Anda di halaman 1dari 64

PENGARUH ORIENTASI BELANJA, KEPERCAYAAN ONLINE,

ONLINE CUSTOMER REVIEW DAN PENGALAMAN PEMBELIAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA MARKETPLACE SHOPEE

(Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

PROPOSAL SKRIPSI

Dini Arifianti

1802010113

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang

memberikan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas.

Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi

yang dapat diakses melalui media, melainkan juga dapat digunakan

sebagai sarana untuk melakukan transaksi perdagangan dengan market

place dan sebuah jaringan bisnis dunia yang luas yang tidak terbatas

waktu dan tempat.(Ujia & Munawaroh, 2018)

Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis oleh layanan

manajemen konten hotsuite dan agensi pemasaran media sosial we are

social dalam laporan bertajuk “digital 2021” melaporkan bahwa

pengguna internet di indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta

jiwa. Hal tersebut telah meningkat sebesar 15,5 persen di bandingkan

pada januari 2020 lalu. Faktor perkembangan tersebut disebabkan

karena perkembangan infrastruktur dan mudahnya mendapatkan

smartphone atau telepon genggam. (tekno.kompas.com 2021).

Semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia menjadikan

pasar yang sangat bagus untuk pelaku industri e-commerce. Maka tidaklah

heran jika di indonesia bermunculan e-commerce dan marketplace, berikut

merupakan daftar market place yang banyak di kunjungi yaitu shopee,

lazada, tokopedia, bukalapak, blibli, dan zalora. Tidak hanya marketplace


yang bermunculan tetapi ada juga yang menggunakan akun pribadi si

pelaku e-commerce yang menggunakan akun sosial media yaitu facebook,

whatsapp dan instagram. (Ujia dan Munawaroh, 2018).

Kehadiran perdagangan online akan lebih memudahkan

konsumen dalam melakukan kegiatan pembelian. Para konsumen tidak

perlu datang langsung ke toko, mereka hanya perlu mengunjungi situs

yang dituju dan menentukan barang/jasa yang mereka butuhkan. Selain

itu online shopping bertujuan untuk meningkatkan minat pembelian

konsumen yang didukung oleh teknologi canggih sehingga dapat

menarik perhatian konsumen baik dari gambar, warna, suara, bentuk,

pelayanan dan ketersediaan yang dicari yang akhirnya memancing

minat konsumen untuk membeli produk/jasa dari situs online tersebut

(Sophia, 2014). Menurut Salisbury et al. (2001) dalam Ling et al.

(2010) minat beli individu dapat digunakan untuk menentukan kekuatan

minat individu dalam melakukan pembelian secara spesifik. Menurut

argumen Pavlou (2003) dalam Ling et al. (2010), minat beli online

adalah situasi ketika seorang pelanggan bersedia dan berminat untuk

terlibat dalam transaksi online.(Jonathan,2019)

Sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia. Shopee

sendiri dikelola oleh Garena Group yang sekarang berubah nama

menjadi SEA GROUP. Pertama kali berdiri di singapura pada tahun

2015 oleh Forrest Li dan Chirs Feng, kemudian shopee memperluas

jangkauan nya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam dan

Filipina. Shopee pertama kali berdiri meluncur sebagai market place


dengan sistem consumer to consumer (C2C) seperti layak nya

tokopedia dan bukalapak. Seiring berjalannya waktu, Shopee mencoba

untuk menjalankan bisnis model lain, yaitu Hibrid C2C dan juga B2C,

yang ditandai dengan adanya Shopee Mall. Shopee Mall sendiri adalah

kumpulan dari toko-toko yang dipilih secara khusus oleh shopee

dengan mempertimbangkan produk yang mereka jual sampai pelayanan

yang diberikan kepada konsumen. Di kalangan konsumen Indonesia

survey yang dilakukan pada bulan desember 2017 oleh the Asian parent

mengungkapkan bahwa shopee adalah platform belanja yang sangat

disukai oleh masyarakat terutama kalangan anak muda

(divedigital.id,2021)

Persaingan bisnis e-commerce menuntut penjual harus mampu

bersikap dan bertindak cepat & tepat dalam menghadapi persaingan di

lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

ketidakpastian. Oleh karena itu, Shopee menyediakan beragam jenis

produk yang ditawarkan. Keberagaman produk yang ditawarkan oleh

Shopee memiliki berbagai kategori meliputi Handphone dan

accesories, Kesehatan, Perlengkapan Rumah, Pakaian Wanita,

Makanan & Minuman, Ibu & Bayi, Perawatan & Kecantikan, Fashion

Muslim, Elektronik, Komputer & Aksesoris, Pakaian Pria, Sepatu Pria,

Tas Wanita, Tas Pria, Jam Tangan, Sepatu Wanita, Fotografi, Aksesoris

Fashion, Hobi & Koleksi, Otomotif, Olahraga & Outdoor, Fashion Bayi

& Anak, Serba Serbi, Buku & Alat Tulis, Voucher, dan Souvenir &

Pesta. Dengan berbagai produk yang ditawarkan, Shopee bertujuan


untuk menciptakan minta beli para calon pembeli. (rajabeli.com,2020)

Tabel 1.1
Pengunjung Marketplace Indonesia
Jumlah Jumlah
Jumlah
Pengunjung Pengunjung
Nama Pengunjung
No (Dalam (Dalam
E-commerce (Dalam Jutaan)
Jutaan) Jutaan)
Tahun 2018
Tahun 2019 Tahun 2020
1. Tokopedia 168 66 86.1
2. Bukalapak 116 42.9 35,3
3. Shopee 67,7 56 93,4
4. Lazada 58.3 28 22
5. Blibli 43.1 21.4 18.3
6. JD ID 17 5.5 9.3
Sumber : DataBoks 2018-2020

Hasil survey DataBoks pada Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa pada

tahun 2018 pengunjung marketplace di Indonesia yang berupa ecommerce

pengunjung shopee menempati urutan ketiga yaitu dengan jumlah sebesar

67 juta pengunjung pada tahun 2018. Shopee sedikit mengalami penurunan

pada tahun 2019 yaitu sebesar 56 juta pengunjung lalu mengalami

kenaikan pada tahun 2020 yakni sebesar 93,4 juta pengunjung. Hasil riset

yang lain dari iPrice menunjukkan rata-rata pengunjung platform Shopee

mencapai 72,97 juta per bulan pada kuartal IV tahun 2019.

(www.cnbcindonesia.com, 2018).

Mahasiswa sebagai bagian dari konsumen memandang bahwa e-

commerce dalam pengertian ini belanja online bagian yang tidak bisa

dipisahkan dalam aktivitas belanja terlebih penggunaan internet dan

kebutuhan dikalangan mahasiswa yang tinggi apakah bijak terhadap daya

beli dan platform yang disajikan toko online (Komala, 2020). Berdasarkan

Pengamatan sementara pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Purwokerto, ternyata banyak mahasiswa yang mengetahui dan


menggunakan situs online Shopee untuk berbelanja di toko online Shopee,

baik itu dalam berbelanja baju, sepatu, tas, dan kosmetik ataupun produk

lainya. Banyak pengalaman dan Persepsi Mahasiswa berkaitan dengan

orientasi belanja, kepercayaan online, online customer review dan

pengalaman pembelian pelanggan terhadap toko ketika mereka berbelanja

di toko online Shopee.

Minat membeli suatu produk akan muncul ketika adanya

rangsangan positif mengenai suatu objek sehingga memunculkan motivasi

konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang dilihatnya. (Andryanto,

2016) Karena minat terhadap sesuatu yang diinginkan, maka muncul

keinginan untuk membeli. Minat beli yang ada dalam diri konsumen

merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran. Berikut

adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat beli seseorang

secara online, antara lain faktor orientasi belanja, kepercayaan, pengalaman

berbelanja (Darmono dan Yulistia, 2020) serta Online Customer Revoiew

(Fauzi dan Rina, 2021)

Orientasi berbelanja merupakan pengaruh umum untuk

melakukan kegiatan berbelanja. Pengaruh ini diwujudkan dalam bentuk

pencarian informasi, evaluasi alternative, sampai pada pemilihan produk.

Menurut Kwek, Tan, & Lau, (2010) orientasi berbelanja dipercaya

merupakan bagian dari gaya hidup konsumen yang berasal dari kegiatan,

ketertarikan, dan pendapat mereka mengenai kegiatan berbelanja itu

sendiri. Banyak ahli yang berpendapat bahwa orientasi berbelanja

merefleksikan pandangan konsumen secara sosial, ekonomi, budaya dan


juga tujuan pribadi dalam berbelanja. Karena itu dipercaya bahwa orientasi

berbelanja konsumen juga dapat merefleksikan keadaan dan nilai ekonomi,

sosial, budaya, serta lingkungan konsumen itu sendiri. Orientasi berbelanja

merupakan salah satu indikator penting dalam pengambilan keputusan

membeli pada situs online.

