Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek


Jalan Gandrungmangu - Bulaksari ( Bantarsari ) merupakan jalan kabupaten
yang sangat potensial sebagai penunjang sarana lalu lintas perekonomian. Seiring
dengan pertumbuhan ekonomi ( pada waktu tertentu ) terjadi peningkatan volume
kendaraan di jalur tersebut. Sehingga dirasakan kapasitas jalan yang ada perlu
ditingkatkan sehingga dapat memberikan pelayanan yang memadai bagi pengguna
jalan. Dengan dibangunnya peningkatan jalan ( rigid ) Gandrungmangu –
Bulaksari ( Bantarsari ) kendaraan yang berasal dari arah Gandrungmangu menuju
Bantarsari atau sebaliknya akan lebih mudah dan efisien.
Proyek peningkatan jalan ( Rigid ) Gandrungmangu – Bulaksari ( Bantarsari )
berasal dari anggaran APBD Kabupaten Cilacap, yang pelaksanaannya telah
dipercayakan kepada PT. MULIA KARYA dengan nomor SPMK: 602.7/01.07-
1/BM.08.132/17, bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dimulai tanggal 1
Juli 2021.
Pelaksanaan konstruksi jalan harus berdasarkan perhitungan yang tepat baik
dari segi kekuatan maupun biaya yang akan menjadi jaminan kualitas jalan
tersebut. Rencana peningkatan jalan ( rigid ) Gandrungmangu – Bulaksari
( Bantarsari ) adalah pembangunan jalan perkerasan kaku / rigid pavement.

1.2 Maksud dan Tujuan Proyek


Jalan mempunyai peran yang sangat vital dalam kelancaran arus lalu lintas
untuk menghubungkan suatu daerah. Proyek Peningkatan Jalan ( Rigid )
Gandrungmangu - Bulaksari ( Bantarsari ) dilaksanakan dengan maksud dan
tujuan untuk :
a. Sebagai penghubung antara Kecamatan Gandrungmangu dengan
Kecamatan Bantarsari.
b. Menambah Kapasitas Jalan
c. Memperlancar arus lalu lintas dari Gandrungmangu ke Bantarsari atau
sebaliknya.
d. Meningkatkan mobilitas penduduk dengan cepat dan nyaman sehingga
pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.
1.3 Lokasi Proyek
Lokasi Proyek terletak di Jalan Gandrungmangu – Bulaksari ( Bantarsari ).
Proyek jalan dimulai dari Pertigaan jalan Taman Makam Pahlawan dimulai sta 0 +
000 ke Timur sampai jembatan kecil terakhir sebelum SD Negeri Bulaksari 05
dengan sta 1 + 700, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap.

Gambar 1.1 Gambar Peta Proyek


( Sumber Google Maps )
: Lokasi Pembangunan Proyek

1.4 Data Umum Proyek


Berikut disajikan data umum pembangunan Proyek Peningkatan Jalan ( Rigid)
Gandrungmangu - Bulaksari ( Bantarsari ) :
Tabel 1.1 Data Umum Proyek
1. Data Proyek Keterangan
Nama Kegiatan : Peningkatan Jalan ( Rigid ) Gandrungmangu
– Bulaksari ( Bantarsari )

Sumber Dana : APBD Kabupaten Cilacap Tahun 2021

2. Konsultan Perencana : CV. Widha Prima


3. Konsultan Pengawas : CV. Prada Consulindo
4. Data Penyedia Jasa
Nama Penyedia Jasa : PT. Mulia Karya
Alamat Penyedia Jasa / : Jl. DI. Panjaitan No. 47A Telp. (0282) 531494
Kontraktor Fax. (0282) 531904 Cilacap

Nama Direktur : Kulyubi Amrulloh


5. Data Kontrak
Nomor SPMK : 602.7/01.07-1/BM.08.132/17
Tanggal Kontrak : 01 Juli 2021
Nilai Kontrak : Rp. 4.217.746.000,-

Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender


Mulai Pelaksanaan : 01 Juli 2021
Selesai Pelaksanaan : 27 November 2021
Sumber : PT. Mulia Karya

1.5 Data Teknis Proyek


1.5.1 Spesifikasi Teknis Proyek
Tabel 1.2 Data Teknis Proyek
Sub Pekerjaan Panjang
1. Rekonstruksi Jalan 1,261 Km
2. Pelebaran Jalan 1,261 Km
3. Pembuatan Talud 839 Meter

Sumber : PT. Mulia Karya

1.5.2 Data Struktur Jalan Rigid


Secara keseluruan struktur jalan ini menggunakan kontruksi beton :
1. Lantai kerja menggunakan Lapisan Beton Lean Concrete Fc’ 10
Mpa.
2. Struktur bawah menggunakan Lapis Agregat Kelas A = 5 cm.
3. Struktur tengahnya menggunakan Lapis Pondasi Bawah Beton Lean
Concrete ( fc’ = 10 Mpa ) = 10 cm.
4. Struktur atas menggunakan Perkerasan Beton Semen dengan
Wiremesh Tunggal ( Fc’ = 24 ) = 25 cm.
5. Struktur utama pekerjaan ini menggunakan Baja Tulangan U 25
Polos.
6. Menggunakan Beton Mutu K-300.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan laporan kerja pratek ini data - data didapat dengan cara
sebagai berikut ini :
1. Pengamatan
Dalam metode ini dilakukan pengamatan langsung di lapangan
mengenai teknik pekerjaan yang sedang berlangsung dan didapat data -
data proyek seperti gambar rencana dan laporan progres pekerjaan.
2. Wawancara
Wawancara atau tanya jawab dilakukan langsung dengan semua pihak
yang terlibat dalam proyek, wawasan dengan pihak pengawas proyek,
kontraktor, mandor maupun dengan tukang.
3. Studi Literatur
Studi literatur didapatkan dari buku - buku dan internet yang
mempelajari tentang contoh - contoh analisa yang digunakan dalam
pemecahan suatu permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan Laporan
Kerja Praktek.
4. Data - data Proyek
Data – data yang didapatkan pada Administrasi Teknik dalam kantor
PT. Mulia Karya berupa Shop Drawing, Justifikasi Teknik, RAB, Time
Schedule, dan Laporan Mingguan – Bulanan.
BAB II
MANAJEMEN PROYEK

2.1 Tinjauan Umum Manajemen Proyek


Manajemen proyek konstruksi harus melalui suatu perencanaan seperti
diorganisasi, diarahkan, dikoordinasi, dan dikontrol dengan baik agar tujuan yang
telah ditetapkan oleh suatu perusahaan bisa tercapai dengan efektif dan efisien.
Manajemen proyek tersebut perlu diberi wadah dalam dalam suatu organisasi
tertentu.
Pengelolaan sebuah organisasi termasuk ke dalam fungsi manajemen.
Organisasi proyek sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek. Petugas yang menyusun struktur organisasi proyek ini adalah
manajemen personalia. Adapun tujuan dan keuntungan dari pembentukan
struktur organisasi proyek, antara lain :
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan.
2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan.
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab.
4. Menyusun mekanisme pengendalian.
Struktur organisasi proyek yang ditetapkan oleh perusahaan itu berbeda satu
sama lainnya karena disesuaikan dengan kondisi atau tipe dari garis wewenang
yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh suatu perusahaan secara efektif dan efisien maka dalam semua
aktivitas yang dilakukan oleh karyawan yang ada di perusahaan, ada pembagian
tugas atau pekerjaan pada setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan itu
sehingga antara karyawan yang satu mempunyai hubungan dengan karyawan
yang lainnya.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penerapan pengorganisasian
adalah sebagai berkut.
1. Menghindari kesalahan management sebab telah dibentuk suatu susunan
dan kewajiban, serta bertanggung jawab masing-masing.
2. Mudahnya pemantauan kemampuan personil.
Dapat tercapainya sasaran yang telah direncanakan dengan baik dan efisien.

2.2 Unsur – Unsur Pelaksana Proyek

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi


pelaksanaan yang merupakan syarat kerja untuk menunjang keberhasilan proyek.
Organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek. Suatu organisasi proyek yang sangat baik harus mempunyai
ciri - ciri sebagai berikut:
1. Terjadi kerjasama berdasarkan kewajiban.
2. Bertanggung jawab masing-masing unsur proyek.
3. Terjadi hubungan harmonis dalam kerjasama.
Pengelola kegiatan pada Proyek Peningkatan Jalan ( Rigid ) Gandrungmangu -
Bulaksari ( Bantarsari ) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Pengelola Kegiatan Proyek Peningkatan Jalan
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG KABUPATEN
1. Pemilik Proyek :
CILACAP

2. Konsultan Perencana : CV. WIDHA PRIMA

3. Kontraktor Utama : PT. MULIA KARYA


4. Konsultan Pengawas : CV. PRADA CONSULINDO

( Sumber : PT. Mulia Karya).

