Anda di halaman 1dari 30

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

2.1 Uraian Umum


Setiap aktivitas yang dilakukan tidak pernah lepas dari penggunaan
jalan, khususnya jalan raya. Jalan raya merupakan salah satu elemen
pembentuks uatu kawasan kota, sehingga pelayanan mengenai jalan raya
menjadi kewenangan pemerintah dalam menjaga keamanan, keselamatan,
kenyamanan, dan keindahan yang ada di jalan. Demikian, tugas pemerintah
daerah selain melayani masyarakat juga diperlukan melaksanakan
pengawasan di jalan-jalan raya khususnya di Kabupaten Tegal. Karena
menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan administrasi publik juga perlu
dilakukan pengawasan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan
pelaksanaan perbaikan serta pemeliharaan jalan raya.
Pelaksanaan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai
dari perencanaan, pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang
melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu
bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting
adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya
terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan
pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap-tahap pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan
suatu system yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam
melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat
dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung
jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai
bidang dan keahlian masing-masing.

8
9

Keuntungan dari adanya organisasi dalam suatu proyek adalah :


1. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
2. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan
dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai
keahlian.
3. Meningkatnya pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang
tersedia secara maksimal.

2.2 Data Proyek


Tabel 2.1
Data Kegiatan Proyek

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL JATENG-DIY
SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH 1 PROV. JAWA TENGAH
PPK 1.3 PROVINSI JAWA TENGAH

Nama Satker : Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah 1 Provinsi Jawa Tengah


PPK : Ya’Foor Sulaiman,ST ( PPK 1.3 Provinsi Jawa Tengah )
Penyedia Jasa : Abipraya – Adi Kencana, KSO
Kuasa KSO : Dody Perbawanto
General Manager Divisi Operasional 3 PT. Brantas Abipraya (persero)
Nama Proyek : Preservasi Jalan Pejagan - Prupuk – Tegal – Bts. Banyumas/Brebes -
Wangon
Nomor Kontrak : HK.01.02/PPK-1.3JTG/PPTBBW/V/2021-02
Tanggal Kontrak : 20 Mei 2021
Nomor SPMK : HK.01.02/PPK-1.3/SPMK/V/2021-02
Tanggal SPMK : 21 Mei 2021
Tanggal Mulai Kerja : 24 Mei 2021
Nilai Kontrak : Rp. 257.903.733.000,-
(Dua Ratus Lima Puluh Tujuh Milyar Sembilan Ratus Tiga Juta Tujuh
Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu Rupiah)
Sumber Dana : APBN Murni Tahun Anggaran 2021 - 2023
Masa Konstruksi : 840 (Delapan Ratus Empat Puluh) Hari Kalender (PHO 11 September
2023)
Masa Pemeliharaan : 360 (Tiga Ratus Enam Puluh) Hari Kalender (FHO 06 September 2024)
Konsultan Supervisi : PT. DAYA CREASI MITRAYASA, KSO

Sumber : Papan Nama dilapangan


10

2.3 Hubungan Pengelola Proyek


Dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara
menyeluruh mulai dari tahap perancangan, perencanaan, dan pembangunan
hingga tahap pemeliharaan di mana hal tersebut merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang dapat dilakukan secara sistematis dan melibatkan berbagai
unsur yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur
tersebut membentuk suatu organisasi proyek di mana masing-masing
mempunyai peranan, fungsi dan tanggung jawab yang jelas.
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan proyek meliputi :
a. Pemilik Proyek
b. Konsultan Pengawas
c. Kontraktor

Pemilik Proyek
DINAS PEKERJAAN UMUM

Keterangan : Pengawas Kontraktor


Konsultan
PT. BRANTAS ABIP RAYA DAN
PT. DAYA CREASI MITRAYASA
PT. KARYA ADI KENCANA

= Garis Komando

= Garis Koordinasi

Gambar 2.1. Hubungan kerja unsur-unsur pengelola proyek


Sumber : Wawancara
11

Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan


tanggung jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam
pengelolaan proyek Pembangunan Jalan Banjaranyar - Tegal Kecamatan
Adiwerna, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal ini adalah salah satu proyek
negara (Pemerintah), dalam hal ini adalah Kepala Bidang Bina Marga
DPUPR Kabupaten Tegal, dengan Konsultan Pengawas adalah PT. DAYA
CREASI MITRAYASA serta yang melaksanakan proyeknya (Kontraktor)
adalah PT. BRANTAS ABIP RAYA DAN PT. KARYA ADI KENCANA.
Adapun pengertian dari skema tersebut diatas adalah :
1. Pemilik proyek (Owner) dalam hal Pemerintah yang mempunyai
proyek serta memberi pekerjaan kepada Kontraktor.
2. Kontraktor dalam hal ini adalah PT. BRANTAS ABIP RAYA DAN
PT. KARYA ADI KENCANA yang diberi kuasa oleh pemilik proyek
untuk melaksanakan pekerjaan.
3. Konsultan Pengawas pada proyek ini adalah PT. DAYA CREASI
MITRAYASA bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan
jalannya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku
yang ditetapkan secara tertulis oleh pimpinan proyek.

Hubungan kerja antara unsur-unsur pokok pelaksanaan pembangunan


adalah masing-masing pihak harus tunduk dan patuh kepada persyaratan atau
peraturan yang telah disusun, baik secara administrasi maupun secara Teknik
demi kelancaran jalannya pelaksanaan suatu proyek.

2.3.1 Pemilik Proyek


Pemilik Proyek adalah orang atau badan baik swasta maupun
instansi pemerintah yang memiliki gagasan untuk mendirikan bangunan
dan menanggung biaya pembangunan tersebut dan memberi tugas
kepada suatu badan atau orang untuk melaksanakan gagasan tersebut
yang dianggap mampu melaksanakannya. Sehingga berhak menolak
atau menerima pertanggungjawaban atas selesainya proyek.
12

Tugas dan Wewenang Pemilik Proyek adalah :


a. Menyediakan dana perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
sesuai dengan perjanjian kontrak.
b. Mengangkat Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas, Konsultasn
Perencana dan Kontraktor Pelaksana melalui proses Pelelangan.
c. Menandatangani dan Mengesahkan semua dokumen kegiatan,
seperti surat perintah kerja, surat perjanjian dengan Penyedia Jada
dan Konsultan serta dokumen Pembayaran.
d. Menerima dan Menyetujui / Mengesahkan keputusan yang
menyangkut mutu, waktu, biaya, sanksi, dan denda terhadap
pelanggaran kontrak.
e. Menuntut terselesainya kegiatan sesuai jadwal dan standar mutu
yang ditentukan.
f. Menetapkan perpanjangan waktu, denda dan pekerjaan tambah
dan kurang, dengan pertimbangan-pertimbangan yang diberikan
oleh Konsultan.
g. Mengadakan kontrak dengan Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas, dan Kontraktor yang memuat tugas, kewajiban, dan
tanggungjawab masing-masing unsur secara jelas sesuai prosedur
hukum yang berlaku.
h. Berwenang memberikan instruksi kepada Penyedia Jawa maupun
Konsultan baik secara langsung maupun tertulis.
i. Memiliki wewenang penuh terhadap kepemilikan kegiatan.
j. Berhak memberikan sanksi terhadap unsur-unsur kegiatan yang
tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang telah diatur
dalam perjanjian kontrak sebelumnya.
k. Menerima hasil pekerjaan proyek.
l. Menerima / Menolak personal kontraktor ataupun konsultan
pengawas atas usulan konsultan pengawas.
13

2.3.2 Konsultan Pengawas


Konsultan Pengawas adalah orang-orang atau organisasi yang
berbadan hukum yang bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan
jalannya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku
yang ditetapkan secara tertulis oleh pimpinan proyek.

Tugas dan Wewenang Konsultan Pengawas :


a. Mewakili Pemilik Kegiatan dalam hal pengawasan secara berkala
serta meneliti hasil-hasil yang telah dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa.
b. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan yang
menyangkut aspek mutu, waktu, biaya, selaku konsultan dan
penasehat pemberi tugas.
c. Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan
berhak memerintahkan untuk mengadakan pemeriksaan khusus
terhadap bagian pekerjaan tertentu yang dianggap menyimpang
dari perencanaan.
d. Menolak gambar kerja (Shop Drawing) yang tidak memenuhi
persyaratan.
e. Memperingatkan Kontraktor secara tertulis bisa terjadi kelalaian
didalam memenuhi persyaratan yang tertera didalam dokumen
kontrak.
f. Menghentikan sementara pekerjaan Kontraktor apabila terdapat
penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
g. Menyetujui dan menolak dokumen pembayaran yang diajukan
oleh Kontraktor sebelum diteruskan kepada pemberi tugas
(Owner).
h. Memberi masukan kepada Kontraktor jika terjadi permasalahan.
i. Memproses laporan kemajuan proyek.
j. Menerima / menolak personal kontraktor di lapangan atas
persetujuan pemilik proyek.
14

2.3.3 Kontraktor
Kontraktor adalah orang / badan yang bertugas untuk
melaksanakan pekerjaan yang ditunjuk melalui lelang oleh pemilik
proyek dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan,
menyelesaikan dan memelihara pekerjaan. Dalam pelaksanaan proyek
kontraktor harus mengacu kepada persyaratan dan gambar-gambar yang
ada dalam dokumen kontrak.
Tugas dan Tanggung Jawab Kontraktor :
a. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah ada
tercantum dalam dokumen kontrak (tepat waktu, tepat mutu, tepat
volume).
b. Menyiapkan dengan segala tenaga kerja, bahan perlengkapan dan
jasa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan hasil
yang dapat diterima Owner.
c. Berkonsultasi dengan konsultan mengenai hal-hal yang kurang
jelas.
d. Menjamin keamanan dan ketertiban bahan bangunan dan
peralatan serta memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan
menjaga kebersihan lingkungan.
e. Memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkungan
kegiatan.
f. Memperbaiki kerusakan atau kekurangsempurnaan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan serta bertanggung
jawab dalam hal fisik.
g. Bertanggung jawab penuh kepada Pemilik Proyek dalam
penyelesaian pekerjaan.
h. Bertanggung jawab atas complain, keselamatan Kesehatan Kerja
(K3) dan kejadian lainnya yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan.
15

i. Memberikan laporan hasil pekerjaan setiap periode mingguan,


bulanan, triwulanan serta laporan akhir.
j. Menyerahkan hasil kerja.
k. Membuat gambar kerja (Shop Drawing) yang disahkan oleh
Pemilik Proyek, Kontraktor, Konsultan Pengawas.
l. Wajib melaksanakan penyerahan pertama bila proyek sudah
selesai kepada Owner dan penyerahan akhir bila proyek telah
selesai secara keseluruhan.

2.4 Susunan Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek


Struktur organisasi yang dimaksud adalah Struktur Organisasi Pemilik
Proyek, Struktur Organisasi Konsultan Pengawas dan Struktur Organisasi
kontraktor.
Karena proyek yang kami tempati KP merupakan merupakan
Kerjasama Operasional (KSO) maka kami juga akan menyertakan struktur
organisasi organisasi kerja penyedia jasa yang disepakati.

2.4.1 Struktur Organisasi Pemilik Proyek


Struktur organisasi pemilik proyek atau pemberi tugas pada Rencana
Pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Banjaranyar - Tegal
Kecamatan Adiwerna, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal dapat
dilihat pada bagan berikut ini :

Pemimpin Proyek

Bendahara Pengawas Ka. Ur. Usaha

Pembantu Sub. Ur. Adm. Sub. Ur. Adm.


Staf. Adm. Staf. Verikas Teknik Umum

Keterangan :
= Garis Komando
16

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pemilik Proyek


Sumber : Wawancara Pemilik Proyek
Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam
struktur organisasi pemilik proyek adalah :
1. Pemimpin Proyek
a. Memimpin dan mengatur seluruh kegiatan proyek hingga
semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mengusahakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan
semua instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan
proyek.
c. Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan dari bagian
proyek.
d. Menandatangani perjanjian kontrak / Kerjasama, Berita
Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan, dan dokumen Kegiatan lainnya.
e. Menetapkan Tim Pelaksana Kegiatan (Staf Ahli, Staf Teknis,
Staf Administrasi, Panitia Pengadaan dan Panitia
Pemeriksaan) atas usulan Pengendali Kegiatan.
f. Melaksanakan pemeriksaan Kas terhadap Pemenang Kas
minimal tiga bulan sekali dan diterbitkan Berita Acra yang
disampaikan kepada instansi terkait (Badan Pengawas
Propinsi, Biro Keuangan)
2. Kepala Urusan Tata Usaha
a. Membantu Pemimpin Proyek dalam mengurus dan
menyelenggarakan administrasi yang menyangkut masalah
teknis maupun non teknis.
b. Meneliti, mengkoreksi dan membuat dokumen-dokumen
kegiatan (Perjanjian Kontrak / Kerjasama, Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan, Berita Acara serah terima pekerjaan,
17

Berita Acara Pembayaran dan Dokumen Kegiatan lainnya)


yang akan ditandatangani Pengguna Anggaran.
c. Membina kepengurusan pembebasan tanah dan ganti rugi
Bersama pengawas lapangan.
d. Membuat setifikasi akhir bulan sebagai pembayaran kepada
kontraktor berdasarkan bahan-bahan dari pengawas lapangan.
e. Bersama dengan Bendahara proyek mengadakan evaluasi
terhadap anggaran biaya proyek tiap akhir proyek dan
melaporkan hasil-hasilnya kepada Pemimpin proyek.
3. Sub. Urusan Administrasi Teknik
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan Administrasi Tata
Usaha.
b. Menyelenggarakan kebutuhan untuk keperluan kantor, rapat
dan lain-lain.
c. Menyelesaikan tagihan langganan seperti telepon, air minum,
listrik dan lain-lain untuk keperluan proyek.
4. Bendahara Proyek
a. Membantu Pemimpin proyek dalam mengendalikan tata
laksana keuangan proyek.
b. Melaksanakan pembayaran atas perintah Pemimpin Proyek.
c. Membantu Pemimpin proyek dalam menguji kebenaran dan
kelengkapan dokumen tagihan.
d. Membantu Pemimpin proyek dalam membuat surat
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran proyek.
e. Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada Pemegang Kas
Pembantu Kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan atas
persetujuan Pengguna Anggaran.
f. Dalam melaksanakan tugasnnya Bendahara bertanggung
jawab kepada Pengguna Anggaran.
5. Staf. Administrasi Keuangan
18

a. Menyelesaikan pencatatan yang berhubungan dengan


keuangan proyek.
b. Mencatat, mengurus, dan melaksanakan peraturan / keperluan
yang berlaku yang berkaitan dengan administrasi keuangan.
c. Menghimpun bendel administrasi keuangan.
d. Mencatat dan Menyusun penerimaan dan pengeluaran
proyek.
e. Membuat neraca pada akhir tahun anggaran Bersama
Bendahara.
6. Staf. Verifikasi
a. Melaksanakan verifikasi penggunaan dana yang tersedia.
b. Bertanggung jawab atas perhitungan-prthitungan verifikasi
dana yang dilaksanakan.
7. Pengawas Proyek
a. Membantu Pemimpin proyek dalam pengawasan /
pelaksanaan operasional di lapangan.
b. Bertanggung jawab atas ketertiban dan kelancaran fisik
kegiatan dengan perpedoman pada peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
c. Mengawasi kegiatan supervise / pelaksanaan yang dilakukan
Kontraktor maupun Konsultan dalam hubungannya dengan
pelaksanaan fisik di lapangan.
d. Mencatat segala permasalahan yang dilapangan dan
melaporkan kepada pimpinan proyek.
e. Bersama Penyedia Barang / Jasa Menyusun dan menyiapkan
Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan kemajuan fisik
pelaksanaan kegiatan dan menyampaikan kepada pimpinan
proyek.
f. Mempelajari dan memeriksa usul design serta mengadakan
evaluasi teknis dan biaya.
19

g. Mengendalikan produk-produk pekerjaan secara kontinu dan


terperinci melalui hasil-hasil tes laboratorium dan
pemeriksaan visual di lapangan dan melaporkan kepada
Pimpinan proyek guna Langkah-langkah selanjutnya.

2.4.2 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Struktur organisasi Konsultan Pengawas pada Rencana Pelaksanaan
Proyek Peningkatan Jalan Banjaranyar - Tegal Kecamatan Adiwerna,
Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal , dapat dilihat pada bagan
berikut ini :

Direktur

Team Leader

Inpector 1 Admin

Inpector 2

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Sumber : Wawancara Konsultan Pengawas

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam


struktur organisasi Konsultan Pengawas adalah :
1. Direktur
Direktur mempunyai tugas pokok dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan Teknik operasional sebuah proyek.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas
sebagai berikut :
a. Penanggung jawab utama terhadap semua kegiatan.
20

b. Pengesahan segala dokumen administrasi pekerjaan.


c. Menujukan Site Manajer, serta memberikan mandate dan
fungsi tugasnya sesuai kapasitas dan kebutuhan.
d. Pengambilan keputusan tertinggi dalam progress pekerjaan.
Dalam kapasitas dan fungsi tertentu, segala bentuk
pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan mendapatkan
persetujuan dari direktur.
e. Melaporkan progress pekerjaan, mulai tahap dimulainya
pekerjaan, progress berjalan, sampai dengan serah terima
pekerjaan kepada pemilik proyek / pekerjaan.
2. Team Leader
Adalah seseorang yang mampu memberikan bimbingan, instruksi,
arahan dan kepemimpinan kepada sekelompok individu lain
dengan tujuan dapat mencapai hasil yang baik dalam sebuah tim.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari Team Leader :
a. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
b. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang
dilakukan tenaga ahli.
c. Bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan Perencanaan
d. Melakukan Rapat / Koordinasi dengan Pemberi Tugas.
e. Mengkoordinir anggota tim, memprakarsai penyelenggaraan
rapat tim tenaga ahli serta memantau seluruh hasil, proses
pelaksanaan serta berusaha mengetahui persoalan yang
menghambat/mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan ini
dan berusaha menyelesaikannya.
f. Menyusun Laporan Pendahuluan, termasuk Rencana Kerja,
Alokasi Tenaga Ahli
g. Membantu Panitia Lelang Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi
h. Memeriksa Gambar Gambar Pra-rencana, sketsa (free hands),
disain dan perspektif bangunan
21

i. Merumuskan prinsip-prinsip, ketentuan-ketentuan, kriteria-


kriteria, statement serta membuat gambar-gambar rencana
arsitektur
j. Memberikan masukan mengenai program kebijakan
pemerintah yang dikaitkan dengan perencanaan
k. Mengadakan evaluasi mengenai perencanaan bangunan
dikaitkan dengan kebijakan yang ada pada saat ini yang
meliputi mekanisme, prosedur, dan pendekatan tanggapan
berdasarkan strategi pengembangan wilayah setempat
l. Memberikan petunjuk dan saran-saran serta mengontrol
pekerjaan Tenaga Ahli yang berada dibawah pimpinannya.
m. Menentukan keputusan terakhir penyelesaian masalah-
masalah pokok teknis maupun non teknis yang timbul pada
proyek 
n. Membina hubungan dengan pemberi Tugas sehubungan
dengan proyek bersangkutan
3. Inspector
Inspector bertanggung jawab atas pengawasan pekerjaan. Dia
bertanggung jawab langsung kepada Chief Inspector tetapi harus
mengkoordinasikan diri kepada personil lainnya. Tugas dan
tanggung jawab Inspector mencakup, tapi tidak terbatas hal – hal
Sebagai berikut :
a. Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi
proyek yang sedang dikerjakan dan memberikan laporan
kepada Chief Inspector atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan kontrak. Semua hasil pengamatan harus dilaporkan
pada hari itu juga.
c. Terus menerus mengawasi dan mencatat serta mengecek hasil
pengukuran, termasuk penyiapan catatan harian untuk
22

peralatan, tenaga dan bahan yang digunakan oleh kontraktor


untuk penyelesaian pekerjaan harian.
d. Setiap hari senantiasa meringkas semua kegiatan konstruksi,
mencatat cuaca, material yang dikirim ke lapangan,
perubahan dan kebutuhan tenaga kerja, peralatan di lapangan,
jumlah pekerjaan yang telah selesai dan pengukuran
lapangan, hal-hal khusus dan sebagainya, dengan formulir
laporan yang standar dan dikirim ke Ketua Tim atau Chief
Inspector. 
e. Membantu direksi lapangan untuk mengopname hasil
pekerjaan yang telah selesai.
4. Admin
Sebuah proyek konstruksi akan berjalan dengan baik jika
didukung oleh seorang administrasi dan keuangan proyek dengan
berbagai macam tugasnya. Peran administrasi proyek dimulai dari
masa persiapan pelaksanaan pembangunan sampai dengan
pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja. Tugas administrasi
dan keuangan proyek bangunan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk
pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan
spesialisai keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi
proyek yang dibutuhkan.
b. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,
laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar
hutang dan lain-lain.
c. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan
yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
d.  Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern
dan melakukan tugas umum. Mengisi data-data kepegawaian,
pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data
23

kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan


karyawan.
e. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan
perpajakan serta retribusi.
f. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor
nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat
laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk
permintaan dana ke bagian keuangan pusat.
g. Membuat project manager terutama dalam hal keuangan dan
sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek
dapat berjalan dengan baik.
h. Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau
kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
i. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas,
alat-alat proyek dan sejenisnya.
j. Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika
proyek yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan
pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis sesuai
dengan item pekerjaan yang dikerjakan.
k. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek
serta data-data proyek.

2.4.3 Struktur Organisasi Kerja Penyedia Jasa Yang Disepakati


Kerjasama operasional (bahasa Inggris: joint venture atau joint
operation, disingkat KSO) adalah sebuah istilah mengenai dua
perusahaan atau lebih yang melakukan kerjasama operasional dalam
menyelesaikan suatu proyek. Selain itu, KSO dapat berbentuk sebuah
badan usaha baru berupa usaha patungan (joint venture). Dalam
bentuk usaha patungan ini, perusahaan gabungan menggabungkan
sumber produksi, pemasaran, keuangan dan atau hal-hal manajerial.
24

Pada Proyek Preservasi Proyek Jalan Nasional Jalan


Pejagan-Prupuk-Tegal-BTS Banyumas/Brebes-Wangon ini, PT.
Brantas Abib Raya sebagai ketua KSO menggandeng PT. Karya Adi
Kencana sebagai mitra dalam proyek tersebut. Adapun struktur
organisasi yang penyedia jasa yang telah disepakati sebagai berikut:

Hayyin Fahmi

Gita Cakra Taufiq Ince Suil Febriyan Maula

Arif Setiyafudin Kamalul Asfiyak Mohamad Ferdi Fairuz Z

Gambar 2.4. Bagan Struktur Organisasi Kontraktor


Sumber : Wawancara Admin Kantor

Tabel 2.2
Struktur Organisasi yang disepakati

Nama
NO Posisi/Jabatan Dalam Dokumen Keterangan
Usulan yang disetujui
Penawaran
1 Manager Proyek Hayyin Fahmi Hayyin Fahmi

2 Manager Teknik Gita Cakra Taufiq Gita Cakra Taufiq


Kendali Mutu
3 Ahli K3 Konstruksi Ince Suil Febriyan Ince Suil Febriyan
Maula Maula
4 Manager Teknik Jalan Arif Setiyafudin Arif Setiyafudin

5 Manager Teknik Kamalul Asfiyak Kamalul Asfiyak

Jembatan
6 Manager Keuangan Mohamad Ferdi Fairuz Mohamad Ferdi Fairuz
Zubandi Zubandi
Sumber : Wawancara Admin Kantor
25

2.4.4 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Karya Adi Kencana


Struktur organisasi kontraktor pada Rencana Pelaksanaan Proyek
Peningkatan Jalan Banjaranyar - Tegal Kecamatan Adiwerna,
Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, dapat dilihat pada bagan berikut
ini :

General Superintendent
H. Dwiyono Waluyo, ST.,MT

Pelaksana
Ari Siswanto

Pelaksana
Amad Johari

Pelaksana
Oki Pelaksana K3
Samsul Nizar.

Pelaksana
Rian

Gambar 2.5. Bagan Struktur Organisasi Pemyedia Jasa


Sumber : Wawancara Admin Kantor

Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari unsur-unsur dalam


struktur organisasi Kontraktor adalah :
1. General Superintendent
a) Tujuan :
 Memimpin, membimbing, melatih dan memotivasi Team
Pelaksana.
 Memelihara system dan mutu produksi material dan
peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan.
b) Tugas Utama :
26

 Mengkoordinasi terhadap semua personil dibawahnya.


 Menjadi Jembatan penghubung antara Pengguna Jasa
dan Penyedia Jasa.
 Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Menyusun
Program Kerja.

c) Wewenang :
 Memutuskan dan Melaksanakan tindakan untuk
menanggulangi segala permasalahan yang ada pada
pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jalan dan Pelebaran
Jalan se Kecamatan Banjarmangu Kabupaten khususnya
Para Ruas Jalan Gripit – Kalibening.
2. Pelaksana
a) Tujuan :
 Memperlancar administrasi dan dokumentasi yang
berhubungan dengan kuantitas pekerjaan
b) Tugas Utama :
 Menyiapkan Gambar Rencana Pelaksanaan (Shop
Drawing).
 Menghimpun data – data dan melakukan perhitungan
Kembali kuantitas berdasarkan survey lapangan terbaru
(Justifikasi Teknik)
 Menghimpun data kuantitas hasil pelaksanaan pekerjaan
untuk membuat Back Up data.
 Membuat laporan kemajuan pekerjaan harian, mingguan
dan bulanan untuk administrasi.
 Menyiapkan gambar terlaksana (As Built Drawing).
 Menyiapkan dan Menyimpan Administrasi yang
diperlukan agar mulai awal sampai akhir proyek dapat
terdokumentasikan.
27

 Melaporkan masalah yang terjadi kepada General


Superintendent untuk dicari solusinya.
c) Tanggung Jawab :
 Membuat administrasi kegiatan dapat berjalan dengan
baik, efektif dan efisien.
 Bertanggung jawab kepada General Superintendent atas
perhitungan kuantitas di lapangan.
3. Pelaksana K3
a) Tujuan :
 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dalam pelaksanaan Paket
pekerjaan konstruksi.
 Menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan
perundang – undangan K3 yang dilaksanakan secara
konsisten.
b) Tugas Utama :
 Memastikan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
 Memantau pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) supaya efektif dan efisien.
 Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
melaporkan pada pihak terkait.
c) Tanggung Jawab :
 Menyiapkan laporan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
 Menyiapkan rencana kerja Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lapangan.
 Mengkomunikasikan kebijakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
28

 Mengatur pertemuan dengan para tim base camp,


peralatan dan pihak yang terkait untuk mendiskusikan
masalah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
 Mengatur pelaksanaan pengadaan, produksi dan
penggunaan peralatan supaya dapat bekerja efektif dan
efisien.
2.5 Administrasi Proyek
2.5.1 Pelelangan
Pelelangan yaitu suatu kegiatan untuk menjaring atau memilih
para pemberi jasa konstruksi, yang bertujuan untuk mendapatkan jasa
konstruksi dengan kualifikasi terbaik, untuk melaksanakan suatu
pembangunan proyek jalan.
Adapun beberapa metode dalam pelelangan atau pengadaan
barang dan jasa
a. Pelelangan Umum atau terbuka
Pelelangan ini dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh
perserta secara luas namun mempunyai kualifikasi lingkup bidang
usaha, kemampuan yang sesuai dipersyaratkan, Biasanya
pengumuman lelang dilakukan melalui media massa serta
pengumuman resmi oleh pemilik proyek di instansinya, pemenang
dipilih berdasarkan tingkat kompetitif penawaran harga terendah.
b. Pelelangan terbatas.
Pelelangan ini hanya diikuti oleh rekan yang terdaftar dan tercatat
sebagai daftar rekan mampu pada instansi pemilik proyek. Rekan
yang diundang mempunyai reputasi dan kapabilitas yang baik
selama mengerjakan proyek-proyek sebelumnya dan dipilih
berdasarkan tingkat kompetitif penawaran harga terendah.
c. Pemilihan langsung.
yaitu penunjukan pemborong (kontraktor) sebagai pelaksana dalam
pemborongan tanpa melalui pelelangan umum ataupun pelelangan
29

terbatas, dan dilakukan kurang lebih tiga penawaran dari


pemborong (kontraktor) yang tercatat dalam daftar rekan mampu.

Pada proyek peningkatan Jalan Banjaranyar - Tegal Kecamatan


Adiwerna, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal menggunakan sistem
pelelangan Umum dan Terbuka Pada pembangunan proyek tersebut,
pemenang pelelangan dan yang berhak menjadi pelaksana kegiatan
pembangunan adalah PT. BRANTAS ABIP RAYA DAN PT. KARYA
ADI KENCANA. Sedangkan Konsultan Pengawas pekerjaan dilakukan
oleh PT. DAYA CREASI MITRAYASA

2.5.2 Perjanjian Kontrak


Kontrak adalah pengikatan secara hukum antara pihak pemberi
tugas dengan kontraktor pelaksana. Kontraktor ditunjuk untuk
melaksanakan kegiatan setelah pemberi tugas menetapkan pemenang
pelelangan. Penetapan pelelangan dilaksanakan dan disertai penerbitan
Surat Perintah Kerja ( SPK ) oleh pemberi tugas, dan pekerjaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tanggal yang tercantum dalam SPK
tersebut. Dalam kontar diatur mengenai tugas, Kewajiban , tanggung
jawab, dan wewenang masing-masing pihak.

Jenis-jenis Kontrak pada proyek konstruksi antara lain :

a. Kontrak Lump-sum
Adalah kontrak pengadaan barang / jasa untuk penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga kontrak
yang pasti dan tetap sesuai dengan kesepakatan awal pada saat
penandatanganan kontrak

b. Kontrak Unit Price


Adalah kontrak pengadaan barang / jasa untuk penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga kontrak
30

berdasarkan satuan unit pekerjaan, pembayaran didasarkan pada


volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan memenuhi syarat

c. Kontrak Cost plus fee


Adalah kontrak dengan memperhitungkan biaya keseluruhan yang
dikeluarkan oleh kontraktor ditambah besarnya keuntungan yang
sudah disetujui bersama antara kontraktor dengan pemilik proyek.

Pada proyek peningkatan Jalan Banjaranyar - Tegal Kecamatan


Adiwerna, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, menggunakan
Kontrak jenis Lump-sum dimana sistem pembayaran berdasarkan
kesepakatan awal perjanjian yang telah ditentukan.

2.5.3 Sistem Pembayaran


Pada proyek Peningkatan Ruas Jalan yang berlokasi di Tegal ini
menggunakan sistem pembayaran berdasarkan perjanjian kesepakatan
yang telah ditentukan. Pembayaran hasil pekerjaan dilaksanakan
berdasarkan jumlah prestasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
perjanjian kerjasama, dimana pembayaran dilakukan atas permintaan
pelaksana ( pihak II ) kepada pemilik proyek ( pihak I ) secara tertulis
dengan berita acara hasil pemeriksaan prestasi pekerjaan yang disertai
dengan dokumentasi. Adapun tahapan dari pembayaran adalah :
a. Pembayaran uang muka oleh pihak satu kepada pihak kedua
sebesar 20% dari nilai kontrak sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati sebelumnya.
b. Pembayaran tahap pertama sebesar 25 % dari nilai kontrak, pada
saat pekerjaan mencapai 30%
c. Pembayaran tahap kedua sebesar 25% dari nilai kontrak, pada
saat pekerjaan mencapai 60 %
d. Pembayaran tahap ke tiga sebesar 25% dari nilai kontrak, pada
saat pekerjaan mencapai 80%
31

e. Pembayaran tahap ke empat sebesar 20% dari nilai kontrak, pada


saat prestasi pekerjaan mencapai 100%, sedangkan sisa
pembayaran 5% merupakan retensi selama masa pemeliharaan
dan pembayaran 100% dapat dilakukan setelah masa
pemeliharaan selesai dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan
5% dari nilai kontrak.

2.5.4 Sistem Pelaporan Proyek


Sistem pelaporan proyek adalah salah satu dari kegiatan
pengawasan, yaitu membandingkan kegiatan yang ada di lapangan
dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Pelaporan proyek
dilakukan secara berkala, yaitu harian, mingguan, dan bulanan.

1. Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh pihak kontraktor untuk
mengetahui keadaan proyek dan hal-hal lain yang meliputi :
 Kejadian penting pada hari tersebut (seperti kesepakatan
tambah/ kurang pekerjaan, perubahan desain, dan lain-lain).
 Keadaan cuaca di lokasi proyek.
 Situasi dan kondisi yang menyebabkan pekerjaan ditunda atau
dihentikan.
 Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya.
 Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja, dan hal-hal spesifik lain
yang terjadi di lapangan.
Dengan adanya laporan harian ini, maka pekerjaan berikut
permasalahan yang timbul di lapangan dapat selalu dipantau.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian yang
telah dibuat sebelumnya. Laporan mingguan berisi uraian
pekerjaan hari-hari sebelumnya serta kemajuan pekerjaan yang
32

telah dilaksanakan selama satu minggu. Sama seperti halnya


laporan harian, pembuatan laporan mingguan juga dimaksudkan
untuk mengetahui keadaan proyek. Hanya saja dalam laporan
mingguan ini mencakup waktu yang lebih lama dan permasalahan
yang lebih kompleks. Persentase kemajuan proyek juga dapat
diketahui melalui laporan mingguan ini. Adapun isi laporan
mingguan antara lain memuat hal-hal berikut :
 Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang
berlalu ( progress mingguan ).
 Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu
pelaksanaan.
 Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja,
bahan dan peralatan serta cara menanganinya.
 Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan
kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu.
 Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan
kontraktor untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor berguna
untuk mengontrol penggunaan dana dan prestasi kerja serta sebagai
evaluasi pekerjaan selama satu bulan. Pada prinsipnya laporan
bulanan merupakan akumulasi laporan mingguan yang berisi
seluruh kegiatan proyek dan kegiatan-kegiatan penunjangnya dan
foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan selama satu bulan.
Laporan bulanan berisi hal-hal berikut :
 Data umum proyek.
 Master schedule.
 Monthly progress report.
 Foto dokumentasi kemajuan proyek.
33

 Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu bulan


berdasarkan progress pada laporan mingguan.
 Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya.
 Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap.
4. Laporan Keuangan
Laporan keuangan ini dibuat oleh bagian administrasi
keuangan proyek yang berisi tentang :
 Daftar pembayaran biaya tidak langsung yang dibuat setiap
hari dan berisi tentang pengeluaran uang yang dipergunakan
setiap hari.
 Bukti kas yang telah dibuat setiap minggu antara lain berisi
tentang keadaan keuangan proyek sampai dengan saat ini.
 Laporan keuangan ini dibuat sebulan sekali dan dikirim kepada
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Kantor Pusat serta
pemilik proyek.
5. Waktu Kerja dan upah kerja
Pada umumnya pengaturan tenaga kerja pada semua
kontraktor hampir sama dari segi waktu kerja. Hanya saja
mengenai sistem pengupahan masing-masing mempunyai
peraturan tersendiri. Tetapi pada prinsipnya pengaturan tenaga
kerja ini sesuai dengan Undang-Undang Perburuhan yang di
dalamnya terdapat peraturan mengenai jam kerja, jam lembur, upah
minimum, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
ketenagakerjaan. Waktu Kerja pada hari-hari biasa adalah pukul
08.00 s.d Selesai dengan waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00, 18.00
– 18.30. Hari minggu tetap dilaksanakannya pekerjaan.
Pelaksanaan pembayaran umapah pada karyawan yang
bekerja pada proyek ini adalah sebagai berikut :
 Upah karyawan tetap dibayarkan setiap bulan.
 Upah tenaga harian lepas dibayarkan setiap hari.
34

 Upah borongan dibayarkan tiap 1 Minggu sekali pada hari


Sabtu berdasarkan atas data opname pekerjaan.

