Anda di halaman 1dari 31

Kerangka Acuan Kerja

Pengembangan Sistem Database


sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ditujukan untuk mencapai suatu


keadaan yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Untuk
terwujudnya pembangunan yang dapat memberikan hasil
yang optimal dibutuhkan adanya perencanaan yang akurat
dan bermutu. Informasi adalah bahan baku bagi
perencanaan. Upaya untuk menyusun perencanaan yang
bermutu tidak dapat dicapai tanpa informasi yang memadai.
Informasi dalam jumlah yang cukup dan jenis yang
beragam merupakan bahan mentah dan persyaratan utama
dalam menyusun suatu perencanaan melebihi dari putusan-
putusan lainnya. Tanpa informasi yang memadai mutu
perencanaan akan merosot. Dengan adanya sistem
informasi dengan berbasiskan data-data yang akurat maka
memudahkan suatu daerah untuk membuat perencanaan
pembangunan yang dapat menjamin tercapainya kemajuan
dalam berbagai aspek di daerah tersebut.

Permasalahan yang umum terjadi selama ini adalah


bahwa pembangunan dilakukan tanpa arah yang relevan
dengan kebutuhan di wilayah yang bersangkutan. Selain itu
karena kurangnya ketersediaan data-data serta kemampuan
untuk mengumpulkan serta mengolah data-data yang ada di
daerahnya turut menambah persoalan perencanaan
pembangunan sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan di

1
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

daerah. Oleh karenanya untuk terciptanya pembangunan


yang dapat memberikan hasil sebesar-besarnya perlu
disusun suatu basis data pokok yang berisikan informasi-
informasi aktual sebagai dasar penyusunan perencanaan
pembangunan daerah yang bermutu dan dapat
meningkatkan akurasi pembangunan itu sendiri sesuai
kebutuhan daerah dan masyarakatnya.

Atas dasar sebagaimana tersebut di atas, maka


dilaksanakanlah kegiatan “Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah”.
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010, bahwa pengolahan data dan
informasi perencanaan pembangunan daerah mencakup
data dan informasi gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi data kondisi geografis dan demografis daerah, dan
data-data yang terkait dengan indikator kinerja kunci
penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang meliputi aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan
aspek daya saing daerah.

Kegiatan “Pengembangan Sistem Database sebagai


Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah” merupakan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dalam melaksanakan salah satu
urusan pemerintahan sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

2
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten/Kota, yang menyatakan bahwa salah satu


urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah
daerah adalah urusan statistik.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya kegiatan “Pengembangan


Sistem Database sebagai Bank Data Perencanaan
Pembangunan Daerah” adalah untuk mengolah dan
menyajikan data dan informasi yang dapat mendukung
terwujudnya perencanaan yang baik, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di wilayah Kabupaten Bogor.
Sedangkan tujuannya adalah tersedianya informasi
yang dapat digunakan :
a. Sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan
pembangunan daerah di Kabupaten Bogor, baik oleh
pihak pemerintah daerah maupun pihak lainnya yang
berkepentingan dengan pembangunan daerah;
b. Sebagai acuan untuk koordinasi perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi
pembangunan di Kabupaten Bogor;
c. Sebagai acuan untuk koordinasi pembangunan internal
daerah maupun dengan daerah-daerah lainnya serta
pemerintah provinsi dan pemerintah pusat;
d. Sebagai bahan informasi bagi pihak swasta dan investor
untuk kepentingan berusaha dan penanaman modal di
Kabupaten Bogor;

3
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

e. Sebagai data pendukung untuk kajian ilmiah bagi pihak


peneliti.

C. Dasar Hukum

Dasar hukum yang menjadi landasan dalam


pelaksanaan kegiatan “Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah”,
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
pelaksanaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

4
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007


tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan
Daerah;
9. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 (Lembaran
Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014);
10. Peraturan Bupati Bogor Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 (Berita
Daerah Nomor 1 tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014).

D. Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan Kerangka Acuan Kerja


(KAK) kegiatan “Pengembangan Sistem Database sebagai
Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah” ini meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN, memuat uraian tentang latar
belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum dan
sistematika penyusunan;
BAB II : METODOLOGI, menjelaskan tentang kerangka
pemikiran serta metodologi pengumpulan data,

5
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

pengolahan data, dan penyajian data serta


sistem pelaporan kegiatan;
BAB III : HASIL-HASIL YANG INGIN DICAPAI,
menjelaskan mengenai keluaran dan hasil yang
akan dicapai bilamana kegiatan “Pengembangan
Sistem Database sebagai Bank Data
Perencanaan Pembangunan Daerah” telah
dilaksanakan;
BAB IV : RENCANA KEGIATAN, menjelaskan mengenai
jadwal pelaksanaan kegiatan, pelaksana
kegiatan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli,
sumber pendanaan dan lokasi kegiatan;
BAB V : PENUTUP, mengemukakan berbagai harapan,
bilamana seluruh rangkaian kegiatan yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya telah selesai
dilaksanakan.

6
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB II
METODOLOGI

A. Kerangka Pemikiran

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan


tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan
bahwa perencanaan pembangunan didasarkan pada data
dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Konsekuensi dari hal tersebut
adalah :
1. Sasaran perencanaan harus realistik, dapat diterapkan
dan terukur;
2. Perencanaan harus punya keterkaitan yang jelas antara
permasalahan, sasaran dan program pembangunan;
3. Data perencanaan harus detail agar memungkinkan
untuk dimonitor dan dievaluasi keberhasilan suatu
program pembangunan.
Oleh karena itu, kebutuhan data dan informasi perencanaan
pembangunan menjadi sangat penting.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah menyebutkan, pengolahan data dan

7
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

informasi perencanaan pembangunan daerah mencakup


data dan informasi gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi data kondisi geografis dan demografis daerah, dan
data terkait dengan indikator kinerja kunci penyelenggaraan
pemerintahan daerah meliputi aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing
daerah.

Jenis data dan informasi gambaran umum kondisi


daerah berikut sumbernya dapat diperoleh melalui:
1. Data primer yang diperoleh dari kegiatan penelitian,
monitoring dan evaluasi, serta kegiatan sejenis lainnya
yang dilaksanakan secara periodik oleh SKPD;
2. Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) pusat maupun daerah dan instansi
pemerintah, hasil riset/audit/studi oleh lembaga yang
kompeten dibidangnya.

Web Data Pokok Perencanaan Pembangunan Daerah


Kabupaten Bogor disajikan secara kuantitatif dalam bentuk
data statistik yang kemudian diolah dan dianalisa menjadi
informasi yang menggambarkan kondisi riil Kabupaten
Bogor. Data yang disajikan adalah kumpulan data sekunder
yang bersumber dari catatan administrasi berbagai
Dinas/Badan/ Lembaga yang ada di Pemerintah Kabupaten
Bogor.

Untuk dapat menghasilkan data yang berkualitas,


melalui proses beberapa tahapan mulai dari pengumpulan
data, pengolahan data dan penyajian data yang harus

8
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Sebab


mutu data sangat dipengaruhi oleh prosedur/tata cara
pengumpulan data, kelengkapan dokumen, konsistensi serta
jadwal pelaporan yang tepat, disamping senantiasa
diupayakan untuk melakukan konfirmasi dan koordinasi
dengan Instansi/Dinas/Lembaga terkait dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas data dan informasi yang disajikan.

B. Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam pengembangan


sistem database sebagai bank data perencanaan
pembangunan daerah adalah :
1. Investigasi database
2. Desain dan Penyusunan Sistem Basis Data
3. Desain dan Pemograman Sistem Basis Data
4. Uji Coba (Testing)
5. Pelatihan
6. Pemeliharaan Sistem

1. Investigasi Database
a) Kebutuhan Pengguna
Tahap awal dari pengembangan sistem
database sebagai bank data perencanaan
pembangunan daerah adalah penyusunan kebutuhan
pengguna, dalam hal ini Bappeda Kabupaten Bogor,
yang akan dijadikan goal secara teknis. Kebutuhan
pengguna ini kemudian akan diterjemahkan menjadi
data tabulasi yang akan digunakan dalam penyusunan

9
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

database dan sistem informasi. Pada tahap ini


dilakukan survey kebutuhan berupa pengumpulan
data sekunder, format data, dan dokumentasi data
termasuk analisis kebutuhan sistem, sebelum
merencanakan basis data.

b) Definisi Sistem
Sistem terdiri dari bagian-bagian yang masing-
masing memiliki fungsi dan saling berkaitan satu sama
lain untuk mencapai suatu tujuan (goal). Sistem yang
dimaksud disini adalah daya dukung fungsi-fungsi
dalam instansi (kelembagaan) dalam menggunakan
data, mengolah data, menghasilkan informasi, aliran
informasi hingga dapat melayani OPD. Pendefinisian
sistem ini penting karena akan berkaitan dengan
rancang-bangun database dalam hal menentukan
tingkat pengguna/user sebagai salah satu keamanan
database, rancangan basis data yang sesuai dan
menu-menu aplikasi yang akan disiapkan. Definisi
sistem akan dilakukan melalui metode diskusi dan
pengamatan langsung.

c) Analisis Kebutuhan Sistem


Setelah dilakukan pendefinisian sistem maka
akan dilakukan analisis kebutuhan sistem sehingga
database yang dibangun dapat sesuai dengan perilaku
teknis yang biasa dijalankan. Analisis ini menghasilkan

10
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

data tentang gambaran Kabupaten Bogor yang dibagi


menjadi 4 (empat) bagian, yang terdiri dari :

1) Bagian I
Memuat Data Umum Kondisi Geografis,
Pemerintahan dan Demografis serta Indikator
Kinerja Makro, meliputi : luas wilayah, batas
wilayah, kondisi administrasi pemerintahan,
jumlah penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk,
Capain Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Pergerakan Ekonomi Menurut Nilai PDRB, PDRB
Per Kapita, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

2) Bagian II
Memuat Data pendukung Indikator Kinerja
Kunci (IKK) Berdasarkan 3 (tiga) Aspek Penetapan
Indikator Kinerja Daerah, yaitu (1) Aspek
Kesejahteraan Masyarakat; (2) Aspek Pelayanan
Umum; dan (3) Aspek Daya Saing Daerah.

3) Bagian III
Memuat Data Pendukung Indikator Kinerja
Utama Menurut Bidang Urusan, yang meliputi :
Lingkup Urusan Pendidikan, Urusan Kesehatan,
Urusan Lingkungan Hidup, Urusan Perumahan,
Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana, Urusan Ketenagakerjaan, Urusan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Perindustrian

11
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

dan Perdagangan, Urusan Kesatuan Bangsa dan


Politik Dalam Negeri, Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian, Urusan pemberdayaan Masyarakat
Desa, Urusan Sosial, Urusan Kearsipan, Urusan
Komunikasi dan Informasi, Urusan Pertanian,
Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dan
Urusan Pariwisata.

4) Bagian IV
Memuat Data Pokok 40 Kecamatan di
Kabupaten Bogor, meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan: (1) Wilayah (luas wilayah, batas
administratif, jumlah desa); (2) Penduduk (jumlah
penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis
kelamin); (3) Pendidikan (jumlah sekolah, jumlah
siswa, jumlah guru); (4) Kesehatan (sarana
kesehatan dan kondisi kesehatan); (5) Pemuda
dan Olahraga (sarana olahraga); (6) Agama
(sarana agama); (7) Infrastruktur (kondisi jalan
dan irigasi); (8) Pertanian (produksi dan
produktivitas beberapa komoditas tanaman
pangan); (9) Ekonomi (jumlah pasar dan
koperasi); serta (10) Indeks Pembangunan
Manusia.

12
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

2. Desain dan Penyusunan Sistem Basis Data


a) Perancangan Basis Data
Pada database yang digunakan oleh single user
atau hanya beberapa user saja, perancangan database
tidak sulit. Tetapi jika ukuran database yang sedang
atau besar (ratusan user yang berisikan jutaan bytes
informasi dan melibatkan ratusan query serta
program-program aplikasi yang seluruhnya tergantung
pada kesuksesan dari operasi-operasi databasenya),
perancangan database menjadi sangat kompleks.
Tujuan perancangan database :
 untuk memenuhi informasi yang berisikan
kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan
aplikasi-aplikasinya.
 memudahkan pengertian struktur informasi
 mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan
beberapa obyek penampilan (response time,
processing time, dan storage space).

Proses perancangan database :


1) Pengumpulan data dan analisis
Proses identifikasi dan analisis kebutuhan-
kebutuhan data. Pertama harus mengenal bagian-
bagian lain dari sistem informasi yang akan
berinteraksi dengan sistem database, termasuk
para pemakai yang ada dan para pemakai yang
baru serta aplikasi-aplikasinya. Aktivitas-aktivitas
pengumpulan data dan analisis :

13
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

 Menentukan kelompok pemakai dan bidang-


bidang aplikasinya dalam hal ini Bappeda
Kabupaten Bogor
 Peninjauan dokumentasi yang ada

2) Perancangan database secara konseptual


Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan
conceptual schema untuk database yang tergantung
pada sebuah DataBase Management System
(DBMS) yang spesifik. Fase perancangan database
secara konseptual mempunyai 2 aktivitas paralel :
 Perancangan skema konseptual : menguji
kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database
yang merupakan hasil dari fase 1, dan
menghasilkan sebuah conceptual database
schema pada DBMS independent model data
tingkat tinggi seperti EER (Enhanced Entity
Relationship) model. Skema ini dapat dihasilkan
dengan menggabungkan bermacam-macam
kebutuhan user dan secara langsung membuat
skema database atau dengan merancang skema-
skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap
user dan kemudian menggabungkan skema-
skema tersebut. Model data yang digunakan pada
perancangan skema konseptual adalah DataBase
Management System (DBMS)-independent, dan
langkah selanjutnya adalah memilih sebuah
DBMS untuk melaksanakan rancangan tersebut.

14
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

 Perancangan transaksi : menguji aplikasi-aplikasi


database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah
dianalisis pada fase pertama dan menghasilkan
perincian transaksi-transaksi ini. Kegunaan fase
ini yang diproses secara paralel bersama fase
perancangan skema konseptual adalah untuk
merancang karakteristik dari transaksi-transaksi
database yang telah diketahui pada suatu DBMS-
independent. Transaksi-transaksi ini akan
digunakan untuk memproses dan memanipulasi
database suatu saat dimana database tsb
dilaksanakan.

Dalam perancangan basis data terdapat 3


tahapan penting yang harus dilakukan, diantaranya:
 Tahap Perancangan Model Konseptual
(Conseptual Design)
Pada tahap ini perangkat lunak dan perangkat
keras tidak dipermasalahkan. Yang dikaji adalah
identifikasi dan melihat kemungkinan semua
entitas dari persoalan yang dihadapi. Diperlukan
pengetahuan dan konsepsi yang memadai untuk
memperlihatkan bentuk penyajian dunia nyata
(real world
 Tahap rekayasa perangkat lunak ( Logical Design)
Pada tahap ini perangkat lunak sudah mulai
dipersoalkan, sedangkan perangkat kerasnya
bebas (tidak dipersoalkan). Yang dikaji adalah

15
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

bagaimana cara mengatur hubungan semua


model data menurut elemen basis data yang
dipilih (spesifik) dan cara DBMS mengelolanya.
Fase selanjutnya dari perancangan database
adalah membuat sebuah skema konseptual dan
skema eksternal pada model data dari DBMS
yang terpilih.
 Tahap pengujian perancangan
Pada tahap ini baik perangkat lunak maupun
perangkat keras sudah mulai dipersoalkan
(keduanya sudah harus spesifik). Yang dikaji
adalah struktur file, ukuran memorinya,
bagaimana meng-akses data serta memproses
semua yang diinginkan pengguna.

Perancangan database secara fisik


merupakan proses pemilihan struktur-struktur
penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file
database untuk mencapai penampilan yang terbaik
pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini,
dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database
yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-
struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan
jalur akses. Beberapa petunjuk dalam pemilihan
perancangan database secara fisik :
 Response time : waktu yang telah berlalu dari
suatu transaksi database yang diajukan untuk
menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama

16
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

pada response time adalah di bawah pengawasan


DBMS yaitu : waktu akses database untuk data
item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.
Response time juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang tidak berada di bawah pengawasan
DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau
penundaan komunikasi.
 Space utility : jumlah ruang penyimpanan yang
digunakan oleh file-file database dan struktur
jalur akses.
 Transaction throughput : rata-rata jumlah
transaksi yang dapat diproses per menit oleh
sistem database, dan merupakan parameter kritis
dari sistem transaksi. Hasil dari fase ini adalah
penentuan awal dari struktur penyimpanan dan
jalur akses untuk file-file database.

Gambar 3.1. Perancangan Basis Data

17
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

b) Perancangan Aplikasi
Dalam lingkup kegiatan ini dilakukan
pelaksanaan perancangan dan pembuatan database
fisik beserta perancangan program aplikasi baik
berbasis desktop ataupun jaringan. Tugas pokok yang
harus dikerjakan adalah pembuatan rancangan rinci
database, perancangan user interface, pembatasan
akses, modifikasi/pembuatan tabel dan relasinya,
sampai dengan uji coba dan instalasinya.

Pembuatan Form

Pembuatan Menu

Penulisan Program &


Customization

Yes
No
Ok ?

Compilling Program

Running Program

Program Aplikasi

Gambar 3.2. Customization Sistem

18
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

Pemilihan database engine berdasarkan sistem


yang sudah terinstalasi/tersedia ataupun
menggunakan database yang baru. Sistem Operasi
server yang berjalan menggunakan Operating System
Windows 7. Koneksi ke Database menggunakan
sistem Open DataBase Conectivity (ODBC) sehingga
dalam pengembangan lebih lanjut dapat
mensinkronisasi database lainnya. Dalam perancangan
aplikasi dan kemampuan program diantaranya
berpedoman pada :
 Sistem pembuatan sistem interface antar muka
menggunakan prinsip sederhana, kaya informasi
dan menarik.
 Merupakan subsistem dari sistem yang sudah ada.
 Kemampuan dalam pemasukan data, perubahan
data, penghapusan data, manipulasi data dalam
pengelolaan database dan membuat laporan sesuai
dengan kebutuhan pengguna aplikasi baik di
tingkat atas maupun pengguna umum.
 Pencarian data dan informasi berdasarkan kriteria
tertentu yang terdapat dalam database sistem.
Dan membedakan pengguna dalam mengakses
sistem berdasarkan tingkatan manajemen atau
kepentingan dalam pelaksanaan sistem.
 Aplikasi yang dikembangkan bertujuan
memberikan kemudahan pengolahan data input
dan output.

19
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

c) Pemilihan DBMS
Basis data pada awalnya digunakan untuk
keperluan efisiensi administrasi data. Tampilan yang
populer dari basis data adalah tabel yang terdiri dari
baris dan kolom, umumnya diberi nama. Baris dan
kolom berisi data yang disusun secara beraturan dan
sistematis. Data yang ada pada baris disebut record
sedangkan 'judul' untuk suatu kolom sebut field.
Nama-nama field disebut atribut. Atribut yang ada
pada satu tabel menunjukan karakter dari tabel
tersebut.

Gambar 3.3. Konfigurasi Tabel Atribut pada BasisData

Pada perkembangannya basis data (DataBase)


dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan berbagai jenis
data diantaranya data spasial, dimana data tersebut
mempunyai acuan/georeferensi pada sistem koordinat
proyeksi secara global. Basis data spasial adalah basis
data yang mengumpulkan serta menyimpan data
spasial atau data yang mempunyai acuan lokasi (geo-
referensi) dengan dasar sistem koordinat tertentu.

20
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

Yang terlihat dipermukaan bumi (model of reality)


adalah data spasial.

Gambar 3.4. Sharing Data dan Informasi


Dalam BasisData
Dalam mengelola data diperlukan suatu sistem
yang mampu mengakomodir segala jenis hubungan
antar data tersebut. Sistem untuk pengelolaan data
tersebut dinamakan Sistem Manajemen Basis Data
(Data Base Management System/DBMS). Dengan
adanya sistem pengelolaan ini maka keamanan,
integritas dan pemeliharaan data menjadi lebih
terjamin. Keamanan dan integritas data diperlukan
karena ada sebagian data yang boleh diakses secara
umum (public domain) dan ada pula data yang
sifatnya tidak bisa diakses secara umum/rahasia.
Sistem Manajemen Basis Data memiliki keuntungan
antara lain dapat dilakukan pencarian (Query) dan
editing. Dalam DBMS juga dimungkinkan untuk
manipulasi data dengan cara menggunakan sistem
query language yaitu perintah untuk melakukan suatu
operasi dalam sistem basis data.

21
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

Gambar 3.9. Sistem Manajemen BasisData

Operasi dasar sistem pengelolaan basis data


(DBMS) dan perluasannya:
1) Operasi dasar basis data mencakup:
 Membuat basisdata baru (create database).
 Menghapus basis data (drop database).
 Membuat tabel basis data (create table).
 Mengisi dan menyisipkan (record) ke dalam
tabel (insert).
 Membaca dan mencari data (field atau record)
dari tabel basis data (seek, find, search,
retrive).
 Mengubah dan meng-edit data yang terdapat
di dalam tabel basis data (update, edit).
 Menghapus data dari tabel basis data (delete,
zap, pack).
 Membuat indek untuk setiap tabel basis data.
2) Perluasan operasi basis data:

22
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

 Membaca dan menulis basisdata dalam sitem


basis data lainnya (exfort dan imfort).
 Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data
yang lain (misalnya dengan menggunakan
driver ODBC).
 Dapat menggunakan bahasa basis data
standart SQL (Structured Query Language).
 Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang
sudah rutin digunakan di dalam sistem basis
data. Fungsi analisis spasial terdiri dari :
a. Klasifikasi (reclassify), fungsi ini
menglasifikasikan atau mengklasifikasikan
kembali suatu data spasial (atau atribut)
menjadi data spasial yang baru dengan
menggunakan kriteria tertentu.
b. Jaringan (Network), fungsi ini untuk
merujuk data spasial titik-titik (point) atau
garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan
yang tidak dapat dipisahkan. Fungsi ini
sering digunakan di dalam bidang
transportasi dan utility (misalnya aplikasi
jaringan kabel listrik, komunikasi telepon,
pipa minyak dan gas, air minum, saluran
pembuangan). Sebagai contoh, dengan
fungsi analisis spasial network, untuk
menghitung jarak terdekat antara dua titik
tidak menggunakan selisih absis dan ordinat
titik awal dan akhirnya. Tetapi

