Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proyek


Berdasarkan buku saku Cipta Karya, Jembatan adalah suatu konstruksi yang
berfungsi meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang permukaannya lebih
rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain, rel kereta api, irigasi, sungai, laut, dan
lainlain. Jembatan merupakan investasi tertinggi dari semua elemen yang dapat
dijumpai pada sistem jalan raya. Setiap kerusakan pada konstruksi jembatan dapat
menyebabkan timbulnya gangguangangguan dalam kelancaran perputaran roda
ekonomi dan dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia.
Teknologi konstruksi jembatan mengalami perkembangan yang pesat dari tahun
ke tahun, mulai dari aturan perencanaan, teknologi bahan bangunan (beton, baja,
kabel), teknologi perencanaan, pelaksanaan, perbaikan hingga teknologi restorasi.
Jembatan adalah infrastruktur transportasi yang dirancang untuk menghubungkan
jalan yang dipotong oleh sungai, lembah, laut, danau atau struktur bawah tanah
lainnya. Ada sekitar 95.000 jembatan (setara dengan 1.220 km) di Indonesia,
termasuk 60.000 jembatan (550 km) di jalan kabupaten, pedesaan dan perkotaan, dan
35.000 jembatan (670 km) di jalan nasional dan provinsi dengan berbagai lebar dan
panjang.
Arus kendaraan Bandongan-Salamkanci Kabupaten Magelang mengalami
peningkatan karena merupakan salah satu akses yang strategis dibandingan jalan lain
yang haru memutar memakan waktu tempuh yang lebih lama. Jembatan Biru
dibangun di atas kali Ketek, yang menjadi penghubung antar ruas jalan Bandongan -
Salamkanci tersebut dianggap tak lagi memadai. Jembatan Biru dipandang sudah tak
layak karena permukaan yang sempit serta posisinya berada di tikungan tajam
sehingga rawan menimbulkan kecelakaan. Hal itu lah yang melatar belakangi proyek
pembangunan penggantian Jembatan Biru.

1
2

1.2. Gambaran Proyek


Proyek Penggantian Jembatan Biru Ruas Jalan Bandongan-Salamkanci ini
terletak di Ruas Jalan Tirip, Kecamatan Bandongan dan Ruas Jalan Sukodadi
Kecamatan Salamkanci, Kabupaten Magelang yang merupakan proyek dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magelang. Proyek Penggantian
Jembatan Biru Pada Ruas jalan Bandongan-Salamkanci Kabupaten Magelang
yang terelisasi di tahun 2022 ini mengguakan sumber dana dari Dznz Alokasi
Khusus (DAK) regular 2022. Dengan anggaran senilai Rp. 11.600.000.000,-
(Sebelas niliyar enam ratus juta rupiah).
Jembatan yang dibangun merupakan jenis jembatan rangka baja (Truss
Bridge) dengan panjang 40 meter, dengan lebar 9 meterdikerjakan dalam jangka
waktu 150 (seratus lima puluh) hari kalender.

1.3. Maksud dan Tujun Proyek


Maksud dan tujuan dari Proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Biru
Ruas Bandongan – Salamkanci, antara lain:
a. Menyedikan fasilitas transportasi atau jalan alternatif untuk meningkatkan
dan mempermudah akses masyarakat.
b. Meningkatkan laju atau pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
c. Meminimalisir terjadinya kecelakaan karena kondisi jembatan sebelumnya
yang sudah tidak layak.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang dimaksud adalah suatu batasan yang dapat
mempermudah dalam melakukan pengamatan sehingga lebih efektif dan efisien.
Ruang lingkup pekerjaan dan ruang lingkup kerja praktek, antara lain:
3

1.4.1. Lingkup Proyek


Adapun lingkup pekerjaan pada Proyek Pembangunan Penggantian
Jembatan Biru Ruas Bandongan – Salamkanci, antara lain:
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Galian Tanah.
c. Pekerjaan Pondasi Sumuran.
d. Pekerjaan Abutment.
e. Pekerjaan Pemasangan Balok Girder, Diagfragma, dan Rangka Baja.
f. Pekerjaan Wing Wall, Back Wall, Retaining Wall.
g. Pekerjaan Plat Injak dan Plat Lantai.
h. Pekerjaan Trotoar Jalan.
i. Pekerjaan Railling Sandaran Jembatan dan Perkerasan Jalan.
j. Pekerjaan Finishing.

1.4.2. Lingkup Kerja Praktek


Adapun lingkup pengamatan pada Proyek Pembangunan Penggantian
Jembatan Biru Ruas Bandongan – Salamkanci, antara lain:
a. Pekerjaan Wing Wall.
b. Pekerjaan Plat Injak.

1.5. LOKASI PROYEK


Lokasi proyek berada di Ruas Jalan Bandongan – Salamkanci, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Terletak di selatan Pasar Bandongan dan utara Pesantren
Al-Asnawi.
4

Gambar 1.1 Lokasi Proyek


(Sumber : Google Maps, 2022)

1.6. Sistematika Laporan


Laporan kerja praktik terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tubuh
atau isi laporan dan bagian akhir.
1.6.1. Bagian Awal
Meliputi halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
gambar, dan daftar tabel.
1.6.2. Bagian Tubuh Laporan
Merupakan isi dari laporan kerja praktik terdiri dari enam bab sesuai dengan
pedoman pembuatan laporan kerja praktik yang secara garis besar dijabarkan
sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Berisi latar belakang proyek, gambaran singkat proyek,


maksud dan tujuan proyek, lokasi proyek dan sistematika
laporan.
5

Bab II : Manajemen Proyek

Berisi tentang pihak-pihak yang terlibat dalam proyek,


hubungan kerja antar unsur pengelola proyek, bagaimana
proses lelang dan pembayarannya.

Bab III : Perencanaan Proyek

Berisi penjelasan singkat rencana kegiatan proyek


secara lengkap termasuk material dan bahan.

Bab IV : Pelaksanaan Proyek

Berisi tentang kegiatan proyek yang dijumpai di


lapangan dan dilengkapi gambar pekerjaan.

Bab V : Pengendalian Proyek

Berisi tentang kegiatan pengendalian proyek yang


dilakukan oleh pihak proyek agar proyek dapat berjalan sesuai
rencana.

Bab VI : Kesimpulan dan Saran


Bab ini merupakan penutup laporan kerja praktik yang
berisi kesimpulan dan saran penulis selama kerja praktik.

1.6.3. Bagian Akhir


Meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan gambar-gambar proyek.

a.
BAB II
MANAJEMEN PROYEK

2.1 Pengertian Umum


Manajemen proyek merupakan penerapan fungsi manajemen (perecanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, agar tercapai
tujuan proyek secara optimal. (Karmawan, 1998). Sedangkan tujan manajemen
proyek sendiri adalah tepat waktu (time), tepat mutu (quality), tepat biaya (cost)
dan tepat K3.
Dalam suatu proyek pelaksana proyek harus mengelola unsur-unsur sumber
daya proyek, meliputi:
a. Biaya (Money)
b. Tenaga Kerja (Man)
c. Bahan (Material)
d. Peralatan Proyek (Machine)
e. Metode Pelaksanaan (Method)
Untuk menciptakan konstruksi dengan mutu yang baik tidak mungkin
menggunakan bahan yang sembarangan, sehingga hal ini akan mempengaruhi
biaya dalam pemilihan bahan. Metode juga merupakan hal yang wajib
diperhatikan karena jika menggunakan metode yang salah, maka akan
mengakibatkan lambatnya proses konstruksi sehingga biaya yang dikeluarkan
untuk pekerjaan akan semakin besar. Sehingga manajemen mempunyai peran
yang sangat penting dalam satu proyek karena menyangkut keberhasilan proyek
tersebut. Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk melakukan koordinasi
dan komunikasi dengan semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut maka
timbul keselarasan hubungan kerja sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik

6
7

dan semua pihak secara optimal mendapat kan hal-hal yang menjadi sasaran
mereka untuk terlibat dalam proyek tersebut.

2.2 DATA PROYEK


Pada Proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Biru Ruas Bandongan –
Salamkanci dengan tahapan penyelenggaraan secara menyeluruh dimulai dari
perencanaan, perancangan, pelaksanaan pembangunan yang dilakukan secara
sistematik. Dalam hal ini data proyek terbagi menjadi 2, yaitu data umum dan data
teknis. Data – data yang dimaksud, antara lain:

2.2.1. Data Umum


Data umum proyek merupakan data-data atau informasi umum mengenai
proyek yang akan dibangun. Adapun data umum dari Proyek Pembangunan
Penggantian Jembatan Biru, antara lain:
a. Nama Proyek : Penggantian Jembatan Biru Ruas Bandongan -
Salamkanci
b. Lokasi Proyek : Kec. Bandongan
c. Nomor Kontrak : 050/767/06/2022
d. Tanggal Kontrak : 19 Mei 2022
e. Nilai Kontrak : Rp. 11.578.053.000
f. Jenis Kontrak : Lumpsum dan Harga Satuan
g. Nomor SPMK : 050/767.A/06/V/2022
h. Waktu Pelaksanaan : 150 hari kalender
i. Masa Pemeliharaan : 360 hari kalender
j. Sumber Dana : APBD DAK
k. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
l. Penyedia Jasa : CV. Sumber Wijaya Sakti I
m. Konsultan Pengawas: CV. Gama Nusantara
8

2.2.2. Data Teknis Proyek


Data teknis proyek merupakan data-data yang menjelaskan tentang
spesifikasi dari proyek yang akan dibangun. Adapun data teknis dari Proyek
Pembangunan Penggantian Jembatan Biru, antara lain:
a. Kontruksi Jembatan : Baja
b. Kelas Jembatan :A
c. Panjang Jembatan : 40 meter
d. Lebar Jembatan : 9 meter
e. Tebal Plat Lantai : 25 cm
f. Jumlah Abutment : 2 (Beton Bertulang)
g. Jenis Pondasi : Sumuran
h. Mutu Beton : Fc’30 Mpa

2.3 Harga Kontrak


2.3.1. Pembayaran Kontrak
Harga kontrak, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn) yang diperoleh dari
Perkiraan Kuantitas Pekerjaan dan Harga Satuan seperti yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga sebesar Rp. 11.600.000.000,00 (Sebelas milyar enam
ratus juta rupiah).
 Nilai Kontrak : Rp. 11.600.000.000,00

(Sebelas milyar enam ratus juta rupiah).

 Nilai Fisik : Rp. 11.600.000.000,00

(Sebelas milyar enam ratus juta rupiah).

 PPn 10% : Rp. 1.160.000.000,00

(Satu milyar seratus enam puluh juta rupiah).


9

- Semua pembayaran dilakukan melalui Badan Keuangan dan Aset


Daerah Kabupaten Magelang.
- Uang Muka
 Uang Muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan,
personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lainnya.
 Besaran uang muka setinggi-tingginya 20% dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan jaminan uang muka senilai uang muka yang
diterima.
 PIHAK PERTAMA harus mengajukan permohonan pengambilan
uang muka secara tertulis kepada PIHAK KEDUA disertai dengan
rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai kontrak.
 Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
penjaminan, atau perusahaan asuransi umum yang memiliki izin
untuk menjual produk jaminan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
 Pengambilan uang muka harus diperhitungkan berangsur – angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100%.
10

2.4 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


Suatu perusahaan pada umumnya memiliki struktur organisasi, susunan
organisasi yang menjadi langkah awal dalam memulai suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan tersebut. Adanya struktur organisasi maka perusahaan
tersebut melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan. Struktur organisasi sangat penting untuk sebuah pekerjaan yang
kompleks, karena dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai mekanisme formal dengan nama
organisasi dikelola. Struktur organisai menunjukan kerangka dan susunan perwujudan
tetap hubungan diantara fungsi, bagian, atau posisi, maupun orang yang menunjukan
kedudukan, tugas wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu
organisasi (Suwinardi, 2014).
Untuk detail struktur organisasi proyek pada proyek ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1.

