Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti

sungai, laut, danau, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan

pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan. Berkaitan dengan fungsi dan kebutuhan

jembatan sebagai sarana transportasi untuk menyeberangi dari satu tempat ketempat lain, maka

detail pendukung jembatan perlu diperhatikan.

Di Sumatera Selatan memiliki sungai yang panjang sehingga menghambat para pengendara

untuk menyeberangi suatu tempat ke tempat yang lainnya. Pertumbuhan kebutuhan sarana dan

prasarana transportasi mengalami peningkatan yang pesat sehingga diperlukannya jembatan untuk

menyeberangi sungai tersebut tanpa menggunakan perahu ataupun kapal.

Salah satunya pada pembangunan Jembatan Air Dusun Anyar Provinsi Sumatera Selatan ini,

diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan dan dapat mempelancar pembaruan fasilitas

jalan dari sarana transportasi bagi masyarakat dan perindustrian yang ada, serta dapat meningkatkan

aksesibilitas bagi semua sarana yang melaluinya. Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan publik dari segi transportasi dalam menunjang kegiatan sosial - ekonomi seperti

memperlancar arus mudik, mempermudah penyeberangan dan mempersingkat waktu perjalanan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk meninjau pelaksanaan pekerjaan plat lantai pada

pembangunan Jembatan Air Dusun Anyar Provinsi Sumatera Selatan, dan permasalahan sewaktu

proyek berlangsung. Sehingga penulis kerja praktek dapat membandingkan antara teori yang

didapat di bangku kuliah dengan praktek sebenarnya di lapangan.

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek bagi penulis pada dasar nya adalah:

1. Mengetahui cara pembuatan Plat Lantai


2. Mengetahui pelaksanaan pekerjaan Plat Lantai di lapangan

3. Penulis dapat mengetahui dan menguasai jalannya pelaksanaan suatu proyek

1.3 Batasan Masalah

Pada kegiatan pembangunan Jembatan Dusun Anyar secara spesifik dilakukan untuk meninjau

pelaksanaan pekerjaan plat lantai dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: Pemasangan Scaffolding,

Penulangan, bekisting, pengecoran, pelepasan bekisting dan perawatan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Data proyek didapat dengan pengamatan dilapangan, mencari informasi dengan ikut langsung

pekerjaan lapangan dan pihak-pihak yang terlibat didalam proyek seperti Konsultan, Mandor, General

Superintendent (GS), dan Owner (pemilik proyek). Pengumpulan data-data dengan bertanya langsung

kepada pemilik proyek, pengawas proyek dan secara langsung ikut serta dalam kegiatan kerja pratek

lapangan, pengumpulan data-data di literatur dan menganalisa bahan bacaan yang didapat, pengumpulan

informasi sruktur proyek yang dalam bentuk tulisan dan bacaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab Pendahuluan membahas mengenai latar belakang diadakannya kerja praktek, tujuan diadakannya

kerja praktek, perumusan masalah, pembatasan masalah pada laporan, manfaat dan tujuan diadakannya

kerja praktek, metode pengumpulan data, dan sistematika yang digunakan pada penulisan laporan.

BAB II URAIAN UMUM PROYEK

Pada bab Uraian Umum Proyek membahas tentang penjelasan yang terkait erat dengan sejarah proyek,

yaitu data umum proyek dan struktur organisasi dalam proyek


BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori membahas hal-hal yang berdasarkan buku seperti, histori, definisi, jenis, faktor

yang mempengaruhi, material dan teknik pelaksanaan struktur

BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Pada bab ini membahas tentang bahan dan peralatan yang digunakan serta metode pelaksanaan pekerjaan

plat lantai pada pada Jembatan Dusun Anyar Provinsi Sumatera Selatan.

BAB V PERHITUNGAN

Pada bab ini membahas tentang kebutuhan marerial yang diperlukan plat lantai pada pembangunan

Jembatan Dusun Anyar Provinsi Sumatera Selatan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diambil selama kerja praktek serta saran untuk hal

yang lebih baik kedepannya.

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Uraian Umum Proyek

Pelaksanaan proyek Pekerjaan Pembangunan Jembatan Dusun Anyar

Provinsi Sumatera Selatan merupakan suatu proyek pembangunan jembatan

yang dilaksanakan oleh Kontraktor PT. DUTA PERMATA LESTARI dan

Konsultan PT. ADHY DUTA PRIMA KSO . Pembangunan Jembatan ini Untuk

memenuhi prasarana dan sarana untuk mempercepat arus kelancaran lalu lintas.

Lokasi pekerjaan ini berada di Dusun Anyar.

2.2 Data Proyek


2.2 Data Umum Proyek

Adapun data-data yang kami dapatkan pada proyek Pekerjaan Pembangunan Duplikasi Jembatan
Dusun Anyar Oki Ini adalah berupa data Administrasi dan Teknis.
Data umum proyek tersebut adalah sebagai berikut :

Pemilik Proyek :Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina
Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan

Satuan Kerja : Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Sumatera Selatan

Nama Proyek : Duplikasi Jembatan Air Dusun Anyar

Lokasi Proyek : Kec.Kayu Agung,Kab.OKI Sumatera Selatan

Jenis Proyek : Dulikasi Jembatan

Nomor Kontrak : HK. 02.03-PPK.3.5/2620

Nilai Kontrak : Rp. 48.405.569.000,-

Tanggal Kontrak : 23 September 2020

Kontraktor : PT. Duta Permata Lestari

Konsultan : PT. Adhy Duta Prima KSO

Sumber Dana : SBSN Tahun Anggaran 2020 dan Tahun Anggaran 2021

Masa Pelaksanaan : 240 Hari Kalender

-Tahun anggaran 2020 : 98 hari kalender(kontrak)

-Tahun anggaran 2021 : 142 hari kalender(kontrak)

Rencana PHO : 22 mei 2021


2.2 Peta Lokasi Proyek

Proyek Jembatan Air Dusun Anyar berlokasi di Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering

Ilir, Sumatera Selatan 30867

Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek


Sumber : google map, internet. 2021
6

2.3 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur
dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan
efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.

