembangunan yang merupakan penjabaran dari Renstra SKPD
dengan menyesuaikan terhadap tugas dan fungsi, sebelum pelaksanaan
Musrenbang ditingkat desa/kelurahan
6. Perlunya Bappeda membangun SOP penyusunan rencana pembangunan
daerah, sebagai pedoman dalam proses penyusunan dokumen rencana
kerja SKPD
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai