2.1 Umum
Secara umum proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi
oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai
tujuan dan hasil yang spesifik dan unik. Suatu proyek dapat dikatakan berjalan
dengan lancar apabila administrasi, perencanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam
proyek tersebut terorganisir dengan baik dan jelas.
Menurut D.I. Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah gabungan dari
berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek
berupa pembangunan/perbaikan sarana fasilitas (gedung, jalan, jembatan, bendungan
dan sebagainya) atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari
pengertian di atas, maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu
terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir,
sumber daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.
7
1. Defenisi Manajemen proyek
Umum 2. Fungsi Manajemen proyek
3. Definisi Proyek Konstruksi
4. Kontrak
1. Kerja
Administrasi Proyek 5. Laporan Berkala
2.
6. Berita Acara
3.
1. PermilikProyek
Struktur Organisasi Proyek 2. Kontraktor Pelaksana
3. Konsultan Pengawas
Selesai
8
2.1.2 Fungsi Manajemen Konstruksi
1. Planning / Perencanaan
Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa
yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut
pada pengambilan keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan yang
berkaitan pada proses pembuatan konstruksi. serta sarana untuk memilih
dan menetapkan kegiatan yang diperlukan PMBOK (Project Management
Body Of Knowledge).
2. Organizing / Pengorganisasian
Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-
jenis kegiatan yang perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-
kegiatan tadi lebih mudah ditangani oleh bawahannya karena sudah
terorganisir dengan sangat baik. Proses pembentukan organisasi atau siklus
hidup organisasi pada umumnya mengikuti tahap – tahap sebagai berikut;
Prestage, Forming, Storming, Norming, Performing, Adjourning Actuating
/ Pelaksanaan.
Dari seluruh proses manajemen, fungsi pelaksanaan adalah fungsi
yang terpenting di antara fungsi lainnya, karena fungsi ini ditekankan pada
hubungan dan kegiatan langsung para anggota organisasi, Manfaat dari
fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas, hak dan
kewajiban masing – masing bagian dalam organisasi, dan mendorong
tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan
bersama.
3. Actuating / Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk menyelaraskan seluruh pelaku
organisasi terkait dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti
pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Controlling / Pengendalian
Fungsi terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin
bahawa perencana bisa diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada
dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas
deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan menentukan
9
langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.
10
3) Keuntungan bagi pemakai karena biaya pemeliharaan tidak terlalu
besar.
3. Tepat Kuantitas
Tepat kuantitas hasil akhir pekerjaan tidak jauh berbeda dari total
kuantitas yang telah direncanakan.
Manfaat tepat kuantitas:
1) Pekerjaan dapat diselesaikan dengan biaya yang sudah direncanakan.
2) Aman dari pemeriksaan pihak eksternal.
3) Tidak ada yang dirugikan karena biaya total proyek dapat
dikendalikan.
4. Tertib administrasi
Seluruh hasil akhir pekerjaan dapat didukung oleh administrasi yang
lengkap seperti surat - menyurat, laporan harian, mingguan, bulanan,
berita acara, bukti-bukti pembayaran dan lain-lain.
Manfaat tertib administrasi:
1) Seluruh pekerjaan fisik dapat didukung oleh laporan administrasi yang
lengkap.
2) Memudahkan pemeriksaan baik yang bersifat eksternal maupun
internal.
3) Menghindari kebocoran biaya.
4) Menjaga Rekaman Informasi dan Historis.
5) Terciptanya Tata Kelola Arsip yang Lebih Transparan.
11
2.2 Administrasi Proyek
12
penyelenggaraan proyek, kontrak merupakan perjanjian tertulis yang
bersanksi hukum antara pemilik proyek (pihak pertama) dan pelaksana proyek
(pihak kedua). Pemilik proyek memiliki kekuasaan tunggal untuk menentukan
jenis kontrak yang harus digunakan untuk fasilitas tertentu yang akan
dibangun dan menetapkan syarat dalam perjanjian kontrak. Perlu dipahami
resiko kontraktor terkait dengan berbagai jenis kontrak konstruksi.
13
- Dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.
Dokumen yang dipakai sebagai acuan yang mengikat kedua belah pihak
adalah sebagai berikut:
1. Surat Perjanjian Kontrak
2. Lampiran Surat Perjanjian Kontrak
14
pengawas dan catatan mengenai tambah kurangnya pekerjaan.
15
2.2.5 Foto
Foto sangat diperlukan terutama untuk membuktikan pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan yang tersembunyi seperti penghamparan material,
penyiraman material, pemadatan, merapikan tepi hamparan dan level
permukaan, dan lain-lain. Pada proyek ini foto ada pada tiap-tiap tahap
pelaksanaan dari item-item pekerjaan. Proses pelaksanaan yang
menggunakan peralatan-peralatan juga didokumentasi untuk membuktikan
penggunaan material-material sebagai alat bantu sementara, atau pekerjaan-
pekerjaan sementara yang akan dibongkar setelah keseluruhan proyek
diselesaikan juga harus dilakukan. Salah satu bukti kemajuan pekerjaan
yang harus dilampirkan untuk melakukan pembayaran (termin) adalah foto.
Dokumentasi pekerjaan secara visual melalui foto sangat penting untuk
mendukung proses audit di kemudian hari terutama oleh pihak eksternal.
Misalnya oleh pemeriksaan dari Badan Pengawasan. Foto-foto dalam laporan
ini terutama memperlihatkan proses pelaksanaan pekerjaan, misalnya
penghamparan agregat dengan motor grader, penggunaan material sesuai
dengan spesifikasi, dan lain-lain.
16
2.3 Struktur Organisasi Proyek
Dalam pengelolaan suatu proyek dibutuhkan suatu organisasi yang kuat dengan
program, visi, misi dan tujuan yang jelas, sehingga kegiatan dapat dilakukan dengan
batasan dan standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh
personal penanggung jawab masing- masing kegiatan.
Organisasi proyek itu sendiri adalah suatu sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek.
Selain bertujuan untuk membantu mencapai sebuah tujuan dengan maksimal.
Struktur organisasi ini juga memiliki kegunaan atau tujuan lainnya. Seperti berguna
untuk menyusun mekanisme dalam pengendalian kerja proyek, mengelompokkan
penanggung jawab pada setiap kegiatan, menentukan wewenang dan tanggung jawab
untuk semua pekerja proyek dam mengidentifikasi pembagian sebuah kegiatan.
Organisasi Pemilik proyek adalah orang atau badan yang memiliki dan mengelola
proyek. Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek.
Kontraktor adalah pihak yang bertanggung jawab melaksanakan semua atau
sebagian pekerjaan konstruksi. Mereka akan bertanggung jawab menyediakan semua
material, tenaga kerja, peralatan (seperti kendaraan teknik dan perkakas), dan layanan
yang diperlukan untuk pembangunan proyek.
Berikut adalah bagan Struktur Pelaksanaan Proyek, yang dapat dilihat pada
gambar 2.2
Pemilik Proyek
Dinas PUPR Provinsi
17
Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemilik proyek, maka seluruh teknis
pengawasan diserahkan kepada konsultan pengawas. Jika ada masalah teknis yang
perlu dibicarakan, maka menurut peraturan umum pemilik proyek tidak dapat
berhubungan langsung dengan pelaksana/kontraktor tetapi harus melalui konsultan
pengawas.
18
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Konsultan pengawas untuk pengerjaan
Preservasi Jalan Oesapa – Batas Kota Soe ini berasal dari PT. Purnajasa
Bimapratama, PT. Cakra Buana Total Mandiri Konsultan, PT. Planosip
Nusantara Engineering.
Berikut adalah nama dan fungsi dari macam-macam bidang dari sebuah
PT.
1) Direktur
Dalam penyebutan lain director, atau direktur utama, merupakan
penamaan sesuai dengan posisi tertinggi perusahaan ini.
Dalam tugas pada pembahasan awal ini adalah direktur, sebagaimana
direktur memiliki tugas sebagai berikut:
- Penanggung jawab seluruh aktifitas kegiatan perusahaan
- Mengambil kebijakan untuk memajukan perusahaan,
- Mengendalikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran perusahaan,
- Melakukan rekruitmen atau menghentikan karyawan sesuai kebutuhan,
- Membangun sinergitas dan alur manajemen perusahaan.
2) Assisten Manajer
Bertugas sebagai tangan kanan manager dimana membantu manager,
mengawasi karyawan, serta menggantikan tugas manajer apabila manajer
sedang berhalangan atau keluar kota.
3) Administrasi
Bertugas menghitung, membuat neraca, serta membuat laporanlaporan
yang diperlukan oleh manajer.
4) Supervisor
Supervisor harus bertanggung jawab dalam memastikan semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik sehingga semua proses produksi berjalan lancar
seperti monitoring produksi, pengawasan anak buah, melakukan instruksi
kerja, bertanggung jawab keamanan, keselamatan atau kesehatan yang
terancam.
19
3) Mengarahkan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
yang diisyaratkan oleh perencana.
20
Fungsi jabatan dari kepala proyek adalah merencanakan, mengatur dan mengarahkan
proyek berdasarkan manajemen waktu, biaya, mutu serta safety dalam mengelola dan
mengolah sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang sesuai dengan rencana
kerja (prosedur dan kontrak kerja).
2) Koordinator Mutu
Fungsi dari Koordinator Mutu adalah mengawasi tugas administrasi untuk proyek,
berbicara dengan karyawan tentang status proyek, mengembangkan jadwal dan
memantau kemajuan proyek, merakit kontrak proyek, laporan dan faktur, memesan
persediaan dan menagih pelanggan atas produk yang mereka beli.
3) Koordinator K3
Fungsi dari Koordinator K3 adalah mengelola program K3: merencanakan, mengelola,
menganggarkan, dan mengawasi penyelesaian dan efektifitas program-program yang
dilakukan untuk mencapai tujuan K3 perusahaan atau program-program pengendalian
administratif dan/atau teknis guna menghilangkan atau meminimalisir bahaya.
4) Safety Officer
Fungsi dari Safety Officer adalah mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya,
membuat gagasan program K3, membuat dan memelihara dokumen K3, melakukan
evaluasi atas insiden kecelakaan, menghubungkan perusahaan dan pemerintah.
5) Kepala Komersial
Fungsi dari Kepala Komersial adalah menyiapkan rencana kebutuhan
sumber daya dan jadwal kegiatan konstruksi, menetapkan target kegiatan
konstruksi, melaksanakan pengukuran kinerja biaya dan waktu,
mengevaluasi biaya, mutu dan waktu.
6) Kepala Teknik
Fungsi dari Kepala Teknik adalah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pengujian, menandatangani sertifikat pengujian, memeriksa laporan hasil
pengujian, mengesahkan Instruksi Kerja.
7) Kepala Operasi
Fungsi dari Kepala Operasi adalah mengawasi pengelolaan pelaksanaan
kegiatan perusahaan, mengawasi pengelolaan pelaksanaan project,
mengelola pelaksanaan kegiatan perencanaan pelelangan, melakukan
koordinasi kerja harian, melaksanakan jadwal dan kegiatan pelelangan,
mengecek status kegiatan pelaksanaan project.
8) Kepala A2B
21
Fungsi dari Kepala A2B adalah menerapkan Keselamatan dan kesehatan
kerja dan lingkungan hidup (K3-LH), menerapkan komunikasi di tempat
kerja, menerapkan kerja sama ditempat kerja, mengidentifikasi komponen
utama seorang mekanik, melaksanakan perbaikan ringan, melaksanakan
perbaikan (Major Repair), membuat laporan pekerjaan.
9) General Affair
General Affair memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Dari
mengadakan barang, perizinan, menjaga aset perusahaan hingga mengelola
karyawan. Jika perusahaan Anda semakin besar, ada baiknya untuk
memisahkan departemen GA, perizinan, purchasing dan HR agar lebih
mudah bagi Anda untuk mengontrolnya.
22
2.4 Hubungan Kerja Antara Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek
Di dalam pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi bangunan, terdapat orang-orang
atau badan yang melaksanakan pekerjaan bangunan tersebut. Orang-orang atau badan
yang melaksanakan pekerjaan bangunan disebut unsur-unsur pelaksana pembangunan.
Masing- masing unsur pelaksana pembangunan mempunyai tugas kewajiban,
tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan kedudukan serta kegiatan yang
dilakukan. Yang dimaksud dengan unsur-unsur pelaksana pembangunan adalah
pemilik proyek/pemberi tugas, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan
kontraktor pelaksana.
Hubungan kerja antara unsur-unsur yang berperan dalam pelaksanaan proyek ini
adalah sebagai berikut:
23
profesional kontraktor.
1. Pemilik proyek terhadap kontraktor
- Membayar jasa kontraktor sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama.
- Menerima pekerjaan yasng sudah diselesaikan oleh kontraktor dan
apabila sudah selayaknya dan tidak keberatan menyetujui pekerjaan
tersebut.
2. Kontraktor terhadap pemilik proyek
- Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak
perjanjian pemborongan.
- Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang mengikuti
laporan harian, mingguan serta bulanan kepada pemilik proyek yang
memuat
- Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan
alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan
gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya,
kualitas, dan keamanan pekerjaan.
- Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
- Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap
kehilangan, kerusakan, bahkan sampai pada penyerahan pekerjaan.
24