2.2.1 Pemilik Proyek

Pemilik atau owner adalah seseorang atau badan / lembaga baik swasta
maupun pemerintah yang memiliki proyek dan memberi pekerjaan kepada
pihak penyedia jasa yang membayar biaya pekerjaan tersebut serta yang
berkeinginan mewujudkan pembangunan suatu proyek. Pada Proyek
Peningkatan Jalan ( Rigid ) Gandrungmangu – Bulaksari ( Bantarsari ),
yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah APBD ( Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ) Kabupaten Cilacap.
Adapun hak dan kewajiban secara umum dari pemberi tugas antara lain
sebagai berikut ini:
1. Menyediakan dana untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah
kerja.
3. Memberi keputusan mengenai adanya perubahan pekerjaan tambah
atau kurang.
4. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa.
5. Menyediakan lahan untuk tempat melaksanakan pekerjaan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk surat badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.
7. Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan.
8. Mengeluarkan semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan
pengawas dan menyerahkan semua dokumen pembayaran kepada
kontraktor. Penerimaan pekerjaan dapat dilaksanakan apabila
pembangunan telah selesai secara keseluruhan

Wewenang pemberi tugas adalah :


1. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing - masing
kontraktor.
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal -
hal di luar kontrak yang ditetapkan.
3. Mempunyai wewenang untuk memilih konsultan dan kontraktor,
baik secara lelang maupun menunjuk secara langsung.

2.2.2 Konsultan Perencana


Perencana adalah orang atau badan hukum yang membuat perencana
lengkap dari suatu pekerjaan bangunan atas permintaan dan persetujuan
dengan pemberi tugas. Pada proyek ini yang bertindak sebagai perencana
adalah CV. Widha Prima.
Tugas dan wewenang Konsultan Perencana meliputi :
a. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, rencana
kerja dan syarat – syarat, hitungan struktur serta perencanaan
anggaran dan biaya yang harus dapat persetujuan dari Pemilik
Proyek.
b. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada Pemberi Tugas
tantang perencanaan pekerjaan.
c. Melakukan perubahan perencanaan dengan kaitannya permasalahan
di lapangan, setelah disetujui oleh Pengawas dan Pemilik Proyek.
d. Memberikan saran, usulan dan pertimbangan kepada pengawas dan
kontraktor apabila terjadi permasalahan di lapangan.
e. Menghadiri rapat evaluasi dan koordinasi pengelolaan proyek.
f. Membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pelelangan.

2.2.3 Pelaksana / Penyedia Jasa ( Kontraktor )


Pelaksana adalah orang atau badan hukum yang menerima dan
menyelenggarakan pekerjaan sesuai dengan biaya yang tersedia dan
melaksanakan sesuai dengan peraturan serta gambar – gambar rencana yang
ditetapkan. Pada proyek ini yang bertindak sebagai pelaksana adalah PT.
Mulia Karya.
Tugas dan wewenang Pelaksana meliputi :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar- gambar rencana,
risalah pekerjaan, peraturan dan syarat – syaratnya.
b. Membuat gambar kerja ( shop drawing ) sebelum memulai
pekerjaan untuk memudahkan pelaksanaan maupun pengawasan.
c. Menghadiri rapat koordinasi proyek.
d. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui oleh
pengawas disertai keterangan mutu bahan, alat dan hasil tes
laboratorium.
e. Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul di
lapangan kepada perencana dan pengawas.
f. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.
g. Menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian.

2.2.4 Konsultan Pengawas


Pengawas adalah orang atau badan hukum yang ditunjuk pemberi
tugas untuk mengawasi dan mengendalikan jalannya pelaksanaan
pembangunan dan memberikan laporan kemajuan pekerjaan yang
ditunjukan kepada pemberi tugas. Pada proyek ini yang bertindak sebagai
pengawas adalah CV. Prada Consulindo.
Tugas dari Konsultan Pengawas meliputi :
a. Membimbing dan mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Mengatur, meliputi dan menerima pembayaran angsuran biaya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Membuat gambar – gambar tambahan atau revisi jika perlu.
d. Memeriksa dan memperbaiki gambar – gambar kerja yang dibuat
kontraktor.
e. Menyusun laporan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemberi
tugas yang berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.
f. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan
tambahan dan pekerjaan ulang.
g. Mengawasi dan menguji kualitas atau, mutu material yang
digunakan.
2.3 Struktur Organisasi Proyek
2.3.1 Skema Hubungan Pelaksanaan Proyek

Hubungan kerja antar unsur – unsur pengelola proyek adalah suatu


hubungan kerja antar Pemilik Proyek, Konsultan Perencana, dan Pelaksana
Proyek ( Kontraktor ) dalam mengerjakan atau melaksanakan sebuah
proyek. Semua unsur – unsur tersebut dalam penyelenggaraan pekerjaan
pembangunan suatu proyek harus mengikuti atau berpedoman pada
ketentuan, persyaratan dan peraturan yang telak disepakati dan berlaku.

