PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam
kepada Kepala Daerah. Sekda diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
jabatan paling puncak dalam pola karier PNS di daerah. Sekretaris Daerah
adalah motor organisasi, maka seorang Sekda pada dasarnya (mainly) harus
kemudian seorang Sekda harus mengerti dan memahami makna dan fungsi
1
rapat –rapat penting, mengerti dan memahami makna Catatan Kantor,
percepatan perwujudan visi dan misi Pemerintah Kota Binjai. Isu ini sangat
secara otomatis melekat pada setiap jabatan, sedangkan “peran” akan lebih
2
menggambarkan bagaimana seorang Sekretaris Daerah memposisikan diri
yang disertai dengan inovasi dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya
dengan tetap berada dalam koridor visi dan misi Pemerintah Kota Binjai
gubernur.
3
dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas
d. pelayanan.
Binjai diatur dalam Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016
4
2. Tujuan
Tulisan ini juga bertujuan sebagai berikut :
a. Memberikan gambaran tentang peran strategis Sekretaris Daerah dalam
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang profesional menuju
Kota Binjai yang maju, berbudaya dan religius, baik yang berkaitan
dengan reformasi birokrasi yakni : pembentukan tim asistensi reformasi
birokrasi, penataan kepegawaian, promosi PNS secara terbuka,
profesionalisasi PNS maupun yang berkaitan dengan perencanaan,
pengendalian, dan pengawasan serta terkait standar pelayanan.
b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam hal inovasi-inovasi yang dapat
dilakukan Sekretaris Daerah dalam mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang profesional menuju sulawesi tengah yang maju,
mandiri dan berdaya saing terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
B. MASALAH
Sejak terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, kedudukan seorang Sekretaris Daerah Kota semakin strategis baik
ditinjau dari sisi kewenangan maupun tugas pokok dan fungsinya. Dengan
menelaah kedua Undang-Undang tersebut, tidak terbantahkan lagi bahwa
Sekretaris Daerah Kota bukan lagi hanya terbatas sebagai pembantu Walikota
yang hanya menunggu perintah untuk menjalankan tugas.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Sekretaris Daerah
diposisikan sebagai Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi
manajemen Aparatur Sipil Negara berdasarkan sistem merit. Presiden dapat
mendelegasikan kewenangan pembinaan manajemen Aparatur Sipil Negara
kepada Sekretaris Darah sebagaimana diatur dalam Pasal 54 ayat (1). Dengan
kedudukan sebagai Pejabat yang Berwenang, Sekretaris Daerah mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan dan
5
pemberhentian Pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Titik tekan otonomi daerah secara otomatis akan menjadikan kedudukan
Sekretaris Daerah Kota lebih krusial dalam mensukseskan sinergitas antara
pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah provinsi.
Dikaitkan dengan kondisi di Kota Binjai, semakin strategisnya
kedudukan Sekretaris Daerah tersebut diperhadapkan dengan permasalahan-
permasalahan klasik yang sepertinya tidak pernah dapat diselesaikan. Namun
apabila dilakukan pengkajian yang mendalam, permasalahan-permasalahan
tersebut sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan metode, strategi
dan kebijakan yang tepat. Untuk itu, diperlukan seorang Sekretaris Daerah yang
memahami permasalahan-permasalahan secara komprehensip serta dapat
berperan secara nyata dengan strategi dan kebijakan yang jelas, fokus dan
terarah.
Mengingat adanya batasan jumlah halaman, maka penulis mecoba untuk
memilah permasalahan-permasalahan yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini
sebagai berikut :
1. Belum efektifnya pelaksanaan reformasi birokrasi. Yang di tunjukkan
dengan :
a. Pelayanan Administrasi yang belum efektif dan efisien
b. Mentalitas Aparatur yang masih memiliki pola kerja yang pasif, disiplin
rendah dan terjebak pada aktivitas rutin tanpa ada inovasi dalam
pelayanan
c. Kurangnya Fasilitas Penunjang
d. Kurangnya Pengawasan
e. Penempatan Pegawai belum susai dengan kompetensinya
2. Belum optimalnya fungsi perencanaan, pengendalian dan pengawasan.
3. Belum terakreditasnya standar pelayanan pada setiap OPD.
C. PEMBAHASAN
1. Visi dan Misi
6
Untuk lebih memperjelas peran Sekretaris Daerah dalam
mensukseskan percepatan perwujudan visi dan misi Pemerintah Kota Binjai,
maka pembahasan tulisan ini akan diawali dengan pemaparan visi dan misi
itu sendiri. Pada hakekatnya visi merupakan suatu cara pandang ke masa
depan yang mengilhami setiap tindakan, memotivasi secara positif untuk
mencapai kondisi yang diinginkan agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan oleh organisasi. Visi harus mempunyai ciri diantaranya, 1)
mengacu pada masa depan, 2) dirancang dan dibuat bukan berdasarkan
kondisi saat ini, 3) mengekspresikan kreativitas, 4) mempunyai standar yang
tinggi, ideal serta harapan bagi anggota organisasi, 5) memberikan
klarifikasi bagi tujuan-tujuan organisasi serta memberi manfaat, semangat
dan mensukseskan timbulnya dedikasi pada organisasi, 6) bersifat
menantang serta ambisius segenap anggota organisasi.
Sedangkan misi secara sederhana adalah langkah kecil untuk
mencapai visi. Misi dapat pula didefinisikan sebagai langkah langkah yang
harus dilaksanakan oleh sebuah organisasi secara bertahap untuk mencapai
tujuan dari organisasi tersebut yang akhirnya akan mencapai gambaran yang
sesuai atau ideal dari organisasi tersebut, dengan kata lain misi adalah suatu
pernyataan yang berisikan hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai bentuk
usaha nyata dan penting untuk mewujudkan visi organisasi.
7
3. ….
8
1. Koordinator, yaitu menjadi pimpinan birokrasi yang bertugas
menjamin terjalinnya koordinasi yang baik antar OPD yang berada
di bawahnya;
2. Regulator, yaitu dalam membantu Walikota menyusun berbagai
kebijakan, maka Sekretaris Daerah dituntut untuk memahami
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Fasilitator, yaitu harus dapat menjembatani semua permasalahan
muncul baik permasalahan internal maupun permasalahan yang ada
kaitannya dengan pihak-pihak lain termasuk pemerintah pusat.
4. Evaluator, yaitu harus mampu mengawasi dan mengevaluasi
seluruh jajaran yang ada di bawahnya dengan menerapkan sistem
yang sifatnya fairness.
5. Inspirator sekaligus motivator, yaitu menjadi sosok panutan yang
akan menginspirasi serta merangsang dan menumbuhkan motivasi
bagi jajarannya untuk bekerja lebih baik dan berkontribusi positif
bagi organisasinya masing-masing.
Untuk menjalankan peran tersebut, maka seorang Sekretaris
Daerah harus memiliki kompetensi yang komprehensip tidak hanya
kompetensi manajerial saja melainkan kompetensi teknis dan
kompetensi sosial kultural.