23
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

menggunakan cara lain yang terdapat di


dalam lingkup network.
c. Tumpang susun (Overlay), fungsi ini
menghasilkan data spasial baru dari
minimal dua data spasial yang menjadi
masukannya. Sebagai contoh, bila untuk
menghasilkan wilayah-wilayah yang sesuai
untuk budidaya tertentu maka diperlukan
data ketinggian permukaan bumi, kadar air
tanah, dan jenis tanah, maka fungsi analisis
spasial overlay akan dikenakan terhadap
ketiga data spasial dan atribut) tersebut.
Prosedur tumpang susun menghasilkan
layer baru sebagai fungsi dari dua atau
lebih layer masukan. Khususnya nilai atribut
untuk tiap lokasi pada layer keluaran adalah
fungsi bebas dari lokasi pada layer
masukan. Pada layer masukan dengan data
struktur topologi vektor, keluaran akan
menghasilkan bentuk poligon baru yang
dihasilkan perpotongan dari semua batasan
dalam layer masukan. Operasi tumpang
susun melibatkan beragam kombinasi titik,
garis atau area. Untuk itu dibutuhkan
tumpang susun layer dengan sistem
koordinat yang sama, prosedur tumpang
susun tergantung dari koordinat lokasi
absolut tiap objek. Oleh sebab itu layer

24
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

masukan harus mempunyai sistem


koordinat yang sama. Seluruh perpotongan
dari layer data masukan diidentifikasikan
dan poligon baru diberi atribut dengan
identikasi yang unik dan nilai baru,
berkaitan dengan data masukan.
Operasi tumpang susun secara geometrik
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
 Operasi tumpang susun khusus lokasi
Pemberian nilai untuk tiap lokasi pada
layer keluaran, yang merupakan fungsi
pertampalan titik dengan titik
 Operasi kategori luasan
Nilai diberikan berdasarkan lokasi (zone
atau region) sebagai fungsi dari asosiasi
layer masukan. Operasi ini
menghasilkan pertampalan spasial.
Operasi tumpang susun dapat disajikan
dalam tema aritmatika, logikal, probilitas
dan data manipulasi fuzzy.
Tumpang susun dengan dasar aritmatika
dapat diuraikan sebagai berikut :
 Penambahan : nilai tiap lokasi dari layer
A ditambah dengan nilai lokasi
korespondensi dalam layer B
 Pengurangan : nilai tiap lokasi dari layer
A dikurang dengan nilai lokasi
korespondensi dalam layer B

25
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

 Perkalian : nilai tiap lokasi dari layer A


dikali dengan nilai lokasi korespondensi
dalam layer B
 Pembagian : nilai tiap lokasi dari layer A
dibagi dengan nilai lokasi korespondensi
dalam layer B
Modul Manajemen Basisdata :
 Display data (spasial & atribut) : untuk
menampilkan berbagai jenis data spasial
maupun data atribut yang ada pada
basis data
 Query : untuk menyajikan data spasial
maupun atribut dengan kriteria khusus
 Edit dan Update : untuk mengisi data,
mengubah data atau menghapus data

Pemilihan DBMS ditentukan oleh beberapa


faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi, dan
organisasi. Contoh faktor teknik : keberadaan DBMS
dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS
(relational, network, hierarchical, dll), struktur
penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung
DBMS, pemakai, dll. Faktor-faktor ekonomi dan
organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam
pemilihan DBMS adalah :
 Struktur data
 Personal yang telah terbiasa dengan suatu system

26
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB III
HASIL-HASIL YANG INGIN DICAPAI

A. Keluaran

Keluaran yang akan dihasilkan sebagai akibat


langsung dari kegiatan Pengembangan Sistem Database
Sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah,
adalah :

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Kerangka Acuan Kerja merupakan pedoman, acuan
ataupun patokan untuk memulai kegiatan
pengembangan sistem database sebagai bank data
Perencanaan Pembangunan Daerah, memuat latar
belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum, kerangka
pemikiran dan metodologi yang digunakan, keluaran
dan hasil yang akan dicapai serta rencana
pelaksanaan kegiatan.
Buku Kerangka Acuan Kerja dijilid rapi dan
digandakan sebanyak 10 buku;

2. Laporan Pendahuluan
Merupakan laporan awal yang memuat hasil
pengolahan dan analisis secara statistik terhadap
kompilasi data yang telah dilakukan, dan masih bisa
mengalami koreksi atau masukan dari berbagai pihak
yang berkepentingan, sebelum menjadi Laporan
Antara.

27
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

Buku Laporan Pendahuluan ini dijilid rapi dengan


sampul soft cover dan digandakan sebanyak 10 buku;

3. Laporan Antara
Merupakan laporan antara yang memuat hasil
pengolahan dan analisis secara statistik terhadap
kompilasi data yang telah dilakukan, namun lebih
lengkap dan masih bisa mengalami koreksi atau
masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan,
sebelum menjadi Laporan Akhir.
Buku Laporan Antara ini dijilid rapi dengan sampul soft
cover dan digandakan sebanyak 10 buku;

4. Buku Laporan Akhir


Merupakan hasil akhir kerja tim setelah
mengakomodasi berbagai masukan dari tim teknis,
tenaga ahli dan SKPD terkait di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bogor.
Buku Laporan Akhir ini dijilid rapi dengan sampul hard
cover dan digandakan sebanyak 50 buku.

B. Hasil

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah


tersedianya data base yang terorganisasi dan terkini yang
dapat dijadikan bahan analisis perencanaan pembangunan
daerah.

28
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB IV
RENCANA KEGIATAN

A. Persiapan
Persiapan kegiatan meliputi :
1. Persiapan administrasi
Persiapan administrasi lebih pada membuat surat
pengantar untuk permintaan data di lembaga atau
instansi terkait dan surat pemberitahuan kepada
lembaga atau instansi terkait agar dapat bekerjasama.
2. Persiapan teknis
Persiapan teknis difokuskan pada persiapan detil agar
teknis kegiatan dapat berjalan dengan lancar, seperti :
a) Pemeriksaan peralatan, baik perangkat keras
(Hardware) maupun perangkat lunaknya (Software)
antara lain:
 Hardware:
- CPU 2,4 GHz (Server
- RAM 6 GB
- Hardisk 500 GB
 Software
- OS Windows 7 server
- Xampp
- Notepad ++
b) Pelatihan singkat untuk mempersiapkan sumberdaya
manusia agar mampu menguasai perangkat lunak
yang akan digunakan

29
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

B. Pengumpulan Data
Berdasarkan sumbernya, data dibagi beberapa
tingkatan, yaitu :
a. Data primer : data diakuisisi langsung dari lapangan
melalui metode kuesioner;
b. Data sekunder : data turunan kedua, data yang diperoleh
dari data yang sudah ada (hasil data primer);
c. Data tersier : data turunan ketiga, tetapi tingkatan ini
jarang digunakan karena kualitasnya tidak memadai
untuk digunakan sebagai bahan analisis.

Pada kegiatan ini, data yang digunakan adalah data


sekunder yang diperoleh dari OPD sesuai format yang telah
ditetapkan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

C. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan tahap
seperti yang tergambar pada diagram di bawah ini.

Gambar. Tahap Pengolahan Data

30
Kerangka Acuan Kerja
Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah

D. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan “Pengembangan Sistem Database sebagai
Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah” rencananya
akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dengan rincian
sebagai berikut :
Bulan
No Uraian Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 PERSIAPAN
Penyusunan KAK
2 PELAKSANAAN
Penyusunan Laporan Pendahuluan
Pembahasan Laporan Pendahuluan
Penyusunan Laporan Antara
Pembahasan Laporan Antara
Penyusunan Laporan Akhir
Pembahasan Laporan Akhir
Ujicoba Aplikasi

Kegiatan Pengembangan Sistem Database sebagai


Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah akan
dilaksanakan oleh Bidang Penelitian dan Evaluasi Bappeda
Kabupaten Bogor secara swakelola.

E. Tenaga Ahli/Narasumber
Dalam kegiatan “Pengembangan Sistem Database
sebagai Bank Data Perencanaan Pembangunan Daerah”
dibutuhkan 5 (lima) orang tenaga ahli yang memiliki
pengalaman profesional selama 4-8 tahun, dengan perincian
sebagai berikut :
- S2 Perencanaan Wilayah (1 orang);
- S1 Desain Web (1 orang);
- S1 Statistik (1 orang);
- S1 Teknologi Informatika (2 orang).

31

Anda mungkin juga menyukai