Dengan adanya struktur organisasi ini, diatur pembagian tugas dan wewenang setiap bagian.

Pembagian tugas dan wewenang harus jelas agar setiap bagian memiliki pekerjaan dan
tanggung jawab masing - masing serta memiliki keterkaitan satu dengan lainnya sebagai suatu tim.

1. Owner ( Pemilik Proyek )

Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan

memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa

dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pada proyek pembangunan Jembatan Dusun

Anyar ini yang bertindak sebagai Owner yaitu Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah III

Provinsi Sumsel.

Hak pemilik proyek :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).

2. Laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh

penyedia jasa.

3. Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan

menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.

Tugas dan tanggung jawab pemilik adalah sebagai berikut.

1. Mendefinisikan proyek(kebutuhan)
7

2. Menetapkan tujuan proyek

3. Membentuk dan memilih anggota tim proyek

2. Konsultan Supervisi

Tabel 2.1 Struktur Konsultan Supervisi

Konsultan Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk

melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau

perorangan, perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil,

arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun

dengan baik dalam waktu cepat dan efisien. Pada proyek pembangunan Jembatan Air Dusun Anyar

ini yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah PT. Adhy Duta Prima KSO.

Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas, yaitu :

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.
8

4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun

kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman

pelaksanaan pembangunan proyek.

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor

agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja

konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.


9

3. Kontraktor

Direktur Utama
Ir. Aria Kurniawan

General Superitendent Quality Control Manager Ahli K3 Keuangan dan Logistik


Abdul Azis Subhan, S.T. Benny Setiawan Idy Iskandar, S.T.

Quantity Engineer Quality Engineer Petugas K3 Logistik


Gimin Hermansyah R. Kadir, S.T. Beni

Quantity Surveyor Lab. Tech 1


Ganda Hermawan, S.T. Rendy

Surveyor 1
Alkisman

Pelaksana 1
Joni Haryanto

Adm. Teknik
Tiara Sella

Drafter
Wahyu

Tabel 2.2 Struktur Kontraktor

Kontraktor adalah perorangan atau badan hukum yang di sewa oleh pemilik proyek untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak, proyek dibatasi oleh item pekerjaan yang dilaksanakan, biaya, serta waktu penyelesaian.

Pada proyek pembangunan Jembatan Air Dusun Anyar ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah

PT.Duta Permata Lestari , Tugas dan tanggung jawab seorang kontraktor didasarkan pada pemilik

proyek ataupun owner, kontraktor juga akan diawasi oleh tim pengawas yang telah di pekerjakan

oleh pemilik (owner).

Adapun tugas dan tanggung jawab dari kontraktor adalah :

1. Pekerjaan pelaksanaan kontruksi harus sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah

direncanakan dalam kontrak perjanjian pemborong.


10

2. Laporan kemajuan pelaksanaan proyek (progress) dalam halnya laporan harian, mingguan, serta

bulanan kepada pemilik proyek diantaranya adalah :

a. Pelaksanaan pekerjaan

b. Kemajuan kerja yang telah dicapai

c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan

d. Pengaruh alam seperti cuaca dan sebagainya.

3. Terlaksananya schedule kerja sesuai dengan rencana.

4. Menyediakan tenaga kerja, bahan, dan tempat demi kelancaran pelaksanaan.

5. Menjaga seluruh alat yang berhubungan dengan pelaksanaan.

1. Direktur

Direktur mempunyai tanggung jawab penuh terhadap segala kegiatan perusahaan kontraktor.

Direktur  mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Penanggung jawab utama terhadap semua kegiatan

b. Pengesahan segala dokumen administrasi pekerjaan

c. Penunjukan Site Manager , serta memberikan mandat dan fungsi tugasnya sesuai kapasitas

dan kebutuhan

d. Pengambil keputusan tertinggi dalam progress pekerjaan. Dalam kapasitas dan fungsi

tertentu, segala bentuk pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan mendapatkan persetujuan

dari direktur.

e. Melaporkan progress pekerjaan, mulai tahap dimulainya pekerjaan, progress berjalan,

sampai dengan serah terima pekerjaan kepada Pemilik Proyek/pekerjaan.

2. Kepala Keuangan
11

Bagian kepala keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan masalah

pembukuan ataupun pencatatan transaksi yang bersifat keuangan bagi perusahaan kontraktor.

Kepala keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk pegawai bulanan sampai dengan

harian dengan spesialisasi keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi proyek yang

dibutuhkan.

b. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, daftar

hutang dan lain-lain.

c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner

sebagai pemilik proyek.

d. Membantu general manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia

sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.

e. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek dan

sejenisnya.

3. Koodinator Quality Control

Quality Control adalah bagian yang bertanggung jawab untuk mengawasi kualitas produksi,

mengontrol agar hasil kerja sesuai dengan gambar proyek. Koordinator quality control

mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk intern kontraktor

maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner untuk memastikan material yang

akan digunakan sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.

b. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana atau mandor

apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau pengadaan material yang

mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.