Pemilik Proyek (Owner)

Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Kab. Magelang

Konsultan Kontraktor

CV. Gama Nusantara CV.Sumber Wijaya Sakti I

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Pengelola Proyek


Secara garis besar tugas dalam pengelolaan proyek yang terlibat pada sebuah
proyek adalah sebagai berikut:
a. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
11

proyek. Owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana dan


membiayai proyek. Owner pada proyek Pembangunan Penggantian Jembatan
Biru Ruas Bandongan-Salamkanci ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (DPUPR) Kab. Magelang. Adapun beberapa hak dan kewajiban
dari pemilik proyek (owner) antara lain:
1) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
2) Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
3) Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
proyek.
4) Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi (MK).
5) Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
6) Membuat surat perintah kerja (SPK).
7) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
8) Meminta pertanggungjawaban kepada pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
9) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak. Misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material
yang tidak sesuai dengan RKS.
b. Konsultan Perencana
Perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan atau
badan usaha yang mempunyai persyaratan untuk melaksanakan tugas
perencanaan (Konsultan Perencana). Konsultan perencana akan menerima
pekerjaan dari owner dengan 2 tahapan yaitu, tahap rekayasa desain awal dan
tahap rekayasa desain rinci. Pihak Konsultan pada proyek Pembangunan
Penggantian Jembatan Biru adalah CV. Gama Nusantara. Adapun tugas dan
tanggung jawab konsultan perencana antara lain:
12

1) Merencanakan proyek sesuai dengan keinginan dari permintaan pemilik


proyek (owner) dalam batasan mengenai kegunaan dan strukturnya.
2) Membuat rencana anggaran biaya (RAB) yang meliputi seluruh biaya
proyek.
3) Membuat perencanaan mendetail (gambar bestek, RKS dan RAB).
4) Mempertimbangkan usul pemilik proyek (owner) atau pelaksana
mengenai masalah perencanaan.
5) Mempertanggungjawabkan terkait hasil desain dan perhitungan struktur
jika terjadi kegagalan kontruksi.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas disini bertugas untuk memeriksa atau mengawasi
kegiatan proyek sehingga proyek dapat berjalan lancer sesuai rencana, dan
mencapai hasil yang optimum. Pada proyek Pembangunan Penggantian Jembatan
Biru yang menjadi Konsultan Pengawas adalah CV. Gama Nusantara. Adapun
tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas, antara lain:
1) Memonitor pelaksanaan pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan
(Time Schedule).
2) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan kontruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
dengan lancar sesuai Rencana Keja dan Syarat-syarat (RKS). Seperti
laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dan menyusun Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan (BAKP).
3) Memeriksa dan mengawasi kualitas mutu bahan bangunan yang
digunakan.
4) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodic dalam
pelaksanaan pekerjaan.
5) Mengatasi dan memberi solusi yang timbul di lapangan.
13

d. Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan atau badan hukum baik pemerintah maupun
swasta yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan penjelasan dalam rencana kerja dan syarat (RKS) berdasarkan
hasil pelelangan atau penunjukan langsung dari pemilik proyek dan telah
mengadakan perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (Ahadi, 2011).
Kontraktor pada proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Biru ini adalah
CV. Sumber Wijaya Sakti I. Adapun tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukan kontraktor, antara lain:
1) Menyiapkan sumber daya manusia mulai dari tenaga ahli, mandor
proyek sampai dengan pekerja proyek dalam berbagai bidang
pekerjaan.
2) Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaiki apabila
terjadi kerusakan dan jika pekerjaan telah selesai wajib
menyingkirkan alat-alat tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya.
3) Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai
pelaksanaan pekerjaan proyek.
4) Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang
bentuk, volume, mutu, dimensi dan lain-lainnya dari bagian-bagian
pekerjaan.
5) Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK)
yang akan dipakai pada pekerjaan proyek.
6) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan maupun bulanan
yang disetujui oleh konsultan dan pemilik sekaligus mengadakan
rapat-rapat koordinasi dengan mereka.
7) Melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang ada dalam bestek dan
diuraikan dalam spesifikasi pekerjaan.
8) Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan (Time Schedule).
14

2.5 Struktur Organisasi Pengguna Jasa (Owner)


Pengguna jasa atau pemilik dari proyek (owner) adalah suatu badan
hukum yang mempunyai pekerjaan dan memberi pekerjaan kepada pihak
penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Dalam proyek-proyek berskala besar, hubungan kerja sangat perlu
adanya ketegasan dan pembagian kerja sesuai pada fungsi dan tugas masing-
masing. Pada proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Biru ini, pihak
pengguna jasa adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR)
Kabupaten Magelang. Dapat dilihat pada gambar 3.2 adalah struktur
organisasi pengguna jasa.

KEPALA DINAS PUPR KAB.


MAGELANG
DAVID RUDIYANTO, S.T.,
M.T.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

PRIYO SUWARSO, S.T., M.T.

TIM TEKNIS

PEJABAT PELAKSANAAN DIKKE RIYO


TEKNIS KEGIATAN SEMBODO, S.T.
ASEANTO LAKSONO, S.T. KRISTAJI
KONSULTAN NUR KHOLIS
PENGAWAS
PT. GAMA NUSANTARA
KONSULTAN

PENGAWAS PEKERJAAN

HERU SETYAWAN
M. DIMAS KUSTORO,
S.T.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pengguna Jasa


15

a. Kepala Dinas
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magelang
yaitu David Rudiayanto, S.T., M.T., Kepala Dinas merupakan unsur pendukung
tugas Bupati dalam penyelenggaran Pemerintahan Daerah di bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang. Kepala Dinas bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magelang dalam
melaksanakan urusan Pemerintah Daerah. Kepala Dinas dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud mempunyai wewenang sebagai berikut:
b. Pejabat Pembuat Komitmen
Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Magelang yaitu Priyo Suwarso, S.T., M.T. Sebagai salah satu
penyelenggara dalam proses pengadaan barang/jasa di lingkungan
pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memegang peranan penting
dalam menjaga proses pengadaan agar senantiasa transparan dan akuntabel.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK ) adalah pejabat yang diberi kewenangan
oleh Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk
mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara atau daerah. Adapun tugas dan
wewang Pejabat Pembuat Komitmen adalah sebagai berikut:
1) Menyusun perencanaan pengadaan.
2) Menetapkan spesifikasi teknis atau Kerangka Acuan Kerja (KAK).
3) Menetapkan rancangan kontrak.
4) Menetapkan HPS.
5) Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia.
6) Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan.
7) Menetapkan tim pendukung.
16

8) Menetapkan tim atau tenaga ahli.


9) Melaksanakan  E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
10) Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa.
11) Mengendalikan Kontrak.
12) Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA atau
KPA.
13) Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA atau
KPA dengan berita acara penyerahan.
14) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan.
15) Menilai kinerja Penyedia.

c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Magelang yaitu Aseanto Laksono, S.T., Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) merupakan salah satu pembantu Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam melaksanakan pengadaan barang atau jasa melalui
penyedia. Adapun tugas dan wewenang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
adalah sebagai berikut:
1) Mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan teknis
Kegiatan atau sub kegiatan SKPD/Unit SKPD.
2) Menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran atas
Beban pengeluaran pelaksanaan Kegiatan atau Sub kegiatan.
3) Menyiapkan dokumen Pengadaan Barangatau Jasa pada Kegiatan
atau Sub kegiatan SKPD/Unit SKPD sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan yang mengatur mengenai pengadaan barang atau
jasa.
17

d. Pejabat Pengawasan Pekerjaan


Pejabat Pengawasan Pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Magelang yaitu Heru Setiawan dan Muhammad Dimas
Kustoro, S.T., Adapun tugas dan wewenang Pejabat Pengawasan Pekerjaan
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang atau Jasa
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak (yang
mencakup kesesuaian jenis, spesifikasi teknis, jumlah, volume,
kuantitas, mutu, waktu dan tempat penyelesaian pekerjaan apakah
sesuai dengan yang tertuang dalam kontrakatau tidak).
2) Menerima hasil Pengadaan Barang atau Jasa setelah melalui
pemeriksaan dan pengujian.
3) Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan.

2.6 Struktur Organisasi Penyedia Jasa (Kontraktor)


Kontraktor atau penyedia jasa merupakan pihak atau badan usaha yang
bertugas untuk menjalankan atau melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak
pengguna jasa. Dibawah ini adalah struktur organisasi dari penyedia jasa.
18

DIREKTUR
DEVI AJENG WIJAYA

ADMINISTRASI
KEUANGAN TEKNIS
INDRA NUR INDAH ZEIN, S.E. EKO SAPUTRO
AHLI K3
KONSTRUKSI
DOMINIKUS
DESWOKO, S.T.

SURVEYOR/JURU PELAKSANA LAB. TEKNISI


UKUR YOHANES M. TOVY
EJA & RICKY DIHARTANTO

MANDOR
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Penyedia Jasa
a. Direktur
Pihak Direktur kontraktor CV. Sumber Wijaya Sakti I yaitu Devi Ajeng
Wijaya. Adapun tugas dan wewenang Direktur adalah sebagai berikut:
1) Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan
pelaksanaan kegiatan perusahaan.
2) Mengkoordinir serta membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari.
3) Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi laba
perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.
19

b. Keuangan
Kepala Keungan kontraktor CV. Sumber Wijaya Sakti I yaitu Indra Nur
Indah Zein, S.E., memiliki tanggung jawab terkait aliran dana proyek. Adapun
tugas dan wewenang Keuangan adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi.
2) Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.
c. Administrasi Teknik
Kepala Administrasi Teknis kontraktor CV. Sumber Wijaya Sakti I yaitu
Eko Saputro, Administrasi Teknik bertanggung jawab langsung kepada Project
Manager (PM). Adapun tugas dan wewenang Administrasi Teknis adalah
sebagai berikut:
1) Memastikan proses seluruh Administrasi dan Opersional Lapangan
perseroan, telah berjalan dengan baik.
2) Memastikan kepada Project Manager (PM) tentang kenerja keseluruhan
administrasi, dan Operasional Lapangan perseroan dan kebutuhan apapun
untuk perbaikan secara periodik.
3) Membuat rencana pengeluaran keuangan rutin yang dilaporkan kepada
Project Manager (PM) secara periodik.
4) Membantu menyiapkan dokumen tender.
5) Bertindak sebagai penghubung dengan pihak luar mengenai masalah-
masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan administrasi dan operasional
lapangan persero, apabila Project Manager (PM) berhalangan.
6) Membuat usulan recana anggaran biaya berupa Rencana Operasional
Pekerjaan (ROP) kepada Project Manager (PM).
7) Membuat usulan metode kerja, metode teknis dan persyaratan-
persyaratan teknis lainnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
20

8) Membuat laporan pertanggungjawaban pekerjaan yang berjalan berupa


laporan kemajuan pekerjaan dan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan
secara periodik kepada Project Manager (PM).
d. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kontruksi
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kontruksi CV. Sumber Wijaya
Sakti I yaitu Dominikus Deswoko, S.T., Ahli K3 merupakan tenaga teknik yang
memiliki keahlian khusus yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan
penerapan UU Keselamatan Tenaga Kerja. Adapun tugas dan wewenang Ahli
K3 Kontruksi adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan semua ketentuan aturan perundangan yang berkaitan
dengan K3 konstruksi.
2) Melakukan penilaian maupun evaluasi terhadap semua bentuk dokumen
kontrak sekaligus cara kerja penerapan konstruksi.
3) Melakukan evaluasi terhadap semua program K3 yang diterapkan di
perusahaan.
4) Melakukan penilaian terhadap semua prosedur dan petunjuk kerja
implementasi ketentuan K3.
5) Melaksanakan sosialisasi, pelaksanaan, dan pemantauan penerapan
program, cara kerja, dan petunjuk kerja K3.
6) Melakukan penilaian sekaligus menyusun laporan tentang implementasi
SMK3 sekaligus acuan teknis K3 konstruksi.
7) Melakukan evaluasi perbaikan cara kerja penerapan konstruksi
berdasarkan K3 apabila memang diperlukan.
8) Melakukan evaluasi terkait penanganan kecelakaan maupun penyakit
yang terjadi akibat kerja dan kondisi darurat.
e. Surveyor atau Juru Ukur
Surveyor atau Juru Ukur CV. Sumber Wijaya Sakti I pada proyek
pembangunan penggantian jembatan biru yaitu Reza dan Ricky. Pekerjaan
21

surveyor lebih banyak berhubungan dengan pengukuran bangunan. Hal ini


dikarenakan karena pengertian survey sendiri adalah suatu pekerjaan
pengukuran yang dilakuan di atas permukaan bumi, untuk mengambil data-
data. Beberapa hal yang harus bisa dikuasai oleh Surveyor adalah ilmu ukur
tanah, teknik gambar bangunan, ilmu matematika dan teknik mengoperasikan
alat-alat untuk survey. Adapun tugas dan wewenang Surveyor adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kegiatan survey dan pengukuran di lapangan. Selain itu
juga melakukan penyusunan dan penggambaran data.
2) Mengevaluasi hasil pengukuran dengen mencatat berbagai kekurangan
sehingga bisa melakukan koreksi dan segera menemukan solusi untuk
kendala tersebut.
3) Melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar
memastikan pengukuran dilakukan dengan akurat.
4) Melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar
pengukuran dilakukan sesuai prosedur dan sesuai dengan kondisi
lapangan.
5) Mengawasi pelaksanaan staking out.
6) Melaksanakan survey lapangan dan peninjauan lokasi-lokasi yang akan
dikerjakan.
7) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan ke kepala proyek.
f. Pelaksana
Pelaksana CV. Sumber Wijaya Sakti I pada proyek pembangunan
penggantian jembatan biru ini yaitu Yohanes Dihartanto. Pelaksana adalah
bagian dari kontraktor yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan teknik dilapangan dalam mengkoordinir pekerjaan serta memeriksa
keadaan dilapangan. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah
sebagai berikut:
22

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja, metode kerja,


gambar kerja, dan spesifikasi pekerjaan.
2) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja dilapangan.
3) Mengusulkan perubahan rencana pelaksanaan karena kondisi
pelaksanaan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
yang sesuai dengan rencana.
4) Menjaga kebersihan dan ketertiban dilapangan.
5) Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporkan kepada manajer
proyek.
g. Teknisi Labotarium
Teknisi Labotarium yaitu Muhammad Tovy, Adapun tugas dan wewenang
Teknisi Labotarium adalah sebagai berikut:
1) Membantu dan bertanggungjawab kepada soil dan material atau
Pavement Enginerr dalam melakukan pengujian material di labotarium
maupun labotarium independent.
2) Mengawasi, mencatat danbertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
Batching Plant dan AMP dari penyiapan peralatan dan material sampai
dengan produksi yang meliputi pengendalian mutu hasil produksi.
3) Membuat laporan terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan
dilaboratorium kepada Soil & Material atau Pavement Engineer.
h. Mandor
Mandor bangunan adalah anggota kunci dari tim kontraktor, yang
bertanggung jawab untuk mengatur pekerjaan konstruksi di satu lokasi.
Berdasarkan tugasnya, mandor bangunan melakukan peran penting dalam
keberhasilan sebuah proyek. Salah satu aspek terpenting dari profesi ini adalah
memastikan kesehatan dan keselamatan semua tim di lokasi.
Adapun tugas dan wewenang Mandor adalah sebagai berikut:
23

1) Membaca memahami gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam


langkah-langkah operasional
2) Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting Out)
3) Menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, nahan
dan alat,
4) Menghitung harga satuan ongkod kerja.
5) Membuat jadwal dan recana kerja.
6) Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja.
7) Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melakukan
pekerjaan.
8) Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan.
9) Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
10) Mengukur dan menghitung hasil kerja atau opname.

2.7 Hubungan Kerja Pengelola Proyek


2.4.
2.5.
2.6.

Berikut adalah penjelasan hubungan kerja pelaksanaan proyek pada


Proyek Pembangunan Jembatan Ruas Jalan Bandungan–Salamkanci:
 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana.
 Terikat dalam kontrak kerja.
 Pemilik proyek memberikan perintah kepada konsultan perencana
untuk membuat desain bangunan dengan spesifikasi sesuai dengan
yang diminta pemilik proyek dan peraturan terkait yang berlaku.
 Konsultan perencana memiliki tanggung jawab terhadap desain
bangunan kepada pemilik proyek.
24

 Konsultan perencana memberikan perintah kepada kontraktor


pelaksana untuk melakukan pembangunan sesuai dengan desain
yang sudah disetujui pemilik proyek.
 Pemilik proyek memberikan imbalan jasa kepada konsultan
perencana.

 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas.


 Terikat dalam kontrak kerja.
 Pemilik proyek memberikan perintah kepada konsultan pengawas
untuk membantu dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
 Konsultan pengawas memiliki tanggung jawab terhadap jalannya
pekerjaan kepada pemilik proyek.
 Pemilik proyek memberikan imbalan jasa kepada konsultan
pengawas.
 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana.
 Terikat dalam kontrak kerja.
 Pemilik proyek memberikan perintah kepada kontraktor pelaksana
untuk melaksanakan pembangunan pekerjaan sesuai desain dari
konsultan perencana yang sudah disetujui pemilik proyek.
 Kontraktor pelaksana memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan
kepada pemilik proyek.
 Pemilik proyek memberikan imbalan jasa membangun serta biaya
pelaksanaan pekerjaan kepada kontraktor pelaksana sesuai dengan
kontrak.
 Hubungan Kerja Antara Konsultan Pengawas dengan Kontraktor
Pelaksana.
 Terikat dalam kontrak kerja.
25

 Pengawas memberikan pengawasan dan pengendalian teknis


pekerjaan di lapangan kepada kontraktor.
 Kontraktor memiliki tanggung jawab kepada konsultan pengawas
terhadap pekerjaan di lapangan dan berkoordinasi selama pekerjaan
berlangsung.

2.8 ADMINISTRASI PROYEK


Administrasi proyek adalah suatu hal yang penting dalam pelaksanaan
proyek, seperti pencatatan dan dokumentasi kegiatan proyek. Administrasi
proyek berguna sebagai media untuk mengontrol atau sebagai alat komunikasi
resmi dalam menyampaikan berbagai hal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan proyek.
Administrasi proyek berperan untuk menunjang segala aktifitas didalam
proyek itu sendiri agar berjalan lancar. Dalam hai ini administrasi proyek
memiliki peran yang sangat penting sebagai posisi yang menunjang kinerja
proyek dari segi administratif.

2.7.
2.8.
2.8.1. Pelelangan
Pelelangan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan dilakukan agar
diperoleh harga bangunan yang bersaing (competition), yaitu suatu harga bangunan
yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan persyaratan (specification)
bangunan tersebut. Dalam pelaksanaan pelelangan melibatkan dua pihak, pihak
pertama adalah pemberi tugas (owner) sebagai pihak yang melelangkan, dan pihak
kedua dalah pihak kontraktor yang mengikuti pelelangan. Pelelangan dapat terjadi
karena ada penawaran yang diajukan. Pengajuan penawaran didasarkan atas
persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dari suatu proyek yang akan
26

dilelangkan, berupa peraturan dan syarat-syarat (bestek), Rencana Kerja dan


Syarat-Syarat (RKS), gambar-gambar proyek (lengkap dengan perhitungan
konstruksinya) dan persyaratan lain yang diperlukan. Dengan bahan-bahan tersebut
pihak penawar (kontraktor) akan membuat perhitungan biaya untuk diajukan
sebagai penawaran harga bangunan.
Macam-macam pelelangan menurut KEPRES No. 29 tahun 1984 adalah
sebagai berikut:
- Pelelangan umum yaitu pelelangan yang dilakukan secara terbuka
dengan mengumumkan secara luas melalui media massa atau pada
pengumuman resmi untuk pelelangan umum, sehingga dunia usaha
yang berminat dapat mengikutinya.
- Pelelangan terbatas yaitu pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
dilakukan diantara rekan yang tercatat dalam Daftar Rekan Mampu
(DRM) sesuai dengan bidang usahanya atau ruang lingkupnya atau
kualifikasi kemampuannya.
- Penunjukan langsung yaitu penunjukan pemborong (kontraktor)
sebagai pelaksanaan dalam pemborongan tanpa melalui pelelangan
umum ataupun pelelangan terbatas, dan dilakukan kurang lebih tiga
penawaran dari pemborong (kontraktor) yang tercatat dalam DRM.
- Pengadaan langsung yaitu pelaksanaan pemborong yang dilakukan
pemborong dari golongan ekonomi lemah melalui tiga proses diatas.
Pada Proyek Baru Jembatan Ruas Jalan Bandongan–Salamkanci ini,
penyedia jasa yang berhasil memenangkan lelang adalah CV.WIJAYA SAKTI

2.8.2. Perjanjian Kontrak


Kontrak adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi
tugas dengan kontraktor. Kontrak dibuat setelah pemberi tugas menetapkan
pemenang pelelangan.
27

Penetapan pelelangan dilaksanakan dengan cara penerbitan Surat Perintah


Kerja (SPK) oleh pemberi tugas, dan pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
tanggal yang tercantum SPK tersebut.
Dalam kontrak diatur mengenai tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan
wewenang masing-masing pihak. Sedangkan jenis-jenis sistem kontrak adalah:
- Kontrak lump-sum
Yaitu sistem kontrak dimana pembayaran yang dilakukan sesuai
dengan kesepakatan awal pada saat penandatangan kontrak.
- Kontrak harga satuan unit price
Yaitu sistem kontrak yang berdasarkan harga satuan unit pekerjaan,
pembayaran didasarkan pada volume pekerjaan yang telah diselesaikan
dan memenuhi syarat.
- Kontrak cose plus free
Yaitu kontrak dengan memperhitungkan biaya keseluruhan yang
dikeluarkan oleh kontraktor ditambah besarnya keuntungan yang
sudah disetujui bersama antara kontraktor dengan pemilih proyek.

Sedangkan untuk Proyek ini imenggunakan sistem kontrak gabungan


lump-sum dan unit price, dimana sistem kontrak dilakukan sesuai dengan
kesepakatan awal pada saat penandatangan kontrak dan berdasarkan
harga satuan unit pekerjaan, pembayaran didasarkan pada volume
pekerjaan yang telah diselesaikan dan memenuhi syarat.
BAB III
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
3
3.1 DASAR PERENCANAAN
Perencanaan harus berdasarkan prosedur-prosedur yang memberikan
kemungkinan- kemungkinan yang dapat diterima untuk mencapai suatu keadaan batas
selama umur rencana jembatan. Dalam merencanakan suatu jembatan, harus
memperhatikan beberapa faktor yaitu: pemilihan lokasi, ketentuan kondisi eksternal,
stabilitas konstruksi, pertimbangan pelaksanaan dan pemeliharaan, keamanan dan
kenyamanan serta estetika.
Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi melewatkan lalu
lintas yang terputus pada kedua ujung jalan akibat adanya hambatan . Jembatan terdiri
dari dua struktur yaitu struktur atas (upper structure) dan stuktur bawah (super
structures). Sturktur atas mempunyai fungsi sebagai pemikul langsung beban
lalulintas serta melimpahkannya ke struktur bawah. Sedangkan struktur bawah
berfungsi untuk memikul beban struktur atas kemudian menyalurkannya ke pondasi
Wing wall merupakan suatu dinding samping pada dinding belakang abutment
yang didesain untuk membantu atau menahan keutuhan atau stabilitas tanah di
belakang abutment.
Plat injak adalah bagian dari bangunan bawah suatu jembatan yang berfungsi
untuk menyalurkan beban yang diterima diatasnya secara merata menuju tanah
dibawahnya dan juga untuk mencegah terjadinya defleksi yang terjadi pada
permukaan jalan.
Adapun peraturan, acuan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
digunakan pada perencanaan jembatan ialah sebagai berikut :
1. SNI 03-6815-2002 Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.
2. SNI 03-3979-1995 Tata Cara Pengadukan, Pengangkutan, dan Pengecoran
Beton.

28
29

3. RSNI T-12-2004 Standar Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan.


4. SNI 1972 : 2008 Metode Pengujian Slum Beton.
5. SNI 1725-2016 Pembebanan Jembatan.
6. SNI 6880 : 2016 Spesifikasi Beton Bertulang.
7. SNI 2833-2016 Perencanaan Tahan Gempa Untuk Jembatan.
8. Spesifikasi Umum 2010 Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
9. Spesifikasi Umum 2018 Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.

3.2 DASAR PERANCANGAN


Perancangan merupakan kegiatan rekayasa yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan proyek sehingga proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan kualitas mutu pekerjaan. Perancangan pada Proyek
Pembangunan Penggantian Jembatan Biru, antara lain:

2.
3.
3.1.
3.2.
3.2.1. Wing Wall
Wing wall atau biasa disebut sayap abutment adalah bagian dari abutment
yang berfungsi untuk menahan longsor pada tebing sungai dan melindungi pangkal
jwembatan (abutment). Wing wall merupakan salah satu bagian penting yang
terdapat pada struktur bawah suatu jembatan, saat merancang wing wall perlu
diperhatikan juga terkait tenakan tanah, beban gempa dan beban ultimit.
Dalam merancang wing wall, diperlukan beberapa analisis. Menurut Hanif
Farhan (2021) ada beberapa analisis yang digunakan dalam merancang wing wall,
antara lain:
a. Tekanan Tanah Wing wall
T TA=¿ (0,6 .Ws) . Hx . Hy. Ka¿ ………………………………………. (2.1)
30

T 1 2
………………………………………... (2.2)
TA=¿ ( Hy ) . Hx .Ws . Ka¿
2

Dimana :
φ
Ka = tan2 (45o – ) ……………………………………………….. (2.3)
2

Keterangan :
TTA = Tekanan tanah wing wall (kN)
Hy = Tinggi wing wall (m)
Hx = Lebar wing wall (m)
Ka = Koefisien tanah aktif
Ws = Berat Tanah (kN/m3)

b. Beban Gempa
T EQ=Kh x I x Wt ………………………………………………. (2.4)
Wt=Hy x Hx x Hw x Wc ………………………………...…... (2.5)
Keterangan :
TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien beban gempa horizontal
I = Faktor Kepentingan
Wt = Berat total jembatan (kN)
Hy = Tinggi wing wall (m)
Hx = Lebar wing wall (m)
Hw = 2 kali tebal wing wall (m)
Wc = Berat beton (Kn/m3)

c. Beban Ultimit wing wall


Vu=K x T ……………………………………………………... (2.6)
Mu=K x M …………………………………………………..... (2.7)
31

Keterangan :
Vu = Gaya geser ultimit (kN)
Mu = Momen ultimit (kN/m)
K = Faktor beban ultimit
T = Periode
3.2.2. Plat Injak
Plat injak adalah sebuah kontruksi pada jalan pendek diujung bibir jembatan
(oprit) yang berada sebelum kontruksi utama jembatan. Plat injak harus dipasang
diantara jalan pendek dan kepala jembatan. Fungsi plat injak antara lain:
a. Untuk menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan
ketinggian yang terlalu mencolok pada keduanya.
b. Untuk mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement) pada tanah
dasar dibelakang jembatan yang diakibatkan oleh adanya beban kendaraan
sebagai beban terpusat pada daerah dibelakang back wall abutment.
c. Untuk meratakan beban akibat kendaraan dibibir jembatan sehingga
mengurangi tekanan tanah terhadap dinding abutment.

3.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode pelaksanaan pekerjaan merupakan suatu tahapan atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam waktu tertentu dengan batas yang telah ditentukan serta kualitas
dan spesifikasi sesuai dengan kontrak yang telah disetujui. Pada dasarnya pekerjaan
proyek dilakukan atas dasar Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah
ditetapkan dan disetujui ketika tanda tangan kontrak. Sering kali terjadi ketidak
sepahaman antara kontraktor, konsultan perencanan serta konsultan pengawas,
sehingga hal-hal tersebut akan memicu kendala-kendala suatu pekerjaan dalam
proyek.. Oleh karena itu pekerjaan harus terawasi berdasarkan atas kontrak serta
metode pelaksanaan yang telah disetujui sebelumnya oleh owner. Pemahaman yang
benar dari pelaksanaan maupun unsur-unsur pendukung juga harus dituntut agar
32

pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar sesuai dengan time schedule yang
ditentukan.

Dalam bab ini akan menguraikan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan yang


diamati selama melaksanakan kerja praktek. Adapun perkerjaan yang diamati ini
meliputi pekerjaan wing wall dan plat injak, berikut ini merupakan tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan wing wall dan plat injak:

3.3.
3.3.1. Pelaksanaan Pekerjaan Wing Wall
Wing wall merupakan suatu dinding samping pada belakang abutment yang
didesain untuk membantu atau menahan stabilitas tanah dibelakang abutment Pada
pekerjaan wing wall abutment ini dilakukan setelah pekerjaan abutment selesai.
Pekerjaan wing wall abutment ini metode pelaksanaan juga sama dengan pekerjaan
struktur abutment. Pada pelaksanaan pekerjaan wing wall pada proyek
pembangunan penggantian jembatan biru ruas Bandongan-Salamkanci dapat
dilihat pada Gambar 5.1.

Mulai

Pekerjaan Penulangan

Pemasangan Bekisting

Pekerjaan Pengecoran

Pelepasan Bekisting
33

Perawatan Beton

Gambar 3.1 Bagan Alir Pekerjaan Wing Wall


Adapun penjelasan tahapan pekerjaan wing wall, antara lain:
a. Penulangan Wing Wall
Penulangan wing wall sama seperti penulangan pada pekerjaan abutment,
besi yang digunakan yaitu besi D16 dengan mutu baja tulangan BJTS 280.
Berikut ini tahapan pekerjaan penulangan wing wall, antara lain:
1) Sebelum pembesian pada wing wall terlebih dahulu dipasang tulangan
pengangkur yang terikat pada Pile Cap abutment sebagai pengait atau
penghubung antara Pile Cap dengan wing wall.
2) Pembesian wing wall menggunakan tulangan pokok D16-200 pada arah
y juga tulangan bagi D16-150 arah x dan diberi tulangan sengkang
D13-400.
3) Selanjutnya pemasangan tulangan bagi arah x yang membentuk siku
ujungnya dikaitkan pada pilar, pier head dan juga back wall di mulai
dari bawah, diikat dan disambung pada tulangan pokok yang
sebelumnya telah terpasang dengan jarak tulangang 20 cm.
4) Lalu di beri tulangan sengkang untuk memperkuat dan tidak bengkok
pada luar dan dalam dengan jarak 40 cm.
34

Gambar 3.2 Pekerjaan Penulangan Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
b. Pekerjaan Bekisting
Setelah tulangan wing wall dipasang pada tempatnya, selanjutnya
dilakukan pekerjaan bekisting. Pekerjaan bekisting memegang peranan
penting dalam pekerjaan pengecoran beton. Berikut ini adalah tahapan
pekerjaan bekisting wing wall, antara lain:
1) Sebelum melakukan pemasangan, permukaan papan bekisting harus
terlebih dahulu diolesi oli secara merata, untuk mempermudah saat
pelepasan.
2) Selanjutnya memasang decking beton dengan mengikatnya di tiap
tulangan. Tanpa adanya decking beton, maka posisi besinya turun
bahkan telalu rapat dengan kulit luar selimut beton.
3) Kemudian memasang bekisting pada tiap sisi tulangan dengan rapih dan
rapat agar tidak terjadi kebocoran saat dicor.
35

Gambar 3.3 Pekerjaan Bekisting Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

c. Pekerjaan Pengecoran
Setelah pekerjaan tulangan dan bekisting selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran ini dilakukan menggunakan beton ready mix yang
diproduksi langusng oleh pihak kontraktor di batching plant Sumber Wijaya
Sakti. Berikut ini tahapan dari pekerjaan pengecoran wing wall, antara lain:
1) Pertama kita harus mempersiapkan terlebih dahulu bahan
pengecorannya yaitu beton ready mix.
2) Kemudian pekerjaan pengecoran ini dilakukan secara bertahap, yang
diawali dengan mengecor pilar abutment, pier head dan back wall
hingga yang terakhir adalah wing wall. Menggunakan butu beton fc’30
Mpa.
36

3) Ketika mengecor beton harus dilakukan pemadatan yang baik, yaitu


dengan cara ditusuk-tusuk menggunkan kayu atau besi agar beton yang
dihasilkan padat tidak ada rongga alau lubang-lubang pada beton.
4) Kemudian didiamkan minimal 1 x 24 jam atau hingga beton kering
secara merata.

