Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rangka atap


2.1.1. Pengertian Rangka Atap

Rangka atap adalah struktur bangunan yang posisi berada di atas bangunan yang
berdiri . rangka memiliki beberapa struktur diantara nya adalah kuda - kuda . rangka atap ini
berdiri tepat di atas ring balk yang memungkinkan penyaluran tekanan langsung ke struktur
bangunan lain yang berada di bawah nya

Rangka atap memiliki fungsi menyalurkan tekanan dari atap ke struktur bangunan
lainnya yang berada di bawah nya . rangkap atau juga memiliki fungsi sebagai penahan atap
dari tekanan - tekanan yang di berikan dari atap itu sendiri . dalam perkembangan jaman
rangka atap pun ikut berkembang yang biasa nya pada dahulu kala bahan yang di gunakan
untuk membuat rangka atap adalah balok kayu dengan seiring perkembangan jaman balok
kayu pun mulai di tinggal kan . sekarang kebanyakan pengembang perumahan sudah beralih
ke baja ringan.

2.1.1.2. Jenis-jenis rangka atap


A. Rangka Atap Kayu
Kayu masih sering dipilih sebagai material pembuat rangka atap.Sifatnya
yang mudah dibentuk menjadi alasan banyak orang menggunakan material
kayu.Namun, kini kayu berkualitas tinggi sulit dicari dan harganya semakin
mahal.Selain itu, material kayu juga memerlukan perawatan khusus untuk mencegah
diamakan rayap, berjamur, atau kelapukan.Kayu bisa dibentuk menjadi beragam
jenis bentuk rangka.Umumnya, orang lebih menyukai rangka berbentuk miring atau
segitiga.
Gambar 2.2 Rangka Atap dari Kayu
B. Rangka Atap Beton Bertulang
Jika ingin material yang kuat sebagai kerangka atap, kamu bisa memilih
beton.Material beton bertulang juga bisa dibentuk miring, datar, dan lain-lain.
Bahkan, jika ingin membentuk atap berbentuk kubah, kamu bisa menggunaka rangka
dari beton. Rangka beton terbuat dari adonan semen, batuan split, pasir, yang
kemudian dituangkan dalam cetakan. Kelebihan material ini adalah sangat kuat dan
tidak akan lapuk seperti kayu.Sementara, kekurangan beton adalah sangat berat dan
cara pembuatannya yang rumit.

Gambar 2.3 Rangka Atap dari Baja Ringan

C. Rangka Atap Baja Ringan


Jika ingin menggunakan material yang kuat tetapi tidak berat, kamu dapat
menggunakan baja ringan. Material ini terbuat dari campuran baja, alumunium, dan
zinc. Kelebihan material ini adalah beratnya yang ringan dan tahan terhadap api.Jika
rumah kebakaran, tidak akan ada banyak kerusakan pada rangka baja ringan
ini.Selain itu, perawatannya juga relatif lebih mudah karena tahan terhadap cuaca dan
aman dari gangguan rayap. Namun, kekurangan material ini adalah bentuknya sudah
paten, sehingga sulit dibentuk menjadi beragam bentuk rangka yang unik.

Gambar 2.4 Rangka Atap dari Beton Bertulang

D. Rangka Atap Baja


Jika menginginkan rangka yang sangat kuat, kamu dapat memilih material
baja. Material ini biasanya digunakan untuk bangunan besar, semisal pabrik dan
gudang penyimpanan. Hal ini dikarenakan bentuk material ini panjang dan besar.
Jika ingin menggunakan baja sebagai kerangka penutup rumah, bentuk rumah kamu
pun harus melebar untuk menyesuaikan dengan rangka baja. Kekurangan material ini
adalah dapat berkarat seiring waktu. Untuk mengantisipasinya, kamu dapat melapisi
baja dengan bahan antikarat.
Gambar 2.4 Rangka Atap dari Baja
E. Rangka Atap Bambu
Selain kayu, material bambu juga sudah banyak digunakan sebagai material
kerangka atap sejak jaman dulu. Penggunaan rangka bambu dapat memberikan kesan
tradisional pada rumah. Banyaknya rumah yang menggunakan desain klasik,
membuat material bambu kembali banyak digunakan sebagai kerangka atap rumah.
Rangka bambu juga bisa dikombinasikan material kayu. Biasanya, rangka bambu
digunakan untuk bangunan pendopo dan saung. Kelemahan rangka bambu sama
seperti kayu, di antaranya adalah, rawan lapuk dan bisa dimakan rayap. Maka dari
itu, kamu harus rajin merawat rangka bambu tersebut agar tahan lebih lama.