2.6 Siklus Manajemen


Manajemen proyek memiliki tahap, penyelenggaraan proyek untuk
mencapai tujuan proyek dilakukan pendekatan yang disebut manajemen
proyek, yaitu penentuan cakupan dan tahapan - tahapan kegiatan proyek serta
peranan penyelenggara proyek menyangkut hak dan kewajiban antara
pengguna jasa dan penyedia jasa. Penerima hak kontrak jasa pelaksanaan
konstruksi sebagai penyedia jasa akan melakukan koordinasi menyiapkan
kebutuhan sumber daya konstruksi meliputi keuangan / dana, manusia /
tenaga kerja / ahli, material, peralatan dan menyusun metoda kerja.

2.6.1 Perencanaan (Planning)


Perencanaan yaitu kegiatan menyiapkan rencana kerja sesuai
dengan metode konstruksi terhadap semua urutan kegiatan yang akan
dilakukan dan waktu yang diperlukan pada setiap kegiatan pelaksanaan
proyek. Adapun hal - hal yang menyangkut kegiatan rencana kerja
dapat disusun meliputi :
a. Penentuan urutan / tahapan kegiatan pekerjaan.
b. Prosedur pengawasan pekerjaan.
c. Prosedur persetujuan gambar, baik gambar kerja (shop drawing)
maupun gambar terlaksana (as built drawing).
d. Prosedur pengujian bahan dan hasil pekerjaan.
e. Penentuan standar rujukan dan standar operasi pelaksanaan.
f. Prosedur perubahan pekerjaan.
g. Prosedur keuangan dan pengadaan barang.
h. Prosedur pengamanan proyek.
i. Prosedur lainnya disesuaikan situasi dan kondisi proyek.
Dalam menyusun perencanaan yang baik dan sistematis dikenal
teori 5W+H, adapun maksudnya adalah:
35

a. What (tindakan apa yang harus dilakukan?)


Yaitu setelah data-data yang mendukung perencanaan untuk
melangkah ke penentuan tindakan yang akan dilakukan, sehingga
tindakan tersebut terarah sesuai dengan permasalahan yang ada.

b. Why (apa sebab tindakan / mengapa tindakan dilakukan?)


Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat diketahui
permasalahan yang ada sehingga didapat tindakan untuk
mengatasinya.

c. Where (dimana tindakan tersebut dilakukan?)


Dari data dan masalah yang ada pada sutau lokasi selanjutnya
perlu dilakukan suatu tindakan penentuan suatu rencana lokasi
proyek yang dapat mengatasi masalah yang ada secara optimal.

d. When (kapan tindakan tersebut harus dilakukan?)


Dengan melihat data yang ada dapat diprediksikan masalah yang
akan timbul untuk waktu mendatang sehingga perlu adanya
penentuan waktu suatu tindakan dilaksanakan sebelum masalah
tersebut benar - benar terjadi dan lebih berkembang.

e. Who (siapa saja yang melakukan terlibat tindakan tersebut?)


Untuk dapat merealisasikan suatu perencanaan yang telah disusun
maka perlu adanya rencana penunjukan suatu lembaga atau badan
yang akan melaksanakan tindakan tersebut. Dalam pertunjukan
ini ditetapkan melalui proses yang biasanya dikenal dengan istilah
tender / lelang.

f. How (bagaimana cara melakukan tindakan tersebut?)


Hal ini berhubungan dengan teknis pelaksanaan suatu pekerjaan,
yang merupakan kesepakatan dari unsur - unsur yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek tersebut. Sehingga diperoleh suatu cara
pelaksanaan yang paling sesuai yang tidak terlepas dari faktor dan
kondisi yang mempengaruhinya.
36

2.6.2 Pengorganisasian (Organizing)


Organisasi kerja yaitu kegiatan pembentukan organisasi kerja
yang akan ditugasi melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang
dipimpin oleh seorang ahli pelaksana Konstruksi bangunan yaitu
Pimpinan Pelaksana (General Superintendent / GS). Dalam organisasi
ini, disamping General Superintendent / GS ditentukan jabatan - jabatan
lainnya seperti pimpinan - pimpinan divisi proyek (peralatan,
laboratorium, pengukuran, logistik, umum, base camp) bendahara
proyek, pengawas pelaksanaan proyek, dan sebagainya.
Setiap jabatan diuraikan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya dalam melaksanakan pengendalian pelaksanaan konstruksi.
Pengorganisasian akan memudahkan pemantauan kemajuan proyek
hingga memudahkan dalam menentukan kebijakan atau langkah-
langkah yang harus diambil oleh perlaksana proyek berupa tindakan
guna mempersatukan kumpulan kegiatan dan aspirasi, yang mempunyai
kegiatan masing – masing, saling berhubungan satu sama lain dengan
tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan.

2.6.3 Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan yaitu merupakan aktualisasi pelaksanaan dari


perencanaan dan pengorganisasian yang telah diuraikan diatas dalam
pelaksanaan konstruksi.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya
keseimbangan tugas, hak, dan kewajiban masing – masing bagian
dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta
kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.

2.6.4 Pengendalian dan Pengawasan (Controlling and Monitoring)


37

Pengendalian dan Pengawasan yaitu kegiatan pengawasan


terhadap pelaksanaan pekerjaan meliputi kegiatan : pemeriksaan,
pengujian apakah pelaksanaan konstruksi sesuai dengan prosedur dan
rujukan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan. Fungsi kegiatan
pengawasan antara lain:
- Penentapan standar pelaksanaan.
- Penentuan Ukuran - ukuran pelaksanaan.
- Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan.
- Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar.
- Memberikan saran - saran perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai