Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

BAB II
METODE PELAKSANAAN

2.1. Pendekatan
Inventarisasi merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan Aset Irigasi (PAI). Tahapan
PAI yang dilaksanakan konsultan meliputi inventarisasi, perencanaan pengelolaan, evaluasi
pelaksanaan pengelolaan aset irigasi, dan pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi. Produk
dari kegiatan inventarisasi adalah data aset irigasi di setiap daerah irigasi (DI) yang disimpan di
kantor pengelola daerah irigasi sesuai dengan kewenangannya.

Perencanaan pengelolaan aset irigasi dilakukan dengan penyusunan rencana pengelolaan aset
irigasi (RPAI). Tujuan RPAI adalah mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan. Dengan
perencanaan pengelolaan aset irigasi yang baik diharapkan kondisi dan fungsi aset akan terjaga
sehingga tingkat layanan yang diharapkan dapat dicapai. Produk dari kegiatan penyusunan
RPAI adalah sebuah laporan RPAI untuk sebuah Daerah Irigasi (DI). Penyusunan RPAI ini
dilaksanakan oleh instansi yang berwenang atas pengelolaan DI yang bersangkutan dengan
menggunakan data hasil inventarisasi.

Kegiatan PAI setelah perencanaan adalah evaluasi dan pemutakhiran data inventarisasi. Produk
kegiatan evaluasi adalah adanya hasil kajian ulang kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan
pengelolaan aset irigasi sebagai umpan balik untuk perencanaan PAI tahun berikutnya. Produk
pemutakhiran data adalah berupa perubahan catatan aset jaringan irigasi dan pendukung
pengelolaan irigasi.

A. Organisasi
Tim Konsultan terdiri dari para Tenaga Ahli yang berpengalaman pada bidangnya masing-
masing, khususnya untuk pekerjaan Penyusunan PAI D.I. Klambu Kiri. Untuk menunjang kerja
para Tenaga Ahli, pihak Konsultan membentuk suatu organisasi pelaksana secara rinci.

2-1
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

B. Tata Cara Pelaksanaan


Mempertimbangkan sifat dan jenis pekerjaan, Tim Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini
menerapkan "SISTEM ANALISIS KOORDINATIF". Artinya, dalam menentukan alternatif setiap
hasil studi akan dilakukan pembahasan secara bertingkat berdasarkan tahapan-tahapan studi.
Setiap Tenaga Ahli akan melakukan koordinasi internal maupun eksternal, sesuai dengan bagan
alir koordinasi pelaksanaan yang telah direncanakan.

C. Komunikasi Intern dan Eksternal


Team Leader akan senantiasa melakukan komunikasi intern dan eksternal. Tugas Team Leader
berikutnya adalah koordinasi mengenai operasional pelaksanaan dan hasil pekerjaan dari
beberapa Tenaga Ahli. Selain itu, Team Leader akan melakukan hubungan dengan dengan
pihak Pemberi Kerja maupun dengan instansi pemerintah lain yang terkait.

2.2. Metode Pelaksanaan


Rencana pendekatan teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu hasil analisis yang cermat, teliti, dan
optimal. Rencana pendekatan teknis dan metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan KAK
yang telah ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Pada Pendekatan dan Metode ini Konsultan akan
menjelaskan tahapan-tahapan dalam kegiatan Penyusunan PAI D.I. Klambu Kiri

2.2.1. Gambaran Umum Tahapan Kegiatan Inventarisasi Aset Irigasi


Kegiatan inventarisasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Inventarisasi Aset Jaringan, dan
b. Inventarisasi Aset Pendukung Pengelolaan Irigasi.

Inventarisasi Aset Jaringan dilakukan dengan mengikutsertakan P3A/GP3A/IP3A. Adapun


inventarisasi aset pendukung hanya dilakukan oleh Tenaga Ahli Irigasi.

2-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

2.2.2. Gambaran Khusus Tahapan Kegiatan Inventarisasi Aset Irigasi


Inventarisasi aset irigasi dilaksanakan dengan dukungan perangkat komputer. Kegiatan
inventarisasi aset irigasi dalam rangka PAI mencakup kegiatan:
A. Persiapan Kegiatan Inventarisasi Aset Irigasi
Hal-hal yang perlu dipersiapkan:
1) Petugas yang diperlukan meliputi:
a) Koordinator Inventarisasi PAI, yang bertugas mengkoordinasi seluruh kegiatan
inventarisasi;
b) Koordinator Lapangan PAI, yang bertanggung jawab mengkoordinasi penelusuran
jaringan untuk pengisian formulir di lapangan;
c) Validator Data PAI, yang bertanggung jawab atas pengisian, kelengkapan, dan validasi
data di kantor;
d) Operator Komputer, yang bertanggung jawab atas pemasukan data ke komputer;dan
e) Petugas pembantu yang sesuai kebutuhan.

2) Pelatihan yang diperlukan, meliputi:


a) Pelatihan pengisian formulir data inventarisasi untuk Koordinator Lapangan;dan
b) Pelatihan pengoperasian komputer, pengambilan foto digital, dan perangkat GPS untuk
Operator Komputer;

3) Pengecekan peralatan yang diperlukan, dilakukan oleh Koordinator Inventarisasi, antara lain
alat:
a) pengambilan foto: kamera digital;
b) pengambilan koordinat geografis: perangkat GPS;
c) pengukur panjang: rollmeter;
d) penyimpan dan pengolah data: komputer;
e) tulis: formulir, bolpen;dan
f) pelindung petugas lapangan : topi, sepatu karet, payung, jas hujan.

4) Penyusunan jadwal oleh Koordinator Inventarisasi meliputi jadwal:


a) pelatihan;
2-3
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

b) pengisian data di kantor;


c) penyusunan tim survei penelusuran;
d) pemberitahuan kepada P3A/GP3A/IP3A;
e) pertemuan penjelasan dan pembagian tugas seluruh anggota tim survei;
f) penelusuran jaringan;
g) validasi data;
h) pemasukan data ke komputer; dan
i) pengiriman data melalui internet (dalam hal diperlukan).

5) Penghitungan biaya yang dilakukan oleh Koordinator Inventarisasi, meliputi biaya:


a) Pengadaan peralatan (hanya pada saat pertama kali inventarisasi)
b) fotocopy formulir;
c) perjalanan dinas/honorarium anggota tim survei;
d) pengiriman data melalui internet (jika diperlukan);
e) lain-lain: konsumsi, topi, sepatu karet, payung, jas hujan, BBM, P3K.

B. Pengumpulan Data Sekunder


Beberapa data dapat dikumpulkan dan diisikan dari data sekunder di kantor antara lain:
1) Data yang tidak berubah/permanen
2) Data mengenai Identitas Daerah Irigasi
3) Data ketersediaan Air.

C. Penelusuran Jaringan dan Luas Area


Penelusuran Jaringan dan luas area yang dilayani dilakukan untuk mendapatkan data GPS dan
pengisian formulir. Penelusuran jaringan dilakukan dengan tujuan:
1) Pengambilan data koordinat geografis melalui perangkat GPS dan pengambilan foto digital.
Kegiatan penelusuran data GPS pada prinsipnya hanya dilakukan sekali, kecuali ada
perubahan jaringan atau luas area yang dilayani. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan terpisah
dari kegiatan penelusuran untuk pengisian formulir, karena waktu yang diperlukan untuk
penelusuran data GPS lebih singkat dari pada waktu untuk pengisian formulir.

2-4
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

2) Pengisian formulir inventarisasi berdasarkan data lapangan.


Untuk pengisian formulir inventarisasi juga diperlukan penelusuran jaringan serta
pemotretan dengan kamera digital. Pemotretan dengan kamera digital dilakukan dengan
maksud:
a) File digital mudah disimpan dalam komputer;
b) Tiap foto tidak diperlukan untuk dicetak;dan
c) Prosesnya lebih mudah dan lebih singkat.

Tahapan penelusuran jaringan ditunjukkan sebagai berikut:


a) Penelusuran dimulai dari bangunan utama bendungan/waduk, bendung, atau pintu
pengambilan lain;
b) Penelusuran dilakukan dari hulu saluran pembawa ke arah hilir;
c) Penelusuran dilakukan di saluran primer/induk sampai selesai terlebih dahulu baru
berpindah ke saluran sekunder;
d) Penelusuran saluran sekunder dilakukan dari bangunan bagi yang ada di bagian paling
hulu dari saluran primer sampai selesai baru berpindah ke saluran sekunder berikutnya
yang berpangkal pada bangunan bagi yang lebih ke hilir.
e) Penelusuran saluran dilakukan ruas demi ruas. Yang dimaksud dengan ruas saluran
adalah saluran yang membentang dari bangunan bagi atau sadap di hulu sampai
dengan bangunan sadap di hilirnya.
f) Penelusuran bangunan dilakukan bangunan demi bangunan yang terdapat pada ruas
saluran yang bersangkutan baik bangunan utama (bangunan yang mengatur debit)
maupun bangunan pelengkap (bangunan yang tidak mengatur debit).
g) Penelusuran dilakukan dengan berjalan kaki di jalan inspeksi saluran.
h) Bila sisi saluran tidak ada jalan inspeksinya, regu survei dapat dikelompokkan menjadi 2
bagian, sebagian menelusuri bagian kiri saluran dan sebagian menelusuri bagian kanan
saluran. Pembagian tersebut sepenuhnya tergantung dari keputusan Ketua Regu/Korlap.

Pengambilan foto terhadap aset bangunan irigasi sebaiknya dilakukan untuk menggambarkan
tiga situasi sebagai berikut:
a) Tampak keseluruhan bangunan dan sekitarnya;
2-5
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

b) Tampak detil bangunan; dan


c) Tampak detil bagian-bagian kerusakan bangunan (jika ada kerusakan).

Pengambilan foto terhadap aset saluran sebaiknya dilakukan untuk menggambarkan situasi
sebagai berikut:
a) Gambaran umum saluran dengan tampak saluran kearah hilir dan kearah hulu; dan
b) Tampak detil bagian-bagian kerusakan saluran (jika ada kerusakan).

Data hasil pengambilan data koordinat GPS maupun pemotretan digital akan tersimpan di
dalam alat GPS atau kamera. Kemudian setelah selesai baru dapat dimasukkan ke dalam
komputer. Untuk memudahkan penyimpanan data ke dalam komputer, pada saat penelusuran
di lapangan perlu dibuat catatan dalam formulir.

D. Validasi data;
Sebelum data dimasukkan ke dalam pangkalan data di komputer, terlebih dahulu harus
divalidasi untuk memperoleh kebenaran, yang dilakukan oleh Koordinator Inventarisasi. Data
yang perlu divalidasi terutama mengenai dimensi aset, umur aset, nilai aset baru, kondisi,
fungsi dan biaya yang diusulkan.

E. Pemasukan data ke komputer;


Setelah divalidasi, data dimasukkan ke dalam pangkalan data di komputer menggunakan
aplikasi PDSDA-PAI. Pemasukan Data ini dilakukan oleh Operator Komputer yang menguasai
aplikasi PDSDA-PAI. Sebaiknya petugas tersebut adalah pengelola SISDA dari Unit Pelaksana
Teknis, Unit Pelaksana Teknis Daerah, atau dinas yang menangani irigasi.

F. Penyusunan laporan inventarisasi.


Hasil inventarisasi aset irigasi disusun dalam laporan inventarisasi.

G. Pemasukan Data
Data yang dibutuhkan dalam input data yaitu:
2-6
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

1) Data Statis, adalah data yang tidak berubah dalam waktu singkat atau data tetap seperti
dimensi bangunan dan saluran, koordinat, jumlah dan panjang saluran.
2) Data Dinamis, adalah data yang bergerak menurut kondisi alam dan sekitarnya seperti
kondisi Q (debit), data kerusakan dan curah hujan.
3) Data Kelembagaan, adalah data-data kelembagaan seperti operator jaringan, IP3A/GP3A dan
P3A serta organisasi lain yang berhubungan langsung dengan irigasi atau pengguna air.

Langkah-langkah input data pada program PDSDA ditunjukkan sebagai berikut:


1) Pemasukan Data Statis, Dinamis, dan Data Kelembagaan;
2) Penggambaran dan hasil Cleaning hasil Pemetaan dengan GPS;
3) Penggambaran dengan GIS.

Penggambaran dengan GIS berdasarkan peta hasil penelusuran dengan GPS yang sesuai
dengan trase jaringan, posisi salurahn, dan posisi bangunan. Pada setiap titik buhul dan garis
yang ada pada Peta tersebut terdapat data-data dari inventarisasi aset. Hasil penelusuran
dengan GPS di plot pada Program PDSDA-PAI Versi 1.1 agar mudah diketahui oleh setiap
pengguna dan pemanfaat program PAI di peta Google Earth. Dengan plotting pada Google
Earth, sumbu X, Y, dan Z dapat diketahui.

2.2.3. Audit Teknis dan Penyusunan AKNPI


A. Rencana Pengelolaan Aset Irigasi
Penyusunan Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI) meliputi kegiatan analisis data hasil
inventarisasi aset irigasi dan perumusan rencana tindak lanjut. Kegiatan ini untuk
mengoptimalkan pemanfaatan aset irigasi sesuai tingkat layanan yang diharapkan. Penyusunan
RPAI dilakukan pada setiap daerah irigasi. Penyusunan RPAI merupakan langkah kedua setelah
inventarisasi. RPAI disusun untuk jangka waktu 5 tahun. RPAI meliputi rencana pengelolaan
aset jaringan irigasi dan rencana pengelolaan aset pendukung pengelolaan irigasi.
1) Rencana Pengelolaan Aset Jaringan Irigasi:
a) Rencana pembaharuan atau penggantian aset;
b) Rencana pemeliharaan aset;

2-7
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

c) Rencana peningkatan aset;


d) Rencana pengamanan aset;
e) Rencana penghapusan aset;
f) Proyeksi kebutuhan dana untuk rencana tersebut.
2) Rencana Pengelolaan Aset Pendukung Aset Irigasi:
a) Rencana pembentukan dan pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air sesuai
dengan kebutuhan;
b) Rencana pemberdayaan dan pengaturan kembali penempatan tenaga-tanaga pengelola
jaringan irigasi yang berada di lapangan;
c) Rencana pembangunan, peningkatan, perbaikan, pembaruan, dan penghapusan
bangunan-bangunan kantor, rumah jaga, dan bangunan lainnya yang diperlukan untuk
kegiatan pengelolaan jaringan irigasi;
d) Rencana penambahan, perbaikan, penggantian, dan penghapusan peralatan dan
perlengkapan yang ada sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai target tingkat
pelayanan yang ditetapkan; dan
e) Rencana pengamanan fisik, penyelesaian permasalahan, pengamanan dokumen
pendukung penguasaan lahan/tanah, dan sertifikasi sebagai aset pendukung
pengelolaan irigasi.
f) RPAI direncanakan secara rinci untuk jangka waktu 5 (lima) tahun pertama.

B. Rencana Pengelolaan Aset Irigasi Tingkat Pelayanan


1) Tingkat Pelayanan (TP) atau Level of Service (LoS) yang akan dicapai sebagai sasaran
pengelolaan asset irigasi;
2) Los atau fungsi aset individual diukur dengan % dengan memberikan pembobotan pada
fungsi masing masing sub komponen.
3) Identifikasi kegiatan pengelolaan aset irigasi;
4) Peningkatan aset-aset pendukung pengelolaan aset irigasi;
5) Prioritas pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset; dan
6) Perkiraan biaya pengelolaan yang diperlukan.
7) LoS adalah output dari PAI

2-8
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

C. Pemutakhiran Data
1) Pemutakhiran data aset irigasi dilakukan dengan maksud untuk menjaga akurasi data aset
irigasi di masing-masing kewenangan.
2) Pemutakhiran data aset irigasi dilaksanakan pada setiap akhir tahun.

D. Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI)


Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI) dikembangkan dengan tujuan untuk efisiensi,
akuntabilitas, dan keterbukaan pelaksanaan pengelolaan aset irigasi.

1) Komponen SIPAI
SIPAI terdiri dari dua komponen penting, yaitu yang berupa:
a) Perangkat keras yang terdiri dari komputer beserta perlengkapannya, GPS, dan kamera
digital.
b) Perangkat lunak yang berupa program-program komputer.

2) Pedoman Penyusunan RPAI


Penyusunan RPAI merupakan langkah kedua dalam rangka PAI setelah dilaksanakan
inventarisasi. PAI tujuan dari RPAI adalah mencapai tingkat pelayanan (TP) yang ditetapkan.

3) Tingkat Pelayanan Irigasi


Tingkat pelayanan merupakan elemen penting dalam PAI, karena TP adalah output dari PAI.
Investasi yang dilakukan dalam PAI harus dikaitkan dengan TP tersebut.

4) Pokok-Pokok Isi RPAI


Rencana investasi jaringan (RIAJ), rencana investasi aset pendukung (RIAP), dan rencana
kinerja asset irigasi (RKAI) masing masing 5 tahunan. Untuk mempertahankan atau
meningkatkan kondisi dan fungsi suatu aset dapat dilakukan dengan upaya-upaya sebagai
berikut:
a) Penggantian aset dengan biaya + 100% dari Nilai Aset Baru (NAB);
b) Rehabilitasi berat dengan biaya + 75% dari NAB;
2-9
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

c) Perbaikan sedang dengan biaya + 40% dari NAB;


d) Pemeliharaan berkala dengan biaya + 20% dari NAB;
e) Pemeliharaan rutin dengan biaya + 1-10% dari NAB;
NAB: NAB diperlukan utk proses RPAI

5) Pemilihan Tingkat Pelayanan Irigasi


Tingkat pelayanan irigasi merupakan elemen penting dalam PAI, karena Investasi yang
dilakukan dalam PAI harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan irigasi tersebut. Dalam Permen
No.23/PRT/M/2015 tentan Pengelolaan Aset Irigasi telah ditentukan bahwa tingkat pelayanan
yang akan diukur adalah kinerja sistem irigasi. Untuk dapat menghitung kinerja sistem irigasi
perlu dihitung kondisi prasarana (kinerja jaringan irigasi) yang dilakukan dengan beberapa
asumsi sebagai berikut:
a) Jaringan Irigasi baru dianggap mempunyai fungsi 100% dengan masing-masing aset
dalam jaringan tersebut berfungsi 100%.
b) Fungsi suatu aset bangunan akan berpengaruh terhadap seluruh luasan yang dilayani
oleh bangunan tersebut (fungsi bendung akan berpengaruh terhadap seluruh luas
jaringan irigasi, sedangkan fungsi bangunan bagi paling ujung hanya berpengaruh
terhadap luasan petak yang dilayani)

Bila pada suatu saluran terdapat bangunan, maka kondisi dari fungsi layanan yang membatasi
adalah yang kondisi fungsi layanannya terkecil (jika salurannya masih 100% tetapi kemudian
ada syphon yang hanya berfungsi 50%, maka fungsi layanan terhadap jaringan irigasi di hilir
syphon tersebut menjadi 50%). Prinsip-prinsip tersebut diterapkan terhadap seluruh jaringan.

Layanan dari masing-masing ruas diberikan bobot (dihitung atas fraksi dari luas area yang
dilayani terhadap total area layanan dari jaringan irigasi). Kemudian kinerja seluruh jaringan
dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh fraksi jaringan yang ada. Secara matematis,
rumusan dari kinerja jaringan irigasi ditunjukkan sebagai berikut:

2-10
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Dengan:
f min bang : koefisien fungsi layanan yang terkecil dari seluruh bangunan yang ada, sejak
dari bangunan pengambilan ke titik yang ditinjau.
f min sal : koefisien fungsi layanan yang terkecil dari seluruh saluran yang ada, sejak dari
bangunan pengambilan ke titik yang ditinjau.
Ab : perbandingan luas area yang dilayani pada titik yang ditinjau terhadap luas
total daerah irigasi

Kinerja jaringan irigasi dipengaruhi oleh kinerja masing-masing aset secara individual.
Penentuan kinerja individual aset jaringan diekpresikan sebagai fungsi dari masing-masing aset.
Dalam Permen No.23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi, kinerja jaringan
dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu:
a) baik sekali (>90%);
b) baik (antara 70%-90%);
c) sedang(antara 55%-69%); dan
d) buruk (<55%).

Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas operasi dan pemeliharaan
jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung yang terdiri atas unsur kelembagaan,
SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan, kinerjanya ditentukan atas dasar perbandingan
antara keberadaan dan kebutuhan aset pendukung, sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

6) Kinerja Aset dan Tingkat Pelayanan


Pada saat survei inventarisasi didapatkan kondisi dan fungsi dari masing-masing aset dalam
ukuran kualitatif baik sekali, baik, sedang, dan buruk atau dalam ukuran kuantitatif dalam %.
Ukuran tersebut didasarkan atas penilaian selama tahun musim tanam terakhir. Dari kondisi
dan fungsi masing-masing aset tersebut dapat dihitung kinerja aset jaringan irigasi yang
merupakan salah satu unsur untuk menghitung kinerja sistem irigasi.

2-11
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Pada kegiatan ini diasumsikan bahwa untuk setiap aset yang pada awalnya kinerja dari aset
individual kurang dari 100%, maka diharapkan setelah dilakukan perbaikan atau penggantian
aset, kinerja jaringan dapat dikembalikan menjadi 100%. Meskipun demikian, tidak secara
otomatis tingkat pelayanan irigasi akan meningkat secara nyata, karena masih diperlukan
peningkatan aset pendukung, antara lain: Kelembagaan, Sumber Daya Manusia, dan Bangunan
gedung.

7) Urgensi Upaya Penanganan


Urgensi upaya penanganan dikelompokkan sebagai berikut:
a) Sangat Urgen: yaitu perlu dilaksanakan dalam 1 atau 2 tahun setelah inventarisasi;
b) Urgen: yaitu perlu dilaksanakan dalam 3 tahun setelah inventarisasi;
c) Kurang Urgen: yaitu dapat dilaksanakan dalam 4 tahun setelah inventarisasi; dan
d) Jangka Panjang: yaitu dapat dilaksanakan dalam 5 tahun setelah inventarisasi.

8) Tujuan Upaya Penanganan


Upaya penanganan yang dilakukkan mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Penggantian dengan manfaat yang diharapkan mengembalikan kinerja seperti pada saat
baru;
b) Pemeliharaan dengan manfaat yang diharapkan untuk mencegah kinerja turun;
c) Peningkatan dengan harapan manfaat kinerjanya naik;
d) Perluasan dengan harapan kenaikan areal pelayanan. Tujuan ini hanya dimungkinkan
bila data ketersediaan air menunjukkan berlebih;
e) Pengamanan dengan harapan erosi dapat dicegah dan kecelakaan dapat dicegah.
f) Efisiensi Operasi dengan harapan operasi jaringan menjadi lebih cepat dan lebih efisien.

9) Prediksi Waktu Penggantian Aset


Waktu penggantian aset adalah sisa umur dari aset. Kondisi dan fungsi aset menurun sesuai
fungsi umur. Umur rencana tergantung dari bahan pembuat aset, keamanan, da kestabilan
aset. Kinerja suatu aset/sistem diukur berdasar LoS sekarang dibanding dengan LoS yang
direncanakan, diukur dengan %LoS atau fungsi secara kualitatif diukur dengan: Baik, Kurang,
buruk, dan tidak berfungsi.
2-12
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

10) Penanganan dan Prioritas Perbaikan


Pada kenyataannya, pengajuan dana untuk keperluan investasi dari tahun ke tahun tidak selalu
terpenuhi sesuai kebutuhan. Kebanyakan dana yang diberikan lebih kecil dari pada dana
dibutuhkan. Oleh karena itu perlu membuat metode prioritasi atas pekerjaan-pekerjaan untuk
disesuaikan dengan dana yang tersedia. Perhitungan prioritas dapat dilakukan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
0.5
A 
P   K  0.35  F 1.5
 0.65   as 
 Adi 
Dengan:
P = Prioritas
K = Skor Kondisi
F = Skor Fungsi
Aas = Luas pengaruh kerusakan / pekerjaan aset
Adi = Luas daerah irigasi

11) Pedoman Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pemutakhiran Data Inventarisasi


Produk dari kegiatan pelaksanaan RPAI adalah terealisasinya perbaikan dan pengantian aset-
aset jaringan hingga dapat mencapai target kinerja yang ditentukan. Produk dari kegiatan
evaluasi adalah adanya umpan balik untuk perbaikan. Produk pemutakhiran data adalah adanya
data aset irigasi yang akurat pada setiap waktu.

12) Pelaksanaan RPAI


RPAI terdiri dari 3 rencana yang dilaksanakan pada setiap tahun sampai selesai dalam 5 tahun.
Tiga rencana tersebut adalah:
a) Rencana Investasi Aset Jaringan, yang berupa perbaikan dan penggantian aset-aset
jaringan dalam masa 5 tahun;
b) Rencana Investasi Aset Pendukung, yang berupa pemenuhan kebutuhan dan perbaikan
aset pendukung dalam masa 5 tahun;
c) Rencana Kinerja Irigasi, yang berupa target-target luas tanam per tahun selama 5 tahun
yang dihubungkan dengan pelaksanaan Rencana Investasi Aset Jaringan.
2-13
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

13) Pemutakhiran Data


Inventarisasi untuk aset jaringan dilakukan setahun sekali. Inventarisasi untuk aset pendukung
dilakukan sekali dalam 5 tahun. Hasil pemutakhiran data dapat untuk menerbitkan buku data
irigasi tahunan.

14) Laporan Rencana Pengelolaan Aset Irigasi


a) Rencana Investasi Aset Jaringan (RIAJ)
b) Rencana Kinerja Aset Jaringan (RKAJ)
c) Rencana Investasi Aset Pendukung (RIAP)
d) Rencana Kinerja Aset Pendukung (RKAP)
e) Rencana Kinerja Aset Irigasi (RKAI).

2.3. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan


Bagan alir pelaksanaan kegiatan adalah penjelasan tentang urutan rencana kegiatan pekerjaan
yang akan dilaksanakan, yang diawali dengan kata “mulai”. Selanjutnya, dalam pelaksanaan
kegiatan terjadi ada proses kegiatan, pengecekan kegiatan, hasil kegiatan pada setiap tahap
kegiatan, dan hasil akhir dari keseluruhan kegiatan sebagai produk akhir masa kontrak setelah
mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa dan Direksi Pekerjaan, bagan alir pelaksanaan
kegiatan diakhiri dengan `kata “selesai”. Bagan alir pelaksanaan kegiatan akan memudahkan
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa
untuk menentukan urutan langkah yang akan dilaksanakan, sehingga pola kerja benar-benar
terarah, terpadu, dan teratur dengan harapan hasil kegiatan yang didapatkan akan maksimal.
Dengan adanya bagan alir pelaksanaan kegiatan diharapkan akan terjadi sinkronisasi hubungan
kerja antar personil dalam konsultan sebagai penyedia jasa maupun hubungan antara penyedia
jasa dengan pengguna jasa.
Secara lengkap Pekerjaan “ Penyusunan PAI D.I. Klambu Kiri” ini terdiri dari 5 (Lima) bagian
kegiatan yaitu:

a. Kegiatan (A): Persiapan.


b. Kegiatan (B): Survei Lapangan.

2-14
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

c. Kegiatan (C): Analisis Data


d. Kegiatan (D): Penyusunan Laporan
e. Kegiatan (E): Pelaksanaan Diskusi

Bagan alir dari item kerja yang terdapat dalam kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

Gambar 2. 1. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan

Penjelasan Gambar 2.1 sebagai berikut: Kegiatan persiapan meliputi Persiapan Administrasi dan
persiapan teknis. Kemudian dilanjutkan dengan Mobilisasi personil dan peralatan/material.
Sampai tahap ini dilakukan pengecekan sudah siap belum. Jika sudah siap, maka akan
dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

2-15
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Gambar 2. 2. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (Lanjutan 1).

Gambar 2.2. menjelaskan: Kegiatan persiapan meliputi Penyusunan rencana kerja dan RMK
yang di lanjutkan dengan draft laporan RMK. Apabila sudah di cek maka lanjut ke diskusi RMK
untuk mendapatkan masukan dan perbaikan dan dilanjutkan dengan laporan RMK. Kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan data sekunder dan literatur. Apabila data sudah
diinventarisasi, maka data dapat di analisis.
2-16
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Gambar 2. 3. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (Lanjutan 2)

Penjelasan Gambar 2.3. meliputi: Kegiatan persiapan meliputi survey pendahuluan kemudian
data pendahuluan. Kemudian dilakukan penyusunan laporan pendahuluan dan laporan bulanan
1. Kemudian dilakukan draft masing-masing laporan. Apabila laporan pendahuluan sudah dicek
maka dapat dilakukan diskusi laporan pendahuluan dan asistensi untuk laporan bulanan.
Masukan dan perbaikan yang disampaikan dalam diskusi laporan pendahuluan menjadi tinjauan
untuk menyempurnakan penyusunan Laporan Pendahuluan.

2-17
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

2-18
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Gambar 2. 4. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (Lanjutan 3)

Penjelasan Gambar 2.4. sebagai berikut: Kegiatan meliputi survey lapangan yang mencakup berbagai hal yaitu inventarisasi jaringan
irigasi, Identifikasi dan inventarisasi kondisi dan fungsi jaringan irigasi, inventarisasi updating luasan daerah irigasi, identifikasi dan
inventarisasi kondisi SDM, Identifikasi dan inventarisasi kelembagaan pertanian, pengecekan pintu pengambilan dan alat ukur.
Masing-masing data yang di perlukan tiap survey di cek agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data.

2-19
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Gambar 2. 5. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (Lanjutan 4)

2-20
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Gambar 2.5. menjelaskan: Kegiatan meliputi penyusunan laporan bulanan 2 agar dapat di
analisis data. Analisis tersebut meliputi data kondisi dan fungsi jaringan irigasi, kondisi SDM,
kondisi pintu pengambilan dan alat ukur. Kemudian dilanjutkan dengan laporan inventarisasi,
laporan 3, laporan 4 dan laporan antara.

Gambar 2. 6. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan (Lanjutan 5)

Penjelasan Gambar 2.6. sebagai berikut: Kegiatan meliputi analisis data lanjutan yang meliputi
perencanaan pengelolaan aset irigasi dan evaluasi pelaksanaan kemudian perhitungan RAB
AKNP1. Dilanjutkan dengan pengolaan aset irigasi, pemutakhiran database aset irigasi, dan
penyusunan Dokumen OP irigasi.

2-21
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

F
SP.D.6.3 SP.D.6.4 SP.D.2.1

SP.D.2.1

SP.D.6.2 SP.D.5.1

SP.D.6.3.14 SP.D.6.4.15 SP.D.5.1.8 SD.D.2.1.2 SD.D.2.1.2


SP.D.6.2.13

SP.D.6.3.14 SP.D.6.4.15 SD.D.2.2.3


SP.D.6.2.13

SP.E.4 SD.D.2.2.3

SP.D.6.3.14 SP.D.6.4.15
SP.D.6.2.13 SP.D.2.2
SD.E.4.4
SP.D.2.2

SP.D.6.2 SP.D.6.3 SP.D.6.4 SP.D.2


SP.D.2

SP.D.5.1 SP.D.9
SP.D.5.3 SP.D.7

Gambar 2. 7. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan (Lanjutan 6)

2-22
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN PAI D.I. KLAMBU KIRI

Gambar 2.7. menjelaskan: Bagan tersebut merupakan tahap akhir dari kegiatan yaitu
penyelesaian laporan-laporan tahap akhir berupa laporan PAI, OP dan RAB dari kegiatan
disertai dengan laporan bulanan yang mencapai bulan ke-6. Kegiatan tersebut dicapai hingga
dapat menyelesaikan laporan akhir dan laporan ringkasan serta menyediakan album peta dan
DVD/Hard Disk.

2-23

Anda mungkin juga menyukai