12

c. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan ditandatangankan maupun yang sudah

tiba di lokasi proyek.

d. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar

pelaksanaan.

e. Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material bahan kepada supplier

sebelum melakukan pembelian.

f. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan

pekerjaan quality control pada proyek bangunan.

4. Project Manager

Project Manager pada pekerjaan konstruksi, adalah seorang yang bertanggung jawab atas

kesuksesan dalam sebuah kegiatan proyek konstruksi yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada kompetensi tertentu.

Tugas dan Fungsi Project Manager

1. Perencanaan

Dalam perencanaan mencakup persiapan sumber daya manusia berserta sarana dan

prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Perencanaan membahas hal-hal yang

terkait dengan strategi dan bagaimana manajer proyek dan teamnya membuat, menjual dan

mendistribusikan produknya.

2.Pengorganisasian

Pada komponen ini menyangkut struktur organisasi dalam manajemen proyek dimana

seorang project manager berkoordinasi dengan manajer-manajer operasional dalam suatu

perusahaan, misalkan seperti manajer keuangan, manajer pemasaran, manajer IT, dll.
13

3. Pelaksanaan

Ada beberapa metode/tools yang bisa digunakan oleh manajer proyek dalam mengelola

pelaksanaan proyek, diantaranya yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan

Linear (diagram Vektor), dan Network Planning (jaringan kerja).

5. Chief Surveyor

Kepala Surveyor adalah koordinator seluruh anggota tim dan bertanggung jawab

terhadap organisasi tim secara teknis maupun non teknis dengan kemampuan, intelegensi,

negosiasi dan penguasaan diri memutuskan sebuah permasalahan untuk kepentingan

perusahaan.. Adapun Tugas dan Tanggung jawab Chief Surveyor adalah sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Survey

b. Mengatur kegiatan operasional Survey 

c. Melaksanakan kegiatan operasional Survey

d. Mengontrol pelaksanaan operasional Survey

6. Ahli K3 Konstruksi

Tugas dan tanggung jawab tenaga Ahli K3 Konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi

2. Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi

3. Mengevaluasi program K3

4. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan

instruksi kerja K3

5. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3

konstruksi
14

6. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat

pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok

yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh:

1. Besar lendutan yang diinginkan.


2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
3. Bahan material konstruksi dan plat lantai.
4. Beban yang harus didukung
Plat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpass (mempunyai ketinggian

yang sama dan tidak miring), plat lantai dapat diberi sedikit kemiringan untuk kepentingan

aliran air. Struktur plat bisa saja dimodelkan dengan elemen 3 dimensi yang mempunyai tebal

h, panjang b, dan lebar a. Adapun fungsi dari plat lantai adalah untuk menerima beban yang

akan disalurkan ke struktur lainnya.

Pada plat lantai merupakan beton bertulang yang diberi tulangan baja dengan posisi

melintang dan memanjang yang diikat menggunakan kawat bendrat, serta tidak menempel

pada permukaan plat baik bagian bawah maupun atas. Adapun ukuran diameter, jarak antar

tulangan, posisi tulangan tambahan bergantung pada bentuk plat, kemampuan yang

diinginkan untuk plat menerima lendutan yang diijinkan.

3.2 Fungsi Plat Lantai

Adapun fungsi plat lantai adalah sebagai berikut:


15

1) Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas.

2) Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.

3) Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.

4) Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah.

5) Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

3.3 Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya

Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).

1.    Plat Lantai Kayu

Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan yang

kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.

Ukuran umum

a.         Lebar papan : 20-30cm

b.        Tebal papan : 2-3cm

c.         Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm

d.    Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14

e.         Bentangan : 3-3,5 m

Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu.

Keuntungan plat lantai kayu:

§   Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah

§   Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai

§   Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:

§   Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan

§   Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
16

mengganggu penghuni di lantai bawahnya

§   Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas

§   Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya

§   Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas

§   Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok untuk

bangunan yang terlindung

Gambar 3.1 : Plat lantai kayu


Sumber : http://aarsitek.blogspot.com/2012/08/mengenal-plat-lantai.html

2.        Plat Lantai

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan

kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu

kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada

kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan

hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.

Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang

tercantum dalam buku SNI Beton 1991.

Beberapa persyaratan tersebut antara lain :

ü  Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12 cm, sedang untuk plat atap sekurang-

kurangnya 7 cm;

ü  Harus diberi tulangan silang dengan diameter  minimum 8mm dari baja lunak atau baja sedang;
17

ü  Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah;

ü  Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua kali

tebal plat, dipilih yang terkecil;

ü  Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi baja

dari karat, korosi, atau kebakaran;

ü  Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr  + air, bila untuk lapis kedap air

dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :

§   Mampu mendukung beban besar

§   Merupakan isolasi suara yang baik

§   Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc

§   Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai

§   Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang.

Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,

untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan

plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah

tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi

besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

Reff : SNI DT-91-2007


Departemen Pekerjaan Umum
18

Tabel 3.1 Perbandingan Komposisi Material Adukan Beton untuk membuat 1 M3 Beton dengan Mutu

Tertentu

Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :

Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2

Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2

Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2

Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2

Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2

Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas

Berat jenis beton = 2,4    t/m3

(elemen pembebanan selengkapnya dapat dilihat pada buku : Peraturan Pembebanan Indonesia

untuk Gedung, 1983)

Gambar 3.2 : Plat lantai beton


Sumber : http://aarsitek.blogspot.com/2012/08/mengenal-plat-lantai.html

3.        Konstruksi plat lantai baja

Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen

strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen

seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.


19

Gambar 3.3 : Plat lantai baja


Sumber : http://ilmubangunan123.blogspot.com/2013/12/pemasangan-plat-lantai-bondek.html

4.        Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)

Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang kemudian

dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang digunakan

karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.

Cara pemasangan yumen :

-          Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu bangkirai

5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu ditumpangi

ringbalk dan dicor.

-          Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut

Gambar 3.4 : Plat lantai yumen


Sumber : http://aarsitek.blogspot.com/2012/08/mengenal-plat-lantai.html
20

3.4 Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung

Macam- macam metode struktur plat lantai gedung ini yaitu:

1. Metode Konvensional

Yaitu pengerjaannya dilakukan di tempat, dengan bekisting yang menggunakan

plywood dengan perancah scaffolding. Ini adalah cara yang masih terbilang kuno dan

memakan banyak waktu dan biaya, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk

mendapatkan inovasi terbaru dan untuk mendapatkan waktu yang cepat dan biaya

yang murah.

2. Metode Halfslabg

Metode ini disebut metode halfslab karena sebagian struktur plat lantai dikerjakan

dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat di pabrik untuk kemudian dikirim ke

lokasi proyek untuk dipasang, yang kemudian dipasang besi tulangan atas, kemudian

di cor sebagian plat yang dilakukan di tempat proyek. Kelebihan dari metode halfslab

ini yaitu terdapat penghematan waktu dan biaya untuk pekerjaan bekisting. Akan

tetapi, tidak semua bagian plat gedung bisa dibuat dengan sistem ini, contohnya area

toilet.

3. Metode Full precast

Metode ini bisa disebut dengan metode yang paling cepat pengerjaannya. Akan

tetapi, perlu diperhatikan juga, metode ini harus memperhatikan kekuatan alat angkat,

dimana kuat angkut ujungm tower crane harus lebih besar dari total beton precast.

4. Metode Bondek

Yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah diganti oleh plat bondek,

dengan harapan mampu menghemat besi tulangan dan bekesting dibawahnya.


21

Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau bisa juga diganti demngan besi

wiremesh agar lebih cepat dalam pemasangannya.

3.5 Syarat-Syarat Tumpuan

Untuk merencanakan plat beton bertulang, yang perlu dipertimbangkan bukan hanya

pembebanan, tetapi juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan pada tepi, Ada tiga jenis

perletakan pada plat, yaitu:

 Tertumpu bebas

 Terjepit sebagian/terjepit elastis.

 Terjepit penuh/terjepit sempurna

Gambar 3.5 Jenis perletakan pada plat

3.6 Tipe Sistem Plat

1. Sistem Flat Slab

Pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa balok-balok

disebut Sistem Flat Slab Sistem ini digunakan bila bentang tidak besar dan intensitas

beban tidak terlalu berat, misalnya bangunan apartemen atau hotel.


22

Bagian penebalannya disebut Drop Panel, sedangkan penebalan yang membentuk

kepala kolom disebut Column Capital Flat slab yang memiliki ketebalan merata tanpa

adanya Drop Panel dan Column Capital disebut Flat Plate Tebal lantai Flat Slab adalah

125 hingga 250 mm untuk bentangan 4,5 hingga 7,5 m. Sistem ini banyak digunakan pada

bangunan rendah yang beresiko rendah terhadap beban angin dan gempa.

Gambar 3.6 Sistem lantai flat slab

2. Sistem Lantai Grid (waffle system)

Sistem lantai grid 2 arah (Waffle-system) memiliki balok-balok

yang saling bersilangan dengan jarak yang relatif rapat yang menumpu plat atas yang tipis.

Ini dimaksudkan untuk mengurangi berat sendiri plat dan dapat didesain sebagai plat

slab atau pelat dua arah, tergantung konfigurasinya. Sistem ini efisien untuk bentang 9

hingga 12 m
23

Gambar 3.7 Sistem lantai grid


Sumber : https://fdokumen.com/document/pelat.html

3. Sistem Lajur Balok

Sistem ini hampir sama dengan system balok-pelat tetapi menggunakan balok-

balok dangkal yang lebih lebar. Sistem lajur balok banyak diterapkan pada bangunan yang

mementingkan tinggi antar lantai. Balok lajur tidak perlu dihubungkan dengan kolom

interior atau eksterior. Alternatif lain adalah dengan menempatkan balok anak

membentang di antara balok-balok lajur. Sistem ini menghemat pemakaian cetakan.

4. Sistem Plat dan Balok

Sistem ini terdiri dari slab menerus yang ditumpu balok-balok monolit yang

umumnya ditempatkan pada jarak sumbu 3 m hingga 6 m. Tebal plat ditempatkan

berdasarkan pertimbangan struktur yang biasanya mencakup aspek keamanan terhadap

bahaya kebakaran. Sistem ini yang banyak dipakai.


24

Gambar 3.8 Sistem plat dan balok

3.7 Sistem Penulangan Plat

Sistem perencanaan tulangan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1) Sistem perencanaan plat dengan tulangan pokok satu arah (selanjutnya disebut : plat satu

arah/ one way slab)

1) Penulangan plat satu arah

a. Konstruksi plat satu arah.

Plat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika plat beton lebih

dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja.

Contoh plat satu arah adalah plat kantilever (luifel) dan plat yang ditumpu oleh 2

tumpuan.

Karena momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah bentang L

(lihat gambar di bawah), maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang searah

bentang L tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan pokok (pada saat

pengecoran beton) tidak berubah dari tempat semula maka dipasang pula tulangan

tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan tambahan ini lazim

disebut : tulangan bagi. (seperti terlihat pada gambar di bawah).


25

Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak lurus,

tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan tulangan bagi

dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan pokok. Tepat pada lokasi

persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat dengan kawat bendrat. Fungsi

tulangan bagi, selain memperkuat kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan

untuk penahan retak beton akibat susut dan perbedaan suhu beton.

Gambar 3.9 Plat dengan tulangan pokok 1 arah


26

Sumber : https://sanggapramana.wordpress.com/2010/08/03/sistem-penulangan-pelat/
b) Simbol gambar penulangan.

Pada plat kantilever, karena momennya negatif, maka tulangan pokok (dan tulangan

bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulangan Tampak depan (gambar (a)),

maka tampak jelas bahwa tulangan pokok dipasang paling atas (dekat dengan tepi luar

beton), sedangkan tulangan bagi menempel di bawahnya.

Tetapi jika dilihatpada gambar tampak atas (gambar (a)), pada garis tersebut hanya

tampak tulangan horizontal dan vertikal bersilangan, sehingga sulit dipahami tulangan

mana yang seharusnya dipasang di atas atau menempel di bawahnya. Untuk mengatasi

kesulitan ini, perlu aturan penggambaran dan simbol-simbol sbb :

1. Aturan umum dalam penggambaran, yaitu harus dapat dilihat atau dibaca dari bahwa

dan/atau sebelah kanan diputar ke bawah.

2. Tulangan yang dipasang di atas diberi tanda berupa segitiga dengan bagian Lancip di

bawah disebut simbol mendukung ( ) sesuatu yang didukung pasti berada di atas.

3. Tulangan yang dipasang di atas diberi tanda berupa segitiga dengan bagian Lancip

diatas disebut simbol menginjak ( ) sesuatu yang diinjak pasti berada di bawah.

4. Pada gambar a tampak depan baik tulangan pokok maupun tulangan bagi semuanya

dipasang di atas tulangan pokok terletak paling atas pada urutan ke-1 dari atas dan

tulangan bagi menempel di bawah urutan kedua dari atas.

5. Jadi pada gambar (a) tampak atas tulangan pokok Jika dilihat dari atas tampak sebagai

garis horizontal (dilihat dari bawah) dan diberi simbol dengan mendukung berjumlah 1

buah ( ) tulangan bagi Jika dilihat dari atas tampak sebagai garis mendukung

berjumlah 2 buah ( ) artinya tulangan didukung dipasang diatas dan pada urutan

kedua.
27

Dengan memperhatikan dan mencermati item 1 sampai dengan 5 di atas maka dapat

dipahami bahwa gambar b tampak atas tulangan bagi di daerah tumpuan diberi tanda Dua

buah segitiga dengan Lancip ke sebelah kanan karena tulangannya dipasang diatas dan pada

urutan kedua dari atas sedangkan tulangan bagi di daerah lapangan diberi tanda Dua buah

segitiga dengan bagian Lancip ke sebelah kiri karena tulangnya di bawah dan pada urutan

kedua.

2) Sistem perencanaan plat dengan tulangan pokok dua arah (disebut plat dua arah/two way slab)

a. Penulangan plat 2 arah

a) Konstruksi plat 2 arah.

Plat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton menahan

beban yang berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah plat

yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling sejajar.

Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx)

dan bentang (ly), maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang saling tegak

lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan lagi. Tetapi pada plat di daerah

tumpuan hanya bekerja momen lentur 1 arah saja, sehingga untuk daerah tumpuan ini

tetap dipasang tulangan pokok dan bagi, seperti terlihat pada

gambar dibawah. Bentang (ly) selalu dipilih > atau = (lx), tetapi momennya Mly selalu

< atau = Mlx, sehingga tulangan arah (lx) (momen yang besar ) dipasang di dekat tepi

luar (urutan ke-1)


28

Gambar 3.10 Plat lantai dengan Tulangan pokok 2 arah


Sumber : https://www.slideshare.net/reskiaprilia/pelat-beton-bertulang
29

3.8 Perhitungan Kebutuhan Material Pada Plat Lantai

Dak beton merupakan campuran bahan semen, pasir dan coral yang dibuat untuk

membentuk sebuah struktur beton, seperti membuat plat lantai beton, canopy beton, dak atap beton,

dan lain - lain. Cara menghitung volume plat lantai beton sebenarnya cukuplah mudah, misalkan

rumah berukuran 20 m x 6 m, dengan ketebalan dak lantai 12 cm dan mutu beton K-350. Rumusnya

: p x l x t (panjang x lebar x tebal dak lantai). Jadi volume dak lantai yaitu 20 m x 6 m x 0,12 m =

14,4 m3. Analisa bahan material dak lantai 14,4 m3 (20 m x 6 m x 0,12 m = 14,4 m3) :

A. Beton

Ketebalan beton kita pakai 12 cm, jadi kebutuhan beton untuk ukuran lantai 20 x 6 m yaitu : 20 m x

6 m x 0,12 m = 14,4 m3

B. Semen

Perbandingan campuran beton 1pc:2ps:3kr. jadi butuh semen 1 : 2 : 3 x 14,4 (dari atas) = 2,4 m3.

Kalau 1 zak semen isi 50 kg sama dengan 0,024 m3.

Jadi kebutuhan semen dalam pengerjaan dak lantai beton yaitu 2,4 x 0,024 = 100 zak.

C. Besi

Besi disini kita pakai diameter 10 mm (ukuran besi disesuaikan dengan pembebanan yang

ada) dipasang dengan jarak 20 cm. Kalau dalam 1m besi yang dibutuhkan yaitu 1m : 0,2m = 5bh,

dipasang 2 lapis 2 arah, berarti jumlahnya 2 x 5 x 2 = 20bh, masing - masing panjangnya 1m. Jadi

total kebutuhan besinya yaitu 20bh x 1m = 20 m. Sedangkan panjang perbatang 12m. jadi

kebutuhan besi untuk 1m2 yaitu 20m : 12m = 1,6667 btg. Sedangkan yang kita cari ukuran dak

lantainya 20m x 6m = 120 m2, jadi kebutuhan besinya yaitu 120 m2 x 1,6667 btg = 200,004 btg.

D. Pasir

Pasir yang kita butuhkan untuk luas lantai ukuran 20 m x 6 m yaitu 2 : 6 x 14,4 = 4,8 m3. jadi kita

membutuhkan pasir 4,8 m3 untuk dak lantai ukuran 20 m x 6 m


30

E. Koral

Koral yang kita butuhkan yaitu 3 : 6 x 14,4 = 7,2 m3 jadi kita membutuhkan koral 7,2 m3 untuk dak

lantai ukuran 20 m x 6 m.

F. Plywood / Triplek

Disiini kita pakai triplek tebal 8 mm ukuran 1,2 m x 2,4 m = 2,88 m2. Kalau 1m2 dak beton

butuh 0,34722 lbr triplek, maka triplek yang dibutuhkan untuk dak lantai 120 m2 yaitu 120 m2 x

0,34722 lbr = 41,6664 lembar.

G. Bambu

Bambu di pakai untuk menahan beban sementara, bambu di pasang setiap jarak 50cm, jadi

kebutuhan bambu yaitu 120 m2 : 0,50 m = 240 btg

Paku dan kawat bendrat secukupnya Lebih singkatnya kebutuhan material dari hitungan diatas

seperti di bawah ini ;

 Besi diameter 10 = 200,004 btg


 Semen = 100 zak
 Pasir = 4,8 m3
 Koral = 7,2 m3
 Plywood =  41,6664 lbr dibulatkan menjadi 42 lbr
 Bambu = 240 btg 
 Paku = Sesuai kebutuhan
 Kawat bendrat = secukupnya

BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN
31

4.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan deck slab telah selesai dikerjakan. Semua

perkerjaan plat lantai dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian,

pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut

diantaranya :

Gambar 4.1 Foto Deck Slab


Sumber : Dokumen Pribadi

4.1.1 Persiapan Shop Drawing

Persiapan kerja dalam suatu proyek perlu persiapan yang matang agar tercapai hassil yang

memuaskan dengan efesiensi kerja yang tinggi. Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan

harus memerlukan shop drawing sebagai acuan untuk perkerjaan dilapangan agar

terhindar dari kesalahan dan juga sebagai media komunikasi antara perencana dan

pelaksana.
32
33

4.1.2 Persiapan Tenaga Kerja

Persiapan tenaga kerja adalah merekrut tenaga kerja yang berpengalaman dalam pekerjaan plat

lantai, sehingga dapat dikehendaki cara kerja yang efesien. Adapun pekerjanya adalah

mandor, tukang dan sebagainya.

4.1.3 Persiapan Material

Persiapan material adalah material apa saja yang akan dipergunakan dalam perkerjaan plat

lantai, seperti besi tulangan, kawat beton, tahu beton, dan lain-lain.

Gambar 4.2 Material Plywood


Sumber : Dokumen Pribadi
34

Gambar 4.3 Material Kayu


Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 4.4 Material Kawat Bendrat


Sumber : Dokumen Pribadi

4.1.4 Persiapan Peralatan

Persiapan peralatan adalah alat-alat apa saja yang akan dipergunakan dalam pekerjaan plat

lantai.
35

Gambar 4.5 Peralatan gergaji tangan, meteran, dan palu.


Sumber : Dokumen Pribadi

4.1.4.1 Scaffolding (Perancah)

Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga

manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar

lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam,

meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain.

4.1.4.2 Bekisting

Bekisting adalah konstruksi bersifat sementara yang  merupakan cetakan untuk

menentukan bentuk dari konstruksi beton pada saat beton masih segar.  Menurut Stephens

(1985), formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton

selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan

berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang

dituang telah mencapai kekuatan yang cukup.


36

4.1.4.3 Concrete Pump

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran.

Concrete pump digunakan untuk mentransfer cairan beton dengan dipompa. Biasa dipakai pada

gedung bertingkat tinggi dan pada area yang sulit untuk dilakukan.

Gambar 4.6 : Concrete Pump


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.1.4.4 Concrete Vibrator (Vibrator Beton)

Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran di mana

fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam bekisting. Hal ini ditujukan

agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton dapat keluar.

Gambar 4.3 : Vibrator


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.1.4.5 Bar Bender (Pembengkok Besi)

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dalam

berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan.


37

Gambar 4.4 : Bar Bender


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.1.4.6 Bar Cutter (Pemotong Besi)

Merupakan pemotong baja tulangan yang digerakkan oleh tenaga listrik sehingga pemotongan

dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat dan hemat tenaga.

Gambar 4.5 : Bar Cutting


Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

4.2.1 Pemasangan Scaffolidng Sebagai Penopang Bekisting

Pekerjaan Bekisting Plat Lantai Sebelum melakukan pekerjaan bekisting pelat

lantai terlebih dahulu dipasang Scaffoling sebagai penopang bekisting nantinya. Setelah

selesai menempatkan Scaffoling kemudian dipasanglah rangka-rangka dari besi untuk


38

memikul bekisting yang ada diatasnya. Tiap-tiap Scaffoling pun harus saling mengikat.

Detail dari bekisting dan penyanggahnya dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini

Gambar 4.6 : Scaffolding


Sumber : Documentasi Pribadi

Gambar 4.7 : Scaffolding


Sumber : Documentasi Pribadi

Setelah semua pemasangan penahan untuk plat lantai selesai maka dibuat

bekisting dari multiplek dengan ukuran sesuai gambar kerja. Harus diperhatikan juga

jangan sampai ada celah-celah yang akan menyebabkan kebocoran ketika melakukan

pengecoran serta permukaan bekistingpun harus benar-benar rata agar setelah selesai

pengecoran plat lantai terlihat rata.

4.2.2 Pembesian Tulang Plat

Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformed bar) degan tegangan leleh

400 Mpa (BJTS-40) yang memenehi ketentuan SNI 07-2052-2017. Pemasangan tulangan
39

atas berlawanan arah dengan tulangan yang ada dibawahnya agar ketika plat lantai jadi

memiliki struktur yang lebih kuat dan stabil Pembesian pada plat lantai juga diikuti dengan

merakit pembesian pada balok, kolom diatasnya, dan tangga.

Tulangan dipasang pada seluruh rencana plat lantai yang kemudian dipasang beton

deking (tahu beton) sebagai pengganjal dan pemberi jarak dari bekisting sehingga ketika

dicor tulangan-tulangan plat lantai benar-benar diselimuti beton dan tidak ada yang

menyembul keluar dari beton. Jarak antar beton deking hanya disesuaikan dengan

kebutuhan, yang penting tidak ada besi-besi tulangan yang keluar dari plat lantai ketika

selesai dicor.

Gambar 4.8 : Penempatan beton deking (tahu beton)


Sumber : Documentasi Pribadi

Dalam pelat, penjaga jarak (spacer) besi ulir berebntuk U atau Z dengan diameter tidak kurang dari

10 mm dengan jarak spacer maksimal 1000 mm, untuk menunjang penulangan bagia atas agar tidak

turun akibat beban dari pekerja dan beban lainnya.


40

Gambar 4.9 : Detail pemasangan besi zeta (memisahkan tulangan atas dan tulangan bawah)
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk menyambung antar tulangan dililit memakai kawat beton dengan ukuran

panjang sekitar 15 cm. Sedangkan untuk hubungan plat lantai dengan tulangan balok

memakai tulangan tambahan dan diperkuat dengan lilitan kawat. Setelah semua penulangan

selesai kemudian dipasang kawat untuk penggantung rangka plafond dan besi Z sebagai

tempat pengganjal pipa support dan kawat sling untuk menahan bekisting kolom lantai

diatasnya.

4.2.3 Pekerjaan Pengecoran

Lantai Akhir dari pekerjaan persiapan ini bekisting yang akan ditumpahkan beton harus

bersih dari sisa-sisa pekerjaan persiapan seperti bekas-bekas potongan kawat yang sebelumnya

untuk melilitkan tiap-tiap besi tulangan. Bekisting juga terlebih dahulu harus dibasahi dengan

air agar nanti coran keringnya rata sehingga tidak mudah retak dan getas, karena pengecoran

dilaksanakan siang hari sehingga dapat menyebabkan besi-besi tulangan dan multiplek

bekisting panas.

Pembasahan pada bekisting juga bertujuan agar debu-debu yang menempel pada

tulangan plat lantai luntur sehingga ketika nanti dicor beton dapat menempel dan menyelimuti

besi-besi tulangan dengan sempurna dan maksimal.


41

Jika Semua pekerjaan persiapan telah selesai, maka siap untuk melakukan pekerjaan

pengecoran. Pengecoran menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K300. Ready mix

merupakan beton yang dipesan dari pabrik PT. Maju Mix, dan didatangkan menggunakan

truk molen. Dari truk molen beton disemprotkan ketempat rencana plat lantai yang akan

dibeton menggunakan mobil mixer, tebal beton yang akan dicor ialah 12 cm.

Gambar 4.10 : Truk molen, mobil pengangkut beton dari pabrik.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Beton yang dibutuhkan untuk pengecoran plat lantai pada pembangunan Mapolda

Sumatera Selatan sekitar 68 kubik, sehingga dibutuhkan 13 kali pengiriman beton karena 1 truk

molen dapat mengangkut 7 kubik beton siap pakai, adapun sisanya beton yang dibutuhkan kurang,

dilakukan pengadukan/pembuatan beton ditempat pelaksanaan pembangunan itu sendiri.

Lamanya waktu pengecoran plat lantai atas ini membutuhkan waktu sekitar 7 jam, dengan

proses pemindahan beton dari tiap truk molen beserta pemerataan sebaran beton dari pengecoran

membutuhkan waktu sekitar 30 menit.


42

Gambar 4.11 : Proses Pengecoran


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ketika pengecoran ini berlangsung para pekerja juga bersiap-siap untuk menyebarkan beton

agar dapat menutupi seluruh rencana plat lantai dan memadatkan betonnya dari truk molen secara

manual. Kekurangan pada pengecoran ini yaitu pada concrete pump tidak memakai alat longboom

sehingga pada saat pengecoran tidak bisa digerakkan kesana kemari sehingga harus diratakan lagi.

Untuk memadatkan beton menggunakan mesin vibrator, agar beton dapat menutupi tiap-tiap

sela yang kosong diantara tulangan-tulangan pembesian plat lantai maupun baloknya.

Gambar 4.12 : Proses pemadatan beton dengan mesin vibrator


Sumber : Dokumentasi Pribadi
43

Untuk menyebarkan beton agar lantai menjadi rata menggunakan garukan kayu, sekop, serta

cangkul dan diukur secara acak pada tiap-tiap titik plat lantai menggunakan besi pengukur yang

telah dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan rencana ketebalan plat lantai yang akan dibangun.

Gambar 4.13 : Proses meratakan penyebaran beton.


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pengecoran plat lantai bersamaan juga dengan pengecoran tangga dan balok. Dengan

metoda ini akan lebih mempercepat proses pembangunan pada suatu proyek. Mutu beton yang

dipergunakan juga sama dengan mutu beton pada plat lantai.

Setelah beberapa sisi plat lantai dicor permukaan beton kemudian dihaluskan kembali

dengan menggunakan sendok semen agar permukaan plat lantai terlihat lebih rata dan halus. Beton

untuk pengecoran inipun tidak lupa untuk diambil sampelnya guna diteliti di laboratorium penyedia

beton siap pakai ini apakah kualitasnya sesuai permintaan dan berapa lama perkiraan plat lantai

dapat dipergunakan setelah proses pengecoran. Ukuran sampel kubus beton yaitu 15cm x 15 cm

sebanyak 10 sampel.
44

Gambar 4.14 : Proses Pengambilan Sampel Kubus Beton


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 4.15 : Proses pengambilan


sampel dengan slump test
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4.2.4 Perawatan beton

Perawatan beton yang

dilakukan pada proyek Mapolda

Sumatera Selatan ialah dengan cara

pembasahan/penyiraman dengan menggunakan air biasa atau air hujan.

Perawatan Beton dilakukan ketika beton mulai mengeras (sebelum terjadi retak susut basah),

3 hari setelah pengecoran disiram terus menerus selama kurang lebih 2 minggu.

Perawatan beton ini dilakukan agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan

untuk menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan.
45

Gambar 4.16 : Perawatan Beton

4.2.5 Pelepasan Bekisting

Pekerjaan Akhir Plat Lantai Setelah pekerjaan pengecoran, tahap berikutnya adalah

menunggu keringnya coran. Coran akan kering dan telah benar-benar siap dipakai setelah 2 hari,

dan setelah 20 hari barulah scaffollding serta bekisting dapat dilepas.

Gambar 4.17 : Proses Pelepaskan bekisting dari plat lantai


Sumber : Dokumentasi Pribad
46

BAB V
PERHITUNGAN

5.1 Luas Plat lantai

Rumus L = Plat Lantai seluruh - Lift

= ( 24 m x 24 m) – (4 m x 4 m)

= 576 m2 – 16 = 560 m2

V = luas x tinggi

= 560 m2 x 0,12 m = 67,2 m3

= dibulatkan 68 m3

Mutu beton yang digunakan pada plat lantai dua proyek pembangunan gedung Mapolda Sumatera Selatan

ialah K-300

5.2 Besi

Pembesian pada plat lantai menggunakan besi ulir dengan diameter D 10 dengan jarak 15 cm, pembesian

tersebut digunakan pada besi memanjang dan melintang.

Pembesian memanjang dan melintang

24,5 yang terdiri dari panjang besi 24 m , tekukan 0,20 m dikiri kanan dan sambungan besi 0,15 x 2 = 0,3

mm jadi jumlah yg diperlukan dalam 1 buah besi memanjang 24,5 m. Untuk besi memanjang

seluruhnya 24 m : 0,15 = 160 bh besi memanjang x 24,5 = 3920 m / 12 m = 327 batang

Pada plat lantai yang dipakai 2 lapis besi sehingga jumlah batang 327 x 2 = 654 batang.

Pembesian melintang

Perhitungan pembesian melintang sama saja dengan pembesian memanjang dikarenakan memiliki ukuran

yang sama.

Jumlah seluruh pembesian memanjang dan melintang 1308 batang.


47

5.3 Perhitungan komposisi beton pada gedung Mapolda Sumsel menggunakan K 300 dengan

penggunaan material berupa semen batu raja, pasir Tanjung Raja, batu pecah Ex Merak, dan admixer

( bahan tambah berupa sika 1 dan sika 2) Plastiment V30. Komposisi adukan tertera pada table diatas.

5.3.1. Semen

Mutu beton yang digunakan pada plat lantai pembangunan gedung Mapolda Sumatera Selatan ialah K300,

adapun semen yang digunakan yaitu Volume x banyak semen 1 m3 beton. = 68 x 400 = 27200 kg/50 =

544 Zak semen.

5.3.2. Pasir

Mutu beton yang digunakan pada plat lantai proyek pembangunan gedung Mapolda Sumatera Selatan ialah

K300 , adapun pasir yang digunakan sebanyak 671,4/m3. Volume beton plat lantai x banyak pasir 1 m3

beton. = 68 x 671,4 = 45655,2 kg

5.3.3. Kerikil

Mutu beton yang digunakan pada plat lantai proyek pembangunan gedung Mapolda Sumatera Selatan ialah

K300 , adapun kerikil yang

digunakan sebanyak 1050,2/m3. Volume plat x banyak kerikil 1 m3 beton. 68 x 1050,2 = 52510 kg

5.3.4. Sika

Mutu beton yang digunakan pada plat lantai proyek pembangunan gedung Mapolda Sumatera Selatan

ialah K300 , adapun Sika 1 yang digunakan sebanyak 1,40 /m 3. Volume plat lantai x banyak sika 1 m 3

beton. 68 x 1,40 = 95,2 kg.

5.3.5. Air

Mutu beton yang digunakan pada plat lantai proyek pembangunan gedung Mapolda Sumatera Selatan ialah

K300 , adapun air yang digunakan sebanyak 185 /m3. Volume plat lantai x banyak air 1 m3 beton. = 68
48

x 215 = 71,595
49

Anda mungkin juga menyukai