Hubungan antar unsur – unsur pengelola Proyek Peningkatan Jalan


( Rigid ) Gandrungmangu – Bulaksari ( Bantarsari ) dapat dilihat pada
gambar :

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KAB. CILACAP

OWNER ( PEMILIK PROYEK )

PT. MULIA KARYA

KONTRAKTOR

CV. PRADA CONSULINDO CV. WIDHA PRIMA


KONSULTAN PENGAWAS KONSULTAN PERENCANA

Bagan. 2.1 Skema Hubungan Pelaksanaan Proyek


( Sumber : PT. Mulia Karya )
Keterangan :
: Garis Komando
: Koordinasi
: Bertanggung Jawab

Tiap unsur – unsur dalam proyek mempunyai hubungan yang saling


terkait antara satu pengelola dengan pengelola lainya. Hubungan tersebut
antara lain sebagai berikut:
1. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas
Pemberi tugas memberikan imbalan jasa / biaya pengawasan
atau jasa pengawasan yang telah dilakukan oleh konsultan
pengawas. Hubungan ini biasanya diikat dalam suatu kontrak.
Pemberi tugas juga berwenang untuk meminta laporan - laporan
secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan.
2. Antara pemilik Proyek dan Konsultan Perencana
Konsultan perencana ditunjuk oleh owner dan di percaya untuk
merencanakan dan mendesain bangunan tersebut secara
keseluruhan, sehingga konsultan perencana wajib menunjukan
perencanaan bangun tersebut kepada pemilik proyek dan dapat
merencanakan bangunan sesuai yang di inginkan oleh pemilik
proyek.
3. Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor / Penyedia Jasa
Pemberi tugas memberikan biaya pelaksanaan dan kontraktor
menyerahkan hasil pelaksanaan. Hubungan kerja antara kedua belah
pihak ini diatur dalam suatu ikatan kontrak. dan untuk melakukan
hubungan kerja tersebut, kontraktor harus melalui Project
Management.
4. Antara Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas keduanya
saling berkonsentrasi mengenai perencana dan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Hubungan kerja antar keduanya diatur dalam
ikatan aturan pelaksanaan.
5. Antara Kontraktor dengan Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas mengontrol realisasi pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor agar sesuai dengan
persyaratan yang ada.
2.3.2 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek dan Pelaksana Lapangan
Struktur organisasi proyek mempermudah karyawan dalam
menjalankan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki serta kepada
siapa karyawan itu akan bertanggung jawab. Struktur organisasi proyek
juga memperjelas tugas, wewenang, tanggung jawab, dengan demikian
akan membantu dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
Tujuan yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan sebagai
berikut:
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan.
2. Pengelompokan penanggung jawab kerja.
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab
4. Menyusun mekanisme pengendalian

Pada Pelaksanaan proyek tersebut terdapat organisasi kontraktor yang


mengatur jalannya kegiatan proyek, adapun organisasi kontraktor pada
proyek ini adalah sebagai berikut:

Gambar belum

Sumber : PT. Mulia Karya


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek PT. Mulia Karya
Pada Proyek Peningkatan Jalan ( Rigid ) Gandrungmangu – Bulaksari
( Bantarsari )

Pada Proyek Peningkatan Jalan ( Rigid ) Gandrungmangu – Bulaksari (


Bantarsari ) yang bertindak sebagai penyedia jasa adalah PT. MULIA
KARYA yang terdiri dari beberapa sub bagian :

2.3.2.1 Direktur Utama


Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut
atau seseorang yang memiliki potensi ditunjuk oleh pemilik
usaha untuk menjalankan dan memimpin Perusahaan. Pada PT.
Mulia Karya yang berposisi sebagai Direktur Utama adalah Bapak
Kulyubi Amrulloh. Beberapa tugas dan tanggung jawab dari
Direktur adalah :

1. Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen


proyek konstruksi.
2. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang
bersifat usulan, permintaan, pembelian, pemakaian dan
pembayaran untuk kebutuhan proyek konstruksi.

Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau


kurang / contract change order ( CCO ) kepada owner jika
diperlukan.

2.3.2.2 Site Manager

Site manager adalah wakil direktur yang berkedudukan di


lapangan sebagai koordinator pekerjaan proyek sehari - hari. Pada
PT. Mulia Karya yang menduduki posisi sebagai Site Manager
adalah Bapak Toifin, S.T. Bebarapa tugas dan tanggung jawab dari
Site Manager adalah:
a. Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan segera setelah
dokume kontrak ditandatangani..
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
c. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja
( KAK ) akan dipenuhi dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan.
d. Meneliti semua spesifikasi dan gambar rencana sebelum
dilaksanakan.
Membuat laporan laporan kemajuan pekerjaan secara kontinyu
menurut ketentuan.
2.3.2.3 Pelaksana Lapangan

Pelaksana lapangan merupakan seseorang yang bertanggung


jawab terhadap jalannya pekerjaan secara langsung dilapangan.
Pelaksana lapangan sering dikatakan sebagai kepala Mandor. Pada
PT. Mulia Karya yang menduduki posisi sebagai Pelaksana adalah
Bapak Suwaryo. Beberapa tanggung jawab dari pelaksana ini
adalah:
a. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan teks - teks dan
gambar rencana.
c. Mengontrol laju operasional proyek guna memberikan
laporan, data - data dan situasi serta kondisi lapangan secara
berkala. Melakukan prosedur administrasi proyek sesuai
dengan ketentuan.
Kurang

2.4 Rencana Kerja


2.4.1 Time Shedule

Time schedule merupakan rencana alokasi waktu untuk meyelesaikan


masing – masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah
rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek.
Tujuan atau manfaat time schedule pada proyek antara lain :
1. Podoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang
dibutuhkan.
2. Pedoman waktu untuk penandatanganan material yang sesuai denga
item pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Sebagai pedoman pengendalian waktu pelaksanaan proyek.
4. Sebagai acuan untuk memulai dan megakhiri sebuah konstruksi
kerja.
5. Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Sebagai pedoman pencapaian progres pekerjaan setiap waktu.
2.4.2 Penjelasan Kurva S

Kurva S adalah hasil plot dari Barchart, bertujuan untuk


mempermudah melihat kegiatan - kegiatan yang masuk dalam suatu jangka
waktu pengamatan progres pelaksanaan proyek. Kurva S dapat menunjukan
kemampuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang
direpresentasikan sebagai presentase kumulatif dari seluruh kegiatan
proyek. Visualisasi kuva S memberikan informasi mengenai kemajuan
proyek dengan membandingkan terhadap jadwal rencana
Perbandingan yang dianalisa adalah perbandingan dari nilai
produktivitas volume rencana dengan pelaksanaan. Pada pelaksanaan
proyek Peningkatan Jalan tersebut, jadwal pelaksanaan sedikit berbeda dari
rencana. Hal ini diantaranya disebabkan oleh :
1. Force Majeure ( Keadaan Alam ).
2. Keterlambatan Produksi Material.
Pada Proyek Peningkatan Jalan ( Rigid ) Gandrungmangu- Bulaksari
( Bantarsari ) untuk waktu pelaksanaannya selesai tepat waktu sesuai jadwal
perencanaan. Karena sistem proyeknya dan juga time schedulnya dibuat 1
paket proyek pekerjaan Se – Kecamatan, Proyek Jalan Ruas Pagedongan –
Kebutuhjurang untuk puncak pekerjaannya tidak sesuai dengan Time
Schedule atau mundur sedikit dari perencanaan, walaupun untuk selesainya
sesuai jadwal. Untuk mengatasi masalah tersebut, kontraktor menambah
waktu jam kerja atau lembur sehingga waktu yang tertinggal dapat
dikembalikan melalui jam lembur tersebut. Selain itu untuk proyek jalan
rigid lebih baik untuk proses pengecoran dilaksanakan pada malam hari
untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik.

Rincian Waktu Efektif & Produk Harian Pekerjaan Utama.


 Rincian Waktu Efektif
1. Masa Pelaksanaan Kalender : 210 Hari
2. Libur Minggu atau Libur Nasional : 39 Hari
3. Uji Produk Akhir & Waktu Panitia Pho : 7 Hari
4. Rekayasa Lapangan : 14 Hari
5. Lebaran, Natal & Tahun Baru : 14 Hari
6. Waktu Harian Efektif : 136 Hari
 Pada hari Lebaran diasumsikan kegiatan berhenti selama 14 hari ( 18
Mei s/d 31 Mei 2020 ).

BAB III

Anda mungkin juga menyukai