Anda di halaman 1dari 32

BAB 4

PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


Pelaksanaan konstruksi berisikan metode-metode pelaksanaan. Metode
konstruksi pekerjaan adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi
yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau
standar yang telah diuji cobakan. Pemilihan metode pelaksanaan yang baik
diperlukan agar tidak menghambat pekerjaan di lapangan sehingga pekerjaan
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pekerjaan konstruksi diawali dengan
tahap perencanaan yang selanjutnya dilanjutkan dengan tahap pelaksanan yang
disertai pengawasan. Tahap pelaksanaan dan pengawasan berisi pekerjaan
persiapan, pekerjaan struktur dan pekerjaan finishing. Pekerjaan struktur dibagi
menjadi dua yaitu pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas.

4.1.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilakukan pertama sebelum
konstruksi dimulai. Pekerjaan persiapan bertujuan untuk mempersiapkan hal-hal
yang diperlukan pada pekerjaan konstruksi sehingga pelaksanan pekerjaan
nantinya menjadi lebih mudah. Pekerjaan persiapan sudah lama diselesaikan
sebelum penulis melakukan kerja praktek di proyek pembangunan gedung
Smartfen New Extention Office. Pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pra Konstruksi
Pekerjaan pra kontruksi antara lain adalah pengurusan perizinan,
perencanaan dan sosialisasi kepada masyarakat disekitar area proyek.
Pengurusan perizinan dilakukan oleh owner agar dapat mendirikan
bangunan pada tersebut. Pada proses perizinan juga dibutuhkan
perencanaan untuk menunjang pengurusan perizinan seperti
perencanaan tata letak bangunan, luas penggunaan lahan serta desain
asitektur, struktur, ME dan infrastruktur pada proyek. Sosialisasi pada

27
masyarakat sekitar proyek juga diperlukan untuk memberikan
pemahaman pada masyarakat terkait pembangunan proyek tersebut.
2. Pengukuran
Pengukuran pada tahap persiapan dilakukan untuk menetukan batas
lahan pekerjaan dan penentuan as bangunan serta marking untuk
pekerjaan fondasi. Pemeriksaan kontur juga dilakukan pada pekerjaan
persiapan untuk mendapatkan data kontur tanah eksisting yang
diperlukan untuk perhitungan cut and fill dan penentuan elevasi
bangunan.
3. Pemindahan Instalasi dan Plumbing Existing di Area Kerja
Pemindahan instalasi dan plumbing existing di area kerja dilakukan
karena proyek pembangunan gedung Smartfren New Extention Office
merupakan proyek perluasan dengan pembangunan gedung baru
sehingga perlu dilakukan pemindahan sehingga tidak menggangu
pelaksanaan konstruksi.
4. Pemasangan Papan Nama Proyek dan Rambu-rambu K3
Pemasangan papan nama dibuat agar masyarakat mengetahui bahwa
ada proyek pembangunan gedung Smartfen New Extention Office di
lingkungann tersebut. Papan nama proyek berisi informasi mengenai
nomor dan tanggal IMB, lokasi, jenis dan fungsi bangunan serta pemilik
bangunan tersebut. Pemasangan rambu-rambu K3 bertujuan untuk
menghindari kecelakaaan kerja pada pelaksaan proyek konstruksi.

Gambar 4.1 Papan Nama Proyek dan Rambu-Rambu K3

28
5. Pemagaran Area Proyek
Pemagaran area proyek bertujuan untuk pembatas area proyek,
mengontrol keluar masuk pekerja dan kendaraan proyek serta menjaga
keamanan dan ketenangan untuk pelaksanaan kontruksi maupun
lingkungan sekitar proyek. Pagar proyek dibuat menggunakan dinding
seng dan diperkuat dengan menggunakan tiang besi.

Gambar 4.2 Pemagaran Area Proyek


6. Bouwplank
Bouwplank atau papan bangunan berfungsi untuk membuat titik-titik as
bangunan sesuai dengan gambar denah bangunan. Bouwplank
digunakan untuk penentuan jalur atau arah fondasi serta sebagai dasar
penentuan ketinggian lantai pada bangunan dengan permukaan jalan.
7. Pembuatan Bangunan Penunjang
Bangunan penunjang merupakan bangunan yang berfungsi secara
sementara untuk menunjang kegiatan
a. Kantor Proyek
Kantor proyek berfungsi sebagai tempat bekerja bagi para staf baik
kontraktor, pengawas, maupun owner ketika berkunjung ke
lapangan. Kantor proyek pembangunan Smartfren New Extention
Office dibuat semi-permanen pada area kerja.