Setiap orang memiliki selera yang berbeda, ada yang menyukai

barang dengan kualitas biasa dan ada juga yang menyukai barang dengan

kualitas tinggi. Menurut Seock (2016) orientasi belanja memiliki tujuh

dimensi diantaranya shopping enjoyment yang merupakan kesenangan

individu ketika melakukan berbelanja, brand/fashion consciousness yang

merupakan kesadaran individu terhadap merek atau mode busana, price

consciousness yang merupakan kesadaran individu terhadap harga produk,

shopping confidence yang merupakan kepercayaan individu terhadap

kemampuan berbelanjannya, convenience / time consciousness yang

merupakan kesadaran individu terhadap waktu dan kenyamanan ketika

berbelanja, in-home shopping tendency yang merupakan kecenderungan

individu untuk melakukan pembelian melalui rumah, brand/store loyalty

yang merupakan kesetiaan individu terhadap merek dan toko ketika

melakukan kegiatan berbelanja.

Pada penelitian Riri dan Yulistia (2020), Jonathan (2019),

Mardiah dan Anugrah (2020) Chan (2019), lalu Siahaan dan Sitompul

(2021) menunjukan orientasi belanja mempengaruhi minat beli secara

positif dan signifikan tetapi menurut penelitian Faizun dan Zamroni (2021),

orientasi belanja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli.


Menurut Pavlou dan Geffen dalam penelitian Baskara dan

Haryadi (2014) faktor yang sangat penting yang bisa mempengaruhi

pembelian online adalah kepercayaan. Kepercayaan menjadi faktor kunci

dalam setiap transaksi jual beli secara online. Dengan adanya kepercayaan

maka konsumen akan melakukan pembelian, karena pembelian secara

online sangatlah berbeda dengan pembelian tradisional. Kepercayaan

merupakan pondasi yang kuat untuk menentukan sukses atau tidaknya e-

commerce kedepan. Untuk menarik minat konsumen untuk berkunjung dan

bertransaksi melalui situsnya, perusahaan e-commerce harus membangun

kepercayaan yang tinggi terhadap calon pembeli. Ketika seorang yang ingin

melakukan transaksi secara online, maka hal utama yang diperhatikan

adalah reputasi toko online yang tersedia di Shopee tersebut apakah dapat

dipercaya atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan mengecek testimoni

pembeli yang pernah berbelanja di situs tersebut. Shopee sendiri

memunculkan tanda khusus bagi pelapak yang barangnya sering dibeli.

Konsumen tentu mengharapkan uang yang dikirimkannya tidak hilang

begitu saja akan tetapi mendapatkan balasan berupa produk yang

diinginkan dan sesuai dengan apa yang ditampilkan dan dijelaskan oleh

penjual.

Pada penelitian Riri dan Yulistia (2020), Rosdiana, Haris, dkk

(2019), Hariadi dan Sulistiono (2021) Nikmatulloh dan Wijayanto (2021)

serta Rizkiawan (2020) menunjukan kepercayaan online mempengaruhi

minat beli secara positif dan signifikan tetapi menurut penelitian Ade

(2020), kepercayaan online tidak berpengaruh secara signifikan terhadap


minat beli.

Factor yang mempengaruhi minat beli online selanjutnya adalah

online customer review. Menurut filieri (2014) Online Customer Reviews

(OCRs) adalah salah satu bentuk Word of Mouth Communication pada

penjualan online, dimana calon pembeli mendapatkan informasi tentang

produk dari konsumen yang telah mendapatkan manfaat dari produk

tersebut. Akibatnya konsumen lebih mudah untuk mencari perbandingan

dengan produk yang sejenis yang dijual pada penjual online lain, hal ini

karena penggunaan yang pesat pada digital marketing sehingga

memberikan keuntungan pada konsumen, yaitu konsumen tidak harus

mengunjungi penjual yang berbeda secara langsung (Yasmin et al, 2015).

Pada penelitian Ariq dan Farida (2020), Rizka (2019), Fauzi dan

Rina (2021), Ganyang dan Ritonga (2021), serta Damayanti (2019)

menunjukan online customer review mempengaruhi minat beli secara

positif dan signifikan tetapi menurut penelitian Julian dan Rezi (2021),

Hasrul, Surhayati, dkk (2020) online customer review tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap minat beli.

Bukan hanya faktor orientasi belanja, kepercayaan dan online

customer review yang dapat mempengaruhi minat beli secara online,

terkadang pengalaman konsumen sebelumnya juga mempengaruhi minat

beli konsumen karena pengalaman sebelumnya akan sangat mempengaruhi

perilaku masa depan. Dalam konteks pembelian online, pelanggan

mengevaluasi pengalaman pembelian online mereka dalam hal persepsi

mengenai informasi produk, bentuk pembayaran, persyaratan pengiriman,


layanan yang ditawarkan, risiko yang terlibat, privasi, keamanan,

personalisasi, daya tarik visual, navigasi, hiburan dan kenikmatan

(Mathwick, Malhotra, dan Rigdon, 2015).

Menurut Shim dan Drake (2010), pelanggan dengan minat

pembelian online yang kuat di situs belanja online biasanya memiliki

pengalaman pembelian yang sebelumnya membantu dalam mengurangi

ketidakpastian mereka. Oleh karena itu, pelanggan hanya akan membeli

produk dari internet setelah mereka memiliki pengalaman sebelumnya.

Dalam tambahan, pelanggan yang memiliki pengalaman pembelian online

sebelumnya akan lebih mungkin untuk membeli secara online dibandingkan

mereka yang tidak memiliki pengalaman seperti itu. Seckler (2000)

menjelaskan fenomena ini yaitu konsumen yang memiliki pengalaman

belanja secara online mungkin melakukan pembelian kecil pada awalnya.

Menurut Shim dan Drake (2010), jika pengalaman pembelian online

sebelumnya menghasilkan hasil yang memuaskan, ini akan menyebabkan

pelanggan untuk terus berbelanja di internet dalam waktu panjang.

Sayangnya, jika pengalaman masa lalu bersifat negatif, pelanggan akan

enggan untuk terlibat dalam belanja online di masa depan. Ini menjelaskan

pentingnya mengubah persepsi konsumen terhadap pembelian secara online

dengan menyediakan pengalaman belanja online yang memuaskan (Weber

dan Roehl, 2016).

Pada penelitian Riri dan Yulistia (2020), Furi, Hidayati, dkk

(2020) Rizkiawan (2020), Mardiah dan Anugrah (2020), serta Hariadi dan

Sulistiono (2021) menunjukan pengalaman pembelian mempengaruhi minat


beli secara positif dan signifikan tetapi menurut penelitian fachrizi dan

Rizal (2016), pengalaman pembelian tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap minat beli.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Riri dan

Yulistia (2020), yang meneliti tentang Pengaruh Orientasi Belanja,

Kepercayaan Online, dan Pengalaman Pembelian Terhadap Minat Beli

Secara Online. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

adalah pada objek penelitian dan dan menambahkan satu variabel yaitu

online customer review dari penelitian Ariq dan Indriani (2020) karena

berpengaruh positif dan signifikan. Berdasarkan latar belakang masalah

diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis “Pengaruh Orientasi

Belanja, Kepercayaan Online, Online Customer Review dan

Pengalaman Pembelian Terhadap Minat Beli Konsumen Pada

Marketplace Shopee.” (Studi Pada Universitas Muhammadiyah

Purwokerto)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas yang telah

diuraikan, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah orientasi belanja, kepercayaan online, online customer

review, dan pengalaman pembelian berpengaruh secara simultan

terhadap minat beli konsumen shopee di universitas muhammadiyah

purwokerto?

2. Apakah orientasi belanja berpengaruh secara simultan terhadap


minat beli konsumen shopee di universitas muhammadiyah

purwokerto?

3. Apakah kepercayaan online berpengaruh secara simultan terhadap

minat beli konsumen shopee di universitas muhammadiyah

purwokerto?

4. Apakah peonline customer review berpengaruh secara simultan

terhadap minat beli konsumen shopee di universitas muhammadiyah

purwokerto?

5. Apakah pengalaman pembelian berpengaruh secara simultan

terhadap minat beli konsumen shopee di universitas muhammadiyah

purwokerto?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini dibatasi pada variabel orientasi belanja, kepercayaan

online, online customer review, dan pengalaman pembelian

terhadap minat beli konsumen shopee secara online

2. Responden pada penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas

Muhmmadiyah Purwokerto

3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2021 – januari

2022
D. Tujuan

Berdasarkan rumusan maslaah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi :

1. Menganalisis pengaruh orientasi belanja, kepercayaan online, online

customer review, dan pengalaman pembelian terhadap minat beli

konsumen shopee secara online.

2. Menganalisis pengaruh orientasi belanja terhadap minat beli

konsumen shopee secara online.

3. Menganalisis pengaruh kepercayaan online terhadap minat beli

konsumen shopee secara online.

4. Menganalisis pengaruh penonline customer review terhadap minat

beli konsumen shopee secara online.

5. Menganalisis pengaruh pengalaman pembelian terhadap minat beli

konsumen shopee secara online.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa manfaat dan

kegunaan antara lain:

1. Bagi Perusahaan Shopee

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berguna dan

pertimbangan yang bermanfaat bagi pihak instansi terkait untuk

lebih mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi belanja,

kepercayaan online, online customer review, dan pengalaman

pembelian terhadap minat beli ssecara online.


2. Bagi konsumen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

bagaimana konsumen dalam menilai perusahaan membentuk

strategi untuk minat beli konsumen.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Pemasaran

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah

wawasan dalampengembangan ilmu pemasaran.

4. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk

menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi tambahan

untuk melakukan penelitian ilmiah dengan topik yang sama.

5. Bagi peneliti

Sebagai sarana pembelajaran, meningkatkan kemampuan penulis

dibidang penelitian ilmiah yang relevan dengan latar belakang

pendidikan penulis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen akan menimbulkan terciptanya

keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Mengetahui

perilaku seorang konsumen amatlah sulit, pemasar harus pandai

dalam memahami mempelajari persepsi, selera, dan perilakunya

saat berbelanja. Perilaku konsumen yaitu kegiatan langsung dalam

memperoleh dan mengkonsumsi produk, termasuk tahapan

pengambilan keputusan yang memulai serta menetapkan tindakan-

tindakan tersebut.

Menurut Peter dan Olson (2014) mengemukakan jika

perilaku konsumen merupakan dinamika hubungan antara pengaruh

dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana seseorang

menjalankan pertukaran unsur – unsur kehidupan. Sedangkan

Menurut Harman Malau (2017) menjelaskan jika perilaku

konsumen adalah sikap mengenai perseorangan, golongan atau

lembaga dan tahapan yang mereka lalui guna menentukan,

mengamankan, dan mengkonsumsi produk, pengalaman atau ide

untuk kepuasan. Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller

(2009) adalah suatu proses yang dilakukan seseorang ketika ingin

memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk mengkonsumsi suatu


Menurut Kotler (2007) bahwa, Perilaku konsumen merupakan studi

tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi,

membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan,

atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

mereka. Pentingnya mengetahui perilaku konsumen pada akhirnya

telah menarik perhatian berbagai macam industri salah satunya

industri fashion. Konsep pendekatan perilaku konsumen

mengajarkan agar pemasar cenderung memiliki orientasi lebih

kepada pelanggan dan bukan hanya sekedar menjual apa yang

diproduksi perusahaan.

Swastha dan Handoko (2000:27), membagi teori perilaku

konsumen menjadi empat jenis, yaitu:

1. Teori Ekonomi Mikro

Dalam teori ini menjelaskan bahwa keputusan untuk membeli

merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar.

Pembeli individual berusaha menggunakan barang-barang yang

akan memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai

dengan selera dan harga-harga relatif.

2. Teori Psikologis

Teori ini mendasari faktor-faktor psikologis individu untuk

selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan, yang

merupakan penerapan dari teori-teori bidang psikologis dalam

menganalisa perilaku konsumen.

3. Teori Sosiologis
Teori ini lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh

antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka

jadi lebih mengutamakan perilaku kelompok dari pada perilaku

individu.

4. Teori Anthropologis

Teori ini sama dengan teori sosiologis, teori ini juga

menekankan pada tingkah laku pembelian dari suatu kelompok

tetapi kelompok yang diteliti adalah kelompok masyarakat luas

antara lain: kebudayaan (kelompok paling besar), sub kultur

(kebudayaan daerah) dan kelas-kelas sosial.

Ada beragam faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong

(2018) terkandung empat faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen dalam pembelian suatu produk. Faktor-faktor

tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Kebudayaan : budaya, sub-budaya, dan kelas

sosial.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi perilaku pembelian

antara lain: Kelompok Acuan (Reference Group),

Keluarga (Family), Peran Sosial dan Status (Roles and

Status)

3. Faktor Pribadi

4. Faktor Psikologis
2. Minat Beli

Minat beli menurut Kotler (2008) adalah sesuatu yang

timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya,

dari sana timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat

memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya

jika konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang

positif terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual. Minat beli

juga merupakan pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang di

sertakan perasaan senang terhadap barang yang di timbulkan oleh

keinginan dan perasaan yang meykinkan bahwa barang tersebut

mempunyai manfaat sehingga ingin memiliki barang tersebut dengan

cara membelinya atau menukarkanya.(Widokarti,2019)

Perilaku minat untuk membeli adalah hasil dari proses

evaluasi terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan

keputusan secara kompleks termasuk membeli merek yang

diinginkan, mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi dan

menyimpan informasi ini untuk digunakan di masa yang akan

datang (Sylvana, 2006). Minat beli adalah bagian dari proses

keputusan pembelian dari konsumen, dimana prosesnya diawali dari

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi lternative,

keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Dalam tahap

evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk

minat pembelian.
a. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

faktor yang membentuk minat beli konsumen adalah sebagai

berikut (Kotler, 2008).

1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi

alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal

yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang

disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti

keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya

akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan

pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen

sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan

membeli suatu barang atau tidak.

b. Indikator

Menurut Ferdinand (2007) minat beli dapat diidentifikasi

melalui indikator- indikator sebagai berikut.

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang

untuk membeli produk.

2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan

perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada


produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika

terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku

sesorang yang selalu mencari informasi mengenai

produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk

mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

3. Orientasi Belanja

Munculnya kegiatan belanja online, memberikan dampak

terhadap perilaku belanja online itu sendiri, konsumen mungkin

berbeda dalam hal orientasi belanja mereka. Stone (2013),

menggambarkan konsep orientasi belanja sebagai gaya hidup

berbelanja atau gaya berbelanja yang menempatkan penekanan pada

aktivitas berbelanjanya. Li et al (2010), membuat konsep orientasi

belanja sebagai bagian tertentu dari gaya hidup pembelanja yang

mencakup aktivitas berbelanja, pendapat, dan minat. Samuel (2006)

menggambarkan orientasi belanja sebagai sesuatu yang kompleks

dan mempunyai fenomena multidimensional (motif, kebutuhan,

ketertarikan, kondisi ekonomi, dan kelas sosial) dan dimensi

perilaku pasar (pilihan sumber informasi, perilaku panutan, dan

atribut toko).

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa orientasi

belanja merupakan bagian dari gaya hidup individu dengan

menekankan pada kegiatan berbelanja individu dan dapat

menggambarkan keinginan dan kebutuhan individu ketika


melakukan kegiatan berbelanja. Pada dasarnya orientasi berbelanja

yang dimiliki individu berkaitan dengan gaya hidup yang dimiliki

oleh individu secara umum. Orientasi berbelanja dapat

menunjukkan kebutuhan individu ketika berbelanja. Dasar

pemikiran dari orientasi berbelanja menurut Gehrt dan Shim (2013),

adalah individu yang memiliki orientasi berbeda akan menunjukkan

karakteristik dan perilaku yang berbeda.

a. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Belanja

b. Indikator

Seock (2013) menyatakan bahwa orientasi belanja memiliki

tujuh dimensi, yaitu:

1. Shopping enjoyment yang merupakan kesenangan

individu ketika melakukan belanja.

2. Brand/fashion consciousness yang merupakan

kesadaran individu terhadap harga merk atau metode

busana.

3. Price consciousness yang merupakan kesadaran

individu terhadap harga produk.

4. Shopping confidence yang merupakan kepercayaan

individu terhadap kemampuan berbelanjanya.

5. Convinience/time yang merupakan kesadaran individu

terhadap waktu dan kenyamanan ketika berbelanja.

6. In-home shopping tredency yang merupakan

kecenderungan individu untuk melakukan pembelian


dengan tidak keluar rumah

7. Brand/store loyalty yang merupakan kesetiaan individu

terhadap merek dan toko ketika melakukan kegiatan

berbelanja.

4. Kepercayaan Online

Menurut Pavlou dan Geffen (2014), faktor yang sangat

penting yang bisa mempengaruhi minat pembelian yang kemudian

dapat memicu keputusan pembelian online oleh konsumen adalah

faktor kepercayaan. Faktor kepercayaan menjadi faktor kunci dalam

setiap transaksi jual beli secara online. Hanya pelanggan yang

memiliki kepercayaan yang akan melalui transaksi melalui internet.

Menurut Jogiyanto (2007) kepercayaan mempunyai dampak yang

mendalam terhadap perilaku. Melalui tindakan dan proses belajar,

orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian

mempengaruhi perilaku membeli.

Menurut Simamora (2008) kepercayaan adalah suatu

pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.

Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat atau sekadar

percaya. Menurut Kramer (2010), kepercayaan adalah pernyataan

kompleks karena individu tidak tahu motif dan minat lain. Kimery

dan McCard (2013) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan

konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi

online berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya

berbelanja online pada masa mendatang.


a. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan

konsumen menurut Mayer, et.al. (2014) adalah sebagai berikut:

1) Pengalaman (Experienced)

Pengalaman adalah relevan dengan pekerjaan yang dilakukan

oleh perusahaan, mengenai bisnis dan prestasi perusahaan dalam

bidang perekonomian dan lain sebagainya. Pengalaman yang

banyak dan menarik dalam bisnis, akan memebuat perusahaan

lebih memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan.

2) Kualitas Kerja

Kualitas kerja adalah proses dan hasil kerja perusahaan yang

dapat dinilai oleh sebagai pelanggan atau masyarakat. Kualitas

kerja yang tidak terbatas akan menghasilkan kepercayaan yang

berkualitas.

3) Kecerdasan

Kemampuan perusahaan dalam mengelola masalah yang terjadi

dalam perusahaan. Kecerdasan juga dapat membangun

kepercayaan, karena kredibilitas yang tinggi tanpa didassari oleh

kecerdasasn dalam menarik pelanggan tidak mampu

meningkatkan kepercayaan pelanggan.

b. Indikator

Indikator kepercayaan Menurut Ling et al (2010), indikator


kepercayaan meliputi: “Security, Privacy, dan Reliability.”

1) Security

Security didefinisikan sebagai sejauh mana konsumen

percaya bahwa internet adalah aman bagi mereka untuk

mengirimkan informasi sensitif terhadap transaksi bisnis.

2) Privacy

Privacy sebagai kepercayaan konsumen tentang kinerja

pihak lain di lingkungan selama transaksi pasar atau

perilaku konsumsi.

3) Reliability

Reliability perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan

online konsumen dan minat beli

5. Online Customer Review

Definisi Online Customer Review menurut (Thakur, 2018)

Online Customer Review mencakup pengalaman pembeli tentang

pelayanan yang diberikan oleh penjual dari segala aspek di platform

retail online maupun marketplace. Online rating dan review telah

menjadi fitur standard untuk perusahaan e-commerce, perusahaan e

commerce perlu menyediakan kegunaan produk dan informasi

kepada calon pembelinya (Kang & Namkung, 2019)

Online consumer review mempunyai pengaruh yang

signifikan kepada perilaku konsumen dan telah menjadi sumber

informasi penting bagi konsumen, mempengaruhi sebanyak 20-50%


dari semua online purchase decision (Thakur, 2018). Semakin

banyak online intermediary platforms seperti e-commerce untuk

menaruh reviews yang ditulis oleh pembeli atau konsumen online di

description produk atau service tersebut agar pembeli bisa

mendapatkan informasi tambahan mengenai produk atau service

tersebut, membuat opini tentang produk tersebut dan menumbuhkan

minat beli. Hal ini juga berguna bagi penjual untuk mendapatkan

data konsumen dan juga feedback mengenai produk & service yang

mereka sediakan (Xie, Chen, & Wu, 2016).

a. Indikator

Menurut Chen et al (2015) faktor yang mempengaruhi online

customer review meliputi motivasi, source dan content. Ketiga

faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Motivation.

Motivasi mewakili proses-proses psikologis yang

menyebabkan gairah, arah dan kegigihan dari kegiatan

sukarela yang berorientasi pada sustu tujuan tertentu

(Mitchell, 1982). Dimensi motivation ini menggambarkan

elemen- elemen yang menyebabkan consumer mencari

informasi secara online melalui komunikasi ewom pada

ulasan online. Analisis data menunjukan bahwa dimensi

motivation ini terdiri dari tiga subdimensi, yang mencakup

perilaku dan sikap peserta pada tahap ini, diantaranya

search, benefit, dan support.


2. Source.

Dimensi source merujuk kepada asal dari komunikasi online

dalam bentuk ulasan online. Dimensi source menjelaskan

mengenai dampak-dampak tertentu dari konten ulasan

online terhadap consumer. Temuan mengungkapkan 2

subdimensi, yaitu influencer (pengaruh pendapat positif &

negative dari konten ulasan online) dan trust (tingkat

kepecayaan consumer pada ulasan online).

3. Content.

Dimensi content mengidentifikasi pentingnya konten ewom

pada ulasan online sebagai pengaruh dari proses

pangambilan keputusan pembelian consumer. Dalam

analisinya, dimensi ini memiliki dua subdimensi, yaitu

technology (pentingnya ulasan sosial media) dan image

(pentingnya gambar pada ulasan online).

6. Pengalaman Pembelian

Helson (1964) mengemukakan bahwa respon individu untuk

mempertimbangkan sesuatu didasarkan pada tiga aspek, yaitu

jumlah dari pengalaman masa lalu individu, konteks latar belakang,

dan 23 stimulus. Web-shopping adalah kegiatan yang terbilang

relatif baru untuk berbagai konsumen, pembelian online masih

dianggap lebih berisiko daripada pembelian secara langsung

(Laroche, Yang, McDougal, dan Bergeron, 2005). Oleh karena itu,

konsumen web-shopping akan sangat bergantung pada kualitas


pengalaman dimana kualitas pengalaman dapat diperoleh hanya

melalui pengalaman pembelian sebelumnya (Kwek, Lau, Tan,

2010).

Dabholkar (2010) menegaskan bahwa ketika seseorang

memiliki pengetahuan yang kurang sebelumnya pada masalah yang

dihadapi, pilihan perilaku yang akan dilakukan sebagian besar

bergantung pada nilai harapan. Oleh karena itu, pembeli yang

belum pernah melakukan pembelian online sebelumnya akan lebih

memilih menghindari risiko daripada yang telah membeli produk

melalui online (Lee dan Tan, 2003). Jika pengalaman pembelian

online sebelumnya memberikan hasil yang memuaskan, hal ini akan

mengakibatkan pelanggan terus berbelanja di internet (shim, et al,

2001). Sayangnya jika pengalaman ini bersifat negatif maka

pelanggan akan enggan untuk terlibat dalam belanja online dimasa

mendatang.

b. Indikator

Indikator pengalaman pembelian sebelumnya Menurut gentile et

al (2007), indikator pengalaman pembelian sebelumnya

meliputi:

1) Puas dengan pengalaman berbelanja online sebelumnya

2) Senang dengan pengalaman berbelanjaonline sebelumnya

3) Berbagi pengalaman berbelanja di situs jual beli online

dengan teman.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
NO Penulis, tahun Variable yang Hasil
identitas jurnal digunakan

1. Riri Mania Darmono Independent variable 1. Orientasi


dan Yulistia, (2020) Belanja
jurnal matua, Vol.2, X1 = Orientasi Belanja berpengaruh
No.4 positif dan
ISSN-P : 2355-0376 X2 = Kepercayaan signifikan
ISSN-E : 2656-8322 Online terhadap
minat beli
X3 = Pengalaman konsumen
Pembelian
2. Kepercayaan
Dependent Variabel Online
berpengaruh
Y = Minat Beli positif dan
signifikan
terhadap
minat beli
konsumen

3. Pengalaman
Pembelian
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
minat beli
secara online
2. Saipulloh Fauzi dan Independent variable 1. Peran Foto
Lia Febria Rina, Produk
(2021) X1 = Peran Foto Produk berpengaruh
Jurnal positif dan
Muhammadiyah X2 = Online Customer signifikan terhada
Manajemen Bisnis Review minat beli
Volume 2 No. 1 konsumen
e-ISSN : 2721-9062 X3 = Online Customer
p-ISSN : 2716-4152 Rating 2. Online Customer
Review
Dependent variable berpengaruh
positif dan
Y = Minat Beli signifikan
terhadap minat
beli konsumen

3. Online Customer
Rating
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli konsumen
3. Jonathan, (2019) Independent Variable 1. Orientasi Belanja
Journal of berpengaruh
Economics & X1 = Orientasi Belanja positif dan
Business signifikan
UniSadhuGuna X2 = Kualitas Produk terhadap minat
Business School beli konsumen
ISSN: 2302-8025 Dependent Variable
Vol. 8 No. 1 2. Kualitas Produk
Y = Minat Beli berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli konsumen
4. Machmed Tun Independent variable 1. Harga tidak
Ganyang dan Wier berpengaruh
Ritonga, (2021) X1 = Pengaruh Harga terhadap minat
Jurnal Manajemen beli konsumen
Strategi dan X2 = Online Customer
Aplikasi Bisnis, Review 2. Online Customer
Volume 4, Nomor. Review
2, Dependent Variable berpengaruh
pp. 373 – 380 terhadap minat
ISSN 2655-237X Y = Minat Beli beli konsumen
5. Rizkiawan, (2020) Independent Variable 1. Kepercayaan
Jurusan Akuntansi berpengaruh
Politeknik Negeri X1 = Kepercayaan positif dan
Samarinda Volume signifikan
16 No 1 X2 = Pengalaman terhadap minat
ISSN : 0216-6437 Pembelian beli secara online
ISSN 2722-9327
Dependent Variable 2. Pengalaman
Pembelian
Y = Minat Beli berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online
6. Nia Ujia dan Siti Independet Variable 1. Kepercayaan
Munawaroh, (2018) berpengaruh
Jurnal Manajemen XI = Kepercayaan positif dan
dan Akuntansi signifikan
Volume 19 Nomor 2 Dependent variable terhadap minat
beli secara online
Y = Minat Beli
7. Rizka Sri Damayanti, Independent Variable 1. Online Customer
(2019) Review and
Prosiding 2nd X1 = Online Customer Rating
Business and Review and Rating berpengaruh
Economics positif dan
Conference In X2 = Service Quality signifikan
Utilizing of Modern terhadap minat
Techonolgy X3 = Price beli secara online
ISSN 2662-9404
Dependent Variable 2. Service Quality
berpengaruh
Y = Minat Beli positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online

3. Price
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online
8 Katubi Independent Variable 1. Gaya Hidup
Jurnal Penelitian dan berpengaruh
Kajian Ilmiah Vol.18 X1 = Gaya Hidup positif dan
No.3 signifikan terhad
ISSN 2085-2215 X2 = Bintang Iklan minat beli secara
online
X3 = Kepercayaan
2. Bintang Iklan
Dependent Variable berpengaruh
positif dan
Y = Minat Beli signifikan
terhadap minat
beli secara online

3. Kepercayaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
9. Desi Arindani, (2019) Independent Variable 1. Celebrity
JurnalManajemen Endorser
Bisnis dan X1 = Celebrity Endorser berpengaruh
Kewirausahaan positif dan
Volume 3 No.5 X2 = Shopping Orientation signifikan
terhadap minat
X3 = Online Trust beli secara online

X4 = Prior Online Purchase 2. Shopping


Experience Orientation
berpengaruh
Dependent Variable positif dan
signifikan terhadp
Y = Minat Beli minat beli secara
online

3. Online Trust
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online

4. Prior Online
Purchase
Experience
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online
10. Eka syarifah dan Independent Variable 1. Online Custome
karyaningsih, (2021) Review
Journal of X1 = Online Customer berpengaruh
Management Volume Review positif dan
4 Issue 1 signifikan
ISSN : 2614-851X X2 = Kepercayaan terhadap minat
beli secara online
Dependent Variable
2. Kepercayaan
Y = Minat Beli berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online
11. Riski Rosdiana, Iyus Independent Variable 1. Kepercayaan
Akhmad Haris, dan berpengaruh
Kadek Rai Suwena, X1 = Kepercayaan positif terhadap
(2019) minat beli secara
Jurnal Pendidikan Dependent Variable konsumen
Ekonomi Undiksha
Volume 11 No. 1 Y = Minat Beli
p-ISSN : 2599 – 1418
e-ISSN : 2599 – 1426
12. Ainil Mardiah dan Independent Variable 1. Orientasi belanja
Hamdi Anugrah, berpengaruh
(2020) X1 = Orientasi Belanja positif dan
Menara Ilmu Vol. signifikan
XIV No.02 X2 = Kepercayaan terhadap minat
ISSN 1693-2617 beli secara
ISSN 2528-7613 X3 = Pengalaman konsumen

Dependent Variable 2. Kepercayaan


secara signifikan
Y = Minat Beli berpengaruh
negatif terhadap
minat beli
konsumen

3. Penglaman
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli konsumen
13. Ratna Furi , Nur Independent Variable 1. Keamanan
Hidayati dan Siti berpengaruh
Asiyah, ( X1 = Keamanan positif dan
e – Jurnal Riset signifikan
Manajemen X2 = Kemudahan terhadap minat
beli secara online
X3 = Kepercayaan
2. Kemudahan
X4 = Pengalaman berpengaruh
positif dan
Dependent variable signifikan
terhadap minat
Y = Minat Beli beli secara online

3. Kepercayaaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara online

4. Pengalaman
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli secara onlie
14. Fachrizi Alwafi dan Independent Variable 1. Persepsi
Rizal Hari Magnadi, Keamanan
(2016) X1 = Persepsi Keamanan berpengaruh
Volume 5, Nomor 2 positif dan
ISSN 2337-3792 X2 = Kemudahan signifikan
Bertransaksi terhadap
minat beli
X3 = Kepercayaan konsumen

X4 = Pengalaman 2. Kemudahan
Bertransaksi
Dependent Variable berpengaruh
positif dan
Y = Minat Beli signifikan
terhadap
minat beli
konsumen

3. Kepercayaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
minat beli
konsumen

4. Pengalaman
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
minat beli
konsumen
15. Muhammad Ariq Independent Variable 1. Online Customer
Syah dan Farida Review
Indriani, (2020) X1 = Online Customer berpengaruh
Volume 9, Nomor 3, Review positif dan
ISSN 2337-3792 signifikan
Dependent Variable terhadap minat
beli konsumen
Y = Minat Beli
16. Arnanda Awal Independent Variable 1. Kesadaran merek
Nikmatulloh dan memberi
Andi Wijayanto, ( X1 = Kesadaran Merk pengaruh positif
Jurnal Administrasi serta signifikan
Bisnis, Vol. X, No. X X2 = Kepercayaan pada minat beli
online
X3 = Harga
2. Kepercayaan
Dependent Variable memberi
Y = Minat Beli pengaruh positif
serta signifikan
pada minat beli
online.

3. Harga
memberikan
pengaruh positif
serta signifikan
pada minat beli
online
17. Aditya Farhan Hasrul, Independent Variable 1.Online
Suharyati dan Rosali Customer Review
Sembiring, (2020) X1 = Online Customer berpengaruh
Prosiding Konferensi Review terhadap minat
Riset Nasional beli konsumen
Ekonomi, Dependent Variable
Manajemen, dan
Akuntansi. Volume 2 Y = Minat Beli
18. Rangga Dwigana Independent Variable 1. Kualitas Situs
Hariadi dan X1 = Kualtas Situs Website Website
Sulistiono, (2021) mempunyai
Jurnal Informatika X2 = Kepercayaan hubungan yang
Kesatuan Vol.1 No 1 negatif tehadap
X3 = Pengalaman Minat Beli
konsumen
Dependent Variable
2. Kepercayaan
Y = Minat Beli Konsumen
berpengaruh
secara positif dan
namun tidak
signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen

3. Pengalaman
Berbelanja
berpengaruh
secara positif dan
signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen
19. Syahrul Alim Van Independent Variable 1. Orientasi belanja
Chan, (2019) mempunyai
Prosiding X1 = Orientasi Belanja pengaruh yang
KONFERENSI positif dan
ILMIAH X2 = Kepercayaan signifikan
MAHASISWA terhadap minat
X3 = Pengalaman beli konsumen
UNISSULA
(KIMU) 2 Dependent Variable 2. Kepercayaan
ISSN. 2720-9687
online
Y = Minat Beli
mempunyai
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap miat
beli konsumen

3. Pengalaman
pembelian
mempunyai
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap miat
beli konsumen
20. Ita Rosiana, Bayu
Surindra, Efa Wahyu
Prasetyaningtyas, (
21. Faizun Nur Rohman Independent Variable
dan Zamroni
X1 =
22. Rahman Budi Harto Independent Variable 1. Kepercayaan
dan Zainul Munir, berpengaruh
(2021) X1 = Kepercayaan positif dan
https:// signifikan
ejournal.stmikgici.ac.i X2 = Persepsi Resiko terhadap minat
d/ Volume 9 No. 1 beli konsumen
ISSN 2338-1523 X3 = Keamanan
E-ISSN 2541-576X 2. Persepsi resiko
Dependent Variable berpengaruh
positif dan
Y = Minat Beli
signifikan
terhadap minat
beli konsumen

3. Keamanan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli konsumen
23. Supartono, (2022) Independent Variable 1. Harga
Jurnal IKRAITH- mempunyai
EKONOMIKA No 2 X1 = Harga pengaruh yang
Vol 5 positif dan
X2 = Kemudahan signifikan
terhadap Minat
X3 = Kepercayaan Beli konsumen
Dependent Variable
Y = Minat Beli 2. Kemudahan
Bertransaksi
mempunyai
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen

3. Kepercayaan
tidak memiliki
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen
24. Sabda Dian Nurani Independent Variable 1. Orientasi
Siahaan dan Haryani Belanja
Pratwi Sitompul, X1 = Orientasi Belanja mempunyai
(2021) pengaruh
Jurnal Ekonomi X2 = Kepercayaan positif dan
Bisnis Manajemen signifikan
Prima Volume III, Dependent Variable terhadap
Nomor I minat beli
ISSN 2685-984X Y = Minat Beli konsumen

2. Kepercayaan
mempunyai
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
minat beli
konsumen
25. Deasi Arindani dan Independent Variable 1. Celebrity
Riris Loisa, (2019) Endorser
JURNAL X1 = Celebrity Endorser mempunyai
MANAJEMEN pengaruh yang
BISNIS DAN X2 = Shoping Orientation positif dan
KEWIRAUSAHAAN signifikan
Volume 3No.5 X3 = Online Trust terhadap minat
beli Konsumen
X4 = Prior Online Purchase
Experience 2. Shopping
Orientation
Dependent Variable
mempunyai
pengaruh yang
Y = Minat Beli
positif dan
signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen

3. Kepercayaan
Online memiliki
pengaruh yang
positif namun
tidak signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen
4. Pengalaman
Pembelian
Online memiliki
pengaruh yang
positif dan
signifikan
terhadap Minat
Beli konsumen
26. Nanik Krismonika, Independent Variable 1. Kepercayaan
Siti Asiyah, dan berpengaruh
Khalikussabir, (2017) X1 = Kepercayaan positif dan
e – Jurnal Riset signifikan
Manajemen X2 = Kualitas Produk terhadap Minat
beli konsumen
X3 = Kemudahan
2. Kualitas produk
X4 = Resiko berpengaruh
positif dan
Dependent Variable signifikan
terhadap Minat
Y = Minat Beli beli konsumen

3. Kemudahan
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap Minat
beli konsumen

4. Resiko
berpengaruh
terhadap Minat
beli konsumen
27. Austin Alexander Independent Variable 1. Orientasi
Pahursip dan Nurul Belanja
Izzah Lubis, (2020) X1 = Orientaasi Belanja berpengaruh
Jurnal Ekonomi, positif dan
Keuangan dan Bisnis X2 = Kepercayaan signifikan
Volume 5, Nomor 02 terhadap
X3 = Pengalaman Minat Beli
Pembelian Konsumen

Dependent Variable 2. Kepercayaan


berpengaruh
Y = Minat Beli positif dan
signifikan
terhadap
Minat Beli
Konsumen

3. Pengalaman
Pembelian
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Minat Beli
Konsumen
28. Izzatul Islami Harli, Independent Variable 1. Online consumer
Ali Mutasowifin dan review
M.Syaefudin X1 = Online Customer berpengaruh
Andrianto, (2021) Review positif dan
Jurnal Inovasi Bisnis signifikan
dan Manajemen X2 = Rating terhadap minat
Indonesia beli konsumen
Volume 04, Nomor Dependent Variable
04 2. Rating
Y = Minat Beli berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli

Sumber : Berbagai Jurnal, 2021

C. Kerangka Pemikiran

Hubungan Variabel X dan Y

a. Hubungan Orientasi Belanja dengan Minat Beli

Menurut Seock (2003) orientasi belanja memiliki tujuh

dimensi diantaranya shopping enjoyment yang merupakan

kesenangan individu ketika melakukan berbelanja, brand/fashion

consciousness yang merupakan kesadaran individu terhadap merek

atau mode busana, price consciousness yang merupakan kesadaran

individu terhadap harga produk, shopping confidence yang

merupakan kepercayaan individu terhadap kemampuan

berbelanjannya, convinience/time consciousness yang merupakan


kesadaran individu terhadap waktu dan kenyamanan ketika

berbelanja, in- home shopping tendency yang merupakan

kecenderungan individu untuk melakukan pembelian melalui

rumah, brand/store loyalty yang merupakan kesetiaan individu

terhadap merek dan toko ketika melakukan berbelanja.

Orientasi Belanja seseorang merupakan hal yang dianggap

berpengaruh terhadap minat pembelian online. Ling, et al. (2010)

menyatakan bahwa orientasi belanja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat membeli online. Begitu juga penelitian

yang dilakukan oleh Azizah dan Dewi (2016) yang menyatakan

bahwa secara simultan orientasi belanja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pencarian informasi online dan minat

berbelanja online.

b. Hubungan Kepercayaan Online dengan Minat Beli

Kepercayaan menurut Gefen (2002) merupakan suatu

kesediaan untuk membuat dirinya peka ke dalam tindakan yang

diambil oleh pihak yang dipercaya yang didasarkan pada

keyakinan. Kepercayaan dianggap faktor penting dan

merupakan salah satu faktor kritis dalam stimulant transaksi

secara online. Saat kepercayaan yang semakin tinggi tentu akan

dapat dijadikan ukuran untuk menumbuhkan minat beli

konsumen untuk bertransaksi secara online, jadi Semakin tinggi

kepercayaan maka semakin tinggi minat beli. Kepercayaan yang

positif tentu mempengaruhi minat konsumen untuk berbelanja


secara online sebab mereka yakin bahwa 25 penjual mampu

menjalankan kegiatan bisnisnya dengan baik dan dapat

terpercaya dengan cara mengirimkan produk yang dibeli kepada

konsumen.

Kwek, Lau dan Tan (2010) dengan judul The Effects of

Shopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase

Experience toward Customers‟ Online Purchase Intention

menunjukkan bahwa orientasi merek, kepercayaan dalam

membeli online dan pengalaman dalam membeli online pada

masa sebelumnya memiliki pengaruh secara positif terhadap

minat pembelian online. Hasil dari penilitian tersebut

menunjukkan kepercayaan memiliki pengaruh sebesar 9.1%.

c. Hubungan Online Customer Review dengan Minat Beli Secara

Online

Online Customer Reviews (OCRs) adalah salah satu bentuk

Word of Mouth Communication pada penjualan online (Filieri,

2014), dimana calon pembeli mendapatkan informasi tentang

produk dari konsumen yang telah mendapatkan manfaat dari

produk tersebut. Akibatnya konsumen lebih mudah untuk

mencari perbandingan dengan produk yang sejenis yang dijual

pada penjual online lain, hal ini karena penggunaan yang pesat

pada digital marketing sehingga memberikan keuntungan pada

konsumen, yaitu konsumen tidak harus mengunjungi penjual

yang berbeda secara langsung (Yasmin et al, 2015). Roro Hami


Hayrunniza Wijayanti(2017) dengan variabel online customer

reviews yang mengatakan Online consumer reviews

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk

fashion di toko online.

d. Hubungan Pengalaman Pembelian dengan Minat Beli Secara

Online

Pengalaman Pembelian menurut Shim dan Drake (1990)

dalam Ling (2010) bahwa pelanggan dengan minat beli yang

kuat dalam berbelanja online di internet biasanya memiliki

pengalaman pembelian yang membantu mereka untuk

mengurangi ketidakpastian. Oleh karena itu, pelanggan atau

konsumen hanya akan membeli produk dari internet jika mereka

sudah pernah mengalami pembelian di internet itu seperti apa.

Sebagai tambahan, pelanggan atau konsumen berpengalaman

akan lebih mungkin untuk membeli secara online daripada

mereka yang tidak mempunyai pengalaman sama sekali.

Yustinus Frandhi Cahyo Pamungkas (2014) dengan judul

Pengaruh Orientasi Pembelian, Kepercayaan, Dan Pengalaman

Pembelian Online Terhadap Minat Beli Online. Hasil

penelitisan menyebutkan bahwa variabel orientasi pembelian

impulsif, orientasi merek, orientasi kualitas, kepercayaan dan

pengalaman pembelian berpengaruh signifikan terhadap

pembelian online.

Orientasi Belanja
H1
Kepercayaan H2++

H3++
Online Customer Minat Beli
Review H4+

Hipotesis

1. H1: Orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap minat beli

secara online.

2. H2: Kepercayaan online berpengaruh signifikan terhadap minat beli

secara online.

3. H3: Online customer review berpengaruh signifikan terhadap minat

beli secara online.

4. H4: Pengalaman pembelian berpengaruh signifikan terhadap minat

beli secara online.

5. H5: Orientasi belanja, kepercayaan online, online customer review

dan pengalaman pembelian berpengaruh signifikan terhadap minat beli

secara online.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut


Sugiyono (2016), metode kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan filsafat yang memandang gejala fenomena. Penelitian

dengan metode ini digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel

dengan cara peneliti mengumpulkan data menggunakan analisis data

dan instrumen penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh orientasi belanja, kepercayaan online, online customer review

dan pengalaman pembelian terhadap minat beli konsumen pada

marketplace shopee.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016), Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai

kuntitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah di Purwokerto yang memiliki dan menggunakan

aplikasi shopee

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016), Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteistik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Dalam pemilihan sampel terdapat teknik untuk


menentukan sampel mana yang akan digunakan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2016), Teknik Sampling adalah

merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel

yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik

sampling yang digunakan. Untuk menentukan sampel yang

digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik samping yang

digunakan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugiyono

(2016). Dengan mengguanakan pendekatan Purposive Sampling,

menurut Sugiyono (2016). Purposive Sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang

dapat dijadikan sampel adalah

1.Responden merupakan mahasiswa aktif di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

2.Memiliki dan menggunakan aplikasi Shopee serta telah

melakukan transaksi pembelian minimal dari 2 kali.

Menurut Sugiyono (2016), ukuran sampel yang layak adalah

antara 30 sampai dengan 500. Bila dalam penelitian melakukan

analisis multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah

anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel (independen +

dependen) yang diteliti. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka

dapat dihitung untuk menentukan sampel yaitu jumlah variabel


dalam penelitian ini ada 5 variabel (4 variabel independen + 1

variabel dependen), maka jumlah sampel minial yang diteliti yaitu

20 x 5 = 100 responden. Berdasarkan hitungan tersebut, untuk

sampel penelitian kali ini mengambil 125 responden untuk

mengantisipasi kuesioner yang tidak kembali atau rusak.

C. Jenis, Sumber dan Metode

1. Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan data Primer. Menurut Sujarwani (2015), data primer

adalah sumber data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan fanel atau juga data hasil

wawancara peneliti dengan narasumber. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari mahasiswa di universitas

muhammadiyah Purwokerto yang memiliki dan menggunakan

aplikasi shopee.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunaka yaitu kuesioner.

Menurut Sugiyono (2016), kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup, yaitu sebuah

pernyataan yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga

responden tinggal menjawab dengan memilih jawaban yang

dikehendaki responden. Setiap pilihan jawaban responden diberi


skor nilai atau bobot yang disusun secara bertingkat berdasarkan

Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial Sugiyono (2016). Cara menentukan Skala Likert

dengan lima alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

1. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

3.Skor 3 untuk jawaban Netral (N)

4. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)

5. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependent

Menurut Sugiyono (2016), Variabel Dependen sering disebut

variabel output, kiretria dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Beli

Konsumen pada Marketplace Shopee (Y).

2. Variabel Independent

Menurut Sugiyono (2016), Variabel Independent sering

disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel Independent dalam

penelitian ini adalah:


a. Orientasi Belanja (X1)

b. Kepercayaan Online (X2)

c. Online Customer Review (X3)

d. Pengalaman Pembelian (X4)

E. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015)

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang

memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-

variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan

dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, definisi operasional

variabelnya adalah sebagai berikut

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Definisi Indikator

Konsep Operasional

Orientasi
Orientasi Orientasi 1.Shopping
belanja adalah
belanja enjoyment
Belanja kecenderungan
adalah
yang dapat 2.Brand/
kecenderun
ditunjukkan fashion
gan
melalui consciousne
seseorang
berbagai
yang bisa di 3.Price
bentuk, seperti
lihat consciousne
pencarian
melalui
informasi,
berbagai 4.Shopping
alternatif
bentuk, confidence
evaluasi,
seperti
pembelian dan 5.Convinien
pencarian
evaluasi paska
informasi, ce/time
pembelian.
alternative
6.In-home
Menurut solusi,
shopping
Jawardhena pembelian
tredency
(2007) dan evaluasi
setelah 7.Brand/stor
melakukan loyalty
pembelian.
Menurut
Seock
(2013)
kepercayaan
Kepercayaan adalah sebagai Kepercayaa
Online kesediaan adalah
1
konsumen untuk kesediaan
menerima konsumen
kerentanan dalam dalam
melakukan
menerima
transaksi online
berdasarkan transaksi
harapannya yang online
positif mengenai berdasarkar
perilakunya kan harapan
berbelanja online nya
pada masa mengenai
mendatang.
perilaku
Menurut belanja
Kimerydan onlinedi
McCard (2013) masa
mendatang

Online Online Online 1.motivatio


Customer Customer customer 2.source
Review Review adalah review 3.content
pengalaman adalah Menurut
pembeli pengalaman Chen et all
tentang daripara (2015)
pelayanan pembeli
yang diberikan tentang
olehpenjual pelayanan
darisegala yangdi
aspekdi berikan oleh
platform retail penjual
online maupun
marketplace.
Menurut
Thakur (2018)
Web-shopping
Pengalaman Web- 1.puas
adalah
Pembelian shopping dengan
kegiatan yang
adalah pengalaman
terbilang
kegiatan berbelanja
relatif baru
yang online
untuk berbagai
terbilang sebelumnya
konsumen,
relatif baru
pembelian
untuk 2.senang
online masih
berbagai dengan
dianggap lebih
konsumen, pengalaman
berisiko
pembelian berbelanja
daripada
online online
pembelian
masih sebelumnya
secara
dianggap
langsung.
lebih 3.berbagi
Menurut berisiko pengalaman
Laroche, daripada berbelanja
McDougal, pembelian di situs jual
dan Bergeron, secara beli online
2005. langsung. dengan
teman

Menurut
Gentile et al
(2007)

Minat Beli Minat beli adalah Minatbeli 1.transaksio


pemusatan adalah nal
perhatian pemusatan 2.referensial
terhadap sesuatu
perhatian 3.preferensi
yang di sertakan
perasaan senang terhadap al
terhadap barang sesuatu 4.eksplorati
yang di timbulkan yangdi
oleh keinginan sertai Menurut
dan perasaan perasaan ferdinand
yang meykinkan senang lalu (2007)
bahwa barang
menimbulka
tersebut
mempunyai keinginan
manfaat sehingga untuk
ingin memiliki membeli
barang tersebut
barang
dengan cara
membelinya atau tersebut
menukarkanya.

Menurut
Widokarti (2019)

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2021

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Anlisis deskriptif memberikan gambaran mengenai data yang

dilihat dari nilai rata – rata atau (mean), standar deviasi, varian,

minimum dan maksimum (Ghozali, 2018). Penelitian ini

menggunkan analisis deskriptif dengan tujuan untuk menelaah dan

menyajikan data dengan tujuan untuk menunjukan data kuantitatif

(Rachmawati & Supriadi, 2021) penganalisisan pada statistik

deskriptif mampu menunjukan data kuantitatif yang dimulai dari

nilai maksismum, rata – rata, dan standar deviasi yang ada pada

setiap variabel independent penelitian yang meliputi ukuran

perusahaan

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Vaiditas

Menurut Ghozali (2016) uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner


mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Validitas instrument penelitian ini dapat

dilihat dari nilai signifikan. Jika nilai signifikan kurang dari

0,05 maka item pertanyaan dikatakan valid, jika nilai

signifikan lebih dari 0,05 maka item pertanyaan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

menurut Ghozali (2011) Uji reliabilitas adalah alat

untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan suatu

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stall dari waktu ke waktu.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas data yaitu dengan

menggunakan metode internal consistency reliability yang

menggunakan uji Cronbach Alpha untuk mengetahui

seberapa baik item-item dalam kuesioner berhubungan

antara satu dengan yang lainnya. Uji ini dibantu dengan

SPSS for windows. Suatu variabel dinyatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70 Ghozali (2016).

Berdasarkan definisi diatas uji reliabilitas adalah untuk

mengukur kuesioner, uji ini menggunakan Cronbach Alpha

dengan menggunakan metode internal consistency

reliability yang di bantu dengan SPSS for windows.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011) uji ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ini antara variabel dependen,

variabel independen atau keduanya dapat berdistribusi

normal atau tidak yaitu digunakan uji Kolmogorov-Smirnov

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for

windows. Data dikatakan berdistribusi tidak normal jika

nilai signifikan < 0,05 dan Data dikatakan berdistribusi

normal jika nilai signifikan > 0,05.

b. Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018) uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

Independent. Jika variabel Independent saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak otogonal. Variabel otogonal

adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama

variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolonieritas didalam nol.

Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan

dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF)

dan Tolerancenya yang dapat mengidentifikasi ada tidaknya

masalah multikolinearitas. Apabila nilai VIF < 10 atau

Tolerancenya > 0,10 maka model regresi yang digunakan

pada penelitian ini dianggap tidak memiliki masalah


multikolonieritas Ghozali (2018).

c. Uji Heteroskedasitas

Menurut Sulyanto (2011) Heteroskedastisitas berarti ada

varian variabel pada model yang tidak sama (constant).

Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki

nilai yang sama (konstant) maka disebut dengan

homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya gejala

heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Glejser. Uji Glejser dilakukan dengancara meregresikan

semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya. Jika

terdapat pengaruh variabel bebas yang signifikan terdapat

nilai mutlak residualnya maka dalam model terdapat

masalah heteroskedastisitas Sulyanto (2011). Gejala

heterokesdastisitas ditunjukan oleh koefisien regresi dari

masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolut

residualnya. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai

alpha (sig. > α), maka dapat dipastikan model tidak

mengandung gejala heteroskedastisitas atau dikatakan tidak

terjadi heteroskedastisitas apabila t hitung < t tabel Suliyanto

(2011).

4. Metode Analisis Data

a. Uji Regresi Linear Berganda

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier

berganda.Model regresi linier berganda digunakan untuk


memprediksi variabel tergantung lebih dari satu (Sulyanto,

2011).Perbedaan antara regresi sederhana dengan regresi

berganda terletak pada jumlah variabel bebasnya. Jika dalam

regresi sederhana jumlah variabel bebas yang digunakan

untuk memprediksi variabel tergantung harus satu, maka

dalam regresi berganda jumlah variabel bebas yang

digunakan untuk memprediksi. Data yang diperoleh

menurut Sujarweni (2015) selanjutnya dianalisis lebih lanjut

untuk menguji hipotesis penelitian tentang apakah terdapat

hubungan yang signifikan antara Orientasi Belanja,

Kepercayaan Online, Online Customer Review, dan

Pengalaman Pembelian terhadap Minat Beli Konsumen

Marketplace Shopee. Adapun model linier berganda dengan

variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau

persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4e

Keterangan :

Y = Minat Beli

a = Konstanta

b1- b3 = Koefesien Regresi

X X1 = Orientasi Belanja

X2 = Kepercayaan Online

X3 = Online Customer Review

X4 = Pengalaman Pembelian
e = eror

5. Uji Kecocokan Model

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2018) Koefisien Determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai

R2yang kecil berati kemampuan variabel-variabel

independent dalam menjelaskan variasi variabel amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu bearti variabel-variabel

independennya memberikan hamper semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Secara umum koefisien nilai determinasi untuk data

silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi

yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan

untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai

nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan

mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke

dalam model. Setiap tambahan satu variabel independent,

maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan

untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat


mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2

nilai Adjusted R2dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model.

Dalam kenyataan nilai Adjusted R2 dapat bernilai

negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai

positif.Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2

negatif, maka dianggap bernilai no. Secara sistematis jika

nilai R2 = 1, maka AdjustedR2 = R2 =1 sedangkan jika nilai

R2 = 0, maka Adjusted R2 (1-k) (n-k). Jika k > 1, maka

Adjusted R2 akan bernilai negatif.

b. Uji Pengaruh Simultan (F test)

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan

model atau goodness of fit, apakah model persamaan yang

terbentuk masuk dalam kriteria cocok (fit) atau tidak Uji F

ini juga sering disebut sebagai uji simultan. Pengujian secara

simultan ini dilakukan dengan cara membandingkan tingkat

signifikansi F dari hasil pengujian dengan nilai signifikansi

yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2016).

Untuk menghitung besarnya nilai F hitung digunakan

formula sebagai berikut :


2
R
k−1
F=
( 1−R2 ) ( n−k )

Keterangan :

F = Nilai F hitung
R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variable

n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat

signifikansi sebesar 5% atau 0,05.

Hipotesis Pertama

1) Rumusan Hipotesis :

Ho : β1, β2, β3, β4 = 0 maka secara simultan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari variabel Orientasi Belanja

(X1), Kepercayaan Online (X2), Online Customer Review

(X3), terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

Ha : β1, β2, β3, β4 = 0 maka secara simultan ada pengaruh

yang signifikan dari variabel Orientasi Belanja (X1),

Kepercayaan Online (X2), Online Customer Review (X3),

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

2) Kriteria Pengujian Uji F

a) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

b) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Atau :

a) Jika p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b) Jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak


Gambar 3.1 Kurva uji F (Hipotesis Pertama)

6. Uji Parsial (Uji t)

Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas

atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016). Apabila nilai profitabilitas

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis diterima jika taraf signifikan ≤ 0,05 dan hipotesis ditolak

jika taraf signifikansinya > 0,05.

Untuk menghitung besarnya t hitung digunakan formulasi

sebagai berikut (Ghozali, 2016).

bj
t=
Sbj

Keterangan :

t = Nilai t hitung

bj = Koefisien regresi

sbj = Kesalahan baku koefisien regresi

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut :
a. Ho ditolak dan Ha diterima, Jika t hitung > t tabel, yang artinya

variasi variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

b. Ho diterima dan Ha ditolak, Jika t hitung < t tabel, yang artinya

variasi variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen.

Pengujian hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis Kedua

Untuk menguji pengaruh Orientasi Belanja (X1) secara parsial

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

1) Rumusan hipotesis Kedua :

Ho : β1 ≤ 0 : Orientasi Belanja (X1) tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

Ha : β1 > 0 : Orientasi Belanja (X1) berpengaruh positif

signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

2) Kriteria signifikansi

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan sebesar 95% serta derajat

kebebasan (deegre of freedom) sebesar (n-k-1). Dikatakan

signifikan apabila sig < 0,05.

3) Kriteria pengujian

a) Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Jika t hitung ≤ t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.


Atau :

a) Jika p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b) Jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Ga

mbar 3.2 Kurva Uji t Hipotesis Kedua

Hipotesis Ketiga

Untuk menguji pengaruh Kepercayaan (X2) secara parsial terhadap Minat

Beli Konsumen (Y).

1) Rumusan hipotesis ketiga:

Ho : β2 ≤ 0 : Kepercayaan (X2) tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

Ha : β2 > 0 : Kepercayaan (X2) berpengaruh positif signifikan terhadap

Minat Beli Konsumen (Y).

2) Kriteria signifikansi

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar

0,05 dan tingkat keyakinan sebesar 95% serta derajat kebebasan

(deegre of freedom) sebesar (n-k-1). Dikatakan signifikan apabila sig <

0,05.

3) Kriteria pengujian
a) Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Jika t hitung ≤ t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Atau :

a) Jika p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b) Jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Ga

mbar 3.3 Kurva Uji t Hipotesis Ketiga

Hipotesis Keempat

Untuk menguji pengaruh Online Customer Review (X3) secara parsial

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

1) Rumusan hipotesis keempat:

Ho : β3 ≤ 0 : Online Customer Review tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

Ha : β3 > 0 : Online Customer Review berpengaruh positif signifikan

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

2) Kriteria signifikansi
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar

0,05 dan tingkat keyakinan sebesar 95% serta derajat kebebasan

(deegre of freedom) sebesar (n-k-1). Dikatakan signifikan apabila sig <

0,05.

3) Kriteria pengujian

a) Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Jika t hitung ≤ t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Atau :

a) Jika p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b) Jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Ga

mbar 3.4 Kurva Uji t Hipotesis Keempat

Hipotesis Kelima

Untuk menguji pengaruh Pengalaman Pembelian (X4) secara parsial

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

1) Rumusan hipotesis keempat:

Ho : β3 ≤ 0 : Pengalaman Pembelian tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap Minat Beli Konsumen (Y).


Ha : β3 > 0 : Pengalaman Pembelian berpengaruh positif signifikan

terhadap Minat Beli Konsumen (Y).

4) Kriteria signifikansi

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar

0,05 dan tingkat keyakinan sebesar 95% serta derajat kebebasan

(deegre of freedom) sebesar (n-k-1). Dikatakan signifikan apabila sig <

0,05.

5) Kriteria pengujian

c) Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

d) Jika t hitung ≤ t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Atau :

c) Jika p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

d) Jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Ga

mbar 3.5 Kurva Uji t Hipotesis Kelima


Daftar Pustaka

(Darmono & Yulistia , 2020)

Anda mungkin juga menyukai