Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Jabatan Sekretaris daerah (Sekda) merupakan puncak karier tertinggi di daerah. Jika
kepala daerah sering disebut sebagai panglima pembangunan di daerah, maka sekda
adalah manajer birokrasinya. Atasannya adalah kepala daerah dan bawahannya seluruh
aparatur birokrasi daerah. Ia mata rantai terpenting yang menghubungkan fungsi-fungsi
kepemimpinan dalam institusi birokrasi. Baik lewat jalur struktural maupun fungsional.

Kinerja mesin birokrasi di daerah sangat ditentukan kecakapan seorang sekda mengelola,
mengatur dan mengarahkannya. Di tangan seorang sekda, birokrasi daerah bisa menjadi
mesin yang efektif dan efisien mendorong percepatan pembangunan.Di tangan seorang
sekda, visi-misi kepala daerahyang kering dan abstrak dapat diturunkan menjadi
rangkaian program pembangunan yang nyata manfaatnya.

Di era pandemi Covid-19 yang mana jumlah kasus yang terdampak Virus Corona sampai
pada bulan Juni 2021 kurang lebih ada 923 orang yang Positif dan diprediksikan
dampaknya akan berkepanjangan 5-10 tahun ke depan, peran dan tugas sekda makin
berlipat beratnya. Pandemi ini melumpuhkan nyaris seluruh sektor kehidupan. Sumber
daya pemerintah terkuras habis. APBD serasa tak bisa bernafas, pendapatan daerah
berkurang, pengeluaran membesar. Pembangunan macet, stagnan dan hampir semua di
jadwal ulang.

Di tengah itu semua,mesin birokrasi dan pemerintahan daerah harus tetap berjalan.
Anggaran harus dikelola dengan penuh perhitungan. Prioritas pembangunan di daerah
harus diselamatkan.Di sinilah seorang Sekda berperan penting. Ia harus memastikan
birokrasi daerah di tengah pandemi tidak mati suri. Tidak kehilangan fokus, tidakpatah
semangat. Tetap bekerja dengan tekun, memberikan pelayanan terbaik dan berdiri
terdepan menjaga harapan publik.

Ringkas kata, menjadi seorang Sekda di era ini seperti mendayung di antara banyak
karang. Perahu besar birokrasi harus ia nakhodai dengan kompas yang benar dan arah
yang jelas. Salah mengayuh dayung, perahu birokrasi bisa bocor bahkan karam.

1
Dampaknya visi misi daerah menjadi jauh dari terwujud. Seorang sekda tidak perlu dan
tidak harus popular di mata publik. Sebab ia bekerja di belakang layar kekuasaan. Untuk
itulah seorang Sekda dituntut memiliki kapasitas personal di atas rata-rata. Kemampuan
manajerial yang mumpuni, serta kecakapan komunikasi yang piawai.

Dalam Konteks ini, Reformasi birokrasi adalah agenda besar di Indonesia. Agenda ini
menjadi isu penting dalam setiap kontestasi politik. Mulai dari pemilihan presiden
hingga kepala daerah. Termasuk di Kabupaten Dompu pada pemilihan kepala daerah
2020 silam, yang mengantarkan pasangan Abdul Kader Jaelani dan H. Syahrul Parsan
(AKJ-Syah) sebagai pemenang.

Pasangan AKJ-Syah punya visi besar, yaitu Terwujudnya Dompu yang MASHUR
(Mandiri, Sejahtera, Unggul dan Religius) Untuk mencapai visi besar itu, dirancang
lima misi utama :

1. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih


2. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal yang
berkelanjutan
3. Meninngkatkan mutu pelayanan dasar dan pelayanan publik yang transparant,
partisipatif,dan berkeadilan
4. Mewujudkan Pembangunan infrastruktur yang mantab
5. Mewujudkan Tata Nilai Kehidupan masyarakat yang religius berbudaya berprestasi
dan berkarakter berbasis budaya lokal

Menariknya, dua dari lima misi utama AKJ-Syah itu berkaitan erat dengan reformasi
birokrasi. Yaitu misi pertama meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan
bersih. Serta misi ketiga, meningkatkan mutu pelayanan dasar dan pelayanan publik
yang transparan, partisipatif dan berkeadilan.

