Anda di halaman 1dari 10

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

3.1 Uraian Umum


Dalam penyelenggaraan suatu kegiatan proyek memerlukan suatu manajemen
proyek yang baik, sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan awal.
Manajemen merupakan suatu pelaksanaan proyek yang harus diselenggarakan secara
menyeluruh mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan (Widiasanti, 2013).
1. Perencanaan (Planning)
Pada prinsipnya untuk melaksanakan suatu kegiatan diperlukan perencanaan
dahulu. Perencanaan suatu kegiatan mempunyai tujuan, manfaat, potensi,
peluang, finansial resiko dan kemungkinan hambatan-hambatan yang akan
terjadi dalam kegiatan tersebut. itu hasil dari perencanaan digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan (Controlling) dilapangan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Untuk merealisasi perencanaan yang telah dibuat, maka segala potensi
sumber daya berupa sumber daya Manusia (Man), Finansial (Money), Bahan
(Material) dan cara kerja perlu diorganisir, sehingga dapat diberikan kontribusi
yang optimal dalam pencapaian tujuan dalam organisasi.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Setelah hasil dari perencanaan dan organizing terlaksana, tersebut
diwujudkan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian hasil kerja yang
dapat di pertanggung jawabkan. Dalam pelaksanaan yang menggunakan
sumber daya yang disediakan berdasarkan pedoman perencanaan.
4. Pengawasan (Controlling)
Pada pelaksanaan kegiatan, perlu diawasi sehingga dapat diselesaikan
perencanaan yang telah dibuat guna meminimalisir kemungkinan gagalnya
tujuan dan hasil dicapai sehingga mendapatkan kualitas yang baik dari
pekerjaan tersebut.

Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang di kelola sedemikian rupa


meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian dan
penggunaan sumber daya tertentu untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah di

22
tetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa permasalahan manajemen berkaitan
dengan usaha untuk memelihara kerja sama sumber daya terutama sekelompok orang
dalam suatu kesatuan serta usaha memanfaatkan sumber daya tersebut.
Proyek adalah berupa rangkaian kegiatan panjang yang dimulai sejak
direncanakan, kemudian dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil-hasil atau
keluaran-keluaran sesuai dengan perencanaannya. Proyek barudi katakan selesai apabila
telah berhasil memberikan keluaran-keluaran yang dapat ditunjukan guna mencapai
harapan-harapan yang lebih penting lagi, yaitu tujuan fungsional proyek. Suatu proyek
pada umumnya tidaklah berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari strategi
pengembangan program luas yang mungkin harus didukung oleh beberapa proyek.
Perencanaan proyek berawal dan dimulai dari masalahmasalah pokok dalam
pembangunan, pembangunan sektor misalnya, lalu menyusun strategi pengembangan
yang lebih luas dan kemudian menetapkan proyek-proyek yang diharapkan dapat untuk
mencapai tujuan-tujuan program yang lebih luas lagi. Dengan demikian suatu proyek
merupakan bagian dari strategi pengembangan program tertentu, atau dengan kata lain
suatu program dapat dijabarkan menjadi sekelompok proyek-proyek yang satu dengan
yang lain saling berkaitan.
Manajemen Proyek adalah suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan agar sesuai dengan mutu,
jadwal atau waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Adapun manfaat dari
manajemen proyek yaitu:
a. Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab
b. Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin
c. Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan
d. Mengidentifikasi metode analisa peramalan
e. Mengukur prestasi terhadap rencana
f. Mengidentifikasi masalah dini dan tindakan perbaikan
g. Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana

3.2 Unsur – Unsur Manajemen Proyek


Suatu proyek dapat berjalan dengan lancar apabila didukung dengan
pengolahan yang baik dan terkoordinir dalam tubuh organisasi serta manajemen
yang jelas sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan, pegawasan dan evaluasi
dapat terlaksana seoptimal mungkin. Dalam hal ini masing-masing pihak terlibat

23
dalam proyek yang akan dilaksanakan. Di dalam pelaksanaan pembangunan dan
pemeliharaan pada proyek Rekonstruksi Ruas Jalan Lilana – Noebesi, dibagi
dalam beberapa bagian yaitu:

3.2.1 Pemberi/Pemilik Proyek


Pemberi proyek adalah perseorangan atau badan hukum baik pemerintah
maupun swasta yang mewakili dan membiayai seluruh pekerjaan proyek. Pemilik
proyek pada proyek ini adalah Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan yang
diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Timor Tengah
Selatan. Berikut struktur organisasi pemilik proyek :

Kepala Dinas PUPR Kab. Timor Tengah Selatan


MARTELENS CH. LIU,ST,MT
NIP. 1976700505 199703 1 015

Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jalan


JUNIOR E. BAKER, ST
NIP. 19831228 201001 1 002

Koordinator Pengawas Lapangan Koordinator Laboratorium


JONATHAN I. THENE, ST PAULUS C. TELNONI, ST
NIP. 19860419 201190 1 003 NIP. 19880702 201902 1 003

Staf Pelaksana Teknis


NICKY TELNONI,ST

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Pemilik Proyek

Sumber : Dinas PU

 Tugas Pemilik Proyek adalah sebagai berikut :


a. Membuat undangan yang ditujukan kepada kontraktor, dan konsultan
untuk melakukan rapat atau pertemuan pendahuluan yang berkaitan
dengan proyek yang akan dikerjakan.

24
b. Pada rapat atau pertemuan tersebut pemilik proyek memperkenalkan
semua personil-personilnya yang berkaitan dengan pelaksana proyek
pembangunan Ruas jalan Lilana – Noebesi.
c. Meminta konsultan untuk membuat rencana pengawasan atau mengecek
lokasi proyek dilapangan.
d. Membuat Job Mix Desain.
3.2.1 Konsultan Pengawas
Konsultan adalah badan usaha atau badan hukum yang ditetapkan oleh
pimpinan proyek untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan, agar
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan dalam kontrak dan
spesifikasi. Konsultan pengawas pada Proyek Pembangunan Ruas Jalan Lilana –
Noebesi telah ditetapkan oleh panitia melalui pelelangan. Dengan demikian maka
menurut hasil evaluasi sebagai pengawas dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Berikut struktur organisasi Konsultan :

Direktur
IRWAN ARDANA, ST

Site Engineer
DONNY RIHI BIHA, ST

Administrasi & Keuangan


DELVIANA JAMI HA’E

Chief
NOH S. KARBEKA, ST

Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Sumber : PT. Dwipa Mitra Konsultan

 Tugas Konsultan adalah sebagai berikut :


a. Memeriksa apa yang diminta oleh kontraktor pada pekerjaan yang
dianggap selesai lalu menandatanganinya,
b. Membuat Laporan Harian.

25
c. Mengontrol atau mengawasi pengangkutan material dari lokasi
pengambilan sampai ke lokasi proyek.
d. Mengawasi saat penghamparan agregat kelas A di lokasi.
Melakukan pemeriksaan bersama setelah selesai melaksanakan pekerjaan
(Sand Cone).
3.2.3 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor adalah badan usaha dalam hal ini sebagai penawar pekerjaan
yang ditetapkan oleh pemilik proyek Pembangunan Ruas Jalan Lilana – Noebesi
kontraktor dalam pelayanan jasa dilakukan melalui pelelangan terbatas dan panitia
menetapkan PT. ADHI PERKASA MITRA PRATAMA sebagai pelaksana
proyek tersebut.
Berikut struktur organisasi kontraktor :

Direktur
CHARLES
ANGKIRIWANG

Kepala Proyek
DICKY ANGKIRIWANG

Petugas K3 Konstruksi Pelaksana Administrasi & Keuangan

Thyka M.T. Rante Ronald Tamonob, S.Tr.T Marianus L. Moro, A.Md.T


A.Md.T

Gambar 3. 4 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana


Sumber : PT. Adhi Perkasa Mitra Pratama

 Tugas Kontraktor adalah sebagai berikut :


a. Mempersiapkan materi atau bahan untuk mengikuti acara rapat para
pelaksana.
b. Menyampaikan atau menyiapkan metode kerja untuk pelaksanaan
pekerjaan Agregat kelas A yang kemudian dibantu atau dikendalikan oleh
konsultan pengawas. Dalam metode kerja ini untuk pelaksanaan Agregat
Kelas A kontraktor menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan

26
pelaksanaan diantaranya adalah Motor Grader, Vibroller, dan juga Water
Tank.
c. Membuat sketsa mengenai pelaksanaan agregat kelas A diantaranya adalah
tebal gembur agregat kelas A adalah 25cm, Tebal padat 20cm, dan lebar
jalan 4m dan panjang jalan 1km.
d. Membuat Job Mix Formula (JMF) dengan pedoman pada Job Mix Desain
(JMD) yang diberikan oleh pemilik proyek.
e. Melaksanakan pencampuran atau blending pada agregat kelas A
menggunakan Excavator dengan bahan dasarnya adalah batu dan pasir
yang spesifikasinya yaitu agregat halus 45% dan agregat kasar 55%.
f. Melakukan pengangkutan agregat A dengan menggunakan Dump Truck
dengan jarak tempuhnya kurang lebih 800m dari lokasi pengangkutan
agregat ke lokasi proyek.
g. Agregat kelas A ditumpuk dibahu jalan dengan jarak 2m di sisi kiri jalan.
h. Melaksanakan penghamparan agregat kelas A dengan menggunakan
Motor Grader sesuai dengan ketebalan dan pisau dari alat tersebut disetel
membentuk kemiringan (2%) sesuai dengan ketentuan yang di syaratkan.
i. Melakukan pemadatan agregat kelas A dengan menggunakan Water Tank
dan Vibro Roller.
j. Melakukan pemeriksaan bersama setelah selesai melakukan pekerjaan
agregat A yaitu dengan melakukan Sand Cone bersama.

 Alat-Alat Yang Di Gunakan


a. Stone Crusher adalah mesin untuk memproduksi batu pecah sesuai yang
disyaratkan dengan kapasitas produksi (50 m3/jam). Lokasi mesin ini
berada di Quarry.
b. Vibratory Compactor (Vibroller) adalah alat pemadatan dengan penggetar
berkapasitas (10-20 ton).
c. Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk memuat material ke Cold
Bin (kapasitas 1 ,50 m3).
d. Motor Grader adalah alat yang digunakan untuk menghampar agregat
(kapasitas 145 HP).
e. Water Tank merupakan tengki air yang digunakan untuk mengantar
keperluan air dilapangan (kapasitas 5.000 liter).
f. Dump Truck merupakan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut
material ke lokasi pekerjaan.

 Peralatan Non Mekanik antara lain :


a. Skop
b. Gerobak
c. Penggaruk

3.3 Hubungan Kerja Antara Unsur-Unsur Manajemen Proyek


Dalam manajemen jasa konstruksi terjalin hubungan kerja sama dari berbagai
instansi, badan usaha, perorangan maupun masyarakat dengan berbagai jenis usaha dan

27
industri. Instansi yang berperan dalam pelaksanaan pekerjaan pada paket pembangunan
Ruas Jalan Lilana-Noebesi yaitu sebagai berikut:
a. Pemilik atau pemberi tugas, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang.
b. Konsultan pengawas yakni PT.Dwipa Mitra Konsultan.
c. Kontraktor atau pelaksana yakni PT.Adhi Perkasa Mitra Pratama.
Hubungan kerja sama tersebut, secara garis besar dapat diuraikan pada
Gambar 3.5 Bagan Alur Hubungan Kerja Sama Pengelolah Proyek.

PEMILIK

KONSULTAN KONTRAKTOR

Keterangan: Garis perintah

Garis koordinasi

Gambar 3. 5 Bagan Alur Hubungan Kerja Sama Pengelola

3.3.1 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas.

Di lihat dari Garis perintah

a. Pemilik proyek memberikan biaya untuk melaksanakan pengawasan


pekerjaan dilapangan.
b. Pemilik proyek dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sama dengan
konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas melaksanakan pekerjaan mengawasi dan memeriksa
mutu pekerjaan dan material, gambar rencana, rencana anggaran biaya dan
perencanaan pekerjaan.
d. Konsultan pengawas berfungsi sebagai wakil dari pemilik proyek
dilapangan.
Di lihat dari Garis koordinasi

e. Konsultan pengawas melaporkan perkembangan hasil pelaksanaan


pekerjaan kepada pemilik program selama pekerjaan berlansung.
f. Pemilik proyek selalu menganalisi dan mengawasi hasil laporan
perkembangan pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor.
g. Bersama-sama dengan pemilik proyek mencari solusi untuk memecahkan
masalah yang terjadi dilapangan.

28
3.3.2 Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek dan Kontraktor Pelaksana

Dilihat dari Garis perintah

a. Pemilik proyek memberikan pekerjaan dan biaya pelaksanaan kepada


kontraktor pelaksana berdasarkan kontrak.
b. Pemilik proyek menganalisa jalannya pekerjaan pembangunan untuk
menilai kinerja kontraktor.
c. Pemilik proyek dapat memutuskan hubungan kerja dengan kontraktor
pelaksana.
d. Kontraktor menerima biaya pelaksanaan dari pemilik kemudian
melaksanankan dan merealisasikan pekerjaan yang dimaksud sesuai
dengan kontrak.
e. Kontraktor melaporkan presentase kemajuan pekerjaan tiap bulannya
kepada pemilik proyek.
f. Kontraktor menyerahkan hasil pekerjaan setelah selesai pembangunan.

3.3.3 Hubungan Kerja Antara Konsultan dan Kontraktor.

Dilihat dari Garis koordinasi

a. Konsultan mengawasi dan memeriksa jalannya pelaksanaan pembangunan


secara rutin agar kontraktor dapat bekerja sesuai dengan kontrak dan
spesifikasi.
b. Kontraktor harus saling berkoordinasi dengan konsultan demi mencapai
hasil kerja yang memuaskan.
c. Konsultan menerima hasil kerja yang kemudian diserahkan kepada pemilik
proyek.

3.3.4 Proses Administrasi Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan


Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proyek.
salah satu diantaranya adalah pembuatan laporan berkala. Laporan berkala
merupakan alat komunikasi resmi untuk menyatakan menyampaikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan penyelenggaraan proyek. Tujuan dari pembuatan laporan
berkala adalah membantu semua pihak dalam upaya memantau dan mengendalikan
secara terus menerus dan kesinambungan atas berbagai aspek penyelenggara proyek
sampai dengan saat pelaporan. Laporan berkala dibuat oleh kontraktor, disetujui oleh
konsultan pengawas dan direksi pekerjaan. Laporan berkala dipakai pihak kontraktor

29
sebagai bahan utama dalam rapat intern kontraktor maupun rapat kordinasi dengan
semua pihak yang terlibat dalam proyek.

1. Request pekerjaan
Sebelum memulai atau melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi
merupakan suatu persyaratan yang harus dilakukan kontraktor untuk
mengajukan reguest mulai pekerjaan, dimana reguest ini akan dipahami serta
diteliti oleh pengawas konsultan serta akan diberikan catatan atau arahan atas
pekerjaan yang dimaksud.
Disamping itu diperlukan kecakapan staf quantity/ pelaksana dalam
membuat request tersebut yang membuat rumusan perhitungan koefisien yang
berkaitan dengan volume yang direncanakan sehingga mendapat estimasi
jumlah bahan yang akan digunakan, demikian juga dengan jumlah peralatan,
jangan sampai antara volume, penggunaan tenaga kerja, jumlah bahan rencana
dan pemakaian peralatan tidak sinkron atau terjadi jumlah tidak wajar.
Pengecekan yang akan diperiksa oleh pengawas PU dengan pengawas
Konsultan antara lain ; Volume pekerjaan yang rencana dilaksanakan, lokasi
pekerjaan, penggunaan tenaga kerja, penggunaan bahan, penggunaan peralatan,
lampiran gambar sesuai rencana, lampiran back up sesuai rencana. Dimana
request mulai pekerjaan ini juga akan menjadi catatan dan bahan evaluasi atas
pencapaian hasil kinerja yang dilaksanakan kontraktor, sehingga mengajukan
request sebelum memulai pekerjaan, hal ini sangat penting dan bermanfaat bagi
kontraktor maupun direksi / pengawas konsultan dalam menjalankan suatu
proyek.

2. Laporan Harian, Mingguan, Bulanan.


Laporan harian adalah laporan yang berisi data – data berikut : tenaga
kerja, peralatan, bahan, dan kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
Laporan ini dibuat oleh kontraktor dan disetujui/ diperiksa oleh konsultaan
pengawas dan pengawas lapangan.
Laporan mingguan adalah laporan yang berisi kemajuan pekerjaan
selama seminggu yang lalu, rencana kerja seminngu berikutnya, hambatan-
hambatan yang terjadi selama seminggu yang lalu dan lain-lain, Laporan ini

30
dibuat oleh kontraktor dan disetujui/ diperiksa oleh konsultaan pengawas dan
pengawas lapangan.
Laporan bulanan berisi data dan kegiatan ringkas selama sebulan dan
dilengkapi dengan foto- foto yang mewakili, antara lain berisi sebagai berikut :
Data cuaca,data teknis dan kemajuan fisik pekerjaan bulan lalu sampai
sekarang dan estimasi kemajuan untuk bulan berikutnya, Tingkatan kemajuan
berdasarkan jadwal pelaksanaan, jumlah jenis barang-barang dan material yang
disuplai dan diguanakan oleh penyedia jasa bulan yang lalu, dan foto-foto
pekerjaan yang dilaksanakan bulan yang lalu data hasil pekerjaan termasuk
progres pekerjaan, hal ini bertujuan untuk audit dari pemilik proyek dan
pengawas konsultan pada saat pencairan dana pakerjaan, Laporan ini dibuat
oleh kontraktor dan disetujui/ diperiksa oleh konsultaan pengawas dan
pengawas lapangan serta mengetahui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

31

Anda mungkin juga menyukai