Anda di halaman 1dari 10

Media ini

dimaksudkan
sebagai sarana
sharing informasi
peraturan baru yang
terkait dengan
pengelolaan
Perusahaan.

LEGAL
INFO
Edisi 03/2023

Penataan Perizinan
dan Persetujuan
Bidang Sumber
Daya Air

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat Nomor 3 Tahun 2023

Satuan Legal, Risk and Compliance


PT PLN Nusantara Power
Latar Belakang
Terhadap masyarakat dan pelaku usaha yang melakukan
kegiatan pemanfaatan sumber daya air, tetapi belum
memperoleh izin dan persetujuan bidang sumber daya air,
dimana kegiatan tersebut berkecenderungan kuat mendukung
program pemerintah di bidang cipta kerja, kemudahan usaha,
peningkatan investasi berkelanjutan, dan pemberdayaan usaha
mikro, kecil, dan menengah sebagai bagian dari dukungan yang
signifikan dan strategis dalam pencapaian tujuan pembangunan
perekonomian nasional, sehingga perlu dibuat kebijakan dalam
bentuk penataan perizinan dan persetujuan bidang sumber daya
air, sehingga memberi kepastian hukum dan perlindungan bagi
masyarakat dan pengusaha.

Permen PUPR Nomor 3 Tahun 2023 tentang Penataan Perizinan


dan Persetujuan Bidang Sumber Daya Air merupakan bagian dari
pelaksanaan ketentuan Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor
121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.

Pasal 23 PP Nomor 121 Tahun 2015

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh Izin


Pengusahaan Sumber Daya Air diatur dengan peraturan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Sumber Daya Air, peraturan daerah provinsi, atau
peraturan daerah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.
Penataan Perizinan dan Persetujuan Bidang
Sumber Daya Air
Pasal 2
Penataan perizinan dan persetujuan bidang Sumber Daya Air
yang diatur dalam Permen PUPR Nomor 3 Tahun 2023 adalah
untuk wilayah sungai kewenangan Pemerintah Pusat.

Penataan perizinan dan persetujuan bidang Sumber Daya Air


yang diatur dalam Permen PUPR Nomor 3 Tahun 2023 ini
dilakukan untuk kegiatan yang telah dilaksanakan sebelum
diterbitkannya izin atau persetujuan atau merupakan konstruksi
yang dilakukan sebelum diundangkannya Permen ini.

Kegiatan yang dimaksud sebagaimana tersebut di atas berupa:


a. pengusahaan Sumber Daya Air;
b. penggunaan Sumber Daya Air; atau
c. Pengalihan Alur Sungai.

Kriteria Kegiatan yang Diberikan Izin atau


Persetujuan
Pasal 3
Kegiatan yang dapat diberikan izin atau persetujuan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. laik teknis;
b. tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau
prasarana Sumber Daya Air;
c. memberi manfaat sosial ekonomi; dan
d. sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Dalam hal terjadi kerusakan lingkungan dan/atau prasarana


Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud huruf b, izin atau
persetujuan diberikan dengan kewajiban melakukan perbaikan
atas kerusakan yang terjadi.
Tata Cara Permohonan
Pasal 4
Permohonan izin untuk kegiatan pengusahaan sumber daya air
diajukan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Sumber Daya
Air melalui UPP. Permohonan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air
diajukan oleh:
a. Badan Usaha milik negara;
b. Badan Usaha milik daerah;
c. Badan Usaha milik desa;
d. Badan Usaha swasta;
e. koperasi; atau
f. perseorangan,
yang menggunakan Air, Sumber Air, dan/atau Daya Air untuk
kegiatan usaha.

Pasal 5
Permohonan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air diajukan
melalui surat permohonan yang memuat:
a. Identitas pemohon;
b. Maksud dan tujuan pengusahaan Sumber Daya Air;
c. Lokasi pengusahaan Sumber Air dan/atau pengambilan Air;
d. Jumlah Air dan/atau dimensi ruang pada Sumber Air yang
diusahakan;
e. Jangka waktu yang diperlukan untuk pengusahaan Sumber
Daya Air;
f. Jenis prasarana dan teknologi yang digunakan.

Surat permohonan dilengkapi dengan dokumen minimal berupa:


a. Gambar teknis (as built drawing) prasarana yang telah
terbangun;
b. Surat keterangan bahwa kegiatan yang dilakukan dan/atau
konstruksi yang dibangun sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah yang dikeluarkan oleh instansi membidangi penataan
ruang;
c. Persetujuan lingkungan;
Tata Cara Permohonan
d. Surat pernyataan bahwa kegiatan yang dilakukan dan/atau
konstruksi yang dibangun tersebut memberi manfaat sosial
dan ekonomi dan/atau tidak menimbulkan kerugian pihak
lain;
e. Berita acara konsultasi publik atas pengusahaan Sumber
Daya Air; dan
f. Surat pernyataan telah membangun konstruksi dan/atau
menggunakan Air, Sumber Air, dan/atau Daya Air tanpa izin
dan bersedia mengikuti ketentuan sesuai dengan Permen
PUPR Nomor 3 Tahun 2023.

