Pengertian forum koordinasi dalam hal ini adalah wahana koordinasi terbentuk melalui
rapat-rapat di antara instansi terkait untuk memutuskan kesepakatan bersama. Forum
koordinasi ini dapat dibentuk berdasarkan pemecahan permasalahan sektor, sehingga
bentuknya bersifat sementara (ad hoc).
Forum Koordinasi
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-1
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Dalam forum koordinasi dapat ditunjuk seorang koordinator di antara peserta forum,
atau fungsi ini dapat diemban oleh Pemerintah Provinsi. Kesepakatan di dalam forum
bersifat mengikat di antara peserta.
b. Badan Koordinasi
Pengertian badan koordinasi dalam hal ini adalah adanya satu lembaga permanen yang
melakukan fungsi koordinasi dalam pengelolaan dan pembangunan Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung. Selain bersifat permanen, badan koordinasi juga bisa berbentuk ad
hoc, seperti berbentuk kepanitiaan.
Badan Koordinasi
Di dalam badan koordinasi dapat ditunjuk seorang Ketua, yang bertugas memfasilitasi
koordinasi. Dalam bentuk yang optimal, badan koordinasi ini dapat mengadakan sistem
penganggaran sendiri serta memiliki otoritas tertentu dalam pembangunan di dalam
Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung.
c. Sekretariat Bersama
7-2 R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Garis Pembinaan
Pemda Provinsi
Garis Mandatory
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-3
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Ketua BKP-KPCB/BMA
Tata Usaha
7-4 R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
b. Model B
Ketua BKP-KPCB/BMA
Tata Usaha
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-5
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
membutuhkan pertimbangan lagi dari masing-masing Daerah. Aras kepentingan ini dapat
berbentuk proses pembangunan (perencanaan-pemanfaatan-pengendalian) atau skala
pembangunan (kawasan besar-sedang-kecil). Sebagai contoh adalah: BKP-KPCB/BMA
berwenang dalam menetapkan dan menentukan perencanaan tata ruang kawasan
perkotaan Cekungan Bandung yang meliputi lintas Daerah, namun aspek pelaksanaan
hingga pengendalian diserahkan kepada wewenang masing-masing Daerah. Atau BKP-
KPCB/BMA berwenang dalam penataan ruang untuk skala-skala besar atau pembangunan
infrastruktur lintas Daerah; dan hal ini membutuhkan kriteria tertentu yang dapat
disepakati bersama.
Format kelembagaan ini mendekati lembaga otonom terhadap kawasan khusus
sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk
membentuk format kelembagaan ini selain dibutuhkan kesepakatan antar Daerah juga
dibutuhkan penetapan oleh Pemerintah Pusat. Contoh yang telah ada adalah Badan
Otorita Batam, walau formatnya bukanlah dalam skala wilayah metropolitan.
c) Kelembagaan Otonom
7-6 R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
tepat. Dalam jangka menengah, bilamana telah tersusun banyak kesepakatan antar
daerah, dan bila permasalahan lintas wilayah ini telah signifikan untuk dikelola secara
tersendiri, maka tahap selanjutnya dapat dibentuk suatu kelembagaan otonom.
Dengan demikian skenario pengembangan kelembagaan Kawasan Perkotaan Cekungan
Bandung dapat dimulai dari bentuk kelembagaan ad-hoc, yang untuk sementara waktu
dapat disebut sebagai Badan Kerjasama Pembangunan Kawasan Perkotaan Kawasan
Cekungan Bandung (BKP-KPCB). Terminologi bahasa Inggris dapat menggunakan istilah
Bandung Metropolitan Authority (BMA).
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-7
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Pemda Provinsi
Jawa Barat
Pemda Kota Pemda Kota Pemda Kab Pemda Kab Pemda Kab
Bandung Cimahi Bandung Sumedang Bandung
7-8 R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-9
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Ketua:
WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT
Wakil Ketua:
KEPALA BAPEDA PROV JAWA BARAT
Anggota:
BUPATI/WALIKOTA DI Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung
Dalam tataran operasional, di dalam BKP-KPCB dapat dibentuk Sekretariat Bersama yang
menyelenggarakan fungsi-fungsi koordinasi antar Daerah secara kontinu.
Badan dan Dinas yang dilibatkan dalam kerjasama ditentukan lebih lanjut berdasarkan
lingkup tugas masing-masing Badan/Dinas sesuai dengan lingkup penanganan di dalam
struktur Sekretariat Badan Kerjasama.
Dengan demikian di dalam Sekretariat Badan Kerjasama dapat disusun suatu struktur
model B, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 7.2 Sekretariat Badan Kerjasama Dapat Disusun
Ketua BKP-KPCB
Sekretaris
7-10 R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Dalam struktur tersebut, keanggotaan setiap bidang disesuaikan dengan lingkup tugas
dari masing-masing Dinas/Badan Kabupaten/Kota sesuai dengan penunjukan masing-
masing Bupati/Walikota.
Selain itu di dalam tahap ini dapat disepakati sistem dan prosedur kerja BKP-KPCB,
seperti : penyelenggaraan rapat koordinasi secara priodik (mingguan, bulanan, triwulan,
tahunan), rapat-rapat khusus, serta berbagai bentuk pertemuan lainnya.
Sistem penganggaran BKP-KPCB dapat dipisahkan melalui :
- Anggaran Rutin, yaitu anggaran yang dialokasikan untuk menjalankan Sekretariat
Badan Kerjasama, yang bersumber dari iuran dari masing-masing Daerah
(APBD).
- Anggaran Pembangunan, yaitu anggaran yang dialokasikan untuk program-
program pembangunan lintas wilayah, dapat berupa pembangunan fisik dan non-
fisik. Sumber penganggaran adalah iuran dari masing-masing Daerah (APBD)
serta alokasi dari Pemerintah Pusat (APBN) untuk pembangunan di Kawasan
Perkotaan Cekungan Bandung.
Sumber penganggaran dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kesepakatan,
seperti alokasi khusus dari Pemerintah Pusat, bantuan luar negeri, pinjaman dalam
negeri, dan sebagainya. Sistem penganggaran ini memerlukan kesepakatan khusus antar
Daerah, termasuk sistem pengawasan dan relokasinya dalam APBD masing-masing
Daerah.
c. Penyusunan Masterplan BKMPB
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-11
Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
7-12 R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G
Contents
7 Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung .......... 7-1
7.1 Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung ... 7-1
7.1.1 Gagasan Awal Kelembagaan Kawasan Perkotaan Cekungan
Bandung ....................................................................................................... 7-1
7.2 Perspektif BKP-KPCB/BMA ................................................................ 7-5
7.3 Tahapan Pembentukan BKP-KPCB ...................................................... 7-7
Tabel 7.1 Lingkup Kerjasama antara Pemerintah Propinsi dan kabupaten dan Kota
dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung ........................ 7-8
R E N C A N A T A T A R U A N G K A W A S A N PE R K O TA A N C E K U N G A N B A N D U N G 7-1