Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, AND PERFORMANCE INDUSTRI

E-COMMERCE DI INDONESIA

Oleh : Iftita Hasrinanisa


041811133001
Dosen Pengampu : Dra.Ec. Dyah Wulansari, M.Ec.Dev.Ph.D.

Mata Kuliah : Ekonomi Industri (B)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

ABSTRAK

Era globalisasi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas
bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Termasuk
dalam hal berbelanja, saat ini kegiatan berbelanja sudah memiliki jangkauan yang luas
dan tanpa harus bertatap muka antara pembeli dan penjual. Industri e-Commerce adalah
suatu cabang industri yang mengaplikasikan kemajuan teknologi berbasis digital dan
internet. Pengujian dilakukan menggunakan metode CR3
(Concentration Ratio for biggest three) dan IHH (Indeks Herfindal
Hirschman). Industri e-Commerce di Indonesia memiliki struktur pasar Oligopoli
leader follower dimana adanya platform yang menjadi pemimpin diantara platform
lainnya. Sisi persaingan tersebut akan menciptakan sejauh mana kualitas kinerja
perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki kinerja baik apabila memiliki efisiensi
produksi.

Kata kunci: e-Commerce, struktur pasar, efisiensi


1.Pendahuluan
Era globalisasi telah membawa pem- baharuan yang sangat cepat dan
berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional. Termasuk dalam hal berbelanja, saat ini kegiatan berbelanja sudah
memiliki jangkauan yang luas dan tanpa harus bertatap muka antara pembeli dan
penjual. Industri e-Commerce adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan
kemajuan teknologi berbasis digital dan internet. Perusahaan e-Commerce adalah
perusahaan yang menjual jasa dalam bentuk platform atau yang menyediakan lapak
dan perantara antara pembeli dan penjual.
Perkembangan e-Commerce mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal
ini karena industri e-Commerce telah menjadi bagaikan dari gaya hidup manusia
modern. Selain itu, dari sisi eonomi industri e-Commerce memiliki keefisienan,
industri memiliki jangkauan yang sangat luas. Tingginya produksi yang kemudian
diikuti oleh meningkatkan permintaan terhadap produk e-Commerce tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain maraknya lembaga pembiyaan yang
menguncurkan pembiyaan investasi start up khususnya e-Commerce ini. Platform e-
Commerce di Indonesia pun beragam mulai dari platform yang berasal dari dalam
negeri hingga luar negeri. Antara lain industri e-Commerce yang akan kita bahas ini.
2. Pembahasan
2.1 Analisis Structure Industri E-Commerce
10 aplikasi mobile e-Commerce dibawah ini menunjukkan peringkat aplikasi
yang paling sering dikunjungi pada tahun 2019 di Indonesia. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada pemain yang mendominasi pasar. Hal tersebut dapat
terlihat dari tidak yang mendominasi peringkat teratas sepanjang tahun karena pada tiap
kuartal peringkat teratas selalu berubah.

Merchant Penjualan Market Share


1. Shopee 2.946.638.600 0,8224
2. Tokopedia 416.542.100 0,1162
3. Bukalapak 287.159.800 0,0801
4. Lazada 158.043.900 0,0441
5. Blibli 119.309.100 0,0332
6. JD ID 36.822.500 0,0102
7. Orami 25.808.400 0,0072
8. Bhineka 21.308.800 0,0059
9. Zalora 12.487.600 0,0035
10. Sociolla 8.826.600 0,0024
TOTAL 3.582.947.400 1,1252
Sumber: Data diolah iPrice

Dari hasil analisis tersebut menunjukkan pangsa pasar dan struktur pasar tersebut
diperoleh sebagai berikut. Pada tahun 2019, dapat di lihat tabel diatas dari beberapa
merk e-Commerce yaitu Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, JD ID, dan
beberapa merk lainnya, diperoleh total penjualan e-Commerce di Indonesia adalah
sebesar 3.582.947.400 unit. Untuk pangsa pasar (market share) urutan pertama adalah
Shopee dengan market share 82%, urutan kedua adalah Tokopedia 11%, peringkat
ketiga adalah Bukalapak 8%, urutan keempat Lazada 4% dan urutan kelima adalah
Blibli 3%. Dimana rasio konsentrasi pasar dari tiga perusahaan terbesar(CR 3 )
terbesar yaitu, Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak sebesar:
CR3 = S 1 + S 2 + S 3 / Total S keseluruhan

