PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dalam melakukan kerja praktek yaitu
untuk :
1. Menambah ilmu pengetahuan yang di dapat selama kerja praktek yang
dapat diterapkan di perkuliahan
2. Mendapatkan pengalaman agar dapat siap menghadapi lingkungan
kerja
3. Mendapatkan informasi tahapan pelaksanaan pada paket pembangunan
jalan akses bandara-kebun sayur-pangeran ayin.
2
- Penjelasan lisan maupun tertulis dari pelaksana proyek.
- Tanya jawab secara langsung dengan pelaksana proyek.
Bab II Umum
Bab ini terdiri dari uraian proyek, data kegiatan proyek (baik data
umum maupun data teknis proyek), uraian struktur organisasi
proyek.
Bab IV Pembahasan
Bab ini membahas mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan aspal
AC-Base, AC-Binder Course dan AC- Wearing Course.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
2.2.2 Data Teknis Proyek
Jenis Pekerjaan : Pembangunan Jalan
Status Jalan : Jalan Nasional
Kelas Jalan : Arteri
Panjang Jalan : 6.65 km
Lebar Median : 2-3 m
Lebar Bahu :2 m
Lebar Jalan : 19 m
5
Gambar 2.1 Peta Lokasi
6
Struktur organisasi proyek merupakan susunan yang terdiri dari
fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan
untuk mencapai suatu sasaran.
Penggambaran suatu organisasi dapat dibuat dalam bentuk bagan.
Adapun keuntungan pengguna badan organisasi proyek sebagai berikut :
a. Dapat diperlihatkan karateristik utama dalam organisasi yang bersangkutan.
b. Memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang ada di
dalam organisasi
c. Dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai
pedoman untuk mengetahui siapa untuk mengetahui siapa bawahan dan siapa
atasan.
7
1. Lapis Permukaan
Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Fungsi lapis permukaan meliputi:
a. Struktural :
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang
diterima oleh perkerasan, baik beban vertikan maupun beban
horizontal (gaya geser). Untuk hal ini persyaratan yang dituntut adalah
kuat,kokoh, dan stabil.
b. Non Struktural :
1. Lapis Kedap Air, Mencegah masuknya air ke dalam lapisan
perkerasan yang ada di bawahnya.
2. Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat
berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup
3. Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia
koefisien gerak (skid resistance)yang cukup untuk menjamin
tersedianya keamanan lalu lintas.
4. Sebagai Lapisan aus, yaitu yang dapat aus selanjutnya dapat
diganti lagi dengan yang baru.
Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua
lapisan, yaitu:
1. Lapis Aus (Wearing Course)
Lapis aus (Wearing Course) merupakan bagian dari lapis
permukaan yang terletak di atas lapis antara (binder course).
2. Lapis Antara ( Binder Course)
Lapis antara (Binder Couse) merupakan bagian dari lapis
permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (base
course) dengan lapis aus (wearing course).
12
2. Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak
antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah
apabila tidak menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini
adalah :
a. Lapis Pendukung bagi lapis permukaan.
b. Pemikul beban horizontal dan vertikal.
c. Lapis perkerasa bagi pondasi bawah
3. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapisan pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara
lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :
a. Penyebar beban roda.
b. Lapis peresapan
c. Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi.
d. Lapis pertama pada pembuatan perkerasan.
4. Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai
tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi
perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah
lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Lapisan
tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah
yang distabilisasi dan lain lain.
13
3.1.2 Konstruksi Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement)
Konstruksi perkerasan kaku adalah perkerasan yang menggunakan
semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau
tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapisan
pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
3.1.3 Konstruksi Perkerasan Komposit (C omposite Pavement)
Konstruksi perkerasan komposit adalah perkerasan kaku yang
dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur
diatas permukaan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
14
dengan baik) dengan selimut aspal yang tebal. Campuran ini
mempergunakan bahan tambahan berupa fiber selulosa yang berfungsi
untuk menstabilisasi kadar aspal yang tinggi. Lapisan ini terutama
digunakan untuk jalan dengan beban lalu lintas berat.
20
d. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas
jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi
pengikat.
e. Sebagai pengisi ruang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan
filler.
1) Aspal Keras
Aspal keras bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan berupa
aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan.
Jenis aspal keras :
(a) Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan
dengan volume lalu lintas tinggi.
(b) Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan
dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan
cuaca iklim panas.
(c) Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan
dengan volume lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan
cuaca iklim dingin.
(d) Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan
dengan volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim
dingin.
21
2) Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime
coat) digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal
emulsi jenis CMS, MS. Untuk lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal
cair jenis RC – 70, RC – 250.
3) Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras
ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga
diperoleh partikel aspal yang bermuatan listrik positif (kationik), negatif
(anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik).
b. Aspal Alam
Aspal alam ditemukan di Pulau Buton (Sulawesi Tenggara
Indonesia), Perancis, Swiss, dan Amerika Latin. Menurut sifat
kekerasannya aspal tersebut di atas dapat diperingkat sebagai berikut:
1) Batuan (rock asphalt)/aspal gunung ontoh aspal buton (butas) sebagai
bahan lapis keras.
2) Plastis ( Trinidad Lake Aspalt-TLA) / aspal danau.
3) Cair ( Bermuda Lake Ashalt-BLA).
22
Setelah selesai pemadatan pertama maka dilakukan pemadatan tahapan
kedua temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap pertama akan
menurun. Proses pengerjaan pemadatan kedua sama dengan proses
pemadatan pertama hanya saja passing dan alat yang digunakan berbeda
yaitu dengan menggunakan tire roller yang dilakukan passing kurang lebih
10 passing untuk satu lebar jalan. Tire roller biasanya terdapat penyempot
air di bagian atas ban hal ini dilakukan agar aspal tidak menempel pada
permukaan ban karet.
39
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Untuk Mendapatkan lapisan aspal yang baik maka pada saat dilapangan perlu
dilakukan pengawasan yang ketat sehingga pekerjaan yang dilakukan bisa
mendapatkan hasil yang maksimal.
40
Foto Pelaksanaan AC-Base Course
Lapisan Agregat A
41
Pekerjaan AC-WC 0%
Lapisan AC-BC
43
DAFTAR PUSTAKA
Nabar, Darmansyah, Drs. 1998. Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat.
Palembang : Universitas Sriwijaya
44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Kartu Asistensi
2. Surat Pengajuan Judul
3. Surat Balasan PKL
4. Foto Pelaksanaan
5. Jadwal Pelaksanaan
6. Grafik Penanganan Kerja
7. Gambar Tipikal Jalan
8. Long Section
45