Mengapa reformasi birokrasi menjadi isu penting dalam setiap kontestasi politik?
Mengapa setiap calon kepala daerah merasa penting meletakkan isu reformasi birokrasi
ini sebagai salah satu agenda utamanya ketika terpilih menjadi kepala daerah? Jawaban
singkatnya adalah kegagalan mengelola birokrasi adalah awal mula kegagalan
memimpin daerah. Sebaliknya, keberhasilan mengelola birokrasi menjadi modal besar
dan utama mendorong dayasaing daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2
Jelas dan sudah pasti tidak ada kepala daerah yang bercita-cita gagal. Karena itu
mesin birokrasi harus mereka dayagunakan secara optimal. Di era otonomi daerah,
birokrasi inilah mesin utama dan satu-satunya yang kepala daerah miliki untuk
mewujudkan visi misinya. Kalaupun ada mesin yang lain, tidak akan sebesar dan
sekuat birokrasi. Karena itulah kepala daerah berkepentingan sangat besar terhadap
lahirnya birokrasi profesional. Sekaligus juga ia membutuhkan Sekda yang mumpuni
sebagai manajer birokrasinya itu.
sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor. 53 Tahun 2019 Tentang Tugas dan
Kedudukan, Susunan Organisasi dan Fungsi seta Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Dompu yaitu Membantu Bupati dalam melaksanakan Tugas
Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan, Kemasyarakatn, Organisasi, Tata
laksana serta penyusun kebijakan Terhadap pelaksanaan Tugas perangkat daerah
dalam pelayanan administrasi.
Lantas apa yang dikehendaki dari reformasi birokrasi? Miftah Toha, Guru Besar Ilmu
Administrasi Pemerintahan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menjelaskan
bahwa reformasi birokrasi ditujukan untuk menciptakn wajah birokrasi yang lebih
segar, Lebih responsif dengan perubahan jaman.
Bila saya dipercaya untuk menjadi Sekertaris Daerah Kabupaten Dompu maka saya
harus mampu untuk terciptanya reformasi birokrasi yang dapat terlihat dari empat hal
sebagai berikut :

Pertama, birokrasi yang bervisi jelas. Visi birokrasi itu tunggal, yaitu bekerja
profesional mendukung terwujudnya visi daerah. Tak boleh ada visi lain di luar ini.
Kedua, birokrasi yang melayani. Birokrasi yang menopang dunia usaha misalnya,
sepatutnya berkarakter efisien, berwawasan global dan mampu melakukan diplomasi
ke luar. Sebaliknya, birokrasi yang bekerja di ranah isu kemiskinan, mestinya
memiliki karakter empati dan sensibilitas sosial yang tinggi.

Ketiga, birokrasi yang menggerakkan. Maknanya birokrasi yang mampu mendorong


seluas mungkin partisipasi publik. Birokrasi meletakkan khalayak (masyarakat)
sebagai subyek pembangunan, sebagai yang pertama dan utama menerima manfaat.
Keempat, birokrasi yangakuntabel dan bersih. Bermakna birokrasi yang bekerja
dengan standar ukuran yang jelas. Birokrasi yang bukan semata-mata menghabiskan
anggaran, tetapi menggunakan anggaran dengan tepat guna bagi sebesar-besarnya
kepentingan bersama (publik).

3
B. Rumusan Masalah
Begitu idealnya reformasi birokrasi ini diniatkan. Dalam praktiknya mereformasi
birokrasi tidaklah semudah turun mesin sebuah mobil. Birokrasi seperti badan yang
kelewat tambun. Berlebih lemak di sana sini. Geraknya lambat dan cenderung
menyukai kemapanan. Bagaimana reformasi birokrasi berjalan di Kabupaten
Dompu? Apa peran signifikan yang bisa Sekda lakukan dalam mendorong
percepatan reformasi birokrasi itu?

Rumusan masalah ini harus dijawab dengan agenda aksi yang kongkret dan
berkelanjutan. Sebagai calon sekda, saya tidak bekerja dari titik nol. Reformasi
birokrasi telah dan sedang terus dijalankan di Dompu sebab itu merupakan satu paket
kebijakan nasional yang berlaku menyeluruh di Indonesia. Setiap daerah memiliki
capaian dan juga tantangannya tersendiri. Kita akan bahas lebih jauh soal itu di bagian
kedua dari makalah ini.

4
BAB II
Pembahasan

Kabupaten Dompu adalah satu dari 10 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Barat. Dompu
menyimpan banyak potensi pembangunan sekaligus juga segudang tantangan besar untuk
memastikan segenap potensi itu terkelola sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
Potensi utama Dompu sudah pasti adalah pengelolaan sumberdaya alamnya. Dompu yang
akan mengembangkan komoditi unggulan dengan jargon “JARA PASAKA”, yaitu jagung,
Porang, Padi sapi, dan Ikan. Diyakini banyak kalangan, masa depan Dompu terletak pada
bagaimana potensi sumber daya alam tersebut dikelola dengan tepat dan berkelanjutan.
Bagaimana nilai tambahnya bisa didapatkan dan daya saing daerah terus meningkat.

Jika kita melihat data statistik, pendapatan per kapita masyarakat Dompu meningkat cukup
besar selama lima tahun terakhir ini. Bahkan persentase peningkatannya tertinggi di NTB.
Pada 2013 Tercatat pendapatan perkapita itu sebesar Rp 17, 2 juta, pada 2019 telah menjadi
Rp 28,4 juta. Tabungan masyarakat di Bank juga mengalami peningkatan yang berarti. Jika
pada 2009 tercatat sekitar 60 miliar, maka pada 2014 telah menembus 300 miliar.
Peningkatan pendapatan perkapita dan tabungan masyarakat itu terjadi karena lonjakan
produksi jagung di Dompu. Seiring dengan itu, angka kemiskinan juga bisa ditekan menjadi
12,25 persen atau 30.428 jiwa pada 2019. Masih di atas angka kemiskinan NTB yang tercatat
14 persen. Tetapi jauh di bawah angka kemiskinan nasional yang tercatat 9 persen.

Tantangan terbesar Dompu adalah meningkatkan daya saing daerah. Artinya bagaimana
Dompu menjadi satu kawasan pembangunan yang memiliki nilai tambah yang kompetitif.
Dompu harus bergerak lincah dan dinamis menjual potensi dirinya dan meyakini “pasar”
bahwa dirinya layak dilirik untuk dikembangkan. Terobosan dan inovasi pembangunan harus
terus bergulir dan digulirkan dari Dompu.

Apa yang bisa dilakukan seorang Sekda untuk mendorong percepatan reformasi birokrasi?
Jika pertanyaan ini diajukan kepada saya, jawaban saya pertama dan utama adalah aparatur
pemerintahan di Dompu harus punya visi besar yang sama untuk kemajuan Dompu. Mereka
harus menjadi “pasukan terdepan” yang menularkan virus optimisme kepada masyarakat,
bahwa Dompu bisa dan sangat mungkin menjadi daerah yang kompetitif. Daerah yang

5
berdaya saing tinggi dengan kesejahteraan masyarakatnya yang terus meningkat signifikan
dari waktu ke waktu. Untuk itu birokrasi harus terus menerus memperbaiki kinerja menuju
kinerja yang terbaik.

Dompu punya sekitar lima ribu ASN yang ditempatkan pada Badan/Dinas/Kantor, Mereka
bekerja sebagai pegawai administrasi, petugas lapangan, penyuluh pertanian, guru dan
tenaga kesehatan. Mereka inilah ujung tombak pembangunan Dompu. Mereka inilah yang
harus diberdayakan kapasitas dan kapabilitasnya.

Saya menilai reformasi birokrasi di Dompu harus diletakkan pada bingkai besar
meningkatkan daya saing daerah. Sebab tanpa peningkatan daya, suatu daerah akan menjadi
penonton atau pelengkap saja dalam derap besar kemajuan jaman. Saya melihat reformasi
birokrasi harus dilakukan secara simultan menyentuh secara langsung sekurangnya tiga aspek
berikut:
 Aspek kelembagaan. Reformasi birokrasi harus berujung pada penguatan
kelembagaan birokrasi.
 Aspek manajemen. Reformasi birokrasi harus melahirkan tata kelola
birokrasi yang transparan, bersih dan terpercaya.
 Aspek sumber daya manusia. Reformasi birokrasi harus melahirkan birokrat
yang cekatan dan berintegritas. Penempatan mereka tepat sebagai jaminan
mendapatkan kinerja terbaik yang diikuti dengan peningkatan Kapasitas dan
Kompetensi Aparatur

Tiga aspek ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling menguatkan. Tidak mungkin
reformasi birokrasi akan berhasil jika salah satu aspek saja yang diperkuat, aspek lainnya
diabaikan. Dompu butuh birokrasi yang bisa berlari cepat untuk menjawab tantangan jaman
yang begitu cepat. Dompu butuh birokrasi yang kompetitif untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Dompu butuh birokrasi yang sensibilitas sosialnya tinggi untuk
mendampingi masyarakat meningkatkan taraf hidupnya, keluar menjauh dari kemiskinan.
Yang tidak kalah penting adalah adanya perubahan mindset dari seluruh ASN dan merupakan
reformasi birokrasi yang paling penting berubah dari penguasa menjadi pelayan, berubah dari
wewenang menjadi peranan, menyadari bahwa jabatan public adalah amanah yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.

6
Selanjutnya, setelah membangun kesadaran bersama, agenda aksi reformasi birokrasi harus
terus diperkuat di Dompu. Sejumlah agenda reformasi birokrasi yang akan saya perkuat
sistem dan kelembagaannya, antara lain:
 Penilaian kinerja SKPD secara berkala. Penilaian ini bukan untuk menjatuhkan
kehormatan atau nama baik suatu SKPD atau pejabat SKPD itu. Tetapi diniatkan
untuk memberikan standar ukuran kinerja yang harus dicapai dan mencari cara
membantu SKPD jika standar itu tidak bisa tercapai. Sekaligus juga memberikan
pemetaan yang jelas kepada kepala daerah tentang kinerja masing-masing SKPD.

 Pemanfaatan e-gov untuk keterbukaan informasi. Dompu harus makin menjadi


daerah yang ramah dengan pemanfaatan informasi teknologi bagi pelayanan publik
dan kerja-kerja birokrasi lainnya. Pemanfaatan IT akan meningkatkan transparansi,
mendorong efisiensi dan efektivitas pelayanan publik dan juga merangsang partisipasi
publik yang lebih luas.

 Memfasilitasi uji kompetensi yang menyeluruh. Tujuannya untuk mendapatkan


pemetaan yang benar dan lengkap tentang potret diri ASN di Dompu. Uji kompetensi
menjadi cara yang paling fair dan bertanggung jawab untuk mendapatkan the dream
team atau tim kerja yang solid dan tangguh.

 Meningkatkan kemampuan fiskal daerah. Sebagai seorang sekda saya harus


memahami aspek keuangan daerah. Saya harus bisa memastikan kemampuan fiskal
Dompu terus meningkat. Menjaga momentum dan memastikan pengelolaan keuangan
daerah pruden.
Selain itu, secara eksternal sebagai seorang Sekda saya dituntut untuk terus melakukan
terobosan dan membangun jaringan kerja yang luas. Tujuannya untuk memberikan
kemudahan dan kelancaran bagi kerja birokrasi dalam mewujudkan visi misi daerah. Untuk
itulah saya akan melakukan beberapa terobosan nyata dan kerja-kerja berkelanjutan, antara
lain:
 Memperkuat kemitraan strategis dengan pemerintah desa. Di Dompu ada 72 desa
dengan pengelolaan keuangan yang mandiri. Pemerintah kabupaten Dompu harus
benar-benar hadir dan bersinergi kuat bersama pemerintah desa. Membangun dari
desa untuk desa.

7
 Memperkuat pakta integritas melawan korupsi. Kemitraan bersama aparat hukum
(polisi dan jaksa) termasuk juga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus
dilakukan. Dompu harus menjadi daerah zero korupsi dan menekan sekecil mungkin
kebocoran anggaran pembangunan.

 Mencari sumber pendanaan pembangunan jangka pendek dan panjang dari


pemerintah provinsi, pusat dan dunia usaha.
Sebagai seorang sekda yang membantu Bupati menyusun kebijakan daerah hrus
mampu menerjemahkan RPJMD dengan baik sehingga menghasilkan kebijakan yang
mampu memberikan manfat bgi semua pihak, dalam hal ini mengingat keterbatasan
fiscal daerah maka upaya pengawalan program daerah di pusat dan di propinsi harus
dilakukan dan diperjuangkan sebanyak-banyak dibawa ke daerah
Disamping itu dukungan dan peran dunia usaha harus nyata dirasakan oleh
masyarakat

 Menciptakan Suasana Kerja yang Dinamis, Produktif, Inovatif dalam suasana


kerja yang bahagia dan kekeluargaan.

 Menggerakkan dan Mendayagunakan Unsur-unsur manajemen yang ada dalam


Pemerintah Kabupaten Dompu Dalam tata kelola Man, Money, Metode ,
Material dan Macine yang ada.

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Seorang sekda memegang peranan yang sangat strategis dalam membantu Bupati dan
Wakil Bupati merealisasikan Visi Misi yang tertuang dalam RPJMD
2. Dengan berbagai Tugas tanggung jawab yang melekat pada dirinya keberadaan
Sekda didalam lingkungan birokrasi sebagai penggerak untuk melakukan reformasi
Birokrasi dalam rangka Terwujudnya Dompu yang MASHUR.
3. Seorang Sekda harus mampu mendayung di antara banyak karang. Perahu besar
birokrasi harus di nakhodai dengan kompas yang benar dan arah yang jelas.

B. SARAN
Bila seorang Sekretaris Daerah bekerja dengan efektif didukung seluruh OPD akan
terjadi percepatan pembangunan disemua sector yang akan mengantarkan Kabupaten
Dompu untuk menuju Dompu yang MASHUR

Penulis

HJ. DARYATI KUSTILAWATI, SE.,MS.i

9
10

Anda mungkin juga menyukai