CR3 = 0,8224 + 0,1162 + 0,0801 / 1,1252


= 0,9053
Rasio konsentrasi tiga perusahaan dihitung berdasarkan pangsa pasar dari sepuluh
perusahaan terbesar di industri e-Commerce. Rasio konsentrasi tiga perusahaan tersebut
sebesar 90% dari output industri (dihasilkan oleh tiga perusahaan terbesar) merupakan
indikasi adanya oligopoli yang memiliki pemimpin di dalam industri (leader follower).
dan perusahaan pemimpin tersebut memiliki kendali pasar yang signifikan. Sedangkan
nilai Indeks Herfindal Hischman (IHH) berdasarkan tabel di atas ialah sebesar:
HH = ƩS2 (0<IHH<1)
Sedangkan nilai Herfindahl Hirchman Indeks (HHI) dari diatas adalah 0,6763.
artinya struktur pasar industri e-Commerce di Indonesia memiliki struktur oligopoli
ketat ditunjukkan dengan adanya leader follower.

2.2 Analisis Conduct Industri E-Commerce

Perilaku perusahaan dalam pasar merupakan cermin dari bentuk dan struktur
pasar dimana perusahaan itu beroperasi artinya perilaku perusahaan di pasar adalah
kebijaksanaan perusahaan tentang produk atau jasa dan harga dari barang yang dijual
tersebut sebagai akibat dari struktur pasar yang dihadapinya termasuk di dalamnya
adalah kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan produk dan harga yang dibuat
oleh persaingan. Perilaku industri terbagi menjadi empat jenis antara lain, perilaku
dalam strategi harga, perilaku dalam strategi produk perilaku dalam strategi promosi
dan perilaku strategi distribusi.
1. Strategi Promosi
Perusahaan berusaha untuk mengenal produk dengan cara mempromosikan
produknya melalui iklan di telivisi, koran, majalah, billboard dan media sosial seperti
instagram, facebook, dll dengan tujuan agar konsumen tertarik membeli produk
tersebut. Shopee mengoptimalkan brand awareness melalui iklan televisi dan kegiatan
berskala nasional serta sesering mungkin mengadakan flash sale. Tokopedia
mempromosikan keterjaminan serta kualitas produknya. Bukalapak, memperkenalkan
platformnya dengan memasang iklan dengan semenarik mungkin serta mengunggulkan
fitur nego langsung dengan penjual.

2. Strategi Produk
Pada awal Januari 2019, Shopee memperkenalkan program gratis ongkir dan flash
sale yang sukses menyerap konsumen terbanyak di Indonesia. Program tersebut juga
diikuti oleh beberapa e-Commerce antara lain Tokopedia dan Lazada. Gebrakan-
gebrakan baru sebagai upaya menyerap konsumen terbanyak terus dilakukan oleh
seluruh e-Commerce tak terkecuali Bukalapak yang insiasi pertama adanya promo
“Nego Sampe Deal” langsung dengan penjua yang mana juga ditiru oleh beberapa e-
Commerce antara lain Shopee. Tidak berhenti disitu segala inovasi terus dikembangkan
oleh seluruh e-Commerce seperti yang program yang menawarkan kemudahan dalam
bertransaksi di platform tersebut. Seperti halnya Shopee yang menawarkan metode
pembayaran dengan Shopee Pay dengan banyak diskon dan promo gratis ongkir.
Shopee Pay juga berpartner dengan merchant komersil lainnya tentu dengan banyak
diskon yang ditawarkan membuat Shopee terus mengalami perkembangan yang sangat
pesat.
3. Strategi Distribusi
Strategi distribusi yang dilakukan dalam industri e-Commerce sangata berkaitan
erat dengan penyedia jasa ekspedisi pengiriman karena mereka tidak melakukan
distribusi barang secara langsung.
4. Strategi Harga
Kondisi pasar yang memiliki struktur Oligopoli dengan karakteristik leader
follower membuat platform yang menjadi pemimpin memiliki harga yang termurah dan
platform lain mengejar kemiripan harga platform dengan harga paling rendah tersebut.
Selain itu, untuk beberapa platform yang enggan bersaing dengan harga termurah
mereka menawarkan pelayanan dalam bentuk lain misal kualitas atau keterjaminan
produk. Berikut persaingan harga untuk produk yang sama di beberapa platform:
2.3 Analisis Performance Industri E-Commerce
PLATFORM BEBAN BIAYA PENDAPATAN EFISIENSI

SHOPEE 2,2 Triliun 160 Triliun 0.0137


TOKOPEDIA 46 Miliar 58 Triliun 0.7931
BUKALAPAK 5 Miliar 48 Triliun 0.1041
Sumber: Data diolah katadata.com

Efisiensi diatas di dapatkan dengan cara membagi beban biaya dengan pendapatan
yang di peroleh dari tahun 2016 sampai 2018. hal itu di lakukan untuk mengetahui
seberapa baik kinerja perusahaan dalam mengatur biaya untuk memperoleh pendapatan
yang maksimal. Semakin kecil nilai tersebut maka semakin efisien karena perusahaan
tersebut sanggup meminimumkan biaya dan memaksimumkan pendapatan.
Dari data yang disajikan diatas dapat diketahui platform Shopee memiliki kinerja
yang paling efisien dibandingkan kedua kompetitornya. Pendapatan besar yang
diperoleh Shopee juga didorong oleh besarnya beban biaya pengeluaran Shopee dalam
hal promosi dan program promo. Besarnya pengeluaran tersebut mengantarkan Shopee
mendapatkan pendapatan berkali kali lipat lebih besar dari yang dikeluarkan.
Sementara, Bukalapak dengan biaya pengeluaran paling rendah diantara kedua
kompetitornya membuat Bukalapak juga meraih pendapatan yang paling rendah
diantara keduanya. Tetapi, kinerja Bukalapak lebih efisien dibandingkan Tokopedia.
Inilah yang mengindikasikan tingkat pengeluaran Tokopedia tidak sebanding dengan
tingkat pengembaliannya. Hal tersebut akan menjadikan ancaman untuk
keberlangsungan bisnis ketika tidak ada perbaikan kinerja perusahaan.

3. Kesimpulan
Dari hasil analisis data penjualan hingga market share dari e-Commerce lalu
diolah menggunakan beberapa metode antara lain CR3 dan HHI menunjukkan industri
e-Commerce di Indonesia memiliki struktur pasar Oligopoli leader follower dimana
adanya platform yang menjadi pemimpin diantara platform lainnya. Selain itu,
persaingan industri e-Commerce ini juga melibatkan berbagai macam strategi seperti,
strategi promosi, strategi produk, strategi distribusi, dan strategi harga. Saat ini di
Indonesia memiliki beberapa platform yang berkembang pesat baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, antara lain: Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan Blibli.
Dibalik sisi persaingan tersebut akan menciptakan sejauh mana kualitas kinerja
perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki kinerja baik apabila memiliki efisiensi
produksi. Dimana dalam hal ini Shopee menjadi platform paling efisien dibanding
kedua kompetitor nya.

DAFTAR PUSTAKA

Lipczynsk, john. John Wilson. John Goddard. 2005.Industrial


OrganizationCompetition, Strategy, Policy edisi 2. London: Frentice Hall.

https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/
Diakses pada tanggal 15 maret 2020
https://tirto.id/bedah-dompet-bukalapak-vs-tokopedia-9aH
Diakses pada tanggal 15 maret 2020
https://katadata.co.id/berita/2018/09/27/transaksi-tembus-rp-4-triliun-per-bulan-
bukalapak-kaji-ipo
Diakses pada tanggal 15 maret 2020
https://dailysocial.id/post/dengan-biaya-besar-shopee-puncaki-sejumlah-statistik-e-
Commerce-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai