Anda di halaman 1dari 33

PT.

DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

4.1 METODE DAN PENDEKATAN


Pengelolaan Aset Irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat
pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna
jaringan irigasi dengan pembiayaan Pengelolaan Aset Irigasi seefisien mungkin
(Permen PUPR No 23/PRT/M 2015). Di jelas lebih lanjut bahwa Pengelolaan Aset
Irigasi dilaksanakan melalui kegiatan:
a. inventarisasi aset irigasi;
b. perencanaan pengelolaan aset irigasi;
c. pelaksanaan pengelolaan aset irigasi;
d. evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi; dan
e. pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.
Inventarisasi aset irigasi dilakukan meliputi kegiatan pengumpulan data dan
registrasi aset irigasi yang meliputi aset infrastruktur jaringan irigasi dan pendukung
pengelolaan irigasi. Inventarisasi aset prasarana ini dimakudkan untuk untuk
mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi, dan fungsi seluruh aset irigasi
serta data ketersediaan air, nilai aset, dan areal pelayanan pada setiap daerah
irigasi dalam rangka keberlanjutan sistem irigasi pada setiap daerah irigasi.

Sedangkan inventarisasi aset pendukung pengelolaan irigasi ditujukan untuk


mendapatkan data jumlah, spesifikasi, kondisi, dan fungsi pendukung pengelolaan
irigasi pada setiap daerah irigasi

4.1.1 Database Pengelolaan Aset Irigasi

Database Pengelolaan Aset Irigasi ini mengunakan perangkat lunak (sofware) yang
sudah dikembangkan oleh Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum yaitu Program Pengolah Data Sumber Daya
Air. Modul Pengelolaan Aset Irigasi (PDSDA - PAI) Versi 2.0, yang dapat digunakan
untuk kepentingan pengelolaan irigasi baik di tingkat pusat maupun daerah.

Definisi PDSDA–PAI adalah salah satu submodul dari program aplikasi PDSDA
(Pengolah Data Sumber Daya Air). PDSDA-PAI memadukan antara penggunaan
data tabular dan spasial (peta untuk jaringan irigasi / skema irigasi). Berdasarkan

IV-1
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

hal tersebut, maka PDSDA-PAI dibangun dengan mengintegrasikan perangkat


lunak berbasis tekstual dengan sistem informasi geografis.

Fakta empiris menunjukkan bahwa pembangunan suatu sistem informasi di instansi


pemerintahan (Departemen, Dinas, BUMN, dan lain-lain) di Indonesia seringkali
hanya bersifat parsial dan sporadis. Hal ini dikarenakan seringkali suatu sistem
dibangun hanya untuk memenuhi persyaratan administrasi pekerjaan suatu proyek
(project based) tanpa memikirkan aspek-aspek pendukung lainnya, misalnya :
kelembagaan, prosedur operasional, aspek legal, sumberdaya manusia, dan lain-
lain. Akibatnya, sistem tidak pernah bisa direplikasikan dan operasionalisasinya
hanya sebatas kurun waktu proyek tersebut.

Hal ini berimplikasi pada mubazirnya biaya yang sudah dikeluarkan. Berdasarkan
hal tersebut, PDSDA-PAI berusaha untuk memenuhi kebutuhan semua persyaratan
berlanjutnya sistem melalui tahapan-tahapan pengembangan yang konkrit,
terstruktur, dan terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. Kajian-kajian khusus
mengenai kelembagaan, penyusunan perundangan, peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia dan prosedur operasional standar, telah dilakukan sebagai
acuan bagi PDSDA-PAI dan selanjutnya dituangkan ke dalam arsitektur
pengembangan PDSDA-PAI yang komprehensif.

Ada dua hal mendasar yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan PDSDA-
PAI, yaitu aspek yang terkait dengan biaya pengembangan dan implementasi
(efektivitas biaya), dan aspek reliabilitas dari sistem aplikasi yang dikembangkan
(kehandalan sistem).

1. Efektivitas Biaya

Terhadap aspek biaya pengembangan dan implementasi, pengembangan PDSDA-


PAI menekankan pada keefektifan biaya (cost effective), yaitu dengan berusaha
untuk menggunakan biaya yang optimal. Pengertian optimal disini adalah bahwa
sulit untuk dipungkiri bahwa suatu pengembangan sistem informasi memerlukan
biaya yang tidak sedikit, namun beberapa hal yang bisa dilakukan penghematan
terhadap biaya adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan perangkat lunak yang tanpa biaya (freeware dan


opensource)