Gambar 2.5 Rangka Atap dari Bambu


2.1.1.3. Jenis-jenis Baja Ringan
a. baja ringan kaso
Baja ringan kaso, atau biasa disebut juga dengan trus, merupakan jenis baja
ringan yang dipakai menjadi kaki utama pada sebuah konstruksi bangunan sebagai
kuda-kuda. Jenis baja ini sendiri terbagi menjadi dua profil, yaitu profil C dan W.
Kedua profil ini dapat dibedakan dari segi ukurannya. Profil C lebih kecil daripada
ukuran profil W.

Penggunaan baja ringan kaso juga bisa menjadi sebagai tiang pada
konstruksi yang tak mempunyai beban yang begitu berat, seperti menopang kanopi.
Baja ringan jenis ini mudah dalam segi penggunaan dalam proses pembangunan
konstruksi sehingga membuat durasi pengerjaan lebih singkat. Selain itu, pemakaian
baja ini mampu dikondisikan sesuai kebutuhan.
b. Baja ringan reng
Baja ringan reng dapat dibedakan secara jelas karena bentuknya yang persis
dengan huruf W dan bentuk trapesium. Baja ringan reng adalah bagian atap bangunan
yang digunakan untuk meletakkan genteng. Masyarakat sering menyebut baja ringan
ini dengan profil B.

Dahulunya, reng ini biasanya terbuat dari bahan bambu. Namun, karena
proses pembuatan yang memakan waktu lama dan harus melalui serangkaian proses
agar tahan lama, maka hadirlah reng yang terbuat dari baja ringan. Penggunaan baja
sebagai bahan dasar pembuatan reng adalah terobosan yang inovatif karena baja lebih
tahan dengan kondisi cuaca di Indonesia. Keunggulan lain juga adalah memberikan
kesan modern pada tampilan bangunan.

c. Baja ringan taso


Memiliki bentuk yang persis dengan huruf A, baja ringan taso adalah jenis
baja ringan yang dari luar tampak seperti balok kecil yang berfungsi guna mengikat
baja ringan reng atau profil B. Semakin tipis tebal ukuran baja ringan taso, maka
semakin bagus pula tampilan bangunan Anda. Penggunaan baja ringan taso ini wajib
jika Anda ingin menyusun rangka atap bangunan yang kokoh.

Selain mempercantik desain bangunan, baja ringan taso sering digunakan


untuk mengikat tiang utama atau kuda-kuda. Kegunaan lainnya baja ini dapat
menguatkan gording supaya peletakan permukaan atap bangunan menjadi lebih baik.

Disamping yang berbentuk seperti huruf A, ada pula baja ringan taso dengan
bentuk seperti balok berongga. Baja ringan ini disebut juga baja ringan hollow.
Hollow sendiri berasal dari Bahasa Inggris yang berarti berongga. Kegunaan baja ini
digunakan untuk memasang plafon.Jenis ini biasanya dilapisi oleh aluminium dan
Zinc (Zinc-Alume) sehingga sering disebut juga dengan istilah Hollow Galvalum,
Hollow Gipsun, dan Hollow Plavond.
d. Baja ringan merk giga steel
Ada beberapa macam baja ringan yang di kelompokan berdasarkan nilai
tegangan tariknya atau dalam bahasa inggrisnya tensile strength. Kemampuan
tegangan tarik ini umumnya di dasarkan pada fungsi akhir.

Salah satu baja ringan dengan mutu tinggi yaitu GIGASTEEL dengan
kekuatan leleh minimum 550 MPa (Mega Pascal). GIGASTEEL menciptakan system
rangka atap baja ringan sebuah bangunan dengan struktur dan perhitungan yang luar
biasa.

2.1.1.4. Alat-alat yang digunakan untuk pengerjaan rangka atap


a. Bor bolak balik
b. Mata kunci baut
c. mata bor pelilit
d. Gunting baja ringan
e. Kunci sok 10 mm
f. kontak listrik
2.1.1.5. Alat-alat K3 yang digunakan untuk pengerjaan rangka atap
a. Sarung Tangan

Seperti diketahui, ada beberapa bagian baja ringan yang cukup tajam. Terutama saat
dilakukan pemotongan, bagian itu berisiko melukai tangan. Itulah kenapa, sarung
tangan dibutuhkan aplikator. Tak hanya sebagai pelindung dari ujung baja ringan
yang tajam. Sarung tangan juga melindungi tangan aplikator dari api, radiasi, aliran
listrik, bahan kimia, dan lain sebagainya.

b. Safety Shoes

Seorang aplikator pun perlu melindungi kaki mereka. Di sinilah pentingnya seorang
tukang baja ringan menggunakan safety shoes.

c. Safety Vest

Fungsi safety vest untuk aplikator baja ringan adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan saat bekerja, termasuk saat pekerjaan dilakukan malam hari.
Selain itu, peralatan ini juga dapat melindungi pemakainya dari air. Helm
Keselamatan Aplikator Baja Ringan Sebagaimana helm pada umumnya, alat ini
fungsinya sebagai pelindung kepala aplikator dari risiko benturan karena benda yang
terjatuh serta meminimalisir cedera.

d. Harness Tubuh
Ilustrasi Aplikator Pakai Hearnes Ilustrasi Aplikator Pakai Hearnes (Sumber:
Instagram @ecotrussafrica) Sejauh ini, kebanyakan para aplikator melakukan
pekerjaan di area ketinggian, seperti ketika mereka merangkai rangka atap. Itulah
mengapa, diperlukan harness tubuh. Seperti diketahui, fungsi harness tubuh ini
adalah untuk mencegah tubuh dari cedera akibat terjatuh atau pun terjungkir.
e. Masker

Mengingat saat ini masih masa pandemi, maka penting bagi aplikator untuk
menggunakannya. Selain itu, apa pelindung diri ini juga berfungsi untuk mencegah
terhirupnya benda asing saat aplikator melakukan pekerjaan.

2.1.1.6. Bentuk Atap

Macam-macam bentuk atap yang banyak dipakai pada bangunan adalah sebagai
berikut :

 Atap Pelana

Gambar 2.2 Atap Pelana


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
 Atap Joglo

Gambar 2.3 Atap Joglo Tanpa Soko Guru


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
 Atap Gergaji

Gambar 2.4 Atap Gergaji


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
 Atap Limasan

Gambar 2.5 Atap Limasan


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
 Atap Patah
 Atap Jengki
 Atap Runcing
 Atap Kerucut
 Atap Peluru
 Atap ½ Lingkaran
 Atap Perisai
 Atap Miring
 Atap Datar
 Atap Tenda

2.2. Bagian-Bagian Atap


Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod,
bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang.
2.2.1. Kuda-Kuda

Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan
bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur
ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuatdari
kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap
dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung
beban atap sampai dengan 10 meter, Sedangkan kuda-kuda baja sebagai pendukung atap,
dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan
bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
Kudakuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga
12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku
struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangakaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kudakuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan
rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu
memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda diletakkan diatas dua
tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima
gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja.
Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap
tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk,
gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat
memasang/memperbaiki atap).

Kuda-kuda adalah bagian yang memberikan bentuk kepada atapnya dan sekaligus
berfungsi sebagai pendukung penutup atap. Konsturksi kuda-kuda dapat dibuat dari rangka
baja, beton, atau kayu. Kuda-kuda di buat dengan caramerangkaikan beberapa batang yang
dibentuk menjadi suatu konsturksi rangka batang, dengan bentuk dasar segitiga.
A. Bagian Dari Kuda-Kuda Adalah Sebagai Berikut :

Gambar 2.6 Batang-Batang Konstruksi Kuda-Kuda


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
a. Balok Tarik
b. Balok kunci
c. Kaki kuda-kuda
d. Tiang gantung
e. Batang sokong
f. Balok gapit
g. Balok bubungan
h. Balok gording
i. Balok tembok
j. Balok bubungan miring
k. Balok tunjang
l. Tiang pancang
m. Balok pincang
1) Kaki kuda-kuda :
Yaitu batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap, berfungsi sebagai
tumpuan balok gording dan beban diatasnya. Pada kaki kuda-kuda bagian bawah akan timbul
gaya horizontal dan gaya vertical yang harus ditahan oleh tembok pendukungnya.
2) Balok datar (Bim balk) :

Yaitu batang datar atau batang tarik yang menahan gaya horizontal yang timbul oleh
adanya gaya yang bekerja pada kaki kuda-kuda, sehingga tembok hanya menahan gaya
vertikal saja.

3) Balok penggantung (Hanger) :

Yaitu batang tegak untuk menahan lenturan yang akan terjadi pada batang datar,
disebut juga sebagai tiang kuda-kuda atau tiang gantung atau makelar.

4) Balok penykong (Skoor) :

Yaitu batang yang berfungsi untuk menyokong kaki kuda-kuda agar tidak melentur
oleh beban gording.

5) Balok gapit :

Yaitu dua batang kayu yang dipasang menggapit rangka kuda-kuda agar tidak
melentur kesamping.

Kuda-kuda dipasang setiap jarak 3 m atau kurang agar pemakaian ukuran kayu
gordingnya tidak terlalu besar. Jarak 3 m ini juga untuk menyesuaikan dengan jarak kolom-
kolmnya, sehingga kuda-kuda dapat diletakan di atas kolom ini.
B. Tipe Kuda-Kuda
a) Tipe pratt

Gambar 2.7 Kuda-Kuda Tipe Pratt


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

b) Tipe howe

Gambar 2.8 Kuda-Kuda Tipe Howe


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
c) Tipe fink

Gambar 2.9 Kuda-Kuda Tipe Fink


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
d) Tipe bowstring

Gambar 2.10 Kuda-Kuda Tipe Bowstring


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
e) Tipe sawtooth

Gambar 2.11 Kuda-Kuda Tipe Sawtooth


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

f) Tipe waren

Gambar 2.12 Kuda-Kuda Tipe Waren


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

C. Bentuk-Bentuk Kuda-Kuda

Berikut bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya, yaitu:

a. Bentang 3-4 Meter


Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari
kayu, atau beton bertulang.
Gambar 2.13 Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter
(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
b. Bentang 4-8 Meter

Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.

Gambar 2.14 Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

c. Bentang 9-16 Meter

Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).

Gambar 2.15 Kuda-Kuda Bentang 9-16 Meter

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

d. Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap
sebagai loteng, Bahan dari kayu

Gambar 2.16 Kuda-Kuda Bentang 20 Meter

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku

Gambar 2.17 Kuda-Kuda Baja Profil Siku-Siku


(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

f. Kuda-Kuda Gabel Profil WF


Gambar 2.18 Kuda-Kuda Baja Profil WF
(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)
2.2.2. Gording

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi
horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin,
beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya
tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi
gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas
titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang
usuk yang tersedia.

Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF.
Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk
memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian
rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.

Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan


lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m. Gording dari baja profil canal
(Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12
meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang
6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
2.2.3. Jurai

Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang
disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.

2.2.4. Sagrod

Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya
memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).

2.2.5. Usuk/kaso

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus
gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi
tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung
usuk.

2.2.6. Reng

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m.
Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap
dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada
atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan
jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).

2.3. Penutup atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus
mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan.
Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan.

Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan


beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan
terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng,
asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

a. Genteng

Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat (keramik).
Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng
kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng
setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah.

Gambar 2.19 Genteng Biasa (Genteng S) dan Genteng Kodok

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

Gambar 2.20 Genteng Prss Silang

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)


Gambar 2.21 Genteng Prss Silang

Gambar 2.22 Potongan Pemasangan Genteng S

Gambar 2.23 Tampak Muka Pemasangan Genteng S


Gambar 2.24 Pemasangan Genteng Bubuhngan (Karpus)

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

b. Sirap

Bahan sirap adalah akyu keras yang banyak terdapat di hutan-hutan Kalimantan,
yang dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis dengan ukuran 8 X 60 cm2.

Gambar 2.25 Penutup Atap Sirap

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)


c. Asbes gelombang

Keuntungan asbes gelombang sebagai penutup atap adalah mudah dan cepat
pemasngannya karena tidak memerlukan usuk dan reng, yaitu lagsung diletakan pad balok
gording. Kejelekan asbes apabila terjadi keretakan atu kerusakan , maka harus menganti
dengan lembaran baru, juga bukan isolasi panas yang baik, sehingga ruangan di bawah atap
asbesakan menjadi panas.

Bahan penutup atap lain yang mempunyai ukuran besar adalah : seng logam, seng fibre
glass, kaca, dan lain-lain.

Gambar 2.26 Penutup Asbes Gelombang

d. Flat CD 750
Atap Flat CD750 merupakan atap bergelombang yang berfungsi sebagai atap dan
dinding gelombang. Atap CBM termasuk bagian dari atap galvalume zincalume terbaik di
kelasnya. Produk ini terbuat dari bahan dasar baja lapis alumunium seng dan baja lapis
alumunium seng warna, sehingga mampu tahan terhadap karat
Gambar 2.27 Penutup Atap Flat CD 750

e. Atap Seng
Atap seng merupakan salah satu jenis atap bangunan yang popularitasnya sangatlah
tinggi dan banyak sekali bangunan yang mengadopsi dan menggunakan atap seng. Atap
yang terbuat dari seng ini menjadi sangat populer karena banyak hal. Agar Anda bisa
mengetahui fungsi atap seng.
Atap seng sangatlah kuat dan mempunyai tekstur yang kasar. Pengaplikasiannya
juga sangat mudah dan tidak membutuhkan pengaturan yang sulit. Atap seng juga dijual
dalam bentuk lembaran yang memiliki ukuran tersendiri. Karena ukurannya yang sudah
pas membuat Anda tidak perlu repot untuk mengukur tatanan atap yang ada.Selain itu,
karena atap seng dipasang dengan rapat dan memiliki celah yang lebih minim membuat
air hujan. Dikutip dari The Metal Roof Company, salah satu karakter dari atap seng
adalah bentuknya yang seamless dan bisa membuat atap terlihat rapi dan lebih simetris.

Gambar 2.28 Penutup Atap seng


f. Atap fiberglass
Atap fiber adalah atap transparan yang terbuat dari bahan fiber atau serat plastik
yang sangat kuat. Solusi terbaik untuk pencahayaan alami di dalam ruangan secara
natural. Produk dengan nama lain atap fiberglass ini sangat mudah ditemukan di pasaran
dan memiliki kualitas yang sangat baik jika diaplikasikan sebagai atap bening pada
bangunan seperti atap pabrik, kanopi teras rumah ataupun dinding skylight. Untuk
diketahui bahwa atap fiberglass ini terbuat dari bahan serat fiber polyester dan serat
kaca yang menjadikan atap tersebut tahan terhadap perubahan cuaca. Tentu saja dengan
nilai plus tersebut menjadikan jenis atap ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai
pelindung dari salah satu bagian bangunan Anda.
berikut beberapa kelebihan yang didapatkan dengan memasang jenis atap fiberglass
pada sebuah bangunan yang sedang Anda rancang. Ringan dan kuat Tahan terhadap
perubahan cuaca, Tidak mudah patah, pecah atau retak Tidak mudah terbakar, Meredam
sinar UV, Tahan dalam waktu yang cukup lama, Tidak menimbulkan suara yang bising
di saat hujan, Terhindar dari resiko karat, Harga cukup ekonomis dan terjangkau,
Pemasangan tidak membutuhkan waktu yang lama, Perawatan mudah Memiliki
tampilan yang menarik dan modern.