29
Gambar 4.3 Kantor Proyek
b. Toilet
Toilet diperlukan untuk keperluan sanitasi baik untuk pekerja maupun
karyawan bangunan penunjang yang harus ada pada proyek. Toilet
untuk karyawan dan pekerja berada pada lokasi yang sama hanya
dan dibedakan ruangannya saja.
c. Gudang
Gudang berfugsi sebagai tempat penyimpanan material dan
peralatan yang digunakan dalam pelaksaaan pekerjaan. Gudang
terletak di luar area kerja namun masih pada satu lahan, yaitu pada
sebagian tempat parkir dekat bangunan existing.

Gambar 4.4 Gudang

30
d. Pos keamanan
Pos kemanan dibangun untuk membantu mobilisasi material dan alat
yang keluar masuk proyek serta untuk mengamankan kawasan
proyek. Helm proyek juga tersedia pada pos keamanan yang dapat
digunakan oleh tamu ketika memasuki kawasan proyek.

Gambar 4.5 Pos Keamanan

8. Mobilisasi Alat dan Material


Mobilisasi alat dan metrial merupakan kegiatan mendatangkan alat dan
material yang diperlukan untuk pelaksaan pekerjaan ke lokasi proyek.

4.1.2 Pekerjaan Struktur Bawah


Pekerjaan struktur bawah dilakukan setelah pekerjaan persiapan telah
selesai. Pekerjaan struktur bawah sudah selesai ketika penulis melaksanakan
kerja praktek. Tahapan pekerjaan struktur bawah meliputi pekerjaan pondasi
bored pile dan pekerjaan pile cap. Tahapan pekerjaan struktur bawah adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjan Fondasi
Fondasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dasar
bangunan yang kuat, biasanya berada di bawah permukaan tanah tempat
bangunan didirikan. Fondasi yang digunakan pada proyek pembangunan
gedung Smartfren New Extention Office adalah fondasi bored pile. Bored
pile adalah salah satu jenis fondasi yang digunakan untuk mendukung
bangunan jika lapisan tanah keras terletak sangat dalam. Fondasi bored
pile adalah fondasi tiang yang pemasangannya dilakukan pengeboran

31
tanah terlebih dahulu. Tahap-tahap pekerjaan fondasi bored pile adalah
sebagai berikut:
a. Tes kekuatan tanah dengan SPT
b. Marking dan setting out posisi pile
c. Pekerjaan pengeboran
d. Pemasangan casting temporary
e. Fabrikasi besi
f. Pengecekan kedalaman dasar pengeboran
g. Pembersihan dasar lubang bor
h. Pemasangan besi
i. Pemasangan pipa tremi
j. Pekerjaan pengecoran
2. Pekerjaan Pile Cap
Pile cap berfungsi menyalurkan beban gaya dari struktur kolom atas ke
struktur pondasi dalam. Pile cap terletak diantara kolom pedestal dan
fondasi bored pile. Tahap-tahap pekerjaan pile cap adalah sebagai
berikut:
a. Marking as bangunan dan pemasangan bouwplank
b. Penggalian tanah
c. Pemotongan kepala bored pile
d. Pekerjaan urugan pasir dan lantai kerja
e. Pemasangan bekisting
f. Pekerjaan penulangan pile cap
g. Pengecoran pile cap

4.1.3 Pekerjaan Struktur Atas


Pekerjaan struktur atas dapat dilakukan setelah pekerjaan struktur bawah
selesai. Struktur atas adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan
tanah yang menerima beban secara langsung pada bangunan. Pekerjaan struktur
atas sedang berlangsung ketika penulis melaksanakan kerja praktek. Tahapan
utama dalam pekerjaan struktur atas adalah sebagai berikut:
1. Kolom
Kolom merupakan bagian vertikal dari suatu struktur rangka yang
menerima beban tekan dan lentur. Kolom meneruskan beban-beban dari

32
elevasi atas ke elevasi yang lebih rendah hingga akhirnya sampai ke
tanah melalui pondasi. Jenis kolom yang digunakan pada proyek
pembangunan gedung Smartfren New Extention Office adalah kolom
baja. Sebelum kolom baja terdapat kolom pedestal yang berfungsi
sebagai tumpuan kolom baja dan menghantarkan beban dari kolom baja
menuju struktur bawah. Setelah kolom pedestal telah selesai selanjutnya
dilakukan pemasangan kolom baja. Kolom baja yang adalah profil baja
king cross tanpa komposit beton. Hal ini dikarenakan baja memilki kuat
tekan dan tarik yang kuat sehingga tidak diperlukan tambahan komposit
beton.
2. Balok
Balok beton adalah bagian dari struktur yang berfungsi sebagai penyalur
momen menuju struktur kolom. Balok merupakan elemen struktural yang
berperan untuk memikul beban lateral. Balok juga berguna sebagai
dudukan pelat lantai. Beban yang bekerjan pada balok akan
menghasilkan gaya reaksi pada titik tumpu dan juga gaya geser serta
momen lentur. Hasil dari gaya geser dan momen lentur adalah gaya
tarikan, tekanan serta lendutan. Balok yang digunakan adalah balok baja
dengan profil WF.
3. Pelat Lantai
Pelat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung
yang merupakan lantai tingkat pembatas antar tingkat. Pelat lantai
didukung oleh balok-balok baja yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh beban yang harus
didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentang serta bahan
kontruksi dari pelat lantai itu sendiri. Pelat lantai yang digunakan adalah
dengan floor deck metal yang selanjutnya di cor sesuai ketebalan yang
ditentukan.

4.2 KONDISI EXISTING DI LAPANGAN


Pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung ketika penulis melakukan
kerja praktek di Smartfren New Extention Office adalah pekerjaan struktur atas.
Metode pelaksanaan dari pekerjaan struktur atas dan peralatan dan material yang
digunakan dijelaskan dalam sub-sub bab berikut ini:

33
4.2.1 Pekerjaan Kolom Pedestal dan Transfer Beam
Kolom pedestal merupakan kolom yang berfungsi sebagai dudukan plat
kolom baja. Kolom pedestal juga memyalurkan beban dari kolom baja menuju
struktur bawah.
Transfer beam adalah balok yang dapat mentransfer beban dari kolom
menuju ke struktur bawah. Alasan digunakan transfer beam adalah dikarenakan
adanya Ground Water Tank (GWT) dan Sewage Plant Treatment (SPT) bangunan
eksiting sehingga tidak dapat dilakukan pemasangan bored pile pada bagian
bawah untuk beberapa kolom. Transfer beam berada sepanjang as 3-B hingga 3-
E dan as 3-H dan 3-K.
Kolom pedestal dan transfer beam memiliki fungsi yang sama yaitu
sebagai dudukan kolom baja dan mentransfer beban dari kolom baja menuju pile
cap dan bored pile.

Gambar 4.6 Pekerjaan Kolom Pedestal dan Transfer Beam

Kolom pedestal dan transfer beam memiliki metode pelaksanan yang


sama. Metode pelaksanaan tersebut dijabarkan dalam tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Marking as bangunan
Pekerjaan marking dilakukan untuk menentukan titik-titik as bangunan
dimana kolom pedestal dan transfer beam harus dipasang. Marking
dilakukan dengan bantuan alat survei yaitu theodholite.

34
2. Pekerjaan tulangan baja
Tulangan baja yang akan digunakan pada kolom pedestal dipersiapkan
dengan melakukan fabrikasi tulangan sesuai dengan shop drawing.
Selanjutnya dilakukan pekerjaan pemasangan tulangan yang diawali
dengan pemasangan tulangan sengkang atau tulangan pada sekeliling
kolom pedestal transfer beam yang dilanjutkan dengan pemasangan
tulangan utama.
3. Pemasangan beton decking
Beton decking berfungsi untuk menjaga agar tulangan tetap berada di
tempatnya dan tulangan tidak saling menempel. Beton deking dipasang
pada tulangan sengkang.
4. Pemasangan Bekisting
Bekisting merupakan cetakan yang dibuat untuk pengecoran sehingga
terbentuk bangunan seperti pada shop drawing. Bekisting pada kolom
pedestal menggunakan bekisting konvensional yaitu menggunakan
triplek kayu. Bekisting pada transfer beam menggunakan bekisting knock
down.
5. Pemasangan bekisting support
Bekisiting support merupakan sejenis scaffolding yang berguna untuk
menjaga bekisting kolom pedestal tetap pada tempatnya sehingga kolom
pedestal dan transfer beam tepat berada pada as bangunan.
6. Pemasangan angkur
Angkur yang digunakan pada kolom pedestal dan transfer beam
merupakan angkur baja. Angkur baja berfungsi sebagai alat pengait
antara kolom pedestal dengan kolom baja. Angkur dipasang dengan
bantuan mal atau cetakan sehingga sesuai dengan kolom baja. Angkur
kemudian dilas dengan tulangan utama sehingga tidak terjadi
perpindahan.
7. Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete bucket yang diisi
oleh beton ready mix. Bersamaan dengan penuangan beton ke dalam
bekisting, dilakukan pemadatan beton segar dengan vibrator agar tidak
terdapat ruang kosong. Setelah beton dituangkan selanjutnya dilakukan
perataan permukaan beton dengan trowel kayu.

35
8. Curing
Curing atau perawatan beton dilakukan selama tujuh hari dengan
melakukan penyemprotan air atau penutupan kolom pedestal dan transfer
beam dengan kain basah agar tidak terjadi retak pada beton.

4.2.2 Pekerjaan Pelat dan Balok Lantai 1


Pekerjaan pelat dan balok pada lantai 1 berbeda dengan lantai diatasnya
karena berada diatas tanah langsung. Balok yang berada pada lantai 1 adalah tie
beam yang disusun dari beton dengan penulangan baja. Pelat lantai yang
digunakan pada lantai 1 adalah pelat beton.

