Anda di halaman 1dari 9

Makalah Lelang Jabatan:

Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Judul:
OPTIMALISASI LAYANAN BERBASIS ONLINE
KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Oleh :
DR. IR. SOSTENIS SAMPELILING, M.SI, M.TH.

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN


KEMENTERIAN PERTANIAN RI
JAKARTA
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi informasi di Indonesia menuntut semua
bidang usaha menggunakan teknologi semaksimal mungkin untuk dapat
meningkatkan kinerja di bidang pelayanan publik. Sistem informasi yang lebih
baik yang dapat mendukung seluruh proses kerja perusahaan atau satu lembaga
agar semua kegiatan dapat terkontrol dan terawasi dengan baik. Sistem tersebut
diharapkan dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dan mengoptimalkan hasil
pada setiap proses kerja di suatu lembaga (Prayogi dan Pratomo, 2003).
Lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang
menghasilkan serta mengembangkan inovasi teknologi. Untuk mewujudkan
pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal mencapai
pertanian modern. Untuk mengatasi sebagian besar masalah sektor pertanian
dan mengoptimalkan hasil tersebut adalah melalui kinerja Badan Litbang
Pertanian, yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan
pada Rencana Strategis (RENSTRA). Penjabaran dalam program dengan
indikator sasaran kinerja. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran
tersebut dilaksanakan oleh unit-unit Pusat/Puslitbang/ Balai Besar/ Balai
Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi
sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) di daerah yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian
spesifik lokasi pada 34 propinsi di Indonesia. Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang
Pertanian Tahun sebelumnya dapat bermanfaat sebagai acuan dalam
pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan
meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian. Selanjutnya, masih banyak
kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
Badan Litbang Pertanian. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah
antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajarannya. Badan Litbang Pertanian
dengan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki agar
seluruh kegiatan dapat berjalan dengan optimal dan dapat di evalusi secara
transparan dengan mengoptimalkan pelayanan berbasis online. Keberhasilan
pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui

1
monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap
awal hingga tahap akhir kegiatan. Pencapaian sasaran tersebut juga didorong
oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan,
pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target
setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian
kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi.
Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu
indikator kinerja dapat diantisipasi dan evaluasi sejak awal melalui pelayanan
online terhadap Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG), Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dan Sistem Informasi Manajemen
Keuangan (SIMKEU).
Sehubungan kinerja atau tugas kerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian
adalah memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan
informasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian ke publik. Fungsinya adalah (a).
Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang penelitian dan
pengembangan pertanian; (b). Pengelolaan urusan kepegawaian; (c).
Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; (d). Penyusunan kerjasama,
rancangan peraturan perundang-undangan dan penyempurnaan organisasi dan
tata laksana, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; dan
(e). Pelaksanaan urusan tata usaha lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum; makalah ini ditulis adalah mengetahui dan membuat
langka-langka kerja pelayanan berbasis online pada sistem kinerja dengan
harapan bahwa tercipta efektifitas kinerja, efisiensi, transparansi adminstrasi, dan
kinerja yang optimal pada jajaran lingkup Badan Litbang Pertanian. Komponen
sistem informasi terdiri dari: orang-orang (people), hardware, software, data, dan
jaringan komunikasi (networks). Sementara informasi dikatakan berkualitas jika
memperhatikan aspek relevansi, akurasi, dan tepat waktu yang memberikan
hasil maksimal. Mencega dan control pada tindakan kerja koruptif aktif dan pasif.

2
Tujuan khusus; makalah ini dibuat untuk memenuhi sala satu syarat lelang
jabatan esalon II di Kementerian Pertanian. Secara khusus untuk jabatan
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

II. SISTEM KERJA BERBASIS ONLINE


Sistem kerja online; merupakan sistem tertutup dan terbuka adalah sistem
yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini
menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau
subsistem yang lainnya. Karena sistem sifat terbuka dan terpengaruh oleh
lingkunngan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem
pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa,
sehingga secara relatip tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara
otomatis atau elektrik, terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.
Keperilakuan mendefenisikan metode untuk penghindaran ketidakpastian yang
mungkin perlu didukung oleh informasi Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Rancangan SIM harus mengenal persoalan keperilakuan praktis dalam model-
model ini menganggap tujuan organisasi adalah konsisten. Padahal teori
keperilakuan menekankan adanya tujuan yang tidak konsisten, (Pangestu,
2006).
Badan Litbang Pertanian telah dan terus mengembangkan kegiatan
manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan
strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai
harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh,
terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan
pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian perlu menyusun Rencana
Strategis (RENSTRA) sehingga hasil penelitian dan pengembangan yang
dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan
pertanian nasional yang berbasis IPTEK. Komunikasi dan informasi melalui
elektronik pada metode diseminasi hasil penelitian dan pengkajian baik
komponen maupun paket teknologi efektif. Juga arus informasi dan transfer
inovasi teknologi diterima dengan cepat serta ada timbak balik dari publik.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dokumen ini dapat dijadikan dasar
penyusunan dan pengajuan anggaran kinerja serta dasar bagi suatu
kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi. RKT
menjabarkan sasaran yang akan dicapai beserta indikator yang akan diukur