Gambar 2.28 Penutup Atap fiberglass


2.3.1. Alat-alat yang digunakan untuk pengerjaan penutup atap
a. Bor bolak balik
b. Mata kunci baut
c. Mata bor pelilit
d. Gunting seng
e. Kunci sok 10 mm
f. Kontak listrik
2.3.2. Alat-alat K3 yang digunakan untuk pengerjaan penutup atap
a. Sarung Tangan

Seperti diketahui, ada beberapa bagian baja ringan yang cukup tajam. Terutama saat
dilakukan pemotongan, bagian itu berisiko melukai tangan. Itulah kenapa, sarung
tangan dibutuhkan aplikator. Tak hanya sebagai pelindung dari ujung baja ringan
yang tajam. Sarung tangan juga melindungi tangan aplikator dari api, radiasi, aliran
listrik, bahan kimia, dan lain sebagainya.

b. Safety Shoes

Seorang aplikator pun perlu melindungi kaki mereka. Di sinilah pentingnya seorang
tukang baja ringan menggunakan safety shoes.

c. Safety Vest

Fungsi safety vest untuk aplikator baja ringan adalah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan saat bekerja, termasuk saat pekerjaan dilakukan malam hari.
Selain itu, peralatan ini juga dapat melindungi pemakainya dari air. Helm
Keselamatan Aplikator Baja Ringan Sebagaimana helm pada umumnya, alat ini
fungsinya sebagai pelindung kepala aplikator dari risiko benturan karena benda yang
terjatuh serta meminimalisir cedera.

d. Harness Tubuh
Ilustrasi Aplikator Pakai Hearnes Ilustrasi Aplikator Pakai Hearnes (Sumber:
Instagram @ecotrussafrica) Sejauh ini, kebanyakan para aplikator melakukan
pekerjaan di area ketinggian, seperti ketika mereka merangkai rangka atap. Itulah
mengapa, diperlukan harness tubuh. Seperti diketahui, fungsi harness tubuh ini
adalah untuk mencegah tubuh dari cedera akibat terjatuh atau pun terjungkir.

e. Masker

Mengingat saat ini masih masa pandemi, maka penting bagi aplikator untuk
menggunakannya. Selain itu, apa pelindung diri ini juga berfungsi untuk mencegah
terhirupnya benda asing saat aplikator melakukan pekerjaan.

2.4. Bentuk atap bangunan bertingkat

Bentuk atap untuk bangunan bertingkat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

 Atap datar
 Atap sudut

2.4.1. Atap Datar

Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air, yaitu di buat dari
campuran 1 semen : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil + air, diberi tulangan rangkap atas bawah.
Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah retak-retak pada permukaan
beton akibat terkena sinar matahari, sedang tulangan bawah berfungsi sebagai tulangan
konstruksi untuk menahan lenturan. Tulangan atas bawah masing-masing dipasang bersilang,
diametertulangan susut minimum 6 mm dan diameter tulangan konstruksi minimum 8 mm.
plat atap harus dibuat dengan tebal minimum 7 cm atau lebih.