Gambar 4.7 Pekerjaan Pelat dan Balok Lantai 1

Tahapan metode pelaksanaan pekerjaan pelat dan balok lantai 1 adalah


sebagai berikut:
1. Penggalian tanah untuk tie beam.
Tie beam pada lantai satu dibuat pada elevasi yang lebih rendah dari
lantai kerja sehingga perlu dilakukan penggalian tanah untuk
pemasangan tie beam.
2. Pemasangan bekisting tie beam.
Tie beam dibuat dengan beton komposit dengan tulangan tulangan baja
sehingga diperlukan bekisting. Bekisting pada tie beam dibuat dengan
batako yang dipasang pada tanah yang sudah digali.
3. Pemasangan tulangan tie beam.
Tulangan pada tie beam terdiri dari tulangan utama dan tulangan
sengkang. Tulangan utama terbagi menjadi dua yaitu tulangan tumpuan

36
dan tulangan lapangan. Pemasangan tulangan pada tie beam diawali
dengan pemasanan tulangan utama dan dilanjutkan dengan tulangan
sengkang. Pada pemasangan tulangan dilakukan jua pemasangan beton
decking pada sisi bawah dan samping tulangan utama.
4. Perataan tanah.
Setelah pekerjaan penulangan tie beam selesai dilakukan dilanjutkan
pekerjaan perataan tanah sesuai elevasi yang telah ditentukan. Tanah
diratakan untuk pekerjaan pelat lantai.
5. Pembuatan lantai kerja.
Pembuatan lantai kerja dilakukan setelah tanah selesai diratakan.
Tahapan pertama pembuatan lantai kerja adalah pelapisan tanah dengan
pasir. Selanjutnya lantai kerja dibuat dengan beton setebal 3-5 cm. Lantai
kerja dibuat dengan pengecoran beton dengan concrete bucket.
6. Pemasangan beton decking.
Beton decking sebelum pemasangan wiremesh agar wiremesh tidak
menempel dengan lantai kerja.
7. Pemasangan wiremesh.
Wiremesh berfungsi sebagai tulangan pada pelat lantai. Wiremesh dibuat
dua lapis dengan spacer pada tengahnya agar wiremesh tidak saling
menempel.
8. Pengecoran pelat lantai.
Pelat lantai dicor dengan ketebalan 15 cm. Pengecoran pelat lantai
dilakukan menggunakan concrete pump yang memompa beton segar
menuju lokasi pengecoran. Concrete pump dipilih agar pelaksanaan
pengecoran dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan menggunakan
concrete bucket. Tahap-tahap pengecoran pelat lantai menggunakan
concrete pump adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan area pengecoran dengan air compressor.
b. Pemasangan pipa dari concrete pump truck menuju lokasi
pengecoran.
c. Pengaliran air dan semen pada concrete pump dan pipa agar beton
tidak lengket pada pompa dan pipa.
d. Pengujian beton segar dengan slump test dan pengambilan benda uji.
e. Penuangan beton segar dari truck mixer ke concrete pump truck.

37
f. Pengecoran pelat lantai dan pemadatan beton menggunakan vibrator.
g. Perataan permukaan beton dengan trowel kayu dan pengukuran
elevasi dengan bantuan laser level.
h. Perataan permukaan beton dengan mesin trowel.
i. Curing beton selama tujuh hari.

4.2.3 Pekerjaan Pemasangan Kolom Baja


Pekerjaan pemasangan kolom baja merupakan bagian dari pekerjaan
struktur atas. Pada proyek pembangunan gedung Smartfren New Extention Office,
kolom yang digunakan merupakan kolom baja dengan profil king cross.
Tahap-tahap pemasangan kolom baja adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan setelah pekerjaan kolom pedestal selesai
dilakukan. Pekerjaan persiapan yang dilakukan adalah memindahkan
kolom baja yang akan dipasang dekat dengan kolom pedestal
menggunakan tower crane.
2. Pemasangan mur angkur sisi bawah.
3. Erection kolom.
Erection kolom adalah pekerjaan penegakan kolom. Erection kolom
dilakukan dengan bantuan tower crane. Bagian atas kolom yang akan
dipasang dikaitkan dengan ke hoist tower crane menggunakan wire rope
sling. Setelah kolom dikaitkan dengan aman selanjutnya kolom
diberdirikan dan diangkat menuju kolom pedestal. Selanjutnya kolom
dipasang pada kolom pedestal dengan menyesuaikan lubang pada plat
bawah kolom dengan angkur.
4. Pemasangan mur angkur sisi atas.
5. Pemasangan balok utama.
Balok utama merupakan balok yang menghubungkan antar kolom, baik
kolom antara as vertikal maupu horizontal. Balok utama dipasang dengan
menggunakan bantuan tower crane dengan cara diangkat lalu dipasang
dengan baut yang menghubungkan antara balok dengan kolom.
6. Pengencangan baut pada kolom dan balok utama.
Pemasangan baut yang menghubungkan kolom dengan balok utama
pada awalnya dilakukan dengan cara manual sehingga belum terlalu

38
kencang. Pengencangan baut dilakukan dengan mesin compact baut
sehingga baut dapat terpasang dengan kencang.
7. Verticality kolom.
Bersamaan dengan pengencangan baut antara kolom dan balok utama
dilakukan juga proses verticality kolom. Verticality kolom adalah
pengecekan kelurusan kolom secara vertikal. Verticality kolom dapat
dilakukan dengan bantuan unting-unting, theodholite ataupun laser.
Apabila kolom belum lurus vertikal maka upaya mengatasinya adalah
dengan mengatur mur angkur pada bagian bawah base plat. Pengaturan
baut dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara memutar baut
dengan kunci ring pas.
8. Grouting kolom pedestal.
Grouting kolom pedestal dilakukan setelah pekerjaan verticality kolom
dan kolom sudah lurus vertikal. Tahapan pelaksanaan grouting kolom
pedestal adalah pemasangan bekisting, pengisian grouting dan
pelepasan bekisting.
9. Pekerjaan finishing
Pekerjaan finishing terdiri dari pembersihan kolom dari kotoran dan
pengecatan bagian yang belum terlapisi cat seperti baut dan pelat couple.

Gambar 4.8 Erection Kolom

4.2.4 Pekerjaan Pemasangan Balok Baja


Pekerjaan pemasangan balok baja dilakukan setelah pekerjaan
pemasangan kolom selesai dikarenakan balok bertumpu pada kolom. Tahapan
pekerjaan pemasangan balok adalah sebagai berikut:

39
1. Pekerjaan persiapan.
Pekerjaan persiapan dalam pemasangan balok adalah pemindahan balok
yang akan dipasang menuju ke lokasi pemasangan.
2. Pemasangan balok utama.
Balok yang pertama dipasang adalah balok utama karena balok anak
akan bertumpu pada balok utama. Pemasangan balok utama atau balok
antar kolom dilakukan dengan bantuan tower crane. Balok diikat dengan
hoist tower crane lalu diangkat menuju lokasi pemasangan. Balok
selanjutnya dipasang dengan memasang baut pada balok dan kolom.
Pemasangan balok dilakukan dengan cara manual terlebih dahulu
sehingga balok dapat terpasang dengan aman dan dapat berlanjut pada
pemasangan balok berikutnya.

Gambar 4.9 Pemasangan Balok Baja

3. Pemasangan balok anak dan katilever.


Balok anak dan kantilever dipasang setelah balok utama pada as tersebut
selesai terpasang. Prosedur pelaksanaan pemasangan balok anak dan
kantilever sama dengan balok utama yaitu dengan menggunakan
bantuan tower crane. Balok yang akan dipasang diikat pada hoist tower
crane lalu dilakukan pemasangan baut antara balok anak tersebut
dengan balok utama atau balok anak lainnya. Pemasangan baut
dilakukan secara manual terlebih dahulu agar dapat berlanjut
pemasangan balok anak atau kantilever selanjutnya.

40
4. Pengencangan baut dengan mesin impact.
Setelah baut dipasang dengan manual, selanjutnya dilakukan
pengencangan baut dengan mesin impact agar baut dapat terpasang
kuat.
5. Pekerjaan finishing.
Pekerjaan finishing terdiri dari pembersihan balok dan pengecatan baut
ataupun bagian cat yang terkelupas.

4.2.5 Pekerjaan Pelat Lantai


Pekerjaan pelat lantai dimulai setelah pekerjaan kolom dan balok selesai.
Pelat lantai pada proyek ini menggunakan sistem floor deck. Seluruh pekerjaan
pelat lantai dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan. Prosedur
pelaksanaan yang dilakukan pada pekerjaan pelat lantai dengan sistem bondek
adalah sebagai berikut.
1. Pemasangan floor deck atau bondek
Pemasangan floor deck dilakukan setelah balok baja telah dipasang. floor
deck dapat dipasang di atas tumpuan balok baja. Ukuran floor deck telah
disesuaikan dari pabrikasi dengan panjang bondek mengikuti bentang
pendek dari bangunan. Pelat floor deck yang dipakai menggunakan floor
deck dengan tipe union floor deck W-1000 setebal 0,70 mm.
2. Pekerjaan pembesian
Pekerjaan pembesian dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, di
antaranya:
a. Pemasangan shear stud dengan menembakannya menggunakan
welding machine pada jarak  40 cm untuk menyatukan antara
bondek floor deck dengan balok baja di bawahnya.
b. Pemasangan wiremesh sebagai tulangan atas pada pelat floor deck.
c. Pemasangan beton decking pada jarak tertentu, kemudian diikat
dengan kawat bendrat.
Pekerjaan selanjutnya yang dapat dilakukan setelah pekerjaan
pembesian telah selesai adalah check list shear stud. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam check list shear stud adalah memastikan bahwa
seluruh shear stud menyatu dengan balok baja dan pelat floor deck.

41
3. Pemasangan stop cor
Pemasangan stop cor dapat dilakukan setelah pemasangan bondek telah
selesai dipasang di sepanjang tempat yang direncakan. Stop cor
dipasang pada seluruh bagian tepi floor deck yang telah direncanakan
untuk melindungi beton dari tumpah. Ketinggian stop cor disesuaikan
dengan ketebalan beton untuk pelat lantai floor deck dengan tebal 12 cm.
4. Pemasangan scaffolding
Pemasangan scaffolding atau perancah dapat dilakukan sebelum
pekerjaan pengecoran. Scaffolding yang digunakan terbuat dari bambu
dan modern. Scaffolding dapat digunakan untuk menopang cetakan
beton hingga kering. Urutan pemasangan scaffolding untuk pelat lantai
dimulai dari jack base dan U-head yang bagian atasnya dipasang balok
kayu.
5. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran pelat lantai bondek dapat dilakukan dengan menggunakan
concrete pump. Pekerjaan pengecoran dilakukan bersamaan dengan
pekerjaan leveling permukaan beton menggunakan waterpass atau laser
level. Prosedur pengecoran yang dilakukan pada pelat lantai bondek
adalah sebagai berikut.
a. Sebelum pengecoran, dilakukan pembersihan terlebih dahulu
terhadap area atau lantai kerja yang akan dicor.
b. Pengecekan beton dengan melakukan slump test dengan nilai slump
yang ditentukan sebesar 12 ± 2 cm untuk concrete mixer yang datang
dengan urutan ganjil.
c. Pengambilan sampel untuk 4 benda uji silinder untuk concrete mixer
pertama atau yang datang awal.
d. Pengecoran dilakukan secara perlahan menggunakan cangkul dan
dipadatkan dengan alat vibrator.
e. Meratakan permukaan beton menggunakan kasutan kayu dengan
tenaga manusia.
f. Permukaan beton yang mulai mengering diratakan dan dihaluskan
dengan trowel machine yang digerakan tenaga manusia.

42
6. Perawatan
Pelat lantai yang sudah dicor dan telah mengering, dilakukan perawatan
dengan meyiramkan air pada permukaan beton untuk menjaga
kelembapan beton agar beton tidak mengalami keretakan akibat suhu
beton yang panas.
7. Pembongkaran stop cor dan scaffolding
Pembongkaran stop cor dan scaffolding sudah bisa dibongkar 2 hari
setelah beton sudah kering sempurna.

Gambar 4.10 Pekerjaan Pelat Lantai

4.2.6 Peralatan Konstruksi


Pekerjaan konstruksi membutuhkan alat bantu dalam pelaksanan
pekerjaannya. Peralatan yang digunakan selama masa pembangunan proyek
pembangunan gedung Smartfren New Extention Office adalah sebagai berikut:
4.2.6.1 Tower crane
Tower crane adalah alat bantu pemindahan material agar pekerjaan
dapat berjalan secara cepat dan mudah. Crane bekerja dengan cara
memindahkan material sesuai dengan jangkauan lengan crane dan batasan
kapasitas angkut. Tower crane termasuk ke dalam fix crane dimana crane terletak
pada 1 poros tempat pergerakan dan tidak dapat berpindah sehingga harus
diperhitungkan jarak jangkauannya.

43
Gambar 4.11 Tower Crane

4.2.6.2 Mobile crane


Mobile crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi
dengan drum tali baja, tali baja dan rantai. Mobile crane mempunyai fungsi yang
sama dengan tower crane dimana fungsinya adalah memindahkan material secara
mudah dan cepat. Perbedaan mobile crane dengan tower crane adalah mobile
crane dapat berpindah ke tempat lain namun jangkauannya tidak setinggi dan
sejauh tower crane. Mobile crane digunakan untuk pemindahan material yang
tidak terlalu tinggi dan untuk membantu pemasangan tower crane.

Gambar 4.12 Mobile Crane

44
4.2.6.3 Excavator
Excavator (ekskavator) adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm),
boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang
dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe).
Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani
berbagai macam pekerjaan alat berat lain.

Gambar 4.13 Excavator


4.2.6.4 Scaffolding
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung
dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu
sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan
bahan-bahan lain.

45
Gambar 4.14 Scaffolding
4.2.6.5 Bekisting
Menurut Stephens (1985), formwork atau bekisting adalah cetakan
sementara yang digunakan untuk menahan beban selama beton dituang dan
Menurut Heinz Frick, Moediartianto (1977), menurut fungsinya dapat dibentuk
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan
sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah
mencapai kekuatan yang cukup.

Gambar 4.15 Bekisting

4.2.6.6 Air Compressor


Air compressor adalah alat penghasil hembusan udara bertekanan tinggi
yang berfungsi untuk memberishkan kotoran-kotoran yang dapat mengurangi
daya lekatan tulangan pada beton. Air compressor digunakan untuk
membersihkan site sebelum pekerjaan pengecoran.

46
Gambar 4.16 Air compressor

4.2.6.7 Bar bending dan bar cutter


Bar bending adalah alat yang digunakan untuk membuat tekuknan pada
baja tulangan. Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong baja
tulangan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Gambar 4.17 Bar Cutter dan Bar Bending

47
4.2.6.8 Welding shear stud
Welding shear stud digunakan untuk mengelas atau menghubungkan
shear stud dengan balok baja.

Gambar 4.18 Welding Shear Stud

4.2.6.9 Compact bolt machine


Compact bolt machine digunakan untuk mengencangkan baut pada
balok dan kolom baja.

Gambar 4.19 Compact Bolt Machine

48
4.2.6.10 Truck mixer
Truck Mixer atau Concrete Mixer adalah truk pengaduk beton yang
digunakan untuk mengaduk beton dan mengangkutnya ke lokasi pengecoran.
Mesin ini dapat berupa mesin statis, semi mobile maupun full mobile (mixer truck).
Truk mixer memiliki beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton
dari pabrik readymix ke lokasi kontruksi dengan menjaga konsistensi beton agar
tetap cair dan tidak mengeras dalam perjalanan. Truk jenis ini adalah alat
transportasi khusus untuk beton cor curah siap pakai (Ready mix concrete) yang
dirancang untuk mengangkut dari batching plan (pabrik olahan beton) ke lokasi
pengecoran. Biasanya truk ini digunakan dalam sebuah proyek besar.

Gambar 4.20 Truck Mixer

4.2.6.11 Concrete pump


Concrete pump adalah sebuah mesin/alat yang digunakan untuk
menyalurkan adonan beton segar dari bawah ke tempat pengecoran atau tempat
pengecoran yang letaknya sulit dijangkau oleh truck mixer. Struktur beton
bertulang banyak dipilih untuk bangunan tingkat tinggi, maka diperlukan alat-alat
konstruksi yang dapat menunjang proses pembangunan tersebut.
Concrete pump jenis mobile berupa alat pompa beton yang menjadi satu
kesatuan dengan truk sehingga lebih mudah untuk berpindah tempat. Sedangkan
concrete pump jenis fixed berupa alat pompa beton yang biasanya dalam posisi
menetap.

49
Gambar 4.21 Concrete pump

4.2.6.12 Concrete bucket


Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer
sampai ke tempat pengecoran. Setelah dilakukan pengetesan slump dan telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka beton dari truck mixer dituangkan
kedalam concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan
tower crane

Gambar 4.22 Concrete Bucket

4.2.6.13 Concrete trowel machine


Concrete trowel machine adalah alat atau mesin yang digunakan untuk
meratakan dan menghaluskan permukaan beton yang masih dalam proses
pengerasan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara
manual atau masinal. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa

50
daun pelat baja yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton.
Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet
dibandingkan dengan pekerjaan tangan. Mesin trowel ini juga digunakan untuk
meratakan/ mengamplas/ menghaluskan permukaan lantai andhesit atau batuan
keras lainnya.

Gambar 4.23 Concrete Trowel Machine

4.2.6.14 Vibrator beton


Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat
pengecoran di mana fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke
dalam bekisting. Hal ini ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam
campuran beton dapat keluar sehingga tidak terjadi ruang kosong dalam beton
yang menyebabkan beton crack.

Gambar 4.24 Vibrator beton

51
4.2.6.15 Waterpass dan theodholite
Waterpass dan theodholite merupakan alat yang digunakan oleh
surveyor untuk penentuan elevasi bangunan, elevasi lantai, marking as bangunan,
dan penentuan verticality kolom.

Gambar 4.25 Waterpass

4.2.7 Material Konstruksi


Material yang digunakan pada proyek pembangunan gedung Smartfen
New Extention Office adalah sebagai berikut.
4.2.7.1 Baja Tulangan
Baja tulangan merupakan baja yang digunakan sebagai perkuatan
tambahan pada beton untuk kekuatan tariknya. Baja tulangan yang digunakan
pada proyek ini adalah D10, D13 dan D22.

52
Gambar 4.26 Baja Tulangan

4.2.7.2 Floor Deck


Floor deck merupakan material baja ringan yang berfungsi sebagai
pelapis dasar cor lantai kerja. Floor deck yang digunakan pada proyek ini adalah
tipe union floor deck W-1000 setebal 0,70 mm.

Gambar 4.27 Floor Deck

4.2.7.3 Wiremesh
Wiremesh merupakan baja tulangan yang bentuknya seperti kawat dan
dianyam menjadi lembaran. Wiremesh yang digunakan pada proyek ini adalah
wiremesh M6 dengan jarak 150 mm.

53
Gambar 4.28 Wiremesh

4.2.7.4 PVC Waterstop


PVC waterstop adalah bahan seperti karet yang dipasang pada
sambungan beton yang rapat atau mempunyai celah dan berfungsi untuk
menahan aliran air yang masuk ke dalam bangunan melalui sambungan beton
tersebut.

Gambar 4.29 PVC Waterstop

4.2.7.5 Sika Grout


Sika grout adalah semen grouting yang digunakan untuk memplester atau
menambal bagian beton yang memiliki kecacatan. Penggunaan sika grout
tergantung pada besar kerusakan dari betonnya. Jenis sika grout yang digunakan
pada proyek ini adalah sika grout 215.

54
Gambar 4.30 Sika Grout

4.2.7.6 Beton Decking


Beton decking atau tahu beton adalah beton atau spesi yang dibentuk
sesuai dengan ukuran selimut beton yang diinginkan. Beton decking berfungsi
sebagai spacer antara baja tulangan dan bekisting, agar baja tulangan tidak keluar
pada saat beton mengering.

Gambar 4.31 Beton Decking

55
4.2.7.7 Kawat Bendrat
Kawat bendrat merupakan material kawat baja yang digunakan sebagai
pengikat antar baja tulangan. Pengikatan dengan kawat bendrat berfungsi untuk
menyatukan baja tulangan agar monolit dan memperkaku bentuk dari baja
tulangan yang dibuat.

Gambar 4.32 Kawat Bendrat

4.2.7.8 Kawat Ayam


Kawat ayam merupakan material yang digunakan untuk menghalau atau
memisahkan beton pada saat pengecoran, agar tidak mengalir ke bagian yang
belum siap untuk dilakukan pengecoran.

Gambar 4.33 Kawat Ayam

56
4.2.7.9 Shear Stud
Shear stud merupakan material penghubung geser yang berfungsi untuk
menghubungkan atau menyatukan pelat lantai atau bondek dengan balok baja
menggunakan alat welding machine.

Gambar 4.34 Shear Stud

4.2.7.10 Baut
Baut merupakan sambungan dengan batang bulat atau berulir pada
permukaannya, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut dan ujung lainnya
dipasang mur atau pengunci. Baut berfungsi sebagai pengikat atau sambungan
antara kolom dan balok pada baja.

Gambar 4.35 Baut

57
4.2.8 Permasalahan di Lapangan dan Solusinya
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak lepas dari adanya potensi
terjadinya berbagai kendala dan permasalahan. Saat terjadi permasalahan pada
pelaksanaan akan berpengaruh pada proses berjalannya proyek konstruksi.
Berbagai faktor dapat menyebabkan permasalahan pekerjaan di lapangan salah
satunua diakibatkan oleh kesalahan dalam melakukan pekerjaan maupun dari
faktor yang tidak diduga seperti rusaknya alat secara tiba-tiba dan lainnya.
Terdapat beberapa permasalahan pada proyek Smartfren New Extention Office,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Keterlambatan Concrete Pump
Keterlambatan concrete pump dikarenakan oleh kerusakan pada truck
concrete pump pada perjalanan. Hal ini meyebabkan pengecoran
mengalami kemunduran jadwal dari yang direncanakan. Solusi dari
permasalahan ini adalah pengiriman concrete pump baru dan menunda
pengiriman beton ready mix agar beton tidak mengalami pengerasan dan
terbuang sia-sia.
2. Beton ready mix terlalu kental
Beton segar harus lulus slump test sebelum pelaksanaan pengecoran.
Slump test berguna untuk mengetahui workability dari beton segar
tersebut. Nilai slump yang digunakan adalah 12 cm ± 2 atau nilai tolenasi
sebesar 2 cm. Beton yang teralu kental mengakibatkan beton susah untuk
mengalir dan mengisi ruang kosong sehingga dikhawatirkan terdapat
ruang kosong yang tidak terisi oleh beton. Pada pekerjaan pengecoran
pelat lantai terdapat beton yang tidak memenuhi nilai slump, dimana nilai
slump beton tersebut adalah 9 cm. Solusi dari masalah tersebut adalah
menolak beton yang tidak memenuhi nilai slump tersebut dan meminta
pengiriman beton baru.

58

Anda mungkin juga menyukai