3
beserta target yang akan dicapai, dan selanjutnya akan dijadikan acuan evaluasi
kinerja (Rencana Kinerja Tahunan Litbangtan, 2013). Sistem kerja dengan
kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang
dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk
mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu
(1) sangat berhasil: > 100%, (2) berhasil: 80 – 100%, (3) cukup berhasil: 60 –
79%, dan tidak berhasil: 0 – 59%. (LAKIP Litbang, 2013). Program online,
sangat penting dalam pelaksanaan, evaluasi kerja dan atau penilaian kinerja
program dan pegawai dengan bantuan aplikasi software secara elektrik, SMS
center, email dan kontak langsung pada masing-masing item tupoksi atau
kinerjanya dan masing-masing pegawai.
A. Sistem Kerja Program
Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penjabaran lebih lanjut
dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis yang
mencakup periode tahunan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) menggambarkan
kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator
kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran
yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Target kinerja tahunan di dalam
rencana kinerja ditetapkan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat
sasaran dan kegiatan. Target kinerja tersebut merupakan komitmen bagi instansi
untuk mencapainya dalam satu periode tahunan. Indikator-indikator tersebut
secara langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian
sasaran. Penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan proses identifikasi,
pengembangan, seleksi, dan konsultasi tentang indikator kinerja atau ukuran
kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program. Indikator
kinerja harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif pendek mulai dari
mingguan sampai bulanan, dan tahun secara online. Sistem ini mempermudah
informasi dan kerja efektif pada proses dan informasi kegiatan penelitian,
pengkajian diseminasi teknologi ke publik dengan program elektrik yang disebut
“e-program”. Terhadap rencana, tujuan, pelaksanaan dan laporan hasil
kegiatan masing-masing pelaksana kegiatan.
Untuk memasyarakatkan hasil penelitian, kajian dan diseminasi transfer
teknologi dapat melalui media sosial (Facebook dan WhatsApp) dan website
institusi atau lembaga masing-masing.

4
B. Sistem Kerja Kepegawaian
Menganalisis kinerja pegawai melalui model manajemen perilaku yaitu;
indentifikasi perilaku bermasalah, analisis kemungkinan, mengembangkan dan
menerapkan strategi perubahan perilaku, mengukur perubahan perilaku,
memelihara perilaku dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja. Kinerja adalah
tingkat terhadapnya para pegawai mencapai persyaratan pekerjaan secara
efisien dan efektif (Sutikno, 2003).
Salah satu unsur pendukung pelaksanaan fungsi manajemen adalah
sebuah organisasi, keberadaan dan kelancaran aktifitas pegawai atau karyawan
dalam kegiatan organisasi tersebut. Sistem kepegawaian di pemerintahan
adalah untuk kelancaran tugas organisasi dan menjadi unsur pendukung
pelaksanaan fungsi dari manajemen sebuah organisasi, adalah keberadaan dan
kelancaran aktifitas administrasi. Pemanfaatan teknologi informasi dapat
menghasilkan efisiensi dalam berbagai aspek pengelolaan informasi yang
ditunjukkan oleh kecepatan dan ketepatan waktu pemrosesan, serta ketelitian
dan kebenaran informasi (validitas) yang dihasilkan. Hal ini berkaitan dengan
penggunaan perangkat keras komputer (hardware), program aplikasi pendukung
(software), perangkat komunikasi dan internet sebagai sarana pengelolaan
informasi. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) sangat penting
dalam memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada karena
pegawai merupakan aset penting penyelenggaraan organisasi yang perlu
dikelola dengan baik. Sedangkan SIMPEG didefinisikan sebagai sistem informasi
terpadu, yang meliputi pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur, tata
kerja, sumber daya manusia dan teknologi informasi untuk menghasilkan
informasi yang cepat, lengkap dan akurat dalam rangka mendukung administrasi
kepegawaian. Lingkup pembangunan dan pengembangan sistem informasi
manajemen kepegawaian: Sistem informasi dan aplikasi, sarana komputer dan
penunjang, sarana komunikasi, organisasi dan sumber daya manusia pelaksana,
pembiayaan dan dukungan manajemen (BKD Kalsel, 2012)
Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil akan meningkatkan
kinerja pegawai dan dalam lingkup yang lebih besar dan akan membawa
perbaikan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Mengingat pentingnya