Untuk mencegah retak-retak pada bidang permukaan dan juga mencegah korosi
betonnya, dapat diberikan lapisan pelindung pada seluruh permukaan atap. Lapis pelindung
ini dapat berupa :
 Pelesteran kera 1 semen : 2 pasir, yang dibuat kasar agar tidak licin, agar indah dapat
ditutup tegel galar atau jenis ubin lainnya.
 Cairan pekat seperti aspal ‘water proofing’ dengan diberi tebaran pasir.

Keuntungan atap beton:

 Di atasnya dapat dipakai unutk ruangan serba guna, seperti gudang, tempat jemuran,
ruang mesin, bak air.
 Konstruksi atap menjadi satu dengan rangka portalnya, menambah sifat kaku dari
bangunan, sehingga tahan terhadap gaya horizontal, oleh angin atau gempa.
 Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang dating dari arah atas
kedalam ruangan di bawahnya.

2.4.2. Atap Sudut

Atap sudut atau atap bersudut adalah atap yang mempunyai kemiringan, sehingga
membentuk suatu sudut dengan rangka bangunannya.

Ditinjau dari besarnya sudut kemiringan, atap sudut dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Atap landai

Atap landai dapat menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar, seperti
seng gelombang atau asbes. Untuk membentuk sudut kemiringan atap, dapat dibuat
konstruksi rangka batang (kuda-kuda) dari kayu atau baja. Karena landai, maka tekanan
angin yang diterima hanya kecil saja, hal ini akan menguntungkan terhadap kestabilan
konstruksi. Atap landai dapat menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar,
seperti seng gelombang atau asbes. Untuk membentuk sudut kemiringan atap, dapat dibuat
konstruksi rangka batang (kuda-kuda) dari kayu atau baja. Karena landai, maka tekanan
angin yang diterima hanya kecil saja, hal ini akan menguntungkan terhadap kestabilan
konstruksi.
2. Atap runcing

Atap runcing dapat memberih kesan megah dan anggun terhadap bagunannya.
Pembuatan rangka atap membutuhkan lebih banyak dan luas, bidang atapnya juga lebih besar
dibandingkan atap landai, jadi harga per satuan luas atap menjadi lebih mahal juga. Pengaruh
tekanan angin pada bidang atap dan pengaruh gaya gempa tersa lebih besar, maka ukuran
untuk konstruksi pada rangka bangunannya harus juga diperhitungkan adanya momen oleh
guling oleh angin dan tau gempa.

Gambar 2.26 Perbedaan Tekanan Angin Pada Atap

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

Makin tinggi tempat dari muka tanah, makin besar pula tekanan anginnya, maka untuk
mencegah agar atap tidak terbang dihembus angin, dalam memasng kuda-kudanya tidak
boleh hanya diletakan begitu saja, tapi harus diangker kuat atau dibegel pada klom
pendukungnya.

Bahan penutup atap, terutama dari bahan yang ringan, sebaiknya dipaku atau diskrup
pada batang tumpuannya, agar tidak mudah dihempas angin.

Kuda-kuda dari konstruksi rangka batang ‘vakwerk’ merupakan rangkaian batang-


batang yang menjadi satu kesatuan yang kuat membentuk rangka atap. Beberapa syarat yang
harus diperhatikan dalam membentuk konsruksi rangka batang adalah sebagai berikut ini :
1. Pada tiap titik buhul (titik simpul, titik sambung), garis sumbu batang dan garis kerja
batang-batang harus bertemu pada suatu titik.

Gambar 2.27 Sambungan Titik Buhul Pada Kuda-Kuda Kayu

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

Gambar 2.28 Sambungan Titik Buhul Pada Kuda-Kuda Baja

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

2. Beban-beban pada rangka batang hanya boleh bekerja pada titik buhul. Beban yang
bekerja pada batang antara dua titik buhul, harus dilimpahkan dulu ke titik-titik buhul
yang terdekat. Berat sendiri rangka batang tidak diperhitungkan sebagai beban.
Gambar 2.29 Beban-Beban Pada Rangka Batang

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

3. Batang yang dipakai harus utuh dan lurus, agar garis sumbuhnya juga lurus. Batang yang
cacat, rusak atau sudah rapuh, tidak boleh pakai, kareana ini dapat melemahkan
kontruksi. Bila satu batang pada rangka patah, maka konstruksi batang tersebut akan
runtuh.

Gambar 2.30 Rangka Batang

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)


4. Rangkaian batang harus selalu membentuk segitiga-segitiga supaya konstruksi stabil.

Gambar 2.31 Bentuk Rangkaian Rangka Batang

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

5. Titik buhul dianggap sendi tanpa mengalami deformasi (perubahan bentuk) dan
perubahan panjang batang diabaikan, ketentuan ini hanya dipakai dalam hitungan saja.

Gambar 2.32 Deformasi Pada Rangka Batang

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

2.3.3. Tinjauan Konstruksi

Ditinjau secarah utuh, pada konstruksi rangka batang tidak timbul momen dan gaya
lintang pada batang tunggal. Pada rangka batang hanya perlu dihitung gaya-gaya normal
(gaya tarik atau gaya desak) yang terjadi pada masing-masing batang.
Bahan untuk rangka atap dapat memakai : kayu, baja siku, baja profil I atau beton
bertulang.

Keuntungan dan kerugian dari masing-masing bahan :

1. Kayu
 Mudah didapat dari alam, sifat kenyal, elastis, kekuatan dan keawetannya
tergantung dari umur kayu dan jenis kayu.
 Mudah dikerjakan oleh tukang biasa dengan alat sederhana, dapat dibentuk
berbagai model yang indah.
 Harga relative murah, dank arena bahannya ringan dapat memperkecil ukuran
konstruksi bangunan dan fondasinya.
 Dapat terbakar dan mudah menjalarkan api dari suatu tempat ke tempat yang lain.
 Konstruksi harus terlindung dari panas dan hujan, agar tidak cepat lapuk.
 Perlu diberi lapis pelindung agar tidak dimakan rayap, bubuk atau serangga kecil
lain.
 Sebaiknya untuk bentangan atap tidak lebih dari 12 m.
2. Baja :
 Bahanya diperoleh dari hasil pabrik, mutu dan kekuatannya tergantung standar
pabrik pembuatnya.
 Sifat bahannya yang keras memerlukan alat khusus untuk pembuatannya,
dibentuk di bengkel di poryek hanya tinggal pasang.
 Harga baja mahal, kekuatan baja besar, jadi hanya ekonomis unutk bentangan
besar dengan beban berat.
 Oleh api dan panas yang tinggi, batang dapat terlentur, menggeliat dan leleh.
 Oleh panas dan hujan, bahan dapat berkarat dan kropos, jadi perlu diberi lapis
pengawat anti karat dan terlindung.
Gambar 2.33 Kuda-Kuda Baja

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

Gambar 2.34 Bentuk Kuda-Kuda Rangka

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)


Untuk bangunan bertingkat terutama yang mempunyai bentangan besar dengan beban
atap yang berat, sebaiknya kuda-kuda mengunakan konstruksi rangka baja karena
mempunyai kekuatan dan keandalan yang lebih tinggidari kayu.

3. Beton Bertulang
 Dibuat dari beton yang diberi tulangan, perlu waktu untuk pengerasn betonnya,
mutunya tergantung cara pelaksanaannya.
 Umumnya dibuat langsung di tempatdengan membuat cetakan-cetakan dari kayu,
dapat dikerjakan dengan alat sederhana.
 Harga relative masih murah disbanding umurnya yang tidak terbatas, setelah
betonnya mengeras tidak perlu perawatan lagi.
 Merupakan bahan yang tahan api, tidak dapat terbakar, tidak rusak oleh panas dan
hujan, tahan zat kimia.
 Dapat untuk landasan helicopter atau dipaki untuk keperluan lain ( ruang mesin,
bak air, penthouse).

Gambar 2.35 Contoh Kuda-Kuda Rangka Beton

(Teknik KBG Jilid 2, A.G. Tamrin)

Anda mungkin juga menyukai