Tata Cara Permohonan untuk Proyek


Strategis Nasional

Permohonan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air yang termasuk


proyek strategis nasional diajukan melalui surat permohonan
yang memuat:
a. Identitas pemohon;
b. maksud dan tujuan pengusahaan Sumber Daya Air;
c. lokasi pengusahaan Sumber Air dan/atau pengambilan Air;
d. jumlah Air dan/atau dimensi ruang pada Sumber Air yang
diusahakan;
e. jangka waktu yang diperlukan untuk pengusahaan Sumber
Daya Air; dan
f. jenis prasarana dan teknologi yang digunakan.

Surat permohonan dilengkapi dengan dokumen minimal berupa:


a. Persetujuan lingkungan; dan
b. Gambar teknis (as built drawing) prasarana yang telah
terbangun.
Verifikasi dan Rekomendasi
Pasal 14
Dalam hal berkas permohonan izin atau persetujuan telah
dinyatakan lengkap oleh Unit Pelayanan Perzinan (UPP), proses
permohonan dilanjutkan ke proses Verifikasi.

Pasal 15
Verifikasi dilakukan melalui pemeriksaan:
a. kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang meliputi aspek:
1. lingkungan dan/atau prasarana Sumber Daya Air;
2. manfaat sosial ekonomi; dan
3. rencana tata ruang wilayah; dan
b. kelaikan teknis atas konstruksi yang telah terbangun.

Pasal 16
Hasil Verifikasi disampaikan oleh Tim Verifikasi kepada unit kerja
yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang kepatuhan intern
untuk dilakukan reviu.

Pasal 17
Tim Verifikasi menyusun laporan hasil Verifikasi yang telah
direviu. Laporan hasil Verifikasi minimal memuat:
a. kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. kelaikan teknis atas konstruksi yang telah terbangun; dan
c. Rekomendasi

Rekomendasi dapat berupa:


a. pemberian izin atau persetujuan dengan sanksi administratif;
b. pemberian izin atau persetujuan dengan sanksi administratif
dan perbaikan Sumber Air, prasarana Sumber Daya Air,
sarana, dan/atau prasarana yang telah dibangun; atau
c. penolakan disertai dengan kewajiban untuk melakukan
pembongkaran sarana dan/atau prasarana yang telah
dibangun serta mengembalikan Sumber Air sesuai dengan
kondisi semula
Verifikasi dan Rekomendasi
Pasal 17
Penolakan dilakukan dalam hal konstruksi yang telah terbangun:
a. tidak laik teknis;
b. tidak memberikan manfaat sosial ekonomi;
c. tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah; atau
d. dilakukan di lokasi yang dilarang

Laporan hasil Verifikasi yang telah direviu disampaikan oleh Tim


Verifikasi kepada Direktur Jenderal untuk diputuskan oleh Menteri.

Sanksi Administratif
Pasal 18
1) Berdasarkan Keputusan Menteri, pemohon wajib memenuhi
sanksi administratif dan/atau melakukan perbaikan Sumber Air,
prasarana Sumber Daya Air, sarana, dan/atau prasarana yang
telah dibangun.
2) Sanksi administratif berupa denda administratif.
3) Denda administratif wajib disetorkan ke kas negara paling
lambat 6 (enam) bulan sejak izin atau persetujuan ditetapkan.
4) Dalam hal sampai dengan jangka waktu pemegang izin atau
persetujuan tidak melunasi denda administratif, izin atau
persetujuan yang telah ditetapkan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
5) Pemohon yang telah menyetorkan denda administratif wajib
melaporkan bukti pelunasan denda administratif kepada
Menteri c.q. Direktur Jenderal melalui UPP.
6) Perbaikan Sumber Air, prasarana Sumber Daya Air, dan/atau
konstruksi yang dibangun dilakukan paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak izin atau persetujuan ditetapkan.
7) Dalam hal sampai dengan jangka waktu pemegang izin atau
persetujuan tidak melakukan perbaikan Sumber Air, prasarana
Sumber Daya Air, dan/atau konstruksi yang dibangun, izin atau
persetujuan yang telah ditetapkan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
8) Denda administratif ditetapkan berdasarkan formula
perhitungan besaran denda administratif.
Formula Denda Administratif
Lampiran Permen PUPR Nomor 3 Tahun 2023
Perhitungan besaran denda administratif dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:

Pengambilan Air dan/atau Penggunaan Daya Air

D =Td x V x J x K

Keterangan:
D : Denda adminitratif (rupiah)
Td : Tarif denda
V : Volume :
a. Berdasarkan Debit Air yang dimohonkan (m³/bulan)
Jenis penggunaan Air atau Daya Air untuk kegiatan
Air minum, Air bersih, industri (termasuk AMDK) dan
penggunaan lainnya; atau
b. Berdasarkan Produksi Listrik yang dihasilkan
(kWh/bulan).
Untuk jenis penggunaan Air/Daya Air guna
pembangkit listrik. Produksi listrik yang dihasilkan
diketahui berdasarkan data pencatatan kWh
meter/bulan.
J : Jangka Waktu Pelanggaran (bulan)
Jangka waktu pelanggaran ditentukan mulai 1
November 2019 sampai dengan diterimanya
permohonan izin sesuai dengan Peraturan Menteri
ini.
K : Koefisien
Koefisien adalah persentase yang ditentukan berdasarkan
jenis dan bentuk kegiatan.
Penolakan Permohonan Izin
Pasal 20
Dalam hal Menteri menolak permohonan:
a. Menteri memberitahukan alasan penolakan secara tertulis
kepada pemohon;
b. Pemohon izin atau persetujuan harus melakukan
pembongkaran sarana dan/atau prasarana yang telah
dibangun serta mengembalikan Sumber Air sesuai dengan
kondisi semual; dan
c. Pemohon izin tidak dapat mengajukan kembali permohonan
izin dan/atau persetujuan bidang Sumber Daya Air dengan
menggunakan data yang sama.

Pasal 21
Keputusan Menteri atau surat Menteri diterbitkan paling lambat
7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak laporan hasil Verifikasi
diterima oleh Direktur Jenderal.
Jangka Waktu Pengajuan Permohonan Izin
Pasal 22
1. Pengajuan permohonan izin atau persetujuan dilakukan
paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini
mulai berlaku.
2. Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun tersebut dilakukan
sosialisasi dan evaluasi.

Ketentuan Lain-Lain
Pasal 23
1. Permohonan izin atau persetujuan untuk kegiatan yang telah
dilaksanakan sebelum diterbitkannya izin atau persetujuan,
yang diajukan sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan
namun belum memenuhi kelengkapan sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 11 akan diproses setelah
melengkapi persyaratan.
2. Permohonan izin atau persetujuan yang telah ditolak karena
melakukan kegiatan sebelum terbitnya izin atau persetujuan
dapat mengajukan izin atau persetujuan kembali
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
Kesimpulan
1. Permen PUPR Nomor 3 Tahun 2023 memberi kebijakan
kepada masyarakat dan pelaku usaha yang melakukan
kegiatan pemanfaatan sumber daya air, namun belum
memperoleh izin dan persetujuan bidang sumber daya air
untuk mendapatkan izin atau persetujuan bidang sumber
daya air, sehingga memberi kepastian hukum dan
perlindungan bagi masyarakat dan pengusaha.
2. Dalam hal diberikan izin atau persetujuan bidang sumber
daya air, maka izin atau persetujuan tersebut disertai
dengan sanksi adminitratif berupa denda
administratif dan/atau disertai dengan perbaikan
Sumber Air, prasarana Sumber Daya Air, sarana,
dan/atau prasarana yang telah dibangun. Sanksi
administrasi tersebut dihitung sejak 1 November
2019.
3. Dalam hal permohonan ditolak maka penolakan akan disertai
dengan kewajiban untuk melakukan pembongkaran sarana
dan/atau prasarana yang telah dibangun serta
mengembalikan Sumber Air sesuai dengan kondisi semula.

Implikasi
1. Pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya air milik
PT PLN NP wajib memiliki izin atau persetujuan di bidang
sumber daya air.
2. Dalam hal permohonan izin atau persetujuan sumber
daya air yang diajukan PT PLN NP:
a. Disetujui, disertai dengan sanksi adminitratif
berupa denda administratif dan/atau disertai
dengan perbaikan Sumber Air, prasarana
Sumber Daya Air, sarana, dan/atau prasarana
yang telah dibangun. Sanksi administrasi
tersebut dihitung sejak 1 November 2019.
b. Ditolak, disertai dengan kewajiban untuk
melakukan pembongkaran sarana dan/atau
prasarana yang telah dibangun serta
mengembalikan Sumber Air sesuai dengan
kondisi semula.

Anda mungkin juga menyukai