5
pengelolaan data pegawai tersebut, maka peningkatan kualitas pengelolaan
kepegawaian melalui implementasi sistem informasi manajemen kepegawaian
merupakan salah satu prioritas dalam tahapan pengembangan e-government;
terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang berhubungan langsung dengan
Tunjangan Kinerja (TUKIN) yang disebut “e-tukin”. Masing-masing pegawai
sesuai rencana dan pelaksanaan hasil kerja pada ukuran evaluasi waktu kerja
dan item-item kerja secara langsung melalui rekening. Untuk menghindari unsur
subjektifitas dalam penilaian secara objektif, maka keterbukaan atau transparansi
dalam administrasi kepegawaian Badan Litbang Pertanian khususnya kepada
pejabat fungsional baik peneliti, penyuluh, perekayasa dan jabatan funsional
lainnya dengan online yang disebut “e-jafung” terhadap fungsi atau tupoksi
pada jabatan fungsional masing-masing pegawai sesuai unsur nilai evaluasi atau
aturan yang berlaku setiap jenjang jabatan.

C. Sistem Kerja Keuangan


Sistem informasi keuangan adalah sistem informasi yang memberikan
informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam maupun diluar perusahaan
atau institusi kelembagaan mengenai masalah keuangan. Informasi yang
diberikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, secara komunikasi
elektronik. Sistem informasi keuangan merupakan suatu aplikasi yang digunakan
untuk mengelola data yang berkaitan dengan transaksi keuangan, aset tetap,
pembelian dan penjualan fasilitas serta inventory control, menjadi informasi-
informasi yang diperlukan.
Keterbukaan atau transparansi dalam penganggaran kegiatan penelitian,
pengkajian dan diseminasi dapat informasikan sesuai dengan pembiayaan dan
lainnya, mempermudah dalam evaluasi dan control kegiatan penelitian,
pengkajian, diseminasi teknologi pertanian dan informasi ke publik yang disebut
“e-budgeting”. Sistem ini menjadi control dalam penganggaran dan realisasi
pelaksanaan kegiatan. Data keuangan berasal dari nilai kegiatan, penerimaan
dan pengeluaran dilakukan dengan pencatatan ke dalam computer oleh staf
dengan program aplikasi Zahir Accounting Standart Edition version 4.0.
(Raymond, 1998). Pembayan keuangan dengan sistem rekening bank pada
setiap pelaksana kegiatan.

6
III. PENUTUP
Berdasarkan pengertian dan pemikiran di atas, maka penulis menyatakan
bahwa membangun kinerja pelayanan berbasis online dapat mengoptimalkan
layanan saluran informasi, efektifitas, efisiensi, transparansi dan optimalisasi
kerja pegawai sesuai dengan tupoksinya. Pelayanan berbasis online dapat
memberi dampak penting dalam proses kegiatan penelitian, pengkajian dan
diseminasi teknologi pertanian dalam bentuk “e-program”, sedangkan dalam
basis online sistem kepegawaian dapat memberi dampak efektifitas sasaran
kerja pegawai dalam bentuk “e-tukin” dan “e-jafung”. Sedangkan basis online
keuangan dapat memberi dampak efektifitas penganggaran dan pengeluaran
keuangan sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk “e-budgeting” pada program
masing-masing kegiatan. Sistem pembayaran/penerimaan keuangan semuanya
melalui rekening bank pada masing-masing kegiatan secara langsung.
Harapan bahwa layanan berbasis online dapat dikembangkan dan di adopsi
pada sistem kerja Kementerian Pertanian secara menyeluruh sesuai aturan-
aturan yang berlaku dalam mewujudkan kinerja yang optimal bagi SDM ASN.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan
Litbang Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Jakarta.
Badan Litbang Pertanian. 2013. Rencana Kinerja Tahunan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta.
BKD Kalsel: http:// bkd.kalselprov.go.id/ index.php/ bidang-informasi-
kepegawaian/80-simpeg
Raymond McLeod, 1998. Management Information System, 7th ed., Prentice Hall,
New Jersey.
Pangestu, D. W. 2006. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM).
Komunitas e-Learning Ilmu Komputer. Com. Copyright©com.
Sutikno F.D. 2003. Sistem Informasi Penilaian Sikap Perilaku Konsumen Pada
Karakteristik Produk. Universitas Narotama Surabaya.
Prayogi A. G., Budi Praptono, 2003. Perancangan Sistem Informasi Manajemen
Berbasis Komputer Untuk Transaksi, Laporan Keuangan, dan Stock
Control di Rumah Makan Saung Pengkolan. Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University. Bandung.
---------------------------------------- email: sostenis_sampeliling@yahoo.com ------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai