Anda di halaman 1dari 54

DAMPAK HARGA, KERAGAMAN PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI MARKETPLACESHOPEE


(STUDI PADA PENGGUNA SHOPEE MASYARAKAT KECAMATAN PRAYA)

Disusun oleh :
Kelompok 3

1. Jibril Alwi Jahir (192335SM)


2. Siti Nursani Karniati (192338SM)
3. I Komang Ari Maswitra Prananda (192339SM)
4. Ni Made Wulandari (192340SM)

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1)


JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI S1
MANAJEMENSEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM
MATARAM 2021/202
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10
1.4.1 Manfaat Akademis ....................................................................................... 10
1.4.2 Manfaat Teoritis ........................................................................................... 10
1.4.3 Manfaat Praktis ............................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11
2.1 Landasan Teori....................................................................................................... 11
2.1.1 Harga ............................................................................................................ 11
2.1.2 Keragaman Produk ...................................................................................... 15
2.1.3 Kualitas Pelayanan ....................................................................................... 20
2.1.4 Keputusan pembelian ................................................................................... 23
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu..................................................................................... 28
2.3 Rerangka konseptual dan Hipotesis ....................................................................... 33
2.3.1 Rerangka konseptual .................................................................................... 33
2.3.2 Hipotesis ...................................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 35
3.1 Jenis Penelitian....................................................................................................... 35
3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 35
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 36
3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................... 38
3.5 Identifikasi dan Definisi Oprasional Variabel ....................................................... 39
3.6 Teknik Analisis Data.............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 51

ii
BAB I
PENDAHULUN

1.1. Latar Belakang

Seiring berkembang teknologi dan informasi yang membuat

pertumbuhan didalam dunia bisnis sangat berkembang pesat, dimana peluang

untuk berbisnis sangat banyak, yang dulunya penjual dan pembeli memilih

bertransaksi secara langsung akan tetapi sejak mengenal internet mereka sudah

mulai berpindah untuk melakukan transaksi secara online, untuk memudahkan

suatu bisnis dalam menghasilkan keuntungan yang prosesnya yang tidak

terlalau memakan waktu yang lama dan tidak menghalangi waktu untuk

melakukan bisnis atau aktivitas lainnya.

Perkembangan bisnis online sangatlah banyak digunakan pada era

teknologi saat ini. karena bisnis ini sangat mempermudah untuk melakukan

transaksi, sehingga merubah prilaku konsumen dalam berbelanja secara online,

konsumenpun merasakan dampak positif dari keuntungan berbelanja melalui

media online. Berbelanja online tidak memakan waktu yang sangat lama,

dengan membuka situs online shop, berbelanja sesuai dengan selera, maupun

gaya hidup yang dimiliki, setelah itu melakukan transaksi pembayaran dan

menunggu hinggabarang sampai, harga barangpun jauh lebih murah, banyak

diskon dan hemat tenaga dibandingkan dengan berbelanja secara langsung

offline.

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa sekarang ini

banyak online shop yang bermunculan di berbagai kalangan, mulai dari

1
remaja hingga kalangan orang dewasa. Barang yang ditawarkan online

shop juga beragam produknya, mulai dari makanan, lifestyle, otomotif,

elektronik, perlengkapan rumah tangga dan lain-lain. Semua barang

yang ditawarkan tersebut pasarkan secara online melalui website, media

sosial dan toko online diberbagai media yang sering disebut dengan

marketplace.

Berkat munculya marketplace ini setiap orang dapat melakukan

kegiatan ekonomi atau aktivitas jual beli dengan mudah, cepat dan

murah sehingga tidak ada batas ruang, jarak dan waktu. ”Pasar Online

atau yang biasa disebut marketplace adalah suatu kegiatan yang

menyediakan tempat kegiatan bisnis dalam bentuk Internet Store atau

Internet Mall sebagai tempat online Marketplace Merchant menjual

barang atau jasa (Akbar & Alam, 2020:48)”. Berdasarkan dari

penjelasan diatas marketplace merupakan suatu tempat berbelanja

online sehingga kita bisa mendapatkan dan menemukan dengan mudah

barang yang dicari, dijual dan diinginkan sesuai dengan selera,kategori

dan kebutuhan yang ingin dibeli pada marketplace.

Tidak bisa dipungkiri di Indonesia sangat banyak perusahaan

marketplace dan e-commerce dari perusahaan besar bermunculan,

seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, BukaLapak, JD ID, OLX

Tokobagus.com, berniaga.com, Bli - bli.com, Laku.com dan masih

banyak lagi lainya. Dengan adanya banyak tempat berbelanja online

sehingga kita dapat lebih mudah memilih dan menentukan tempat

belanja manakah yang sesuai dengan

2
keinginan dan harapan. Salah satu marketplace terkenal yang dapat

digunakan untuk berbelanja online dan ikut serta meramaikan

perkembangan marketplace di Indonesia adalah Shopee.

Shopee merupakan salah satu situs website dan aplikasi berbelanja

online yang ada di Indonesia yang menghubungkan antara penjual

dengan pembeli. PT. Shopee Internasional Indonesia ialah cabang dari

perusahaan SEA Group yang dulunya dikenal dengan nama Garena,

didirikan oleh Forrest LI, pada tahun 2009 yang berkantor pusat di

Singapura. Shopee yangdipimpin oleh Chris Feng pertama kali resmi di

perkenalkan di Singapura pada tahun 2015, dari sejak itu shopee

memperluas jangkauannya ke negara- negara lain seperti Indonesia,

Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina dan Taiwan.

Survei yang dilakukan iprice berjudul persaingan e-commerce di

Indonesia. Dilakukan untuk mengetahui e-commerce yang paling sering

di kunjungi oleh masyarakat. Survei dilakukan dari 2019 sampai Q3

2021menghasilkan sebagai berikut.

Tabel 1.1 : Persaingan Marketplace atau E-Commerce di Indonesia


Jumlah Kunjungan Berdasarkan Tahun 2019-2021
E-Commerce 2019 2020 Q1 2021 Q2 2021 Q3 2021

Shopee 294.638.600 390.826.700 127.400.00 126.996.700 134.383.300

Tokopedia 411.468.800 355.556.000 135.076.700 147.790.000 158.136.700

Lazada 158.043.900 91.377.400 30.516.700 27.670.000 27.953.300

Buka Lapak 287.159.800 142.913.700 34.170.000 29.460.000 30.126.700

3
Bli-bli 119.308.500 77.015.600 19.590.000 18.440.000 16.326.700

Sumber: Daftar 50 Website & Aplikasi E-Commerce di Indonesia


2019(iprice.co.id)
Dari data Tabel 1.1 kita dapat melihat bahwa Marketplace Shopee

berkembang sangat pesat dari tahun 2018- 2021. Tetapi pada Q2 2021

shopeemengalami sedikit penurunan, tidak stabilnya jumlah kunjungan

pada shopee pada Q2 2021 kemungkinan disebabkan oleh banyaknya

pesaing antar Marketplace dan beberapa faktor lainya.

Untuk memutuskan membeli secara online biasannya banyak

faktor danpertimbangan untuk melakukan keputusan pembelian. Seperti

halnya penulismenggunakan variabel yang diggunakan dalam penelitian

ini yakni harga, keragaman produk, dan kualitas pelayanan yang diduga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Seorang konsumen

biasanya mempertimbangkan beberapa faktor tersebut sebelum

melakukan keputusan pembelian secara online pada marketplace

shopee.

Harga merupakan salah satu faktor dapat mempengaruhi

keputusan pembelian. Karena dari sudut pandang konsumen, biasanya

harga menjadi salah satu pertimbangan penting yang konsumen lakukan

sebelum menentukan atau memutuskan untuk pembelian. Konsumen

juga mempunyaipresepsi tersendiri mengenai tentang harga, bahwa jika

suatu produk atau barang dengan harga yang tinggi maka produk itu

kualitasnya juga tinggi, begitupula sebaliknya jika harga produk itu

rendah maka kualitas dari produkjuga rendah. “Harga adalah nilai suatu

4
barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh

pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau jasa

berikut pelayanannya (Indrasari, 2019:36)”.

Harga yang ada pada marketplace shopee juga sangat bervariasi

dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah dan terdapat program

cicilan melaui shopee paylatter dan berbagai pihak yang telah

mempunyai berkerja sama dengan marketplace shopee. Penelitian yang

dilakukan (Aziziyah & Hakim, 2021) hasil penelitiannya menemukan

bahwa harga berdampak mendapatkannilai positif dan signifikan dari

variabel keputusan pembelian pada e- commerce. Sedangkan dalam

penelitian (Sudjatmika, 2017) menemukan bahwa harga berpengaruh

secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian secara

online. Dengan adanya harga kita dapat menentukan untuk melakukan

keputusan pembelian. “Pada kondisi tertentu konsumen sangat sensitif

terhadap harga sehingga harga suatu produk yang relatif lebih tinggi

dibandingkan para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari

pertimbangan konsumen (Sangadji & Sopiah, 2013:206-207)”.

Keragaman produk juga menjadi suatu pertimbangan bagi

konsumen sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian suatu

produk. “Keragaman produk adalah kumpulan seluruh produk dan

barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Keragaman

produk yang dihasilkan suatu perusahaan memiliki lebar, panjang,

kedalaman, dan konsistensi tertentu (Indrasari, 2019:31)”. Mengingat

5
semakin meningkatnyakonsumen yang berbelanja melalui marketplace

shopee, maka keragaman produk sangat perlu dan penting untuk di

perhatikan penjual. Konsumen akan memilih tempat yang menawarkan

produk yang bervariasi dan lengkap.Dikarenakan calon konsumen yang

membeli barang dengan harga yang murah sesuai dengan harga yang di

jual pada marketplace, konsumenpun harus menanggung biaya kirim

dari produk tersebut. Sehingga dalam pikiran calon kosumen, sayang

sekali untuk membeli barang yang murah tetapi harusmembayar biaya

kirim yang mahal.

Adanya keragaman produk ini tentu untuk menambah minat

konsumen untuk melakukan pembelian produk, sehingga sudah bisa di

pastikan konsumen akan memilih dan menambah barang lainnya. Hal

tersebut sejalandengan hasil penelitian (Jumrotun, 2019) menemukan

bahwa keragaman produk berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian. Keragaman produk ini menjadi

dayatarik tersendiri bagikonsumen untuk menambah produk yang dijual

sebelum melakukan keputusan pembelian.

Selanjutnya faktor Kualitas pelayanan yang menjadi suatu

pertimbangan bagi konsumen sebelum melakukan keputusan

pembelian.“Kualitas pelayanan adalah tindakan yang dilakukan penjual

untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai sebuah kepuasan

konsumen. Evaluasi konsumen terhadap kesempurnaan kinerja layanan

harus selalu diperhatikan dengan melibatkan seluruh sumber daya yang

dimiliki (Rozi & Khuzaini, 2021:2)”. Kualitas pelayanan yang

6
dimaksud yakni seperti segera dengan cepat menanggapi pesan

konsumen, keramahan dan sopan santun dalam menanggapi dan

menerima keluhan serta dengan memberikan solusi atas permasalahan

yang terjadi.

Pada marketplace shopee ditemukannya fenomena dari beberapa

toko dan melihat pada penilaian pasca pembelian atau review dari

konsumen adanya ketidak puasan dan juga kekecewaan dari konsumen.

Berbagai macampenilaian dari konsumen mulai dari harga produk yang

kurang sesuai, pengiriman barang yang lama, respon dan pelayanan

penjual kurang baik, serta pengiriman barang tidak sesuai, produk yang

kurang bervariasi atau tidak sesuai dengan apa yang dituliskan pada

deskripsi produk dan proses pengembalian barang yang lama serta

berbelit-belit, hal tersebut akan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian konsumen. Dari hasil penelitian (Suhardi et al., 2020)

menemukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian. Dalam hal ini produsenharus

meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Jika marketplace

shopee mampu memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan

harapan konsumen sehingga akan membangun presepsi baik bagi

perusahaan. Konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian

kembali sehingga menjadi pelangggan.

Sebelum seseorang melakukan pembelian produk, biasanya

menentukan terlebih dahulu keputusan pembelian. “Keputusan

7
pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap

produk yang ditawarkan oleh penjual (Indrasari, 2019:70)”. Sehingga

berdasarkan harga yang ditawarkan, Keragaman produk dan kualitas

pelayanan yang ada pada marketplace shopee sebagai faktor untuk

mempertimbangkan keputusan pembelian pada marketplace shopee.

Alasan memilih maerketplace shopee sebagai objek karna produk

yang ditawarkan sangat lengkap, shopee juga mempunyai ciri khas

dengan tema warna orange yang mencolok sehingga menarik perhatian

dan mudah untuk diingat oleh masyarakat. Informasi yang diberikan

oleh pihak shopee sangat lengkap mulai dari harga, produk yang

bervariasi, flash sale, diskon, deskripsi produk serta ulasan pasca

pembelian produk, sehingga dapat mempermudah mendapatkan

informasi produk tersebut dan dapat dengan mudah konsumen memilih

dan membandingkan produk yang ada pada shopee.

Dalam hal ini, masyarakat sebagai sasaran penggunaan aplikasi

shopee, sebagai media untuk melakukan pembelian secara online.

Shopee harus mampu memenuhi kebutuhan dan memperluas pangsa

pasar, pada saat ini perubahan prilaku aktivitas berbelanja masyarakat

cenderung memilih berbelanja secara online, dikarnakan dampak dari

wabah pandemi Covid19. Masyarakat lebih tertarik melakukan belanja

online untuk menmenuhi kebutuhannya dan sekaligus melakukan bisnis

online untuk menambah pemasukan terutamana pada masyarakat

kecamatan praya.

8
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Dampak Harga, Keragaman Produk Dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Di

Marketplace Shopee (Studi Pada Pengguna Shopee Masyarakat

Kecamatan Praya)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Harga, Keragaman Produk, dan Kualitas Pelayanan

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian pada

marketplace Shopee?

2. Apakah Harga, Keragaman produk dan kualitas Pelayanan

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian pada

marketplace Shopee?

3. Manakah variabel yang paling dominan diantara Harga, Keragaman

Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap keputusan pembelian pada

marketplace Shopee?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Harga, Keragaman Produk dan Kualitas

Pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian

padamarketplace Shopee.

2. Untuk mengetahui apakah Harga, Keragaman produk dan kualitas

9
Pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

pembelian pada marketplace Shopee.

3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan diantara Harga,

Keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap keputusan

pembelian pada marketplace Shopee.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana

(S1)Manajemen pada STIE AMM Mataram.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta menambah dan

memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran

tentang Harga, Keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan serta

Keputusan Pembelian, dan diharapkan dapat menjadi refrensi pada

penelitianselanjutnya.

1.4.3 Manfaat Praktis

Bagi pihak shopee, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi perusahaan dan evaluasi dalam kegiatan perusahaan,

serta dapat diaplikasikan oleh pelaku usaha dalam bisnis khususnya

mengenai Harga, Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan terhadap

Keputusan Pembelian.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Harga

2.1.1.1 Definisi Harga

“Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur

dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk

mendapatkan sejumlah kombinasidan barang atau jasa berikut

pelayanannya (Indrasari, 2019:36)”.

Menurut (Tjiptono & Chandra, 2017:370) “Harga bisa

diartikan sebagaijumlah uang (satuan moneter) dan/aspek lain

(non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu

yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk”.

Menurut Deliyanti Oentoro dalam (Sudaryono, 2016:216)

“Harga (price) adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan

dengan uang atau baranglain untuk manfaat yang diperoleh dari

suatu barang atau jasa bagi seorang atau kelompok pada waktu

tertentu atau tempat tertentu”.

“Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering

digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk (Sudaryono, 2016:118)”. Menurut (Firmansyah,

2019:65) “Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar

untuk membeli produk atau mengganti hak milikproduk”.

11
Menurut Philip Kotler dalam (Indrasari, 2019:36) “Harga
adalah sejumlah nilai atau uang yang dibebankan atas suatu
produk jasa untuk jumlahdari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat harga yang telah menjadi faktor penting yang
mempengaruhi pilihan pembeli, hal ini berlaku dalam negara
miskin, namun faktor non harga telah menjadi lebih penting
dalam perilaku memilih pembeli pada dasawarsa (10 tahun) ini.
Dalam arti yang paling sempit harga (price) adalah jumlah uang
yang dibebankan atas suatu barang atau jasa”.

2.1.1.2 Metode Penetapan Harga

Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh

Bob Sabran dalam (Indrasari, 2019:40-41) yang menjelaskan

metode-metode penetapanharga sebagai berikut :

a. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan


Adalah suatu metode yang menekankan pada faktor-faktor
yang mempengaruhi selera dan referensi pelanggan dari
faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan.
Permintaan pelaggan sendiri didasarkan pada berbagai
pertimbangan.
b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
Faktor penentu harga dalam metode ini, yang utama adalah
aspek penawaran atau biaya bukan aspek permintaan.
Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan
pemasaran yang ditambah dengan jumlahtertentu sehingga
dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead dan
laba.
c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan
biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat
dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau
dinyatakan dalam bentuk persetase terhadap penjualan atau
investasi. Metode penatapan harga berbasis laba ini terdiri

12
dari target harga keuntungan, target pengembalian atas
harga jual, dan target pengembalian atas harga investasi.
d. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan
atau laba, hargajuga dapat ditetapkan atas dasar persaingan,
yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga
berbasis persaingan terdiri dari harga di atas pada, atau di
bawah harga pasar harga kerugian pemimpin dan harga
penawaran yang disegel.

2.1.1.3 Tujuan Penetapan Harga

Menurut (Tjiptono & Chandra, 2017:376) tujuan

penetapan harga bisa mendukung strategi pemasaran

berorientasi pada permintaan primer dan permintaan selektif

sebagai berikut:

 Strategi permintaan primer


1. Meningkatkan jumlah pemakai, tujuan penetapan harga:
mengurangi resiko ekonomi dari percobaan produk,
menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan
bentuk/kelas produk pesaing.
2. Menaikan tingkat pembelian, tujuan penetapan harga:
meningkatkan frekuensi konsumsi, menambah
aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak.
 Strategi permintaan selektif
1. Memperluas pasar yang dilayani, tujuan penetapan harga:
melayani segmen yang berorientasi pada harga,
menawarkan versi produk yang lebih mahal.
2. Merebut pelanggan pesaing, tujuan penetapan harga:
mengalahkan pesaing dalam hal harga, menggunakan harga
untuk mengindikasikan kualitas tinggi.

13
3. Memperthankan/meningkatkan permintaan pelanggan saat
ini, tujuan penetapan harga: mengeliminasi keunggulan
harga pesaing, menaikan penjualan produk koplementer.

2.1.1.4 Peranan Harga

Menurut Kotler dan Amstrong dalam (Indrasari,

2019:40) harga memiliki dua peranan penting dalam proses

pengambilan keputusan, yaitu :

e. Peranan Alokasi
Merupakan fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau nilai
tertinggi yangdiharapkan berdasarkan daya beli.
f. Peranan Informasi
Merupakan fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor- faktor produk seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli
mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya.

2.1.1.5 Indikator Harga

Menurut Kotler dalam (Indrasari, 2019:42-43), terdapat

lima indikator yang mencirikan harga. Kelima indikator

tersebut adalah:

g. Keterjangkauan harga. Harga yang dapat dijangkau oleh


semua kalangan sesuai dengan target segmen pasar yang
dipilih.
h. Kesesuain harga dengan kualitas produk. Kualitas produk
menentukan besarnya harga yang akan ditawarkan kepada
konsumen.
i. Daya saing harga. Harga yang ditawarkan apakah lebih
tinggi ataudibawah rata-rata dari pada pesaing.

14
j. Kesesuaian harga dengan manfaat. Konsumen akan
merasa puas ketika mereka mendapatkan manfaat setelah
mengkonsumsi apa yang ditawarkan sesuai dengan nilai
yang mereka keluarkan.
k. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan. Ketika harga tidak sesuai dengan kualitas dan
konsumen tidak mendapatkan manfaat setelah
mengkonsumsi, konsumen akan cenderung mengambil
keputusan untuk tidak melakukan pembelian. Sebaliknya
jika harga sesuai, konsumen akan mengambil keputusan
untuk membeli.

2.1.2. Keragaman Produk

2.1.2.1 Definisi Produk

“Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran

karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan

alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari

perusahaannya (Indrasari, 2019:26)”.

“Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar

untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi

sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan

(Sudaryono, 2016:207)”.

“Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan pada

15
masyarakat untuk dilihat, dipegang di beli atau dikonsumsi.

Produk juga berarti barang, jasa, gagasan yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan konsumen (Firmansyah, 2019:64)”.

Menurut Kotler & Armstrong dalam (Indrasari, 2019:26)

“Produk (Product) adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi yang dapatmemuaskan keinginan

atau kebutuhan”.

Menurut Fandy Tjiptono dalam (Firmansyah, 2019:170-

171) “Produkadalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen

untuk diperhatikan, diminya, dicari, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau

keinginan pasar yang bersangkutan”.

2.1.2.2 Definisi Keragaman produk

“Keragaman produk merupakan kumpulan seluruh

produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada

pembeli (Indrasari, 2019:29)”.

“Keragaman produk adalah kumpulan dari seluruh lini

produk dan jenis produk yang ditawarkan penjual kepada para

pembeli dengan harapan produk tersebut dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen (Rozi & Khuzaini,

2021:2)”.

Menurut kotler dalam (Indrasari, 2019:31) “Keragaman

16
produk terdiridari kelengkapan produk dan barang yang dijual,

macam merek yang dijual,variasi ukuran barang yang dijual,

ketersediaan produk yang dijual”.

Kotler dan Keller dalam (Indrasari, 2019:31) Keragaman

produk yang dihasilkan suatu perusahaan memiliki lebar,

panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu, memberikan

gambaran:

1. Lebar, mengacu pada berapa banyak lini produk yang yang


berbeda dimiliki perusahaan tersebut.
2. Kedalaman, mengacu pada jumlah seluruh barang pada bauran
tersebut.
3. Keluasan, mengacu pada berapa banyak jenis yang
ditawarkan masingmasing produk pada lini tersebut.
4. Konsistensi bauran produk, mengacu pada seberapa erat
hubungan berbagai lini produk dalam penggunaan akhir,
ketentuan produksi, saluran distribusi, atau lainnya.

2.1.2.3 Klasifikasi Produk

Menurut (Indrasari, 2019:29-30) penjelasan mengenai

klasifikasi tujuhhirarki produk:

1) Kelompok kebutuhan, kebutuhan inti yang mendasari


keberadaan suatukelompok produk.
2) Kelompok produk, semua kelas produk yang dapat
memenuhi kebutuhaninti dengan cukup efektif.
3) Kelas produk, sekumpulan produk di dalam kelompok
yang dianggap memiliki ikatan fungsional tertentu.
4) Lini produk, sekumpulan produk dalam kelas produk yang
saling terkaiterat, karena fungsinya yang sama atau karena

17
dijual pada kelompok konsumen yang ada atau karena
dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau
karena berada dalam skala yang sama.
5) Tipe produk, tipe produk adalah barang atau hal yang
berada dalam lini produk dan memiliki bentuk tertentu dari
sekian banyak kemungkinan bentuk.

6) Merek, merek adalah nama yang dapat dihubungkan


dengan suatu atau lebih barang atau hal yang melihat
dalam lini produk dan digunakan untuk mengenal sumber
atau ciri barang/hal tersebut.
7) Jenis produk, jenis produk adalah sesuatu yang khusus di
dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan
dengan ukuran, harga, penampilan, atau atribut yang lain.

2.1.2.4 Dimensi Kualitas Produk

Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd dalam

(Indrasari, 2019:33-34) “apabila perusahaan ingin

mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar,

perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang

digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang

dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing”. Dimensi

kualitas produk tersebut terdiri dari :

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik


operasi dasar dari sebuah produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur
produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk
tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya
tahan produk.

18
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan
spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar
dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang
dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau
menambah ketertarikan konsumenterhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk
akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode
waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana
penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan
bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang
merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang
dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan
informasi atas produk yang bersangkutan.

2.1.2.5 Indikator Keragaman Produk

Menurut (Safitri et al., 2017) hal yang hasus di

perhatikan dari indikator keragaman produk adalah sebagai

berikut:

1. Kelengkapan produk, banyaknya kategori yang terdapat


didalam sebuahtoko atau departemen store dan bermacam
tipe produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan
barang-barang yang berbeda-beda jesisnya.
2. Merek produk, hubungan antara permintaan dan kualitas
umumnya dipenuhi atau jumlah merek produk yang

19
ditawarkan.
3. Variasi ukuran produk, barang yang dimana dapat dilihat
dari ukuran kecil sampai besar, seperti bentuk produk,
model dan struktur dariproduk tersebut.
4. Variasi kualitas produk, barang yang dimana memiliki
standar kualitas pada kategori produk dari pengemasan,
label dan daya tahan dari suatu produk dan lain sebagainya.

2.1.3. Kualitas Pelayanan

2.1.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler dalam (Sangadji & Sopiah, 2013:99)

“merumuskan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihiharapan”.

Menurut (Indrasari, 2019:57) “Pelayanan adalah serangkaian

kegiatan yang merupakan proses. Sebagai proses pelayanan

berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi

seluruh kehidupan orang dalammasyarakat, proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain”.

“kualitas pelayanan adalah yang pada dasarnya berpusat

pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan

serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan

pelanggan (Indrasari, 2019:62)”.

“Service quality adalah pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

20
mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono, 2014:59)”.

Menurut Parasuraman dalam (Sangadji & Sopiah,

2013:100) “mendefinisikan Kualitas jasa atau pelayanan

sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian

atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan”.

Menurut Rambat Lupiyoadi dalam (Indrasari, 2019:62)

“Service quality adalah seberapa jauh perbedaan antara

harapan dan kenyataan para pelanggan atas pelayanan yang

mereka terima”.

2.1.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler dalam (Indrasari, 2019:66) menyebutkan

lima dimensi Kualitas Pelayanan jasa yang harus dipenuhi

yaitu :

1. Bukti Fisik, penampilan fisik layanan perusahaan, seperti


penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, kebersihan,
kerapian dan media komunikasi.
2. Empati, kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih
peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada
pelanggan.
3. Kehandalan, kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan
terpercaya.

4. Cepat tanggap, daya tanggap perusahaan dalam memberi


layanan bagi pelanggan dan memberikan jasa dengan sigap
dan cepat dalam melayani menangani transaksi dan

21
penanganan keluhan pelanggan.
5. Jaminan, kemampuan perusahaan memberi jaminan
pelayanan yangmerupakan pengetahuan dan kesopanan
karyawan serta kemampuanmereka untuk menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan.

2.1.3.3 Indikator Kualitas Pelayanan

Menurut (Tjiptono, 2014:282), terdapat lima dimensi

indikator utama untuk mengukur kualitas pelayanan, sebagai

berikut:

1. Bukti langsung (tangibles), pemberian jasa yang meliputi


fasilitas fisik dan layanan yang akan diterima oleh
konsumen, dalam dimensi ini meliputi: tersedia fasilitas
fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi serta lainnya
yang harus ada dalam proses jasa.
2. Kehandalan (reability), yaitu kemampuan untuk
memberikan jasa yang dijanjikan dengan handal dan
akurasi yakni kemampuan untuk memberikan pelayanan
dengan cepat dan terpercaya.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan untuk
membantupelanggan dan memberikan jasa yang cepat dan
tanggap.
4. Jaminan (assurance), yaitu kemampuan dalam
menimbulkan persepsi kepercayaan serta keyakinan pada
pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
5. Empati (emphaty), yaitu memberikan perhatian yang tulus
dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
pelanggan.