Gambar 3.4 Pekerjaan Pengecoran Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

d. Pelepasan Bekisting
Pelepasan bekisting dilakukan setelah melewati waktu minimal 1 x 24 jam
atau sampai beton mongering dengan sempurna untuk menghindari terjadinya
keretakan pada beton yang belum sepenuhnya kering.
37

Gambar 3.5 Pelepasan Bekisting Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

e. Perawatan Setelah Pengecoran


Setelah pelepasan bekisting akan dilakukan perawatan beton dengan
menyirami beton menggunakan air secara berkala sekitar 7 hari, hal ini
dilakukan agar mutu beton terjaga.
38

Gambar 3.6 Pekerjaan Perawatan Wing Wall


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

3.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Plat Injak


Plat injak adalah kontruksi beton bertulang yang berada di bawah
permukaan jalan dan ada di belakang kepala jembatan dengan fungsi untuk
menyalurkan beban roda kendaraan ke tanah timbunan. Proses pembuatan plat injak
adalah umumnya setelah proses penghamparan Lapis Pondasi Agregat Kelas B
pada oprit, baik oprit timur maupun oprit barat. Meskipun struktur plat injak
posisinya di belakang back wall abutmentnya, namun sebenarnya struktur plat injak
itu merupakan struktur tersendiri yang terpisah dari struktur jembatan utama. Pada
saat perakitan tulangan pun tidak ada tulangan dari plat injak yang diikat dengan
tulangan dari abutment. Pada pelaksanaan pekerjaan plat injak pada proyek
pembangunan penggantian jembatan biru ruas Bandongan-Salamkanci dapat dilihat
pada Gambar 5.7.
39

Mulai

Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan Lantai Kerja

Pekerjaan Tulangan

Pekerjaan Pengecoran

Gambar 3.7 Bagan Alir Pekerjaan Plat Injak


(Sumber: Data Pribadi, 2022)

Berikut ini merupakan tahapan pekerjaan plat injak, antara lain:


a. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan wing wall selesai, penimbunan
dan pemadatan tanah dilakukan menggunakan vibratory roller dan excavator.
Tanah yang digunakan untuk pemadatan berasal dari sekitar proyek dengan
menggunakan metode cut and fill. Tanah tersebut ditimbun pada sisi belakang
abutment dengan ketebalan perlapisan 20 cm.
40

Gambar 3.8 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

b. Pekerjaan Bekisting
Bekisting yang digunakan memiliki ketebalan 10 mm, sebelum dipasang,
bekisting dilapisi dengan pelumas terlebih dahulu agar mudah saat dilepas.
Bekisting dipasang pada bagian depan dan belakang.

Gambar 3.9 Pekerjaan Bekisting Plat Injak


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
41

c. Pekerjaan Lantai Kerja


Setelah selumnya dilakukan pengurugan dan pemadatan, kemudian
membuat lapisan lantai kerja dengan menggunakan campuran beton setemix
1Pc : 3Ps : 5 kr atau setara K100 dengan ketebalan 5cm. Seperti yang terlihat
pada gambar.

Gambar 3.10 Pekerjaan Lantai Kerja Plat Injak


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

d. Pekerjaan Tulangan
Pemasangan pembesian plat injak pada pembangunan penggantian
jembatan biru yaitu dengan menggunakan tulangan pokok dan tulangan bagi
D16-150 mm kemudian diikat menggunakan kawat bendrat, seperti yang
terlihat pada gambar.
42

Gambar 3.11 Pekerjaan Tulangan Plat Injak


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

e. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan menggunakan beton ready mix dengan mutu beton
Fc’30 Mpa yang diproduksi langusng oleh pihak kontraktor di batching plant
Sumber Wijaya Sakti.

Gambar 3.12 Pekerjaan Pengecoran Plat Injak


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
43

3.4 ANALISIS PERMASALAHAN DAN SOLUSI


Dalam pelaksanaan proyek ada kalanya kondisi dilapangan tidak sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan, hambatan yang terjadi dapat bersifat
teknis dan non teknis. Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang
berkaitan dengan hal-hal teknis seperti masalah kualitas bahan dan material.
Sedangkan hambatan yang bersifat non teknis adalah hambatan yang terdiri
dari keterlambatan material, pengadaan alat dan kerusakan peralatan.
3.4.
3.4.1. Permasalahan Di Proyek
Pada pelaksanaan proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Biru Ruas
Bandongan-Salamkanci tidak lepas dari permasalahan yang terjadi di lokasi proyek,
walaupun sebelumnya sudah dilakukan persiapan dan pembinaan yang sangat baik
tetap saja permasalahkan muncul secara tidak sengaja. Adapun permasalahan yang
dialami pada proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Permasalahan terkait keselamatan kerja (K3) pada proyek ini belum
dilaksanakan secara maksimal dan tanpa pengawasan ketat. Banyak hal yang
dilakukan tidak sesuai dengan aturan pekerjaan. Permasalahan terkait
keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) ini adalah kurangnya kesadaran para
pekerja proyek untuk menggunakan APD, dan kurangnya perlengkapan APD
yang seharusnya disediakan di lokasi proyek seperti, safety helmet, safety
shoes, dan safety vest.
b. Permasalahan debu proyek yang berterbangan karena banyaknya kendaraan
proyek yang berlalu lalang.
44

3.4.2. Solusi Permasalahan Di Proyek


Terkait permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan di lapangan, setiap
permasalahan yang terjadi pasti mempunyai solusi untuk menanganinya. Sehingga
diperlukan adanya koordinasi semua pihak untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Dalam hal ini beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh pihak kontraktor
pelaksana sebagai berikut:
a. Solusi dari permasalahan K3 pihak proyek seharusnya lebih memperhatikan
dan memperketat terkait masalah keselamatan, keamanan, dan Kesehatan
kerja (K3) dengan memberikan kelengkapan perlindungan diri yang
dibutuhkan oleh para pekerja selama proses pekerjaan berlangsung, serta
melakukan pengawasan di proyek dan menegur pekerja yang menganggap
sepele keselamatan tidak menggunakan APD lengkap.
b. Solusi dari permasalahan debu proyek yaitu dengan rutin pihak proyek harus
melakukan penyiraman di sekitar area proyek serta jalan akses mobilisasi
kendaraan proyek, agar debu-debu yang dihasilkan dari kegiatan proyek
tersebut tidak berterbangan.
45

Anda mungkin juga menyukai