 Penggunaan perangkat lunak yang tanpa biaya (freeware dan opensource)


adalah filosofi mendasar pengembangan PDSDA-PAI, sehingga diharapkan
bahwa pada saat sistem diimplementasikan tidak memerlukan biaya-biaya
IV-2
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

yang terkait dengan instalasi, lisensi pemakaian perangkat lunak lainnya,


dan biaya distribusi aplikasi (deployment). Berdasarkan hal tersebut, maka
perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Database server yang digunakan dalam pengembangan PDSDA-PAI


menggunakan Firebird Interbase SQL Server. Perangkat lunak ini bebas
untuk digunakan dan kehandalannya sudah teruji di program aplikasi lain
(PDSDA yang juga sudah dikembangkan oleh Ditjen Sumberdaya Air),
mampu untuk mengolah data-data yang besar (angka, tekstual, foto, video
dan object), memungkinkan untuk diinstalkan di lingkungan komputer baik
yang standalone maupun terhubung dalam jaringan LAN, WAN, Intranet dan
Extranet

 Perangkat lunak Geographical Information System (GIS) menggunakan


ESRI Mapobject versi 2.0. Lisensi dari perangkat lunak ini dimiliki oleh Ditjen
SDA, dan runtime dari perangkat lunak ini bebas untuk digunakan pada saat
program aplikasi didistribusikan

 Perangkat lunak untuk pembuatan sistem aplikasi menggunakan bahasa


pemrograman Borland Delphi (berbasis Object Pascal) versi 5.0. Lisensi dari
perangkat lunak ini dimiliki oleh Ditjen SDA, dan runtime dari perangkat
lunak ini bebas untuk digunakan pada saat program aplikasi didistribusikan.
Keuntungan dari penggunaan perangkat lunak Borland Delphi versi 5.0
bahwa sistem aplikasi yang dihasilkan sangat stabil (tidak terganggu dengan
performansi dari sistem operasi Windows, jika sistem operasi Windows
mengalami masalah dengan beberapa komponen librarynya). Hal ini sangat
berbeda jika kita menggunakan perangkan lunak pengembangan keluarga
Windows yang sangat tergantung dengan kestabilan sistem operasi
Windows. Keuntungan lainnya adalah bahwa kompatibilitas Borland Delphi
versi 5.0 dengan Lazarus (bahasa pemrograman berbasis Object Pascal di
Linux dan MacOS/IGOS), sehingga pada saat kita akan mengkonversi
sistem aplikasi ini ke sistem operasi Linux dan MacOS/IGOS, maka cukup
dengan melakukan konversinya di Lazarus kemudian dicompile ulang tanpa
harus melakukan kodifikasi ulang

 Google Earth dan Google Maps (freeware). Perangkat lunak ini untuk
mengintegrasikan dengan aplikasi PDSDA-PAI, jika peta jaringan irigasi
yang dibuat sudah menggunakan koordinat titik lokasi bumi (georeferensi),

IV-3
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

sehingga akan mampu menyajikan foto satelit sebagai background dari


jaringan irigasi

 Perangkat lunak spreadsheet, untuk menampilkan laporan dalam format


BIFF (file Ms Excel). Jika, client tidak mempunyai lisensi Microsoft Office,
maka bisa menggunakan perangkat lunak spreadsheet lainnya yang gratis
seperti misalnya Star Office, Open Office, dan lain-lain. Aplikasi PDSDA-PAI
menstandarkan laporan dalam format BIFF dengan alasan bahwa agar data
dari sistem aplikasi bisa digunakan oleh pengguna lain untuk keperluannya
yang khusus dan spesifik.

 Perangkat lunak untuk pembuatan font (font creator) freeware. Perangkat


lunak ini digunakan untuk menampilkan legenda dari bangunan irigasi sesuai
dengan standar keirigasian

b. Fleksibilitas dalam implementasi

1) Pengembangan PDSDA-PAI menekankan pada fleksibilitas dalam


implementasi. Hal ini dimaksudkan agar program aplikasi akan bisa
diinstalasikan pada lingkungan perangkat keras yang bervariasi sesuai
dengan yang dimiliki oleh instansi setempat (propinsi, kabupaten atau balai).
PDSDA-PAI akan bisa dijalankan pada berbagai jenis lingkungan perangkat
keras dari mulai yang paling sederhana (standalone) sampai yang paling
kompleks (centralized database), tergantung dari kompleksitas aktivitas yang
dilakukan. PDSDA-PAI juga bisa diintegrasikan dengan Google Earth /
Google Maps jika terhubung dengan international networking (internet).

2) Program aplikasi PDSDA-PAI tidak mensyaratkan spesifikasi perangkat


keras yang eksklusif, sehingga bisa mengoptimalkan penggunaan komputer
sesuai dengan yang dimiliki. Dengan fleksibilitas ini memungkinkan
terjadinya penghematan biaya.

c. User Friendly

1) PDSDA-PAI dibangun sehingga mudah untuk digunakan oleh pengguna.


Adapun penghematan biaya yang bisa digenerate adalah sebagai berikut :

2) Pemeliharaan program aplikasi PDSDA-PAI sangat mudah, sehingga tidak


mensyaratkan sumberdaya manusia dengan kualitas pemahaman terhadap
komputer yang tinggi

IV-4
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

3) Penggunaannya yang mudah sehingga hanya memerlukan waktu pelatihan


yang singkat terhadap pengguna. Meskipun PDSDA-PAI berbasis sistem
informasi geografis, namun tidak diperlukan pengetahuan khusus mengenai
GIS, karena pada saat pengoperasiannya sudah dipandu oleh menu-menu
secara transparan menggantikan istilah-istilah GIS kedalam pemahaman
keirigasian. Sebagai contoh : yang terlihat di tampilan adalah tombol saluran
dan tombol bangunan, namun pada hakekatnya menggantikan fungsi dari
pembuatan polyline dan point pada GIS. Selain itu, proses topologi yang
memerlukan pemahaman yang cukup sulit di GIS, secara otomatis sudah
dilakukan oleh program secara otomatis tanpa perlu diketahui oleh
pengguna (misal : atribut suatu bangunan sudah secara otomatis
mengetahui saluran di hulu dan hilirnya, demikian juga dengan saluran
sudah secara otomatis mengetahui bangunan di hulu, hilir dan pada saluran
tersebut).

d. Integrasi dengan aplikasi lain

1) Proses pengintegrasian memerlukan biaya yang tidak sedikit, karena


diperlukan suatu program aplikasi tambahan untuk merelasikan antara suatu
program aplikasi dengan program aplikasi lain. Pengembangan PDSDA-PAI
sudah memasukkan proses untuk melakukan pengintegrasian dengan
PDSDA (sistem yang sampai saat ini sudah berjalan dengan baik di Ditjen
SDA dan menjadi acuan untuk pengembangan sistem informasi yang terkait
dengan sumber daya air di Indonesia).

2) Salah satu prasyarat utama untuk bisa dilakukan pengintegrasian adalah


adanya standarisasi kodifikasi. PDSDA-PAI telah mengacu pada
standarisasi kodifikasi sebagai berikut :

 Wilayah administrasi : propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa


menggunakan standarisasi yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS)

 Wilayah sungai, daerah aliran sungai, status wilayah sungai


mengacu ke Peraturan Menteri nomor 11A/KPTS/2006 tentang
wilayah sungai sebagai berikut :

 Wilayah sungai menggunakan nomenklatur PP.UU.SS PP=Kode


pulau, UU=nomor urut wilayah sungai pada pulau tersebut,
SS=Status wilayah sungai

IV-5
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

 Daerah aliran sungai menggunakan nomenklatur PP.UU PP=Kode


pulau, UU=nomor urut daerah aliran sungai pada pulau tersebut

 Status daerah irigasi (DI) menggunakan Permen PUPR No 14


PRT/M/2015

 Standarisasi daerah irigasi menggunakan nomenklatur PPKKUUUU


dimana PP=Kode Propinsi sesuai BPS, KK=Kode Kabupaten/Kota
sesuai BPS, dan UUUU=nomor urut daerah irigasi pada propinsi dan
kabupaten/kota tersebut. Adapun pengisian nomenklatur
berdasarkan status daerah irigasi adalah sebagai berikut :

 DI dalam kabupaten PPKKUUUU

 DI lintas kabupaten/kota PP00UUUU (kode kabupaten/kota diisi


dengan 00)

 DI lintas propinsi 0000UUUU (kode propinsi dan kabupaten/kota


diisi dengan 00)

2. Kehandalan Sistem (Reliability)

Kehandalan dari suatu sistem bukan diukur dari seberapa banyak fitur yang
disiapkan oleh sistem tersebut (misal: penggunaan GIS hanya sebagai aksesoris),
melainkan sistem harus mampu menerjemahkan dan mengakomodasi keinginan
pengguna dalam pengelolaan sistem tersebut.

PDSDA-PAI menggunakan formulir survey yang telah disepakati oleh semua pihak
dan dibakukan sebagai acuan terhadap data yang akan dimasukkan, diolah dan
dibuatkan informasinya. Tentunya bahwa formulir survey tersebut telah pula
mengkaji hal-hal yang terkait dengan kelembagaan, perundangan, peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia dan prosedur operasional standar. Selain berfungsi
sebagai tools yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna operasional, PDSDA-PAI juga
bisa mengeluarkan informasi untuk konsumsi pengambilan keputusan atau
manajerial, sebagai berikut:

 Prioritas investasi perbaikan aset

 Kondisi aset

 Fungsi aset

 Tingkat kekritisan aset

IV-6
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

 Sisa Umur aset

 Level of Services (Tingkat Pelayanan) dengan index pertanaman

 Ketersediaan Air, dan lain-lain


4.1.2 Alur Pemrosesan Data PDSDA_PAI

Alur Proses Data PDSDA PAI dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1. Alur Pemrosesan Data

Gambar di atas memperlihatkan alur prosedur dan data sebagai berikut :

1. Survey Inventarisasi Data

Survey inventarisasi data dilakukan dengan metoda walkthrough (penelusuran),


yaitu dengan menelusuri jaringan irigasi suatu daerah irigasi. Survey diperlengkapi
dengan formulir survey PAI yang harus diisi. Idealnya, pada saat survey, surveyor
juga diperlengkapi dengan kamera digital, video, dan GPS (Global Positioning
System) untuk mengambil koordinat titik-titik lokasi bumi dari bangunan dan saluran.
Jika tidak ada GPS, maka harus dibuatkan sketsa skema irigasi.

Pekerjaan ini dimaksudkan guna memperoleh data lapangan (primer dan sekunder)
Saluran Induk, Saluran Sekunder dan bangunan irigasi

 Mengumpulkan informasi menyeluruh mengenai jaringan irigasi


khususnya di wilayah studi;
Pengumpulan data merupakan tahap pekerjaan yang memegang peranan
penting sebagai dasar langkah selanjutnya untuk bahan kajian dan analisis

IV-7
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

dalam kegiatan ini. Tahap pengumpulan data awal ini diawali dengan
kegiatan kunjungan lapangan (instansi dan orientasi awal lapangan).

 Inventarisasi kondisi jaringan irigasi, fungsi areal saat ini;

Survey/inventarisasi asset irigasi dilakukan terdiri dari beberapa kelompok


yang dilakukan secara paralel dimulai dari bagian daerah irigasi paling hulu
yaitu bendung. Dalam pelaksanaan kegiatan survey ini melibatkan kelompok
pendamping lapangan (KPL) yaitu pengamat/ Koperbal atau juru pengairan
serta pengurus P3A/GP3A/IP3A setempat. Kegiatan inventarisasi aset
merupakan kegiatan awal yang merupakan kegiatan paling penting didalam
pelaksanaan penyusunan database jaringan irigasi. Aset di dalam
inventarisasi ini dikelompokan dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1) Bangunan utama (Bendung, Bagi, Bagi-sadap, sadap)
2) Bangunan Pelengkap
3) Saluran Pembawa

Dalam melakukan survey inventarisasi asset irigasi terlebih dahulu dilakukan


pelatihan untuk menyatukan visi dan pemahaman terhadap format dari form-
form yang harus diisi dalam penelusuran, format yang didapat adalah suatu
format baku yang didapat dari Direktorat Bina Program Dirjen SDA
Departemen Pekerjaan Umum yang isinya adalah suatu kumpulan data-data
statis dan data-data dinamis baik itu dari data fisik jaringan sampai dengan
data–data kelembagaan yang ada sebagai contoh dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut :

IV-8
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.2. Contoh form survey (identitas DI)

IV-9
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.3. Contoh form survey (data kelembagaan)

IV-10
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.4. Contoh form survey (data bendung)

IV-11
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.5. Contoh form survey (data saluran)

IV-12
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.6. Contoh form survey (data dinamis)

IV-13
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

untuk pembentukan jalur irigasi pada tampilan software PDSDA_PAI Versi


2,0. Setelah dilakukan inputing data koordinat dan melakukan pengambilan
gambar dari tiga sisi yang berbeda sesuai petunjuk pada pengisian form
penelusuran

2. Merekam dengan foto digital kondisi jaringan tersebut.

Beberapa contoh pengambilan gambar pada saat dilakukan inventarisasi saluran


maupun bangunan di daerah irigasi dapat dilihat padagambar- gambar dibawah ini.

Gambar 4.7. Contoh pengambilan gambar bangunan

3. Validasi Data dan Examinasi

Proses validasi data inventarisasi dilakukan pada saat daerah irigasi kajian
dilakukan pengeringan di mana dalam kegiatan ini dilakukan pengecekan ulang dari
data inventarisasi dan data–data yang kurang ataupun tidak jelas. Selain itu

IV-14
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

juga dapat dilakukan pengurutan nomor aset, dimulai dari bendung dan seterusnya
aset-aset dibawahnya sehingga sesuai dengan kode aset yang tertera pada form –
form. Sehingga urutan nomor aset dapat teratur. Penomoran aset dapat juga
menggunakan nomenklatur yang sudah ada jika dirasa sudah mencukupi dan
informatif sehingga tampilan pada software sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Jika dirasakan ada data yang tidak masuk akal atau tidak benar, harus dilakukan
pengecekan ulang untuk data tersebut di lapangan sehingga data-data dimasukan
ke komputer adalah data yang benar.

Kegiatan dalam validasi data adalah :


1) Pemeriksaan ulang hasil Penelusuran Jaringan Irigasi (PJI)
Berupa pengecekan form – form yang telah di isi oleh surveyor pada saat
penelusuran di Daerah Irigasi yang dilakukan pada saat pengeringan untuk
mengetahui kondisi bangunan atau saluran di bawah air yang tidak
terlihat pada waktu dilakukan penelusuran awal yang sangat
dimungkinkan adanya perubahan data-data dinamis pada form misalnya :
Data kerusakan dan Prosentase kerusakan
2) Pemeriksaan ulang pemberian kode aset.
Pemeriksaan ulang kode aset bertujuan untuk menyelaraskan antara nama
aset dengan kode yang tertera pada form yang diisikan pada saat
penelusuran sehingga pada saat ditampilkan pada tampilan output
software PDSDA_PAI 2,0 tidak ada kode aset yang menumpuk
(overlaping).
3) Kompilasi data hasil PJI seluruh kelompok
Melakukan pengumpulan data-data form yang telah terisi menjadi suatu
susunan data–data urut dan teratur sehingga didapatkan kompilasi informasi
daerah irgasi yang valid dan lengkap.
4) Tujuan lain dari kompilasi data adalah mempermudah pembagian kerja pada
saat melakukan entry data sehingga didapat suatu efisiensi kerja pada saat
pelaksanaan entry data.

4. Proses di depan komputer (backend)

Proses di depan komputer dilakukan untuk memasukkan data hasil survey (formulir
PAI, foto, video, dan file GPS) ke komputer. Pemasukkan data ini menggunakan
program aplikasi PDSDA-PAI. Jika tidak dilakukan survey dengan menggunakan
GPS, maka pengisian data di program aplikasi PDSDA-PAI menggunakan sketsa
skema irigasi yang dibuat pada saat dilakukan survey. Untuk komputer yang

IV-15
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

terhubung dengan internet, program aplikasi bisa diintegrasikan dengan google


earth untuk menyajikan tampilan yang lebih presentatif

5. Proses publikasi data

Untuk mempublikasikan data yang sudah dimasukkan, data harus dikirim ke Subdit
Data dan Informasi Direktorat Bina Program Ditjen SDA. Setelah dilakukan
rekonsiliasi, data akan dipublikasikan melalui situs http://sda.pu.go.id.

4.2 STRATEGI IMPLEMENTASI PDSDA PAI

Strategi implementasi PDSDA-PAI disesuaikan dengan kondisi di lokasi dimana


PDSDA-PAI diimplementasikan. Strategi ini dikelompokkan sebagai berikut :

1. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi

2. Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi tetapi sudah ada hardcopy
sketsa jaringan irigasi

3. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi tetapi belum berdasarkan titik koordinat
bumi

4. Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi yang sudah berdasarkan titik koordinat
bumi

5. Lokasi Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi

4.2.1 Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi

Strategi implementasi PDSDA-PAI digambarkan sebagai berikut

IV-16
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.8. Strategi Implementasi – Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi

Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum


memiliki file digital jaringan irigasi:

a. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai


dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll)
sampai dengan bangunan akhir

b. Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan
dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point,
sedangkan untuk saluran gunakan tracking

c. Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka buat sketsa skema irigasi

d. Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran

e. Ambil foto

f. Ambil video, jika dirasakan perlu

g. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-PAI,


sebagai berikut: :

 Jika survey diperlengkapi dengan GPS

 Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

IV-17
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan menggunakan


PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki


georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

 Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan PDSDA-PAI


Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran sehingga
terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi

h. Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI pada
PDSDA-PAI

i. Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI

j. Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

4.2.2 Lokasi Belum Memiliki File Digital Jaringan Irigasi tetapi Memiliki Hardcopy
Sketsa Skema Irigasi

Strategi implementasi PDSDA-PAInya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.9. Strategi Implementasi – Lokasi belum memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi
memiliki hardcopy sketsa jaringan irigasi

IV-18
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar diatas memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang belum


memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi sudah mempunyai hardcopy sketsa
jaringan irigasi:

a. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai


dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll)
sampai dengan bangunan akhir

b. Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat bangunan
dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan gunakan point,
sedangkan untuk saluran gunakan tracking

c. Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy sketsa skema
irigasi dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan, maka perbaiki
sketsa skema irigasi

d. Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran

e. Ambil foto

f. Ambil video, jika dirasakan perlu

g. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-


PAI, sebagai berikut: :

1. Jika survey diperlengkapi dengan GPS

 Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan


menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang


memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

2. Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Buat skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan


PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran


sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi

3. Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI
pada PDSDA-PAI
IV-19
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

4. Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI

5. Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

4.2.3 Lokasi Memiliki File Digital Jaringan Irigasi tetapi Belum Berdasarkan Titik
Koordinat Bumi

Gambar 4.10. Strategi Implementasi – Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi, tetapi belum
berdasarkan titik koordinat bumi

Gambar 2.10 memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file
digital jaringan irigasi, tetapi layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran)
belum berdasarkan pada titik koordinat titik bumi :

a. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey

b. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai


dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll)
sampai dengan bangunan akhir
IV-20
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

1. Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat


bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan
gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking

2. Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema


irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan,
maka perbaiki skema irigasi

3. Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran

4. Ambil foto

5. Ambil video, jika dirasakan perlu

c. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-


PAI, sebagai berikut:

1. Jika survey diperlengkapi dengan GPS

 Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan


menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang


memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

2. Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Perbaiki skema irigasi (tanpa georeferensi) dengan menggunakan


software yang sesuai

 Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan


menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran


sehingga terbentuk skema irigasi yang tidak memiliki georeferensi

3. Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI
pada PDSDA-PAI

4. Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI

5. Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

IV-21
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

4.2.4 Lokasi Memiliki File Digital Jaringan Irigasi yang sudah Berdasarkan Titik
Koordinat Bumi

Gambar 4.11. Strategi Implementasi – Lokasi memiliki file digital jaringan irigasi yang sudah
berdasarkan titik koordinat bumi

Gambar 4-11 memperlihatkan alur pemrosesan data di lokasi yang memiliki file
digital jaringan irigasi dan layer jaringan irigasinya (bangunan dan saluran) sudah
berdasarkan pada titik koordinat titik bumi:

a. Cetak skema irigasi eksisting, untuk panduan dalam melaksanakan survey

IV-22
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

b. Survey walkthrough (penelusuran), dengan menelusuri jaringan irigasi mulai


dari bangunan pengambilan (bendung, bendungan, pompa, freeintake, dll)
sampai dengan bangunan akhir

1. Jika survey diperlengkapi dengan GPS, maka ambil titik koordinat


bangunan dan saluran. Pada saat pengambilan titik lokasi untuk bangunan
gunakan point, sedangkan untuk saluran gunakan tracking

2. Jika tidak diperlengkapi dengan GPS, maka cocokkan hardcopy skema


irigasi yang dicetak dengan kondisi riil di lapangan. Jika ada perbedaan,
maka perbaiki skema irigasi

3. Lakukan pengisian formulir PAI untuk setiap jenis bangunan atau saluran

4. Ambil foto

5. Ambil video, jika dirasakan perlu

c. Proses backend, dilakukan dengan menggunakan program aplikasi PDSDA-


PAI, sebagai berikut: :

1. Jika survey diperlengkapi dengan GPS

 Download file GPS

 Konversi file GPS ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan


menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai sehingga terbentuk skema irigasi yang


memiliki georeferensi untuk layer bangunan dan saluran

2. Jika survey tidak diperlengkapi dengan GPS

 Perbaiki skema irigasi (georeferensi) dengan menggunakan


software yang sesuai

 Konversi file tersebut ke shapefile (layer bangunan dan saluran)

 Cleaning shapefile (memberikan atribut topologi) dengan


menggunakan PDSDA-PAI

 Lakukan sampai selesai untuk semua bangunan dan saluran


sehingga terbentuk skema irigasi yang memiliki georeferensi

IV-23
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

3. Isi atribut bangunan atau saluran berdasarkan isian formulir survey PAI
pada PDSDA-PAI

4. Download file foto dan inputkan pada PDSDA-PAI

5. Download file video dan inputkan pada PDSDA-PAI

Jika lokasi dimana PDSDA-PAI dijalankan memiliki GPS untuk survey, maka
direkomendasikan untuk melakukan identifikasi titik-titik koordinat bumi dari
bangunan dan saluran dengan menggunakan GPS, meskipun sudah memiliki
skema irigasi yang mempunyai georeferensi. Hal ini dikarenakan alasan antara
lain :

a. Georeferensi dari skema irigasi eksisting seringkali bukan didapat dari survey
GPS melainkan melalui proses digitasi yang keakuratannya bervariasi sesuai
dengan skala petanya. Biasanya yang paling sering terjadi adalah bahwa
georeferensinya mengacu ke peta rupa bumi Indonesia.

b. Jika terdapat bangunan atau saluran baru, sementara georeferensi dari skema
irigasi eksisting berbeda dengan hasil GPS, maka bangunan atau saluran baru
tersebut akan bergeser dari skema irigasi eksistingnya

c. Menggunakan Google Earth sebagai sarana untuk mengkalibrasi keakuratan


peta yang dihasilkan. Titik-titik koordinat yang didapat dari GPS sudah sesuai
dengan sistem proyeksi yang digunakan oleh Google Earth

4.3 TAMPILAN PROGRAM APLIKASI PDSDA_PAI


Program aplikasi PDSDA-PAI terdiri dari:
a) PDSDA-PAI client/server, untuk didistribusikan ke daerah (propinsi,
kabupaten/kota dan balai)
b) PDSDA-PAI google earth, untuk didistribusikan ke daerah (propinsi,
kabupaten/kota dan balai) yang sudah menggunakan GPS
c) Web PDSDA-PAI, untuk di pusat (web Ditjen SDA)

4.3.1 Inputing Data Ke Dalam SIPAI (Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi)
Kegiatan entry data merupakan kelanjutan dari kegiatan inventarisasi aset irigasi
dan validasi data, entry data melibatkan petugas/operator komputer, yang akan
memasukkan data hasil inventarisasi ke dalam program database (PDSDA_PAI
versi2.0) dengan dasar dari panduan penggunaan software PDSDA_PAI 1.0.
1. Menjalankan Aplikasi PDSDA_PAI Versi 2,0

IV-24
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Untuk menjalankan aplikasi PDSDA_PAI versi 2.0, Gunakan Windows


Explorer dan masuk ke direktori dimana aplikasi ini diinstalkan. Klik ganda
pada PDSDA_PAI.EXE. Selanjutnya akan muncul menu sebagai berikut :

Gambar 4.12. Menu Awal PDSDA_PAI v 2.0

Klik menu Arsip – Login, untuk masuk ke sistem sebagai pengguna sesuai
dengan otorisasi yang diberikan. Pada saat pertama kali sistem digunakan,
default nama pengguna: pdsda_pai dan kata kunci: supervisor dan klik
tombol login. Selanjutnya, silahkan ganti kata kunci untuk pengguna karena
kata kunci tersebut akan digunakan sebagai supervisor sistem aplikasi ini.

Gambar 4.13. Menu Login Awal PDSDA_PAI v 2.0

Struktur menu utama PDSDA PAI Setelah dilakukan Login nama pengguna
dan kata kunci adalah sebagai berikut :

IV-25
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.14. Menu Setelah Dilakukan Login PDSDA_PAI v 2.0

2. Pengisian Data – data Daerah Irigasi


Setelah muncul menu utama masuk ke menu data yang terdiri dari
submenu:
1) Tabel Referensi
Digunakan untuk melakukan pemeliharaan data terhadap tabel-tabel
referensi yang akan dijadikan acuan agar konsistensi data terjaga.

Gambar 4.15. Menu Tabel Referensi PDSDA _PAI v 2.0

Tabel referensi mencakup :


 Administrasi kewilayahan yang terdiri dari propinsi dan kabupaten.
Kodifikasi tabel propinsi dan kabupaten yang telah dimasukkan

IV-26
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

menggunakan standarisasi yang digunakan oleh Badan Pusat


Statistik
 Wilayah Sungai & DAS berdasarkan Keppres Tentang Wilayah
Sungai
 Status WS dan Status Daerah Irigasi
 Tabel Kode Aset
Informasi yang harus diisikan terdiri dari :
 Kode aset (berdasarkan standarisasi kodifikasi aset pada
inventarisasi jaringan irigasi)
 Dummy : diisi Y(a) atau T(idak). Dummy digunakan untuk aset
bangunan yang secara kenyataan di lapangan tidak ada,
kebutuhannya hanyalah sebatas untuk pembuatan skema irigasi.
 Warna adalah warna pada simbol yang akan ditampilkan pada
aset tersebut
 Ukuran adalah ukuran pada simbol yang akan ditampilkan pada aset
tersebut
 Indeks huruf digunakan untuk aset bangunan

2) Daerah Irigasi

Gambar 4.16. Menu Tabel Daerah Irigasi PDSDA_ PAI v 2.0

Digunakan untuk melakukan pemeliharaan data aset jaringan irigasi.


Sebelum dilakukan pengisian data, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

IV-27
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

a) Kode dan Nama Daerah Irigasi kewenangan Kota Salatiga harus


dimasukkan. Klik tombol cetak untuk melakukan pencetakan
b) Untuk pengisian data ketersediaan air harus diisikan terlebih dahulu
nama sumber airnya, dan selanjutnya klik tombol pada bagian kanan
sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut :

Gambar 4.17. Menu Tabel Ketersediaan Air PDSDA_ PAI v 2.0

Isi tahun data dan data debit dalam 10 harian. Klik tombol cetak
untuk mencetak laporan ketersediaan air.
c) Pengisian aset jaringan irigasi dimulai dengan pengisian skema irigasi.
Klik tombol Edit Skema untuk melakukan pengisian skema irigasi secara
manual.
 Jika skema irigasi belum ada, maka akan muncul pertanyaan apakah
skema irigasi akan dibuat.
 Skema irigasi terdiri dari dua file spasial yaitu bangunan dan saluran.
Format dari file tersebut adalah shapefile dan disimpan disubdirektori
pai_peta. Standarisasi penamaannya adalah B_XXXXXXXXXXXX
dan B_XXXXXXXXXXXX. Dimana B= Bangunan, S= Saluran dan X=
Kode Daerah Irigasi
 Topologi secara otomatis dilakukan oleh system aplikasi, yaitu
dengan menambahkan kode bangunan hulu dan hilir pada saluran,
dan menambahkan kode saluran pada bangunan pelengkap
 Pembuatan skema irigasi dimulai dengan urutan sebagai berikut
 Bangunan Pengambilan/ Bangunan Irigasi

IV-28
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

 Bangunan Pertemuan, dengan terlebih dahulu memilih


bangunan hulunya
 Bangunan Pelengkap dengan mengklik pada saluran dimana
bangunan pelengkap itu berada
 Saluran akan secara otomatis terbentuk
 Editing atribut dilakukan dengan mengklik bangunan atau saluran
pada skema irigasi
d) Pengisian dan pemeliharaan data aset pendukung dengan mengklik
tombol Pendukung, sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut:
Pemeliharaan data aset pendukung terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:
 Kelembagaan, yang terdiri dari operator jaringan, petani pemakai air,
dan pengguna jaringan
 Sumber daya manusia yang mencakup pegawai negeri sipil dan non
pegawai negeri sipil
 Gedung
 Peralatan
 Lahan
Klik tombol cetak untuk mencetak laporan aset pendukung dan Klik
pada sheet laporan untuk menuju ke aset pendukung lainnya.

Gambar 4.18. Menu Tabel Aset Pendukung PDSDA_PAI v 2.0

e) Tombol Clean Peta digunakan untuk melakukan cleaning data peta.


Cleaning dimaksudkan untuk menyesuaikan peta saluran dan bangunan

IV-29
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

irigasi yang sudah dimiliki ke standar yang bisa digunakan oleh aplikasi
PDSDA_PAI. File peta yang akan dilakukan cleaning harus
menggunakan format shapefile (.shp) dan terdiri dari dua layer yaitu
layer bangunan dan layer saluran. Sumber dari file peta ini bisa dari
hasil survai GPS, hasil digitasi, atau peta-peta yang sudah dimiliki. Pada
saat diklik tombol clean peta, maka akan muncul tampilan sebagai
berikut:

Gambar 4.19. Tampilan Layar Cleaning Peta PDSDA_PAI v 2.0

Isi shapefile bangunan dan saluran, selanjurnya klik tombol cleaning,


maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
Otomatis akan terbentuk dua buah shapefile di subdirektori pai_peta
sebagai berikut:
a) Layer bangunan menggunakan nomenklatur B_xxxxxxxxx (x=
Kode DI)
b) (2). Layer saluran menggunakan nomenklatur S_xxxxxxxxx (x=
Kode DI)
Untuk melakukan cleaning data layer bangunan, lakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Klik pada tombol edit bangunan, dan klik bangunan pada peta

IV-30
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

Gambar 4.20. Tampilan Layar Cleaning Data Bangunan

b) Isi jenis bangunan (harus dipilih) dan isian yang lainnya. Catatan:
nomor record saluran hanya diisi jika bangunan tersebut adalah
bangunan pelengkap, yaitu dengan melihat pada peta nomor
record saluran dimana bangunan tersebut berada
Untuk melakukan cleaning data layer saluran, lakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Klik pada tombol edit saluran, dan klik saluran pada peta

Gambar 4.21. Tampilan Layar Cleaning Data Saluran

b) Isi jenis saluran (harus dipilih), nomor record bangunan hulu dan
hilir (harus diisi), dan isian lainnya. Sebagai contoh : saluran
nomor 2, maka nomor record bangunan hulunya adalah 1, dan
nomor record bangunan hilirnya adalah 2
Lakukan cleaning untuk semua bangunan dan saluran. Jika sudah
selesai, maka klik tombol posting. Jika masih terdapat obyek yang

IV-31
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

belum clean (baik bangunan atau saluran), maka akan ditampilkan


obyek-obyek tersebut.

Gambar 4.22. Tampilan Layar Pengecekan Obyek Clean

Klik ganda pada baris yang akan dilakukan cleaning data dan peta akan
secara otomatis menuju ke lokasi tersebut dan memberi tanda blink
pada lokasi tersebut. Pilih edit bangunan atau edit saluran untuk
melakukan cleaning data.
Jika sudah tidak ada lagi obyek yang belum clean, maka akan muncul
konfirmasi, jika diklik Yes, maka peta tersebut telah selesai diclean.
Selanjutnya jika ingin melakukan pengisian data, gunakan edit skema
f) Transfer data peta ke Google Map, dimaksudkan agar peta bisa
diintegrasikan dengan peta satelit yang diproduksi oleh google earth.
Klik pada tombol Google Map, maka akan muncul tampilan sebagai
berikut :

Gambar 4.23. Tampilan Layar Generate File KML

Isi nama file KML yang akan digunakan untuk menampung data peta
dari jaringan irigasi. Selanjutnya klik tombol generate. Catatan: ekstensi
dari file harus kml agar bisa dibaca oleh Google Earth

IV-32
PT. DDC
CONSULTANTS Laporan Antara 2018
ENGINEERING & Updating Data Aset Irigasi Kota Salatiga
MANAGEMENT

g) Pencetakan Laporan Data Aset Irigasi.


Setelah dilakukan pengisian data-data dari hasil survey inventarisasi
perlu untuk dilakukan suatu pelaporan yang terperinci sehingga
memudahkan pengguna untuk melakukan validasi data.
Menu laporan terdiri dari submenu daerah irigasi kemudian klik pada
daerah irigasi sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut :

Gambar 4.24. Tampilan Layar Laporan Daerah Irigasi

IV-33

Anda mungkin juga menyukai