Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DED JEMBATAN SASAK GANTUNG

1. LATAR BELAKANG

Jembatan merupakan akses utama dari dan ke Desa/Kota /Kabupaten Bandung Barat, dimana
ruas jalan yang menjadi satu kesatuan dengan ruas jembatan tersebut merupakan akses
penting dalam mendukung kegiatan ekonomi dan sosial secara nasional dan khususnya
kegiatan perekonomian di Kabupaten Bandung Barat. Di samping itu pembangunan jembatan
ini didasari hal-hal sebagai berikut:

 Meningkatnya peran jembatan seiring peningkatan pengguna jalan


 Di daerah-daerah tertentu masih belum ada jembatan sebagai alat penghubung ke
daerah lain.
 Kondisi jembatan yang ada sudah terjadi kerusakan akibat umur rencana
 Juga ada jembatan yang lebarnya belum memenuhi standar yang berlaku.
 Ruas jalan dan jembatan diperlukan untuk mendukung akses daerah.

Berdasarkan situasi tersebut diatas dan untuk menghindari kejadian serupa dimasa yang akan
datang telah diupayakan langkah-langkah perbaikan yang diawali dengan melakukan
perencanaan teknis Pembangunan jembatan.
Penanganannya tidak hanya mengatasi lalu lintas jalur jalan tersebut agar memadai secara
menyeluruh, namun juga kekuatan struktur jembatan agar mampu mendukung beban lalu
lintas yang ada serta meningkatkan kapasitas jembatan dimaksud secara memadai.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari jasa pelayanan DED Jembatan SASAK GANTUNG ini adalah sebagai
berikut :
 Merencanakan pembangunan/ rehab pembangunan jembatan
 Mengeliminasi penggantian jembatan yang sudah rusak sesuai umur rencana.
 Melakukan perencanaan detil guna mendapatkan hasil yang kuat sesuai beban MST
kendaraan yang lewat.

1
3. SASARAN

Dengan mengacu pada standar perencanaan (SNI) yang berlaku, maka diharapkan hasil
perencanaan yang baik mutu, volume maupun tepat waktu.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Organisasi pengguna jasa adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Bandung
Barat. Bagan Organisasi dari pemberi kerja yang menunjang fungsi dari masing-masing unit
kerja harus benar-benar dapat dipahami oleh Konsultasi.
Konsultan harus bekerja sama sepenuhnya dengan Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa
Pengguna Anggaran. Pembantu Kepala Satuan Kerja Sementara/ Kuasa Pengguna Anggaran
atau Tim Teknis yang ditunjuk, serta instansi terkait sesuai kebijakan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai Kerangka Acuan Kerja
(KAK).

5. SUMBER PENDANAAN

Pekerjaan ini akan dibiayai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat melalui dana
APBD Kabupaten Bandung Barat Tahun Anggaran 2023 dengan nilai pekerjaan
Rp. 300.000.000 (Tiga Ratus Juta Rupiah), dengan kode rekening
5.1.02.02.08.0009

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH


PENGETAHUAN

6.1 Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan ini adalah layanan jasa konsultasi DED Jembatan SASAK GANTUNG .

6.2 Lokasi Kegiatan


Lokasi Kegiatan yaitu Jembatan SASAK GANTUNG di kecamatan Gununghalu dan Rongga
Kabupaten Bandung Barat.

6.3 Penyediaan Data dan fasilitas Penunjang


Penyediaan oleh Pengguna Jasa

2
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang digunakan harus dipelihara oleh
penyedia jasa.

a. Akomodasi dan Ruangan Kantor


Akomodasi dan ruangan kantor harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri.

b. Staf Pendukung/Pendamping
Pengguna jasa dapat mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai Tenaga
pendukung atau pendamping (counterpart), atau Tim Teknis dalam rangka pelaksanaan
jasa konsultasi.

6.4 Penyediaan fasilitas peralatan oleh penyedia jasa


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
digunakan untuk kelancaran pekerjaan.

6.5 Alih Pengetahuan


Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan. Kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf proyek atau satuan kerja
sementara.

7. METODOLOGI

Penyedia jasa harus mengajukan metodologi kerja dalam melaksanakan pekerjaan ini yang
dikaitkan dengan seluruh kegiatan yang mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai
berikut :
a. Pengumpulan data lapangan
 Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
 Survey Topografi
 Inventarisasi Jembatan
 Survey Geoteknik/Material
b. Analisis Data Lapangan
 Analisis Data Topografi
 Analisis Data Hasil Inventarisasi Jembatan
 Analisis Data Geoteknik/Material
c. Perencanaan Teknis
 Geometri dan bangunan atas
 Bangunan bawah

3
 Oprit dan bangunan pelengkap
d. Penggambaran
e. Perhitungan Kuantitas
f. Perkiraan Biaya
7.1 Pengumpulan data lapangan

7.1.1 Survey Pendahuluan


Sebelum penyedia jasa melakukan mobilisasi dan kegiatan lainnya lebih lanjut, penyedia jasa
harus lebih dahulu melaksanakan survey pendahuluan, maksud dari kegiatan ini adalah untuk
melakukan observasi lapangan dan kunjungan ke instansi-instansi terkait didaerah serta
mengumpulkan data pendukung lainnya agar memperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai jembatan yang akan direncanakan.
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan Survey Pendahuluan adalah
pengumpulan data sekunder yang bertujuan untuk :
 Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal
 Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan
survey pendahuluan
Jenis kegiatan dan ketentuan teknis pengumpulan data sekunder ini meliputi :
a. mempersiapkan peta-peta dasar berupa :
 Peta Lokasi Jembatan
b. Membuat estimasi panjang jembatan, dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang
diperlukan sebagai bahan survey.
c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
d. Mengumpulkan data sekunder minimal meliputi :
 Data kelas jembatan yang akan di desain
 Data jenis dan kondisi bangunan atas dan bawah dari jembatan yang akan di desain.

Survey pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a. Mempelajari lokasi rencana jembatan dan daerah–daerah sekitarnya dari segi geografis
dan sosial ekonomi secara umum.
b. Inventarisasi stasiun-stasiun pengamatan curah hujan pada daerah sekitar lokasi
jembatan melalui stasiun-stasiun pengamatan yang telah ada ataupun pada jawatan
Meteorologi setempat.
c. Menganalisis secara visual keadaan lintasan air sungai serta kondisi bangunan atas dan
bangunan bawah dari lokasi jembatan yang akan di desain.
d. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan pemasangan
gorong–gorong dan bangunan pelengkap lainnya.

4
e. Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi–lokasi yang penting untuk butir a s.d
d untuk pelaporan dan panduan untuk melakukan survey detail selanjutnya.
f. Mengumpulkan data berupa informasi mengenai harga satuan
g. Mengumpulkan informasi sumber material (quarry) yang diperlukan untuk pekerjaan
konstruksi dan mengestimasi volume serta memetakannya.
h. Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d g dan memberikan saran–saran yang
diperlukan untuk pekerjaan konstruksi

7.1.2 Survey Topografi


Pengukuran topografi adalah proses pengumpulan data atas permukaan bumi yang
selanjutnya data hasil ukuran dituangkan dalam bentuk peta perencanaan dengan
menggunakan skala tertentu serta didokumentasikan dalam bentuk gambar dan file
komputer.

A. Pengukuran Titik Kontrol


1. Pengukuran Kontrol Horizontal
Pengukuran kontrol disini dapat merupakan jaringan poligon atau rangkaian
segitiga. Pemilihan jenis titik kontrol tersebut tergantung pada lebar sungai.
Untuk sungai dengan lebar lebih dari 100 m dipakai rangkaian segitiga

Titik kontrol tersebut diletakkan antara 50 – 100 meter.

Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian dalam
detik.

Ketelitian untuk polygon adalah sebagai berikut

 Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik
polygon (10”  n).

 Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

2. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal


a. Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ketinggian adalah waterpass
orde IV

b. Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand dengan


perbedaan pembacaan maksimum 2 mm, dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/pembacaan pergi-pulang.

c. Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 akar D, dimana D adalah
panjang pengukuran (km).

5
d. Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik dalam pengertian
pembagian skala yang jelas dan sama

e. Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) pembacaan benang tengah, benang


atas benang bawah dalam satuan milimeter

f. Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah
(BW). Kontrol pembacaan 2 BT = BA + BB

B. Pengukuran Situasi Jembatan


1. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachymetri

2. Ketelitian alat yang dipakai adalah 20“.

3. Survey harus dilakukan dalam jaringan dengan jarak 100 m kearah kiri dan kanan
dari sumbu jembatan dan minimal 50 m di belakang tiap letak kepala jembatan.

4. Pengukuran situasi daerah sepanjang jembatan harus meliputi semua keterangan


yang ada disepanjang jembatan misalnya: rumah, pohon pelindung jalan, pinggir
selokan, letak gorong – gorong serta dimensinya, tiang listrik, tiang telepon, batas
sawah, batas kebun, arah aliran, karakteristik dasar sungai dsb.

C. Pengukuran Penampang Jembatan


1. Di daerah sungai dibuat penampang sampai jarak 100 m ke arah kiri – kanan
sumbu jalan.

2. Pengukuran penampang memanjang jembatan dibuat minimal 50 m kiri kanan


pangkal jembatan.

3. Penampang memanjang pada sungai dibuat pada sumbu sungai.

4. Pengukuran penampang memanjang dan melintang pada jalan pendekat


jembatan (oprit).

a) Pengukuran penampang memanjang


Pengukuran penampang memanjang adalah memanjang sumbu jalan yang
harus ada, kecuali pada tempat dimana kemungkinan diadakan
realinyemen, harus diadakan tambahan. Untuk pengukuran penampang
memanjang ini peralatan yang digunakan sama seperti yang dipakai untuk
pengukuran kontrol tinggi.

b) Pengukuran penampang melintang

6
Pengukuran penampang melintang diambil setiap jarak 25 m. Lebar
pengukuran harus meliputi daerah sejauh 100 m sebelah kiri-kanan sumbu
sungai.

Peralatan yang digunakan untuk pengukuran situasi dapat dipergunakan


untuk pengukuran penampang melintang ini.

D. Perhitungan dan Penggambaran


1. Titik poligon utama harus dihitung koordinatnya berdasarkan titik ikat yang
distandarkan.

2. Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm),
dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan
dengan menjumlahkan beda tingginya.

3. Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai


sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimatris

4. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi

5. Penggambaran titik-titik polygon harus didasarkan pada hasil perhitungan


koordinat. Penggambaran titik-titik polygon tersebut tidak boleh secara grafis

6. Gambar ukur berupa gambar situasi

7. Gambar hasil akhir berupa gambar situasi. Potongan memanjang dan potongan
melintang

8. Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula semua
keterangan-keterangan yang penting.

9. Daftar koordinat beserta ketinggian dari titik – titik poligon utama harus
dilampirkan pada penyerahan hasil pekerjaan.

E. Pekerjaan digitasi dan komputer


Semua gambar topografi disajikan dengan menggunakan software komputer dan diplot
setelah hasilnya dapat diterima oleh Pengguna jasa.

7.1.3 Inventarisasi Jembatan


Inventarisasi jembatan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai eksisting jembatan.

Informasi yang harus diperoleh/diperlukan dari pemeriksaan ini adalah :

7
a. Nama, lokasi, tipe dan kondisi jembatan.

b. Dimensi jambatan yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas dan jenis lantai.

c. Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar.

Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil dari arah
memanjang dan melintang. Foto ditempel pada format standar yang disetujui pengguna jasa.

7.1.4 Survey Geoteknik dan Material


Maksud dari survey geoteknik dan material disini adalah untuk :

1. Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data–data tanah dan meterial,


selanjutnya mengadakan penyelidikan tanah dan material sepanjang proyek jembatan
tersebut yang akan dilakukan berdasarkan survey langsung dilapangan maupun dengan
pemeriksaan di laboratorium.

2. Pada lokasi–lokasi dari rencana pondasi jembatan dan bangunan lain yang besar–besar
harus diadakan penyelidikan kondisi dari sub surfacenya.

Menyelidiki lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi kegiatan beserta perkiraan
jumlahnya untuk pekerjaan-pekerjaan struktur jembatan dan bangunan pelengkap lainya,
termasuk pembuatan jalan masuk ke jembatan atau oprit, semua harus dibuat petanya.

7.1.4.1 Survey Geoteknik


a. Penyedia jasa harus melengkapi timnya yang akan ditugaskan ke lapangan dengan alat-
alat yang menurut keperluannya agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sempurna.

b. Tim tersebut harus dipimpin oleh seorang yang terpercaya dan yang ahli pada
bidangnya serta bekerja penuh tanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang optimal.

c. Cara melaksanakan pemboran dan pengambilan contoh tanah hendaknya dilakukan


sesuai dengan aturan yang berlaku dengan ketelitian yang tinggi agar interprestasi atau
percobaan yang akan dilakukan nanti tidak akan menjumpai kesulitan.

d. Cara Klasifikasi jenis tanah hendaknya dilakukan menurut ASTM/AASHTO atau MPBJ
(Manual Pemeriksaan Bahan Jalan). Penamaan jenis tanah, apabila digunakan bahasa
Indonesia hendaknya diberi penjelasan istilah dalam bahasa Inggrisnya, dengan cara
ditulis dalam kurung. Dalam hal ini dimaksudkan untuk keseragaman penggunaan
istilah.

Pada tiap lobang bor yang dikerjakan harus dilakukan pencatatan : lokasi, elevasi permukaan
pemboran, tanggal dimulainya pemboran, tanggal selesai dan alat yang digunakan.

8
7.1.4.2 Bore Hole ( Bor Mesin )
a. Pada jembatan dengan bentang lebih kecil dari 50 meter, untuk mendapatkan informasi
kekerasan tanah, digunakan alat Bore Hole (Investigasi Tanah Dasar).

b. Kapasitas Bore Hole ( Bor Mesin ) disesuaikan dengan kondisi di lapangan

c. Bore Hole ( Bor Mesin ) dilaksanakan dengan mata bikonus.

d. Pembacaan tekanan konus dilaksanakan setiap interval 20 cm, sampai nilai tekanan
konus lebih besar dari 150 kg/cm2 untuk Bore Hole ( Bor Mesin ) ringan dan lebih
besar dari 200 kg/cm2 untuk Bore Hole ( Bor Mesin ) berat

e. Bilamana angka tersebut pada butir (d) tidak tercapai penyondiran diberhentikan
sampai kedalaman 30 m.

f. Bilamana sebelum angka tersebut diatas pada butir (d) tercapai, alat/angker terangkat,
lakukan usaha lain dengan membebani alat dengan karung-karung pasir sebagai sarana
bantu.

g. Penggambaran hasil Bore Hole ( Bor Mesin ) dibuat pada kertas standar

7.1.4.3 Survey Material


Kegiatan yang dilakukan adalah untuk memberikan informasi tentang lokasi sumber material
yang ada di sekitar lokasi proyek tersebut, menyangkut jenis, komposisi, kondisi beserta
perkiraan jumlah dan lain-lainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi yang
proporsional untuk pekerjaan struktur jalan dimaksud, dan akan dibuat petanya untuk
dimasukkan ke dalam gambar rencana.

Material untuk konstruksi yang diperiksa adalah : tanah untuk timbunan, batu pecah dan
pasir.

7.1.5 Survey Hidrologi dan Hidrolika


Maksud survey ini adalah untuk mencari data yang diperlukan dalam analisis hidrologi dan
hidrolika untuk selanjutnya menentukan jenis dimensi dari jembatan, bangunan drainase
serta untuk penentuan bentang jembatan.

Kegiatan – kegiatan yang diperlukan pada umumnya meliputi :

a. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber – sumber yang
bersangkutan dan menentukan hujan rencana yang selanjutnya dapat dipakai untuk
menentukan banjir rencana dengan metode – metode yang diperlukan

b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan


selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.

9
c. Menganalisis pola aliran air pada daerah rencana jembatan untuk mendapatkan
geometrik dan bangunan jembatan yang paling aman dilihat dari pengaruh pola aliran
tersebut.

Melakukan analisis awal bangunan pengaman jalan terhadap gerusan samping atau horisontal
dan vertikal.

7.2 Analisa Data Lapangan

7.2.1 Analisis Data Topografi

Analisis data topografi yang diperlukan meliputi :

a. Situasi di sekitar lokasi jembatan


b. Koordinat horisontal dan vertikal
c. Daerah galian dan timbunan
d. Kontur setiap interval 0,5 m

7.2.2 Analisis Data Hasil Inventarisasi Jalan dan Jembatan

Analisis inventarisasi jembatan yang diperlukan meliputi :

a. Nama jembatan, lokasi/Sta


b. Dimensi jembatan
c. Jenis konstruksi
d. Kondisi jembatan
e. Perkiraan volume pekerjaan

7.2.3 Analisis Data Hidrologi dan Hidrolika,meliputi:

a. Analisis data curah hujan


b. Intensitas curah hujan dan debit banjir rencana
c. Analisis perilaku/pola aliran air sungai

7.3 Perhitungan dan Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan

Dalam proses ini konsultan menentukan semua kesimpulan hasil survey lapangan dari semua
bagian kegiatan, antara lain menyangkut :

- Penetapan lokasi jembatan baru berdasarkan peta topografi dan evaluasi hasil survey
pendahuluan pada jembatan yang relokasikan dengan memperhatikan standar
perencanaan yang telah ditetapkan.

10
- Untuk realinyemen harus dicantumkan titik pada jarak tiap 50 m sepanjang as baru,
tangen point, SC, CS dan beberapa titik lainnya yang perlu, rencana bangunan-bangunan
drainase harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan
setempat.

- Untuk perhitungan konstruksi pondasi serta bangunan bawah harus disesuaikan dengan
hasil-hasil penyelidikan tanah maupun jenis pondasinya.

- Untuk jumlah serta panjang bentang, harus sesuai dengan keadaan topografi setempat
dengan memperhatikan standar bangunan atas yang akan ditentukan oleh pemberi
tugas. Untuk konstruksi bangunan atas harus digunakan standar Bina Marga yang akan
ditentukan oleh Project Officer kecuali ditentukan lain (BM 100).

Untuk perencanaan oprit dan bangunan pelengkap harus disesuaikan dengan hasil-hasil
penyelidikan tanah dan standar perencanaan jalan.

7.4 Penggambaran

Penyedia jasa wajib membuat dan menyampaikan kepada pemberi tugas laporan yang berisi
kesimpulan dan saran atas semua bagian perencanaan untuk setiap jembatan, terutama yang
menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a. Denah

Denah diatas peta situasi dengan letak jembatan lama dan baru pada daerah cukup
lebar sehingga jelas kedudukan jembatan tersebut, digambar pada skala 1 : 500, yang
berisi antara lain :

- Lokasi dan nomor titik kontrol horisontal dan vertikal


- Lokasi dan nomor potongan melintang
- Elemen-elemen lengkung horisontal
- Batas daerah penguasaan (ROW) dan penggunaannya
- Semua data topografi yang penting (rumah, jalan lama, jenis-jenis tanaman utama
dan lain-lain)

b. Potongan memanjang

Digambar dibawah plan tersebut pada butir 1 diatas, dengan skala horisontal 1 : 500
dan vertikal 1 : 100 yang berisi hal-hal sebagai berikut :

- Tinggi muka tanah asli, muka air normal, air banjir serta elevasi jembatan
- Nomor potongan melintang
- Jarak partial progressive
- Elemen-elemen/data lengkung vertikal dan horisontal
- Elemen-elemen data jalan pendekat

11
c. Potongan Melintang (cross section)

Gambar potongan melintang dibuat menurut letak topograpis sesuai dengan keadaan
lokasi yang ditentukan diatas kertas dengan skala horisontal 1 : 200 dan vertikal 1 : 20,
stationing dilakukan pada jarak 0, 10, 25, 50, 100, 150, 200 meter dan seterusnya dari
kepala jembatan.

d. Bangunan Jembatan

Untuk setiap jembatan dibuat gambar-gambar :

- Denah serta potongan-potongan seperti pada butir 1, 2 dan 3 diatas


- Denah, potongan memanjang dan melintang jembatan (Pada potongan memanjang
harus digambarkan grafik Bore Hole ( Bor Mesin ), untuk pondasi yang diselidiki
struktur tanahnya)
- Detail-detail bangunan bawah dan bangunan atas
- Keterangan-keterangan mengenai kelas pembebanan, mutu bahan harus
dicantumkan pada tiap gambar jembatan.

e. Kelengkapan-kelengkapan lainnya berupa :

- Title sheet, lengkap dengan lokasi kegiatan


- Gambar lokasi jembatan, lengkap dengan nama jembatan dan lokasinya
- Simbol dan singkatan
- Jadwal pelaksanaan dan perkiraan kuantitas
- Tipikal potongan melintang
- Dan lain-lain

f. Standar-standar dari bangunan pengaman lainnya (bangunan penahan erosi dan lain-
lain)

7.5 Perhitungan Kualitas

Perencana harus membuat perhitungan kuantitas pekerjaan secara terpisah untuk setiap
jembatan secara rinci dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section.

b. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan Spesifikasi
yang dipakai.

c. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel


perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item).

Kuantitas pekerjaan harus dihitung / sesuai dengan yang ada dalam gambar rencana.

12
7.6 Perkiraan Biaya

Agar didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai maka penyedia jasa harus menyiapkan
analisis harga satuan dari setiap jenis pekerjaan berdasarkan faktor-faktor seperti material,
peralatan, pajak, sosial, over-head, keuntungan dan pengawasan yang didapat dari
keterangan-keterangan daerah setempat.

Dokumen-dokumen yang harus disiapkan adalah sebagai berikut :

 Analisis harga satuan


 Harga satuan bahan, upah
 Perkiraan biaya untuk masing-masing cara pelaksanaan
 Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan
Dalam menganalisis periode pelaksanaan dan biayanya, maka penyedia jasa harus
menyiapkan jadwal untuk setiap kegiatan yang diperlukan.

8. PERSONIL YANG DIPERLUKAN

Penyedia jasa yang diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan jasanya semaksimal mungkin
untuk menyelenggarakan pekerjaan, sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan
memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan, serta
mengusahakan sedikit mungkin adanya perubahan-perubahan atau perencanaan tambahan
lainnya dikemudian hari.

Tenaga ahli yang diperlukan adalah :

 Ketua Tim/Team Leader


 Ahli Jembatan
 Ahli Geodesi

Dalam melaksanakan pekerjaannya, penyedia jasa terikat pada metoda dan standar yang
berlaku dalam lingkungan Bidang Bina Marga secara khusus dan umumnya metoda dan
standar yang diakui di Indonesia (SNI).

Untuk mencapai sasaran/tujuan pekerjaan yang ditentukan, tenaga ahli konsultan harus
bekerja secara penuh dan mempunyai kualifikasi dan dukungan dari berbagai disiplin sebagai
berikut :

13
1. Ketua Tim/Team Leader /Ahli Jembatan ( 1 Orang )

Team Leader adalah sekurang-kurangnya seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi oleh
instansi ysng berwenang atau yang lulus ujian Negara, atau perguruan tinggi luar negeri
yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi pemerintah yang berwenang di
bidang pendidikan tinggi, dan berpengalaman professional dalam bidang perencanaan
dan pengawasan konstruksi jembatan, mempunyai sertifikat Keahlian (SKA/SKK ) Ahli
teknik Jembatan Madya dan SKA/SKK K-3 Konstruksi Muda, mengetahui dengan baik
proses perencanaan dengan segala permasalahannya serta berspesialisasi dan atau
berpengalaman dalam berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam proyek.
Berpengalaman mengkoordinasikan pekerjaan, serta sudah biasa bekerja dengan
metoda disain yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah (Bina
Marga) maupun metoda teknik Perencanaan Jembatan. Team Leader harus sudah
berpengalaman professional sekurang-kurangnya 2 (Dua) tahun dalam bidangnya.
Jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan adalah 1 (Satu) orang untuk melaksanakan
pekerjaan selama 2.5 (Dua Koma Lima ) bulan.

Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim tidak terbatas sebagai berikut :

 Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini.

 Membantu Pejabat pembuat komitmen Kegiatan Perencanaan Teknis Jalan


Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Bandung Barat dalam hal
melaksanakan tugas perencanaan teknis.

 Melakukan pemeriksaan dan investigasi atas masalah khusus yang menyangkut


masalah pekerjaan yang telah dilaporkan oleh Pelaksana Teknis.

 Menyiapkan laporan Pendahuluan, Teknis, dan akhir serta Rencana Anggaran


Biaya Beserta Gambar rencana

 Mengasistensikan hasil pekerjaan secara bertahap dan teratur kepada pemberi


kerja dari masing-masing jenis pekerjaan sehingga hasil akhir dari pekerjaaan
memuaskan.

Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditanganinya kepada pemberi kerja.

2. Ahli Jembatan ( 1 Orang )


Tenaga Ahli yang dipersyaratkan adalah minimal seorang Sarjana S-1 Teknik Sipil
dari universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi yang berpengalaman mengerjakan pekerjaan dibidangnya
sekurang-kurangnya 2 (Dua) tahun dan memiliki keahlian memahami dan

14
menguasai dalam bidang Perencanaan Jembatan, memiliki Sertifikat keahlian
(SKA/SKK ) Ahli Teknik Jembatan Muda. Tenaga ahli ini dibutuhkan sebanyak 1
(satu) orang dengan waktu penugasan selama 2.5 bulan.
1. Melakukan pengumpulan data sekunder
2. Melakukan survey pendahuluan
3. Mengerjakan perencanaan struktur dan pondasi
4. Memeriksa gambar rencana struktur
5. Menyusun metoda pelaksanaan
Membantu Team Leader dalam menyusun laporan

3. Ahli Geodesi ( 1 Orang )


Tenaga Ahli yang dipersyaratkan adalah minimal seorang Sarjana S-1 Teknik Geodesi
dari universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi yang berpengalaman mengerjakan pekerjaan dibidangnya
sekurang-kurangnya 2 (Dua) tahun dan memiliki keahlian memahami dan menguasai
dalam bidang pengukuran topograpi dan familiar dengan penggunaan GPS, waterpass
dan theodolite, memiliki Sertifikat keahlian (SKA/SKK ) Ahli Teknik Geodesi Muda.
Tenaga ahli ini dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang dengan waktu penugasan selama
2.5 bulan.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :


1. Mengatur semua personil yang terlibat dalam pekerjaan pengukuran;
2. Melakukan pengumpulan dan pengkajian terhadap peta topografi yang ada
3. Menyusun rencana kerja dan pembagian tugas kerja pengukuran;
4. Memeriksa dan menganalisa data lapangan, perhitungan dan penggambaran hasil
pengukuran topografi;
5. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan Staking Out
6. Turut memeriksa data hasil pengukuran;
7. Turut menyusun pembuatan laporan dan mampu mempresentasikannya.

Untuk menunjang dan membantu tugas para tenaga ahli maka maka perlu didukung oleh
tenaga penunjang seperti :

 Teknisi Lapangan/Surveyor
 Juru Gambar/Draftman/CAD
 Administrasi

15
Dimana tenaga penunjang tersebut mempunyai kualifikasi dan dukungan dari berbagai
disiplin sebagai berikut :

a. Teknisi Lapangan/Surveyor ( 3 orang)

Surveyor/Juru ukur sebanyak 3 (Tiga) orang yang akan bekerja dalam waktu selama 1 .5
bulan dengan kualifikasi pendidikan minimal D3 Teknik Sipil/Geodesi dengan pengalaman
minimal 1 tahun dalam pelaksanaan pekerjaan Survey lapangan untuk pekerjaan sipil,
pengukuran, survey yang dibutuhkan.

Tugas dan tanggung jawab teknisi lapangan adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan dari
lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.

b. Juru Gambar/Drafter ( 1 orang )

Juru gambar / Cad Drafter sebanyak 1 (satu) orang yang akan bekerja dalam waktu selama
2.5 bulan dengan kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya SMA/STM/SMK sederajat
dengan pengalaman minimal 1 tahun sebagai drafter.

c. Administrasi

Tenaga administrasi sebanyak 1 (satu) orang yang akan bekerja dalam waktu selama 2.5
bulan dengan kualifikasi pendidikan sekurang- kurangnya SMA/STM/SMK Sederajat dengan
pengalaman minimal 1 tahun dalam bidang administrasi. Administrasi bertugas
melaksanakan sistem managemen kantor dan adiministrasi lainnya yang diperlukan oleh
kegiatan kantor

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan selama 75 (Tujuh Puluh Lima) hari
kalender

10. KELUARAN
Keluaran dari perencanaan teknis, terdiri atas :

 Hasil perencanaan teknis : bangunan bawah, geometrik dan bangunan atas, oprit dan
bangunan pelengkap
 Gambar rencana
 Perkiraan kuantitas pekerjaan
 Perkiraan biaya konstruksi
 Perkiraan biaya Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
 Penggunaan barang sesuai Pusat Peningkatan Penggunaan produk Dalam Negeri(P3DN).
 Dokumen Pengadaan Jasa Konstruksi.

16
11. PENYERAHAN LAPORAN
Jenis Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:

a. Laporan Pendahuluan,

Laporan Pendahuluan berisi :

 Review data eksisting


 Usulan metodologi analisis yang akan diterapkan.
 Rincian struktur organisasi dan staf penyedia jasa..
 Rincian program kerja dan penjadwalan pengumpulan data yang akan dilakukan.
 Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
 Jadwal kegiatan penyedia jasa.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak SPMK diterbitkan,


dengan jumlah 5 (lima) buku laporan.

b. Laporan Teknis

Laporan teknis berisi laporan-laporan persiapan rencana kerja hasil survey lapangan
serta perhitungan dan analisis data untuk perencanaan detail.

Laporan teknis terdiri dari:

 Laporan survey lapangan


 Laporan desain
 Laporan perhitungan kuantitas dan biaya
Laporan Survey lapangan, berisi :

1). Laporan Topografi, berisi :

 Data proyek
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat
 Kegiatan perintisan untuk pengukuran
 Kegiatan pengukuran titik kontrol horisontal
 Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal
 Kegiatan pengukuran situasi
 Kegiatan pengukuran penampang melintang
 Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)
 Perhitungan dan penggambaran
 Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya
 Dokumentasi foto mengenai kegiatan pengukuran
 Deskripsi BM (sebagai lampiran)

17
 Data ukur hasil ploting dan negative film
2). Laporan Inventarisasi Jembatan, berisi :

 Foto dokumentasi
 Data lapangan
 Usulan penanganan
 Laporan teknis
3). Laporan Survei Geoteknik, berisi :

 Foto dokumentasi
 Data Proyek
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat
 Kondisi morfologi sepanjang lokasi
 Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil
deskripsi secara visual.
 Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng, oprit dan
bangunan pelengkap.
 Rekomendasi

4). Laporan Material, berisi :

 Foto Dokumentasi
 Hasil penyelidikan lokasi, jalur pengangkutan dan volume potensial material
konstruksi yang tersedia
 Hasil penyelidikan mutu material konstruksi melalui pengujian laboratorium

5). Laporan Hidrologi dan Hidrolika, berisi :

 Data Proyek
 Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota
besar terdekat, pos pencatat curah hujan
 Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil
 Analisis/perhitungan
 Penentuan dimensi dan jenis bangunan air
 Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan

Laporan Desain

Laporan ini berisi :

 Perhitungan pondasi jembatan

18
 Perhitungan bangunan bawah jembatan
 Perhitungan struktur/bangunan atas jembatan (jika ada)

Laporan Perkiraan Kuantitas dan Biaya

Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya, minimal
berisi sebagai berikut :

 Daftar isi
 Peta lokasi proyek
 Daftar bangunan pelengkap/jembatan
 Perhitungan perkiraan kuantitas
 Analisis biaya
 Metoda Pelaksanaan
 Perkiraan biaya

Laporan ini terangkum menjadi Engineer’s Estimate

Seluruh laporan harus diserahkan dengan jumlah 5 (Lima) buku laporan untuk masing-
masing jembatan, foto dokumentasi yang dilampirkan 1 (satu) asli 4 (Empat) fotocopy.

c. Laporan Akhir

Konsultan harus menyiapkan dan menyerahkan Laporan Akhir dalam bentuk kertas
dan file-file komputer yang berupa:

Laporan yang berisikan tentang :

1) Laporan yang merangkum seluruh kegiatan yang berisi uraian pelaksanaan


survey, pengolahan data, perhitungan perencanaan beserta rumus-rumus dan
asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini disertai kesimpulan dan
saran.

2) Gambar Rencana

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir masa pelaksanaan kontrak,


diterbitkan dalam bentuk buku dan 1 (satu) hardisk eksternal untuk masing-masing
jembatan yang berisi seluruh laporan dan file negatif foto dokumentasi.

Masing-masing laporan harus ditandatangani oleh Ketua Tim dan


diperiksa/ditandatangani oleh pengguna jasa bila laporan tersebut dapat diterima dan
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

19
12. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.

Bandung Barat, 2023


Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang
Kabupaten Bandung Barat
Tahun Anggaran 2023

AAN SOPIAN GENTIANA, ST


NIP. 196910202008011003

20

Anda mungkin juga menyukai