22
2.1.4. Keputusan pembelian

2.1.4.1 Definisi Keputusan Pembelian

“Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang

secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk

melakukan pembelianterhadap produk yang ditawarkan oleh

penjual (Indrasari, 2019:70)”.

“Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-

benar membeli produk (Sangadji & Sopiah, 2013:37-38)”.

Menurut Setiadi dalam (Sangadji & Sopiah, 2013:39)

“mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan keputusan

pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang

mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua

prilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu

diantaranya”.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam (Indrasari,

2019:70) “mendefinisikan keputusan pembelian konsumen

merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih,

dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi

seseorang ketika mengambil keputusan”.

2.1.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut (Firmansyah, 2019:85) ada Lima faktor penting

yangmempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian

23
sebagai berikut:

1. Rangsangan Pemasaran (Marketing Stimulation)


Dalam hal ini perusahaan bisa melakukan rangsangan
kepada konsumen melalui beberapa kegiatan, seperti
memperkenalkan keunggulan produk yang akan dijual,
memberikan diskon atau potongan harga terhadap
produknya tersebut, memilih tempat atau lokasi penjualan
yang cocok, serta melakukan berbagai langkah promosi
melalui iklan atau promosi lainnya.
2. Rangsangan Lain (Other Stimulation)
Rangsangan lain yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan pembelian terhadap suatu produk, di antaranya
adalah situasi ekonomi, perkembangan teknologi, pengaruh
politik, dan pengaruh budaya (luar) yang dirasakan oleh
konsumen secara langsung.
3. Karakteristik Pembeli (Buyer Characteristics)
Karakteristik itu meliputi, faktor budaya, faktor sosial,
faktor pribadi, danfaktor psikologis.

a) Faktor budaya ini nantinya akan melahirkan kelas sosial


tertentu dalam pembelian produk, yaitu kelas sosial
golongan atas, kelas sosial golongan menengah, dan
kelas sosial golongan rendah.
b) Faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen,
meliputi kelompok acuan, keluarga, dan peran serta
status si konsumen itu dalam masyarakat.
c) Faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen,
meliputi umur, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan gaya
hidup si konsumen.
d) Faktor psikologis, meliputi motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan keyakinan serta sikap si konsumen
terhadap produk yang akan dibeli.

24
4. Proses Keputusan Membeli (Buying Decision Process)
Proses keputusan membeli ini didapat setelah si konsumen
melakukan tahap pengenalan terhadap suatu produk,
pencarian informasi lain, evaluasi keunggulan dan
kelemahan produk, sampai terciptanya keputusan
pembelian dan keputusan pascapembelian.
5. Keputusan Pembeli (Buyer's Decision)
Dalam hal ini, keputusan pembeli akan menghadirkan suatu
keputusan terbaik menyangkut pilihan produk, pilihan
merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah
produk yang akan dibeli.

2.1.4.3 Proses Keputusan pembelian

Menurut (Firmansyah, 2020:21) Tahap proses keputusan

pembelian sebagai berikut:

1. Pengenalan Kebutuhan/Masalah (need recognition)


Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan
sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan
itu dapat digerakan oleh rangsangan dari dalam maupun
dari luar dirinya.
2. Pencarian Informasi (information search)
Setelah mengenali masalah yang dihadapinya konsumen
mungkin akan mencari informasi lebih lanjut dan mungkin
pula tidak jika dorongan konsumen kuat, dan objek yang
dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan
membeli objek tersebut.
3. Penilaian Alternatif (alternative assessment)
Setelah pencarian informasi konsumen akan menghadapi
sejumlah merekyang dapat dipilih. Pemilihan alternatif ini
melalui suatu proses evaluasi alternatif tersebut.

25
4. Keputusan Membeli (purchase decision)
Tahap-tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk
pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat
pilihan.
5. Perilaku Pasca Pembelian (postpurchase behavior)
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami
beberapa tingkat kepuasan atau tidak kepuasan. Konsumen
juga akan melakukan beberapa kegiatan membeli produk,
yang akan menarik bagi para pemasar.

2.1.4.4 Perilaku Keputusan Pembelian

Menurut Basu Swastha dalam (Suhardi et al., 2020:21-

22), ada empat jenis-jenis keputusan pembelian yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks konsumen


Melakukan perilaku pembelian kompleks ketika meraka
sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan
yang signifikan antar merek. Konsumen munkin sangat
terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli dan
sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya, konsumen
harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.
2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi ini terjadi ketika
konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal,
jarang dilakukan, atauberisiko, tetapi hanya melihat sedikit
perbedaan antar merek.
3. Perilaku pembelian kebiasaan Perilaku pembelian
kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen
yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya
garam. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan
dalam kategori produk ini mereka hanya pergi ketoko dan
mengambil satu merek.

26
4. Perilaku pembelian mencari keseragaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari
keseragaman dalam situasi ini yang mempunyai karakter
keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan
merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini ,
konsumen sering melakukan pertukaran merek. Contoh
ketika membeli biskuit seorang konsumen mungkin
memegang jumlah keyakinan, memilih merek biskuit tanpa
melakukan banyak evaluasi.

2.1.4.5 Indikator Keputusan Pembelian

Dimensi dan indikator keputusan pembelian menurut

Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Tjiptono

(2012:184) dalam (Indrasari, 2019:74- 75) menjelaskannya

bahwa keputusan konsumen untuk melakukan pembelian

suatu produk meliputi enam sub keputusan sebagai berikut:

l. Pilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli
sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan
lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminatmembeli
sebuah produk serta alternatif yang mereka
pertimbangkan. Misalnya: kebutuhan suatu produk,
keberagaman varian produk dan kualitas produk.
m. Pilihan merek
Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana
yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-
perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilihsebuah merek.

27
Misalnya: kepercayaan dan popularitas merek.
n. Pilihan penyalur
Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang
akandikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan
yang berbeda- beda dalam hal menentukan penyalur bisa
dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah,
persediaan barang yang lengkap dan lain- lain. Misalnya:
kemudahan mendapatkan produk dan ketersediaan produk.
o. Waktu pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian
bisa berbeda- beda, misalnya : ada yang membeli sebulan
sekali, tiga bulan sekali, enam bulan sekali atau satu tahun
sekali
p. Jumlah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa
banyak produkyang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam
hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya
produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari
para pembeli. Misalnya: kebutuhan akan produk.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Suhardi, Achmad

Syachroni, Agustian Burda, dan Arya Darmawan pada tahun

2020. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Jakarta. Dengan judul “Pengaruh Keragaman Produk, Persepsi

Harga, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen (Studi Kasus Supermarket Ardevon Rawamangun

Jakarta)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

28
pengaruh keragaman produk, persepsi harga dan kualitas

pelayanan terhadap keputusan pembeliankonsumen. Adapun alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi

regresi berganda. Hasil Penelitian ini menunjukkan Terdapat

pengaruh variabel Keragaman Produk, Persepsi Harga, dan

Kualitas Pelayanan secara simultan terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen sebesar 0,000< 0,05 dan nilai f hitung

48,035 > f tabel 2,70, sehingga dapat disimpulkan variabel

Keragaman Produk, Persepsi Harga, dan Kualitas Pelayanan

diterima yang berarti terdapat pengaruh secara simultan.

Persamaan dalam penelitian ini adalah terletak pada

variabel sama sama membahas tentang Keragaman Produk,

Persepsi Harga, Dan Kualitas Pelayanan serta Keputusan

Pembelian. Penelitian ini juga menggunakan alat analisis regresi

linier berganda, perbedaannya terletak pada obyek penelitian

dimana penelitian ini mengambil obyek pada sebuah

Supermarket yaitu Supermarket Ardevon Rawamangun Jakarta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Iffa Ainur Rozi dan Khuzaini

pada tahun 2021, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) Surabaya. Dengan judul “Pengaruh Harga,

Keragaman Produk, Kualittas Pelayanan dan promosi Terhadap

Keputusan Pembelian di Marketplace Shopee”. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji apakah variabel harga, keragaman

29
produk, kualitas pelayanan dan promosi berpengaruh terhadap

variabel keputusan pembelian pada marketplace Shopee di masa

Pademi Covid-19 di tahun 2019-2020. Metode analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan alat uji statistik SPSS versi 2.0. Berdasarkan hasil

penelitian, bahwa variabel harga berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap variabel keputusan pembelian di

marketplace Shopee di masa Pademi Covid-19 di tahun 2019-

2020. Sedangkan variabel keragaman produk, kualitas pelayanan dan

promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

keputusan pembelian di marketplace Shopee di masa Pademi Covid-

19 di tahun 2019-2020.

Persamaan dalam penelitian ini adalah terletak pada

variabel sama sama membahas tentang Harga, Keragaman

Produk dan Kualitas pelayanan, serta Keputusan Pembelian

penelitian ini juga menggunakan metode analisis regresi linear

berganda, sedangkan untuk perbedaannya terletak pada variabel

Promosiserta waktu dan lokasi penelitiannya berbeda.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sofiatul Widadah, Sri

Nuringwahyu dan Ratna Nikin Hardati pada tahun 2022,

Universitas Islam Malang. Dengan judul “Pengaruh Keragaman

Produk, Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian (Studi Kasus Pada Konsumen Brand Oppo Counter

Rofiqcell)”. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

30
keragaman produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap

keputusan pembelian. Teknik analisis data yang digunakan

adalah uji validitas, uji rehabilitas, uji asumsi klasik, (uji

normalitas, uji moltikolonieritas, uji heteroskredatisitas), analisis

linier berganda uji F, dan uji T serta koefisien determinasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel keragaman produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan

pembelian secara parsial dibuktikan dengan nilai signifikansi

0,000 < 0,05. Variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian secara

parsial dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Variabel

harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

keputusan pembelian secara parsial dibuktikan dengan nilai

signifikansi 0,005 > 0,05.

Persamaan dalam penelitian ini adalah terletak pada

variabel sama-sama membahas tentang Keragaman Produk,

Kualitas pelayanan, dan Harga serta Keputusan Pembelian.

penelitian ini juga menggunakan alat analisis regresi linier

berganda, perbedaannya terletak pada obyek penelitian dimana

penelitian ini mengambil obyek pada sebuah kouter yaitu Couter

Rofiqcell.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Wijayanti dan Cristina

Menuk Sri Handayani pada tahun 2015, Universitas FE UNIPA

31
Surabaya. Dengan judul “pengaruh lokasi, harga, kualitas produk

dan promosi terhadap keputusan pembelian rumah Surodinawan

Grand Site di PT. Dwi Mulya Jaya Mojokerto”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi, harga, kualitas

produk dan promosi terhadap keputusan pembelian rumah

Surodinawan GrandSite di PT. Dwi Mulya Jaya Mojokerto. Data

dikumpulkan melalui kuesioner selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian

dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat

dipengaruhi oleh variabel Lokasi (X1), Harga (X2), Kualitas

Produk (X3) danPromosi (X4) sebesar 71,7 persen, sedangkan

sisanya 28,3 persen dipengaruhioleh variabel lain diluar variabel

yang diteliti. Untuk itu perusahaan perlu mempertahankan

kestabilan harga yang ditawarkan terutama pada item

pembayaran suku bunga yang tidak terlalu tinggi, karena harga

berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama

membahas tentang variabel harga dan keputusan pembelian.

penelitian ini juga menggunakan alat analisis regresi linier

berganda. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada variabel

lokasi, kualitas produk dan promosi, serta obyek yang digunakan

penelitian ini menggunakan obyek pada rumah surodinawan

grandsite pada PT.Dwi Mulya Jaya Mojokerto.

32
2.3 Rerangka konseptual dan Hipotesis

2.3.1 Rerangka konseptual


H3

Harga (X1)

Keberagaman H1 Keputusan
Produk (X2) Pembelian (Y)

Kualitas
Pelayanan (X3)

H2

Keterangan :

: Pengaruh Parsial

: Pengaruh Simultan

: Pengaruh Dominan

2.3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karna jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

33
yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2016:64).

Jadi dengan demikian maka hipotesis yang diajukan untuk

menjawab rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

H1: Diduga Harga, Keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan

berpengaruhsignifikan secara parsial terhadap Keputusan

Pembelian padaMarketplace Shopee.

H2: Diduga Harga, Keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan

berpengaruhsignifikan secara simultan terhadap Keputusan

Pembelian pada Marketplace Shopee.

H3: Diduga Harga memiliki pengaruh Dominan terhadap

Keputusan Pembelian pada Marketplace Shopee.

34
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode pendekatan penelitian kuantitatif dengan

jenis penelitian asosiatif. Menurut (Sugiyono, 2016:8) “Metode

kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesisyang telah ditetapkan”. Dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang

diberikan oleh Harga, keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Pembelian pada marketplace shopee.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Berkaitan pengumpulan data yang akan di olah maka

peneliti menggunakan pendekan lewat kuesioner yaitu dengan cara

membagikan link google form berisi pernyataan/pertanyaan yang

akan di berikan kepada responden, yakni masyarakat kecamatan

Praya, yang pernah melakukan transaksipada Marketplace Shopee.

35
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut (Sugiyono, 2016:80) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah

masyarakat di Kecamatan Praya, yang telah melakukan

pembelian pada Marketplace Shopee yang jumlahnya tidak

diketahui dengan pasti.

3.3.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016:81) “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karna keterbatasan dana,

tenaga dan dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Penentuan jumlah sampel menurut

Roscoe dalam (Sugiyono, 2016:90-91) Memberikan Saran-saran

tentang ukuran sampel untuk penelitian, sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500.

2. Bila jumlah sampel dibagi dalam katagori, maka jumlah

anggota sampelsetiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan

36
multivariate (korelasi atau regresi berganda) maka jumlah

anggota sampel minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian yang menggunakan eksperimen yang

sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-

masing antara 10 s/d 20.

Berdasarkan pernyataan diatas, karna ada keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, dalam penentuan sampel melihat dari

variabel yang digunakan berjumlah 4 variabel yang terdiri dari 3

variabel independen (X) dan 1 variabel dependen (Y), maka

jumlah anggota sampel 4 x 10 = 40 sampel, jadi jumlah responden

dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 responden.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik Nonprobability Sampling. Menurut

(Sugiyono, 2016:84) “Nonprobability Sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel”. Jenis dari Nonprobability Sampling yang

digunakan adalah Sampling Insidental.

“Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila di pandang orang yang kebetulan

37
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2016:85)”.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

5. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka yang dapat

dinyatakan dengan satuan tertentu dan besarnya dapat diukur.

Dalam penelitian ini data kuantitatif didapatkan dari hasil dari

kuesioner yang diberikan skor dalam bentuk angka.

6. Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka dan tidak

dapat diukur secara langsung tetapi hanya dalam bentuk

kalimat atau keterangan dan juga dalam bentuk informasi baik

lisan maupun tulisan. Data kualitatif dalam penelitian ini

berupa pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner serta dari

jawaban responden.

3.4.2 Sumber Data

7. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Sumber data primer yang

digunakan dalam penelitian ini yakni secara langsung

diperoleh dari responden yang berupa hasil jawaban atas

pertanyaan/pernyataan yang disusun dalam kuesioner yang

telah diisi oleh responden.

8. Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepengumpul data, misalnya lewat orang

38
lain atau lewat dokumen. Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari buku,

jurnal, literatur dan dokumen lainnya yang ada kaitannya

dengan permasalahan yang diteliti dengan menggunakan

penelitian sebelumnya dan informasi lainya yang dapat diperoleh

darimedia internet dari sumber terpercaya.

3.5 Identifikasi dan Definisi Oprasional Variabel

3.5.1 Identifikasi Variabel

“Varibel penelitian adalah segala sesuatu yang bertuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38)”. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen):

9. Variabel bebas (independen)

 Harga (X1)

 Keragaman Produk (X2)

 Kualitas Pelayanan (X3)

10. Variabel terikat (dependen)

 Keputusan Pembelian (Y)

3.5.2 Definisi Oprasional Variabel

1. Harga (X1)

Harga adalah sejumlah nilai atau uang yang di bayarkan

39
konsumen kepada penjual untuk memperoleh produk yang

ingin dibelinya pada marketplace shopee. Indikator harga

terdiri dari:

1. Keterjangkauan harga. Harga yang ditawarkankan pada


marketplace shopee bervariasi dan cukup terjangkau oleh konsumen.

2. Kesesuain harga dengan kualitas produk. Kualitas produk

yang akan didapatkan oleh konsumen pada marketplace

shopee sesuai dengan harga yang ditawarkan.

3. Daya saing harga. Harga yang ditawarkan pada

marketplace shopee berbeda dan cukup bersaing dengan

yang diberikan oleh marketplace lain dengan jenis produk

yang sama

4. Kesesuaian harga dengan manfaat. Harga yang

ditawarkan pada marketplace shopee sesuai dengan

manfaat dan kegunaan pada produk yang di dapatkan.

5. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil


keputusan.

Ketika harga yang ditawarkan pada marketplace shopee

tidak sesuai dengan manfaat dan kegunaan maka

konsumen tidak akan melakukan keputusan pembelian,

sebaliknya jika harga sasuai harapan dan manfaat serta

kegunaannya maka konsumenpun akan melakukan

keputusan pembelian.

2. Keragaman produk (X2)

40
Keragaman produk merupakan kumpulan dari seluruh

produk yang ditawarkan pada marketplace shopee terdiri dari

kelengkapan produk, berbagai macam merek, variasi, ukuran

dan ketersediaan produk tersebut, untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Indikator sebagai

berikut:

a. Kelengkapan produk. Pada marketplace shopee

kelengkapan produk cukup lengkap dan mudah untuk

dicari sehingga dapat memudahkan dan dapat memenuhi

keinginan konsumen untuk mencari produk yang

diinginkan.

b. Merek produk. Produk yang ada pada marketplace shopee

dari berbagaimacam merek dan berkelas, sehingga dapat

mempermudah untuk menyesuaikan dengan keinginan

konsumen, dari kelas/merek produk yang paling rendah

hingga kelas/merek produk yang paling tinggi.

c. Variasi ukuran produk. Pada marketplace shopee

terdapat berbagai macam ukuran produk dan berbagai

macam bentuk yang dapat dipilih sehingga konsumen

dapat mendapatkan produk yang diinginkan.

d. Variasi kualitas produk. Marketplace shopee dapat

memberikan dan menjaga kualitas produknya dengan

mempertahankan kualitas pada dayatahan produk,

41
pengemasan, label dan lain sebagainya pada produkyang

dimana memiliki setandar kualitas yang ada agar

konsumen tidakmerasa kecewa.

3. Kualitas Pelayanan (X3)

Kualitas pelayanan adalah kegiatan untuk memenuhi

keinginan dankebutuhan konsumen pada marketplace shopee

sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen atas

harapannya. Indikator Kualitas Pelayanan sebagaiberikut:

a. Bukti langsung (tangibles). Pelayanan pada marketplace

shopee memberikan pelayanan yang cukup optimal

dengan adanya fitur layanan pusat bantuan shopee (live

chat shopee).

b. Kehandalan (reability). Pelayanan pada marketplace

shopee mempunyai kemampuan untuk memberikan jasa

kirim dengan cepat dan terpercaya sehingga mampu untuk

melakukan pelayanan yang tepatwaktu.

c. Daya tanggap (responsiveness). Pelayanan pada

marketplace shopee dapat diakses kapanpun dan

memberikan pelayanan yang cepat tanggap untuk

memenuhi pertanyaan dan kebutuhan konsumen.

d. Jaminan (assurance). Pelayanan pada marketplace shopee

memberikan keyakinan terhadap konsumen untuk

berbelanja dan memberikan jaminan retur produk apabila

produk tidak sesuai atau tidak sampai kepada konsumen.

42
e. Empati (emphaty). Pelayanan pada marketplace shopee

memberikan memberikan perhatian baik kepada

konsumen dengan berupaya memahami kinginan

konsumen.

4. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan

melakukanpembelian produk oleh konsumen sebelum benar-

benar melakukan pembelian pada marketplace shopee dengan

mempertibangkan harga, keragaman produk dan kualitas

pelayanan. Keputusan pembelian dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Pilihan produk

Konsumen dapat menentukan pilihan dan mengambil

keputusan pembelian atas sebuah produk atau mencari

pilihan lain dari produk- produk yang sangat beragam dan

bervariasi yang ada pada marketplaceshopee.

b. Pilihan merek

Konsumen dapat mengabil keputusan pembelian terhadap

suatu produkdan tertarik mencari informasi tentang merek

untuk dapat memenuhi kebutuhannya, pada marketplace

shopee banyaknya produk dari berbagai macam merek

sehingga dapat mempermudah konsumen untuk

menentukan pilihannya.

c. Pilihan penyalur

43
Konsumen dapat menentukan pengambilan keputusan

pembelian pada toko manapun yang ada pada

marketplace shopee. Pada marketplace shopee

memberikan fitur-fitur yang lengkap seperti: filter lokasi,

batasan harga, metode pembayaran, kategori, tipe penjual,

merek dan pengiriman. Fitur-fitur ini guna untuk

mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk

serta mengetahui ketersediaan produk yang diinginkan.

d. Waktu pembelian

Konsumen dapat melakukan pembelian pada marketplace

shopee kapanpun tanpa ada batasan waktu, sehingga

dapat mempermudah konsumen untuk melakukan

pembelian.

e. Jumlah pembelian

Konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang

seberapa banyak produk yang diinginkan sesuai dengan

stok yang ada pada etalase toko tersebut, apabila

ketersediaan stok kurang atau tidak ada, konsumen dapat

mengkonfirmasi pada toko tersebut memalui live chat dan

memberikan informasi apa yang dibutuhkan akan produk

tersebut.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

44
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yangpenting yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,

2016:244).

