DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………….4
dengan tempat kedudukannya. Sebagian atau seluruhnya berada di atas/ di dalam tanah/ air yang
rangkaian kegiatan perencanaan dan pelaksanaan beserta pengawasan yang meliputi pekerjaan
arsitektural, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan beserta kelengkapannya
Dalam sebuah pekerjaan kontruksi aspek teknologi berperan penting. Umumnya, aplikasi
teknologi banyak diterpkan dalam metode yang tepat cepat praktis dan aman. Sangat membantu
dalam menyelesaikan pekerjaan pada suatu proyek kontruksi, sehingga target watu mutu dan
biaya dapat tercapai. Dalam menunjang metode pelaksanaan kontruksi, pekerjaan pertama yang
harus dilaksanakan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan merupakan tahap pekerjaan
yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek kontruksi. bahkan
pekerjaan ini harus telah dipersiapkan pada suatu tender proyek dan dijadikan bagian dari
penawaran tender proyek yang bersangkutan. Setelah menerima paket penawaran tender,
diadakan pengkajian dan pendalaman terhadap pekerjaan persiapan yang hendak dilaksanakan,
seperti:
Adapun tujuan penulisan tugas ini adalah menganalisa metode pelaksanaan yang efektif
dan efisien dalam menunjang pekerjaan kontruksi.
Ruang lingkup penulisan tugas ini adalah menganalisa tata letak fasilitas dan sarana proyek
sehingga penulis dapat menarik kesimpulan tentang perencanaan tata letak fasilitas dan sarana
proyek yang efektif dan efisien. Dengan batasan permasalahan sebagai berikut:
1. Tata letak fasilitas dan sarana yang akan dianalisa pada sebuah proyek meliputi tata letak:
a. Pintu keluar masuk proyek
b. Jalan kerja
c. Kantor proyek/direksi keet
d. Base camp staf proyek dan barak pekerja
e. Gedung material dan peralatan
f. Los kerja besi dan kayu
g. Tower crane, passenger hoist dan lift bahan
h. Disposal area, rumah ginset dan tangki air
i. Pos jaga dan pagar proyek
Dalam penulisan tugas ini batasan lingkup pekerjaan yang ditinjau pada masing-masing-
masing proyek adalah penemptan fasilitas dan sarana proyek pada saat pelaksanaan pekerjaan
struktur sampai dengan pekerjaan finishing.
BAB II
PEMBAHASAN
Metode pelaksanaan kontruksi gedung dapat dilakukan dalam beberapa tahap berikut ini:
Dalam pekerjaan persiapan ini dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
Tiang bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus pada posisi atasnya
dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.
7) Pengetesan material
Untuk mencari bahan material apa saja Yang cocok digunakan dalam konstruksi. Pada
umumnya dites dengan alat secara langsung atau tidak langsung.
8) Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
Untuk memudah pekerjaan juga dibutuhkan alat-alat seperti beko, tower crane, mobil,
pengangkut dan lain sebagainya.
2.1.2 Pekerjaan struktur
1. Pekerjaan tanah
1) Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi saluran keliling bangunan).
2) Septictank dan peresapan
3) Timbunan kembali galian tanah pondasi
4) Timbunan tanah dan psair bawah lantai dan pondasi pada saluran termasuk pemadatannya.
5) Perataan tanah disekeliling bangunan.
6) Galian tanah disekeliling bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disiysratkan
Dalam pekerjaan struktur pekerjaan tanah dapat dilakukan pedoman pelaksanaan sebagai
berikut:
1) Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwlank dengan penandaan sumbu
kesumbu yang sudah selesai diperiksa dan disetujui direksi bentuk galian dilaksanakan
sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila tempat galian ditemukan pipa-
pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainya yang masih berfungsi maka kontraktor
secepatnya memberitahukan kepada direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk severlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu pengalian
ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib lapor kepada pemerintah Daerah
setempat. Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih
dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam lembar kerja dan gambar detail untuk
kondisi tanah yang mudah longsor kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang
cukup kuat. Turap didalam bnagunan lurus dibongkar setelah pondasi selesai.
2) Galian diliuar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang diisyaratkan dalam gambar.
Pengalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang diisyaratkan
dalam site plan.
3) Bila ternyata pengalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar maka
kontraktor haru mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug
4) Pengurungan bekas galian pondasi, galian septictank, galian sakuran air hujan, saluran air
bersi dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum
15 cm tiap lapisan dipadatkan denagan menumbuk lapisan tersebut menggunakan alat
tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas, demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
5) Pengurangan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urungan untuk
ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-
tiap lapis tersebut.
6) Dibawah lantai diurug dengan pasisr pasangan dan dipadatkan. Penguranagn dan
pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh kemudian ditumbuk dengan
alat yang sesui untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapatkan direksi atas
kesempurnaan pengurangan dan pemadatan.
7) Daibawah pondasi dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm.
2. Pekerjaan pondasi
Meliputi pekerjaan seluruh bangunan terdiri dari:
a. Pondasi pasangan batu kali dan batu belah
b. Pondasi tapak
Bentuk pondasi batu kali dan pondasi tapak menerus belah antara lain adalah seperti
gambar berikut
a. Pondasi batu kali
b. Pondasi tapak
b. Kolom-kolom induk
c. Kolom-kolom praktis
d. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana
a. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara ynag disetujui oleh direksi, yaitu:
1. tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
2. tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan nilai slump
b. pengecoran
pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis dari direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penuangan. Untuk
dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai haru menggunakan pavan-papan berkaki yng
tidak membebani tulangan kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabilapengecoran beton harus diberikan, maka tempat pengentiannya harus disetujui oleh
direksi. Untuk melanjutkan bagian pengerjaan yang diputus tersebut, bagian pembukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar dan kemudian diberi additive yang memperlambat
proses pengerasan. Kecuali pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahakan dari ketinggian
lebih tinggi dari 1.5 m.
4) pekerjaan kolom
1) Dasar lantai
dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan
2) Pemeriksaan
sebelum lantai dipasangkan kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai diambil.
5. Struktur lantai
a. balok anak
b. balok induk
c. plat lantai
d. kolom
6. Struktur atap
a. beam
b. rangka atap
c. Detaling
d. struktur tangga
e. lantai 1-lantai 2
7. pekerjaan talang
2. lantai 2
a. pekerjaan dinding luar
b. pekerjaan plaster dinding luar
c. pekerjaan finishing dinding luar
d. pekerjaan dinding dalam dan partisi
e. pekerjaan plaster dan acian dinding dalam
f. pekerjaan punishing dinding dalam dan partisi
g. pekerjaan lantai
h. pekerjaan plafond
i. pekerjaan pintu dan jendela
3. pekerjaan atap
BAB III
KESIMPULAN
a. Sloof
b. Kolom-kolom induk
c. Kolom-kolom prkatis
d. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana
4. Struktur kantai 1
a. Pile cap
b. Tie beam
c. Plat lantai (slab on the ground)
d. Pekerjaan kolom
5. Struktur lantai 2
a. Balok anak
b. Balok induk
c. Plat lantai
d. Kolom
6. Struktur atap
a. Beam
b. Rangkap atap
c. Detaling
7. Struktur tangga
Lantai 1-lantai 2
8. Pekerjaan tiang
C. Pekerjaan MEP (Mecanical, elektrikcal, plambing)
1. Pekerjaan electrical
a. Kabel distribusi
b. System perencanaan dan stop kontak
c. Pekerjaan penangkalan petir tipe konsional
d. Daya listrik PLN
2. Pekerjaan electronic
a. Instalasi fire alarm
b. Instalasi telepon
c. Pekerjaan CCTV
3. Pekerjaan plumbing (saluran pembuangan)
a. Pekerjaaan air bersih
b. Pekerjaan septictank
4. Pekerjaan pemadam kebakaran
a. Peralatan utama pemadam kebakaran
b. Instalasi pemipaan hydrat dan sprinker
5. Pekerjaan system tata udara (termasuk pekerjaan akhir)
a. Peralatan unit AC
b. Peralatan utama unit FAN
c. Pekerjaan instalasi
D. Pekerjaan arsitektur (finishing/pekerjaan akhir)
1. Lantai 1
a. Pekerjaan dinding luar
b. Pekerjaan plester dinding luar
c. Pekerjaan finishing dinding luar
d. Pekerjaan dalam dan partisi
e. Pekerjaan plester dan acian dinding dalam
f. Pekerjaan finishing doinding dalam
g. Pekerjaan lantai
h. Pekerjaan plafond
i. Pekerjaan pintu dan jendela
2. Lantai 2
a. Pekerjaan dinding luar
b. Pekerjaan plester dinding luar
c. Pekerjaan finishing dinding luar
d. Pekerjaan dinding dalam dan partisi
e. Pekerjaan plester dan acian dinding dalam
f. Pekerjaan finishing dinding dalam dan partisi
g. Pekerjaan lantai
h. Pekerjaan plafond
i. Perkerjaan pintu dan jendela
3. Pekerjaan atap
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG
TUGAS PAPER
Dosen Pembimbing :
Oleh :
FADILLAH I.H
NIM 18.10.21.2048
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
TAHUN 2021
Manajemen K3 di Proyek Konstruksi
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu program yang harus diterapkan dan
dilaksanakan di setiap tempat kerja di proyek industri jasa konstruksi. Yang dimaksud tempat
kerja ialah ruangan atau lapangan baik yang tertutup ataupun yang terbuka, yang bergerak atau
yang tetap, dimana para tenaga kerja (buruh) atau yang sering dimasuki para tenaga kerja (buruh)
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
Penanganan K3 yang tidak baik akan berakibat pada turunnya produktifitas. Dalam
pelaksanaan kerja di proyek ada beberapa bahaya yang harus dihindari, dijauhkan, atau dicegah
dan dikendalikan, yaitu bahaya yang dapat timbul pada waktu pekerja sedang aktif melaksanakan
kerjanya:
Untuk itu maka setiap perusahaan diwajibkan menetapkan standar dan ketentuan tertentu
untuk menjadi pedoman dan pegangan pokok dalam pelaksanaan pekerjaan agar kecelakaan bisa
dihindarkan atau minimalkan. Disamping hal-hal di atas juga harus ditetapkan norma kesehatan
kerja di perusahaan yang meliputi:
3) Pengaturan, penyediaan tempat kerja, cara dan syarat yang memenuhi persyaratan
kesehatan di perusahaan.
4) Kesehatan kerja untuk mencegah timbulnya penyakit yang akan menimpa para pekerja
baik sebagai akibat pelaksanaan kerja maupun penyakit umum.
Dalam masalah kesehatan kerja di proyek harus diperhatikan sumber-sumber bahaya bagi
kesehatan tenaga kerja yang bersumber dari faktor fisik, faltor kimia, 42 faktor biologis, dan
faktor psikologis. Kelima faktor tersebut akan mempengaruhi, kesehatan tenaga kerja berupa
gangguan fisik, mental dan sosial yang menyebabkan mereka tidak bisa bekerja optimal.