Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK


Manajemen proyek merupakan suatu proses pengelolaan yang
dikembangkan secara ilmiah dan intensif untuk menjalani kegiatan yang ada di
proyek. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan sumber
daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu,
dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan
pemilihan sub-kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan
sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek
konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena
tanpa adanya manajemen proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan
tujuan proyek.
Fungsi dari manajemen proyek terdiri dari pengolahan-pengolahan
lingkup kerja, waktu dan biaya. Agar manajemen proyek berjalan lancar maka
dilaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen proyek. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam manajemen proyek terbagi menjadi empat, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang dijabarkan
dalam poin-poin berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan dilakukan pada tahap awal kontruksi untuk menentukan
tujuan dari suatu proyek. Penentuan ini dimaksudkan agar dapat menentukan
sasaran dan sebagai penentu keberhasilan. Keberhasilan dalam perencanaan
adalah kesesuaian mutu, waktu pelaksanaan, dan anggaran. Perencanaan
sebagai patok penentu keberhasilan diharapkan dapat menghasilkan kebijakan
pelaksanaan, penjadwalan kegiatan serta alokasi biaya dan sumber daya
sehingga dapat memenuhi mutu, jadwal dan anggaran yang telah disepakati.

9
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan bertujuan untuk memilih personil yang akan
bertanggung jawab untuk suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di proyek.
Pemberian tanggung jawab pada pengorganisasian dimulai dari pengelompokan
kegiatan yang saling berhubungan hingga penempatan personil yang akan
bertanggung jawab akan kegiatan tersebut sehingga didapatkan pembagian tugas
serta hubungan tanggung jawab yang jelas sehingga dapat saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan akhir yang telah direncanakan.
3. Pelaksanaan
Manajemen konstruksi sangat memerlukan fungsi pelaksanaan dalam
kegiatan di proyek karena bersifat langsung jika dibandingkan dengan
perencanaan dan pengorganisaian yang bersifat tidak langsung. George R. Terry
menjelaskan bahwa pelaksanaan merupakan upaya untuk menggerakkan
anggota sesuai agar untuk mencapai tujuan bersama. Tindakan yang dilakukan
dalam fungsi pelaksanaan antara lain:
a. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
b. berkomunikasi secara efektif
c. mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab
d. memberikan pengarahan, penugasan dan motivasi
e. berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan.
4. Pengendalian
Pengendalian merupakan tindakan pengukuran kualitas dan evaluasi
kerja yang berbentuk usaha tersistematis dengan cara membandingkan prestasi
kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi
perbedaan yang penting. Tiap kegiatan yang dilaksanakan di proyek harus benar-
benar diawasi dan dicek oleh pengawas lapangan, apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan atau belum.
Keterlambatan jadwal dan pembengkakan biaya proyek dapat dihindari,
jika pegendalian dilaksanakan dengan baik. Pengendalian jadwal dan biaya
merupakan bagian dari divisi manajemen proyek yang mencakup pemantauan
kemajuan pekerjaan, reduksi biaya, optimasi, model, dan analisis. pengendalian
mutu fisik konstruksi juga harus dijalankan. Pengendarian terhadap fisik konstruksi
dilakukan secara tersendiri oreh pengawas teknik meralui gambar-gambar
rencana dan spesifikasi teknik.

10
3.2 PERENCANAAN PROYEK
Langkah awal untuk melaksanaan proyek adalah melakukan
perencanaan. Tahapan perencanaan dilakukan di awal pelaksanan proyek
dengan maksud agar tujuan atau sasaran proyek dapat tercapai sesuai dengan
goals yang diinginkan. Perencanaan dapat menjalankan fungsi pengawasan,
pengendalian kegiatan, menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan, serta menjadi
alat untuk menentukan dan menetapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan dalam perencanaan.
Penjadwalan (schedule) harus direncanakan dengan berbagai pertimbangan
sebab banyaknya kendala dan situasi yang tidak menentu di lapangan. Hasil dari
penjadwalan adalah tersajinya informasi mengenai jadwal rencana pekerjaan dan
kemajuan proyek. Penjadwalan pada proyek pembangunan gedung Smartfren
New Extention Office menggunakan kurva S.
Kurva S merupakan grafik yang dikembangkan Warren T. Hanumm, atas
dasar pengamatan terhadap sejumlah proyek sejak awal sampai akhir proyek yang
menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu, dan bobot pekerjaan
yang dipresentasikan sebagai presentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.
Kurva S pada proyek pembangunan gedung Smartfren New Extention Office
terdapat pada Gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Kurva S Proyek Pembangunan Smartfren New Extention Office

11
3.3 ORGANISASI PROYEK
Pengorganisasian dalam kegiatan proyek berguna sebagai sebuah
saranan untuk para pelaku proyek untuk saling bekerja sama mencapai tujuan
bersama yang tidak mungkin diperoleh apabila bekerja secara individual.
Organisasi proyek dibuat dengan cara mengumpulkan kegiatan yang saling
berhubungan, melakukan pembagian pekerjaan untuk menghindari tumpang
tindih, pembagian wewenang dan tanggung jawab, dan tingkatan-tingkatan dalam
manajemen.
Tujuan proyek dapat dicapai jika dilakukan identifikasi terhadap
organisasi yang berperan selama pekerjaan proyek tersebut. Berikut adalah
beberapa organisasi yang berperan dalam proyek pembangunan Gedung
Smartfren New Extention Office.

PT Smartfren Telekom Tbk


(Owner dan MK)

PT Paramita Bangun Sarana Tbk


(Kontraktor)

PT Satu Rekayasa
Tarik Garis Arsitektur Vetira X Studio YA
Optima
(Konsultan Arsitek) (Konsultan Interior)
(Konsultan Struktur)

Gambar 3.2 Garis Koordinasi Pengguna Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa
Konstruksi Smartfren New Extention Office.

3.3.1 Owner (Pemilik Proyek)


Owner (pemilik proyek atau pemberi tugas) adalah perseorang atau
badan yang memiliki dana untuk menjalankan proyek dan memberikan pekerjaan
kepada pihak penyedia jasa. Tugas dan wewenang owner atau pemilik proyek
adalah sebagai berikut:

12
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pihak pelaksana untuk keberlangsungan proyek.
3. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
4. Menyediakan dana dan membayar biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
5. Memberikan sanksi kepada pihak pelaksana apabila tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai kesepakatan kontrak.

3.3.2 Konsultan Manajemen Konstruksi


Konsultan manajemen konstruksi merupakan orang atau badan yang
ditunjuk oleh Owner (pemilik proyek) untuk mengawasi jalannya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Konsultan manajemen konstruksi dalam proyek
pembangunan gedung Smartfren New Extention Office adalah PT Smartfren
Telekom Tbk sendiri, sehingga PT Smartfren Telekom Tbk selaku owner dan juga
berperan sebagai konsultan manajemen kontsruksi yang memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut:
1. Mengawasi jalannya proyek agar sesuai dengan kesepakatan kontrak.
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan di
proyek yang telah dilakukan.
3. Menyetujui dan atau menolak bila terjadi perubahan dalam pekerjaan baik
dalam desain maupun pelaksanaan pekerjaan di proyek.
4. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.

3.3.3 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah suatu badan atau perorangan yang ditunjuk
oleh Owner (pemilik proyek) untuk melakukan tugas perecanaan dan desain
bangunan sesuai kesepakatan kontrak dan memberikan saran atau pertimbangan
akan segala sesuatu terkait dengan proyek tersebut. Proyek pembangunan
gedung Smartfren New Extention Office memiliki tiga konsultan perencana yaitu
PT Satu Rekayasa Optima (konsultan perencana struktur), Tarik Garis Arsitektur
(konsultan arsitektur), dan Vetira X Studio YA (konsultan interior).

13
Tugas dan wewenang yang harus dijalankan konsultan perencana adalah
sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan secara lengkap dan detail yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja, syarat-syarat, serta perhitungan struktur proyek
tersebut.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada owner (pemilik proyek)
maupun pelaksana (kontraktor).
3. Membuat gambar revisi jika di proyek terjadi perubahan rencana.
4. Menghadiri rapat koordinasi antar pengelolaan proyek.
5. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada pelaksana (kontraktor)
tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja,
dan syarat-syarat.

3.3.4 Pelaksana (Kontraktor)


Pelaksana (kontraktor) merupakan perseorang atau perusahaan yang
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di lapangan sesuai keinginan owner dan
bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Kontraktor utama
dalam pembangunan pembangunan gedung Smartfren New Extention Office
adalah PT Paramita Bangun Sarana yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan dan pelaksanaan proyek serta sarana, metode maupun sumber daya
seperti pekerja, peralatan dan material. Kontraktor sendiri juga memiliki struktur
organisasi yang berisi bagian-bagian yang menjalankan fungsinya masing-
masing. Struktur organisasi kontraktor dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

14
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Smartfren New Extention Office

15
Tugas dan wewenang bagian-bagian pekerjaan yang terdapat pada
struktur organisasi pelaksanan PT Paramita Bangun Sarana adalah sebagai
berikut:
1. Pemimpin Proyek
Pemimpin proyek adalah orang yang dipilih dan dipercaya untuk
memimpin pelaksanaan kegiatan proyek, mempunyai hak, wewenang, fungsi serta
bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan proyek yang sudah direncanakan.
Tugas Pemimpin Proyek adalah sebagai berikut:
a. Berkoordinasi dengan pihak dan instansi terkait proyek yang sedang
dilaksanakan.
b. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin
pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak
pengguna jasa serta mengoreksi bila ada review design.
c. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang
tidak sesuai.
d. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah
direkomendasi pengendalian sistem mutu.
e. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan.
f. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan
menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang
berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan
request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk
koordinasi dengan pihak yang berkaitan.
2. Wakil Proyek
Wakil proyek adalah seseorang yang akan menggantikan pimpinan
proyek bila berhalangan hadir dan menggantikan tugas pimpinan proyek.
Tugas Wakil Proyek adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan Tugas Pemimpin proyek apabila pemimpin proyek
tidak mampu melaksanakannya.
b. Membantu Pemimpin Proyek untuk menjalankan proyek sesuai
ketentuan kontrak.

16
3. Supervisor
Supervisor adalah bagian pekerjaan yang dapat menyelesaikan suatu
masalah pekerjaan yang ada di lapangan tanpa mengikutsertakan atasan maupun
manajernya sesuai dengan lingkup permasalahan yang terjadi.
Tugas Supervisor adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan pelaksanaan kerja lapangan serta melaksanakan
pengurusan izin pelaksanaan.
b. Melakukan pengawasan pekerjaan yang dilakukan di lapangan.
c. Melakukan checklist pemeriksaan kualitas pekerjaan.
d. Monitoring target mingguan sesuai dengan rencana penjadwalan.
4. Budget Control
Budget control adalah orang yang memiliki pandangan menyeluruh
terhadap pengendalian biaya dalam suatu proyek.
Tugas Budget Control adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana anggaran biaya pada awal kegiatan.
b. Melakukan kontrol terhadap biaya selama proses pelaksanaan
konstruksi agar tidak terjadi pembengkakan biaya.
c. Menyusun laporan keuangan pada akhir kegiatan konstruksi.
5. Project Manajer
Project Manager adalah salah satu bagian dari pelaksana yang memiliki
tanggung jawab paling besar untuk memahami dan menguasai rencana kerja
proyek secara keseluruhan.
Tugas Project Manajer adalah sebagai berikut:
a. Memimpin suatu proyek dan memastikan setiap anggotanya sasaran
dan kebijakan perusahaan, peraturan perusahaan, sistem
manajemen mutu dan K3 serta target yang harus dipenuhi oleh
bagian masing-masing.
b. Menangani keluhan pelanggan (owner) pada masa konstruksi
sampai dengan masa pemeliharaan proyek dan memastikan
permasalahan ditangani secara benar dan tuntas.
6. Quantity Surveyor (QS)
Quantity Surveyor adalah bagian pekerjaan yang bertanggung jawab
pada perhitungan dan penilaian pekerjaan konstruksi serta administrasi kontrak
sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan.

17
Tugas Quantity Surveyor adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari dan melakukan analisa Bill of Quantity, spesifikasi dan
dokumen kontrak lainnya yang berkaitan dengan bidang kerjanya.
b. Membuat perhitungan volume pekerjaan tambah/ kurang termasuk
checking perhitungan dan estimasinya.
c. Membuat analisa harga satuan, surat penawaran harga dan report
progress lapangan untuk penagihan.
7. Admin
Admin adalah bagian dari pelaksana yang bertanggung jawab mengatur
andministrasi pembelian baik barang maupun jasa.
Admin mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melakukan laporan pembelian dan pengeluaran barang.
b. Melakukan pendataan terhadap supplier dari segi harga, kesiapan,
dan ketepatan pengiriman serta kualitas barang.
c. Melakukan pembelian dan pembayaran terhadap barang atau jasa
yang dibeli.
8. Engineering
Engineering adalah bagian pekerjaan yang bertanggung jawab pada
perhitungan construction engineering, value engineering, pembuatan shop
drawing, time control dan pengawasan pelaksanaan engineering proyek.
Tugas engineering adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown activities
bulanan dan mingguan termasuk schedule alat dan material.
b. Mengkoordinasikan review dan gambar kerja untuk memastikan
kesesuaian dengan spesifikasi pekerjaan.
c. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP), berita acara
kemajuan pekerjaan, laporan akhir proyek dan pengendalian gambar
kerja.
9. Site Manager
Site Manager adalah penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan
pengendalian operasionalnya serta pengawasan terhadap metode yang
digunakan.
Tugas Site Manager adalah sebagai berikut:
a. Membuat site planning dan rencana pelaksanaan proyek.

18
b. Mengkoordinir dan memimpin pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sesuai metode kerja, shop drawing, standar proyek, sistem dan
prosedur mutu serta dokumen pencarian.
10. Arsitek
Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun
atau ahli lingkungan binaan yang bertanggung jawab pada tata letak ruangan,
penggunaan ruangan, dan konsep-konsep keindahan.
Tugas Arsitek adalah sebagai berikut:
a. Menerjemahkan gambar desain dari perencana menjadi gambar shop
drawing.
b. Melakukan perubahan gambar bila terjadi revisi rencana.
11. Drafter
Drafter adalah bagian dari pelaksana yang berfokus pada pembuatan
gambar kerja atau shop drawing untuk memudahkan pelaksana di lapangan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan.
Tugas Drafter adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari dan memahami gambar serta spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak.
b. Membuat dan menyelesaikan shop drawing berdasarkan rencana
yang telah disusun oleh engineer.
c. Mengadakan koordinasi gambar antara pekerjaan sipil, arsitek dan
MEP.
12. Logistik
Logistik adalah bagian pekerjaan yang bertanggung jawab terhadap
pengadaan dan penyimpanan material untuk pembangunan proyek.
Logistik mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan proses pengendalian material yang dibutuhkan oleh
proyek sesuai prosedur pengadaan yang berlaku.
b. Melakukan evaluasi penawaran harga material untuk diperiksa oleh
Project Manager.
c. Melakukan evaluasi dan pemilihan supplier yang telah disetujui
atasan dan membuat purchase order sesuai prosedur.

19
13. Surveyor
Surveyor adalah bagian dari pelaksana yang bertanggung jawab dengan
pengukuran pada suatu pekerjaan di lapangan (marking dan elevasi). Surveyor
bisa dikatakan sebagai kunci pembuka dalam pelaksanaan sebuah proyek.
Tugas Surveyor adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari dan memahami construction drawing, shop drawing,
metode yang digunakan dan time schedule.
b. Melakukan survey atau pengukuran dengan metode yang tepat dan
efisien.
c. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan pengukuran di lapangan
secara periodik.
14. Health, Safety and Environment Officer (HSE)
Health, Safety And Environment Officer adalah pekerjaan yang
bertanggung jawab pada kesehatan tenaga kerja, keselamatan kerja dan
kebersihan lingkungan di proyek.
Tugas Health, Safety And Environment Officer adalah sebagai berikut:
a. Menghimbai setiap orang yang berada di lapangan untuk
menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri)
b. Membuat safety plan proyek.
c. Memimpin dan mengkoordinir pelaksaan program K3 di lapangan.
d. Merencanakan tindakan preventif terjadinya kecelakaan kerja di
proyek.

3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK


Manajemen pelaksanaan proyek merupakan kegiatan pemantauan dan
pengontrolan mutu, biaya dan waktu serta material dan tenaga kerja yang ada
dalam perencanaan proyek. Manajemen pelaksanaan proyek bertujuan agar
tujuan dari pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan
tanpa terjadi perlambatan, penurunan mutu ataupun pembengkakan biaya.
Kegiatan ini melibatkan setiap pelaksanaan kegiatan dan tugas yang tercantum
dalam rencana proyek. Manjemen pelaksanaan konstruksi selanjutnya dibuat
dalam laporan kemajuan proyek.

20
3.4.1 Laporan Kemajuan Proyek
Laporan kemajuan proyek bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemajuan dalam kegiatan pelaksanaan proyek. Laporan ini dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek sudah
memenuhi target yang ditentukan. Ada tiga jenis laporan kemajuan proyek yang
dibuat yaitu laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan.
1. Laporan Harian
Laporan harian berisi tentang pencapaian serta informasi pekerjaan yang
dilaksanakan pada satu hari yang ditentukan. Isi laporan harian adalah
sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan beserta foto dokumentasinya.
b. Hari dan tanggal dilakukannya kegiatan.
c. Jumlah pekerja dan keahliannya serta jumlah jam kerja.
d. Jenis dan jumlah material serta peralatan yang digunakan.
e. Monitoring cuaca.
f. Catatan penting pada pelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisi tentang pencapaian serta informasi pekerjaan
secara garis besar yang dilaksanakan pada satu minggu yang ditentukan.
Isi laporan mingguan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah pekerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.
b. Presentase kumulatif pekerjaan yang dilaksanakan selama satu
minggu.
c. Jenis dan perubahan pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Jumlah material yang terpakai selama pelaksanaan pekerjaan dalam
satu minggu.
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisikan tentang evaluasi dan pekerjaan selama satu
bulan. Isi laporan bulanan adalah sebagai berikut:
a. Notulensi rapat yang dilaksanakan pada bulan tersebut.
b. Gambar shop drawing yang mengalami revisi.
c. Hambatan-hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.
d. Prestasi kemajuan fisik pada bulan tersebut.
e. Foto dokumentasi sebagai tolak ukur kemajuan.

21
3.4.2 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Pelaksanaan disiplin kerja diterapkan untuk menjaga lingkungan kerja
yang tertib. Pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu
apabila pelaksanaannya mengikuti tata tertib yang berlaku. Tata tertib yang
ditetapkan oleh PT Paramita Bangun Sarana Tbk adalah sebagai berikut.
1. Waktu Kerja
Jam kerja yang ditetapkan oleh PT Paramita Bangun Sarana Tbk dibagi
menjadi dua hari yaitu:
a. Hari senin sampai jumat
Masuk kerja : Pukul 08.00 WIB
Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Pulang kerja : Pukul 17.00 WIB
b. Hari sabtu
Masuk kerja : Pukul 08.00 WIB
Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Pulang kerja : Pukul 14.00 WIB
2. Jam Lembur
Jam lembur untuk pekerja di lapangan mulai berlaku dari pukul 17.00 s/d
22.00 WIB. Pekerjaan di lapangan yang melewati pukul 22.00 WIB,
Dihitung masuk jam kerja pada hari berikutnya.
3. Tidak Masuk Kerja
Karyawan diperbolehkan tidak masuk kerja apabila meminta izin dengan
alasan kepentingan keluarga (pernikahan atau keluarga sakit) maksimal
2 hari berturut-turut yang disertai surat izin dan sakit yang harus disertai
bukti keterangan sakit dari dokter.
4. Hak Cuti Karyawan
Karyawan memiliki hak cuti yang dapat diambil sebanyak satu hari dalam
jangka waktu satu bulan dan karyawan luar daerah dari proyek diberikan
cuti 3 hari selama 3 bulan sekali. Cuti maksimal dapat diambil 6 hari
berturut-turut dengan hak cuti 12 hari dalam setahun. Apabila telah
melebihi hak cuti, maka karyawan tersebut dianggap absen.

22
3.5 PENGENDALIAN MUTU, WAKTU DAN KESELAMATAN KERJA
Sistem pengendalian dalam proyek merupakan upaya untuk pengawasan
pelaksanaan pekerjaan sehingga didapatkan mutu yang sesuai, selesai tepat
waktu dan tercipta susasana kerja yang aman. Pengendalian juga dapat berfungsi
sebagai alat efisiensi waktu dan tenaga kerja. Kegiatan yang dilakukan pada
pengendalian adalah pengendalian mutu, pengendalian waktu, dan pengendalian
keselamatan kerja (K3).

3.5.1 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu dimaksudkan untuk selalu menjaga mutu bangunan
sesuai dengan perencanaan yang ada agar hasil dari bangunan yang dikerjakan
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pengendalian mutu yang dilakukan pada
proyek pembangunan gedung Smartfren New Extention Office adalah sebagai
berikut:
1. Mutu Beton
Beton adalah salah satu komponen struktur yang digunakan pada
kerangka struktur atas, struktur bawah dan plat. Mutu beton harus sesuai
dengan perenanaan agar tidak terjadi kegagalan struktur pada bangunan.
Pengendalian mutu beton dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Slump Test
Slump test merupakan pengujian beton yang dilakukan sebelum
pengecoran. Slump test dilakukan dengan mengukur nilai slump
(kemerosotan) untuk mengetahui workability untuk beton segar. Nilai
slump harus memenuhi persyartan awal yaitu  12 cm untuk
pengerjaan struktur atas dan  16 cm untuk pekerjaan struktur
bawah. Jika nilai slump tidak memenuhi maka dilakukan pengujian
ulang maksimal 3 kali. Apabila nilai slump masih tidak memenuhi
maka beton akan dinyatakan gagal dan dikembalikan ke batching
plant

23
Gambar 3.4 Pengujian Slump

b. Tes Kuat Tekan Beton


Tes kuat tekan beton atau crushing test dilakukan untuk mengetahui
kekuatan beton dalam menerima gaya tekan maksimum hingga
mengalami kehancuran. Tes kuat tekan beton dilakukan pada empat
benda uji untuk percobaan kekuatan pada masa perendaman 7 hari,
14 hari dan 28 hari.

Gambar 3.5 Benda Uji Tes Kuat Tekan Beton

2. Mutu Tulangan Baja


Baja tulangan digunakan sebagai material tambahan untuk menahan
beban tarik pada beton. Mutu baja tulangan dilihat dengan pengujian kuat
tarik dan lengkung statis baja. Sampel baja tulangan diambil sepanjang 1
meter untuk tiap jenis diameter baja tulangan.

24
3.5.2 Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dilakukan untuk mengetahui apakah proyek tersebut
dapat selesai tepat waktu atau mengalami perlambatan. Pengendalian waktu
dilaksanakan dengan penjadwalan.
Penjadwalan merupakan sistem pengendalian waktu dengan
menetapkan alokasi waktu untuk setiap pekerjaan. Penjadwalan proyek
merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang dapat memberikan
informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek. Hasil perencanaan
waktu atau penjadwalan pada proyek pembangunan gedung Smartfren New
Extention Office berbentuk kurva S.
Progres pelaksanaan dapat dilihat dengan membandingkan garis kurva
rencana dengan garis kurva aktual. Pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dapat
selesai lebih cepat dari rencana apabila garis kurva rencana berada di atas garis
kurva aktual, sebaliknya pelaksanaan pekerjaan dinyatakan mengalami
perlambatan apabila garis kurva aktual berada di bawah garis kurva rencana
sehingga diperlukan percepatan pekerjaan agar pekerjaan dapat selesai tepat
waktu.

3.5.3 Pengendalian Keselamatan Kerja (K3)


Pengendalian keselamatan kerja adalah suatu hal yang utama
dikarenakan resiko keselamatan kerja yang cukup tinggi di dalam lingkukan
proyek. Pengedalian keselamatan kerja dimaksudkan untuk mengurangi tingkat
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Pengendalian kecelakaan kerja
dilaksanakan dengan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Pembuatan pos keamanan untuk mengontrol lalu lalang orang di proyek
dan Alat atau material yang datang ke area proyek.
2. Penghimbauan tentang kesadaran menggunaan Alat Perlindungan Diri
(APD) seperti helm proyek, rompi proyek, dan safety shoes yang wajib
digunakan setiap orang yang memasuki area proyek.
3. Pengamanan pada lingkungan proyek. Contoh: pemasasangan police
line, safety net, railing net, pagar dan atau pemasangan rambu
keselamatan.

25
Gambar 3.6 Pemasangan Safety Ralling

3.6 KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI DALAM MANAJEMEN


PROYEK
Beberapa kendala terdapat pada proyek pembangunan Gedung
Smartfren New Extention Office. Kendala dan solusi penyelesainnya pada
pembangunan gedung Smartfren New Extention Office adalah sebagai berikut:
1. Area Site yang Sempit
Luas area proyek merupakan salah satu pertimbangan untuk menentukan
metode pekerjaan yang dipakai pada proyek tersebut. Pembangunan
gedung Smartfren New Extention Office mempunyai luas area yang
cukup sempit. Pembangunan ini bersebelahan dengan bangunan existing
yang mengakibatkan lahan untuk pabrikasi dan gudang sempit. Solusinya
dari masalah tersebut adalah dengan melakukan pabrikasi kolom dan
balok baja di luar site serta melakukan pengiriman material secara
bertahap sesuai kebutuhan sehingga tidak menumpuk di gudang site.
2. Perubahan Desain Gambar Kerja
Proyek pembangunan gedung Smartfren New Extention Office memiliki
gambar desain yang berubah-ubah, dengan begitu Smartfren New
Extention Office menjadi proyek dengan desain “gambar berjalan”.
Pelaksanaan kerja di lapangan dapat tertunda hanya akibat perubahan
desain gambar. Solusi dari adanya perubahan desain gambar kerja
adalah dengan menyelesaikan desain gambar sebelum dilakukan
pekerjaan di lapangan sehingga tidak merubah atau membongkar
pekerjaan yang sudah dilaksanakan.

26

Anda mungkin juga menyukai