3.6.1 Skala Pengukuran

a. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikatorn variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2016:93).

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

Skala Likert yangdapat berupa kata-kata dan diberi skor yakni

sebagai berikut:

SS = Sangat Setuju, diberi skor 5

S = Setuju, diberi skor 4

KS = Kurang Setuju, diberi skor 3

TS = Tidak Setuju, diberi skor 2

45
STS = Sangat Tidak Setuju, diberi skor 1

Selanjutnya menganalisis hasil pengkategorian hasil

penilaian responden dengan menentukan nilai kategori

interval skor dengan rumus sebagai berikut:

Nilai tertinggi−Nilai terendah


Interval Nilai Skor =
Jumlah kelas

5−1
= = 0,80
5

Secara lengkap interval skor dan kategori masing-masing

variabelindependen dan dependen dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Nilai Interval Variabel

Harga Keragaman Produk Kualitas Pelayanan Keputusan Pembelian Interval

Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Baik Sangat Tinggi 4,21-5,00

Sesuai Sesuai Baik Tinggi 3,41-4,20

Cukup Sesuai Cukup Sesuai Cukup Baik Cukup Tinggi 2,61-3,40

Kurang Sesuai Kurang Sesuai Kurang Baik Kurang Tinggi 1,81-2,60

Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak baik Tidak Tinggi 1,00-1,80

46
3.6.1 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas ialah bila terdapat kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid (Sugiyono, 2016:121).

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakanrealibel atau handal jika

jawaban seorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2018:45).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

2. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2018:161) Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

yang diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil.Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik

47
dan uji statistik.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerence ≤ 0.10 atau sama

dengan nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2018107-108).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variace dari residual suatu pengamatan kepengfamatan lain

tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbedadisebut

heteroskedastisitas (Ghozali, 2018:137).

Dasar analisis:
1. Jika pada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titk menyebar di

atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

48
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk membahas dalam

penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda.

Berdasarkan jumlah variabel bebasnya, maka regresi linear

berganda terdiri dua atau lebih variabel bebas dan satu variabel

terikat (Riyanto & Hatmawan, 2020:140-141). Untuk persamaan

regresi linear pada umumnya dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien

Variabel IndependenX1 =

Harga

X2 = Keragaman Produk

X3 = Kualitas Pelayanan

e = Standar error

3.6.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji T (Parsial)

Uji t ini juga disebut dengan uji parsial, pengujian ini

bertujuan untuk menguji signifikan pengaruh secara parsial

49
antara variabel independen terhadap variabel dependen

(Riyanto & Hatmawan, 2020:141).

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis, yaitu:

 Jika T hitung > T tabel atau sig < 0,05 maka H₀ ditolak dan H₁
diterima

 Jika T hitung < T tabel atau sig > 0,05 maka H₀ diterima dan H₁
ditolak

2. Uji F (Simultan)

Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui

sebuah tafsiran parameter secara bersama-sama, yang artinya

seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel independen

terhadap variabel dependen secara bersama (Riyanto &

Hatmawan, 2020:142-143).

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis, yaitu:

 Bila F hitung > F tabel atau sig < 0,05 maka H₀ ditolak dan H₁
diterima

 Bila F hitung < F tabel atau sig > 0,05 maka H₀ diterima dan H₁
ditolak

3. Uji β (Koefisien Beta) Dominan

Uji dominan digunakan untuk mengetahui variabel mana

yang paling kuat pengaruhnya terhadap variabel terikat.

Variabel yang dimiliki bobot beta besar terlepas angka negatif

atau angka positif adalah angka predictor yang paling besar

sumbangan (Ghozali, 2018:98).

4. Koefisien Determinasi R2

Menurut (Ghozali, 2018:97) Koefisien determinan (R2) pada

50
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinan adalah antar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A., & Alam, S. N. (2020). E-COMMERCE Dasar Teori


Dalam Bisnis Digital (J. Hutahaean & J. Simarmata (eds.)).
01/08/2020.

Aziziyah, N. afifatul, & Hakim, E. nurzainul. (2021). Dampak harga,


kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian pada e-
commerce shopee. Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi Dan
Akuntasi, 645–649.

Firmansyah, A. (2019). Pemasaran (Dasar dan Konsep). In Qiara Media


(Ed.), QIARAMEDIA (Cetakan Pe). 2019.

Firmansyah, A. (2020). Komunikasi Pemasaran. In Qiara Media (Ed.), QIARA


MEDIA
(Cetakan pe). Juni 2020.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS25


(EDISI 9). Badan Penerbit Universitas Diponogoro Semarang.

51
Indrasari, M. (2019). PEMASARAN & KEPUASAN PELANGGAN. In
unitomo press
(Edisi Pert). Oktober 2019.

Jumrotun, S. (2019). Pengaruh Keberagaman Produk dan Kualitas


Pelayanan TerhadapKeputusan Pembelian (Studi Pada Mandiri Mart
KUD Karya Bersama Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten
Indragiri Hulu) Oleh. JOM FISIP Vol., 6(II), 1–15.

Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian


Kuantitatif Penelitiandi Bidang Manajemen, Teknik Pendidikan dan
eksperimen (Cetakan Pe). Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA.

Rozi, I. A., & Khuzaini. (2021). Pengaruh Harga Keragaman Produk,


Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Di
Marketplace Shopee. Jurnal Ilmu Dan Riset Manaemen, 10, 1–20.

Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen (Yogyakarta :


Penerbit Andi (ed.)).
Sudaryono, D. (2016). MANAJEMEN PEMASARAN Teori &
Implementasi (F. Sigit (ed.); 1st ed.).

Sudjatmika, F. V. (2017). Pengaruh Harga, Ulasan Produk, Kemudahan


dan Keamanan Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online di
Toko Pedia.Com. 5(1).

Sugiyono. (2016). METODE PENELITIAN Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. ALFABETA.

Suhardi, Y., Syachroni, A., Burda, A., & Darmawan, A. (2020). Pengaruh
Keragaman Produk , Persepsi Harga , Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan PembelianKonsumen. Jurnal STEI Ekonomi,
29 (02), 17–30.

Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan, Penelitian)


(Andi (ed.); Terbaru). Banyumedia.

Tjiptono, F., & Chandra, G. (2017). Pemasaran Strategik (ANDI (ed.); III).

52

Anda mungkin juga menyukai