Anda di halaman 1dari 3

Bab 1

Pengertian strukturstruktur pada bangunan dapat diartikan sebagai tulang-tulang rangka


pada badan manusia. Dengan adanya rangka tersebut, maka badan manusia dapat tegak berdiri
dan berfungsi menjalankan pekerjaan dengan sempurna. Pada bangunan, struktur merupakan
kerangka sosok bangunan keseluruhan yang memungkinkan bangunan berdiri sempurna.
pada dasarnya, struktur bangunan dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:
struktur pemikul beban bangunan, yang terdiri atas pondasi dengan segala
perlengkapannyarangka bangunan, yang meliputi penyangga, lantai, atap, dan bagian- bagian
bangunan lainnya
perancangan bangunan biasanya dimulai dari perancangan denah dan diikuti dengan
tampak, dan potongannya. Perancangan struktur biasanya belakangan, setelah dikaitkan dengan
rancangan potongan bangunan. Tetapi hal tersebut tidak selalu berlaku demikian. Ada kalanya
perancangan struktur bagunan tersebut dilakukan secara simultan, bersamaan tahap
pemikirannya dengan tahap pemikiran denah, tampak, dan potongan bangunan. Mengenai cara
mana yang paling tepat, sangat tergantung dari masing-masing perencana; biasanya tergantung
pula pada jenis bangunan yang harus dirancang. Terlepas dari langkah manapun yang akan kita
lakukan lebih dahulu, sebaiknya antara struktur dan denah- tampak-potongan dpat diciptakan
adanya keterpaduan yang matang, sehingga hasil akhir rancangan yang kita dapatkan benar-
benar merupakan rancangan yang dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi perancangan
maupun strukturnya. 
anatomi strukturstruktur bagi bangunan merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan
akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Studi tentang struktur
menyangkut pemahaman prinsip-prinsip dasar yang menunjukkan dan menandai perilaku objek-
objek fisik yang dipengaruhi oleh gaya. Studi tentang struktur dalam hubungannya dengan
bangunan juga menyangkut penanganan pokok persoalan yang lebih jauh tentang ruang dan
ukuran. Kata-kata ukuran, skala, bentuk, proporsi, dan morfologi semuanya merupakan istilah
yang biasa ditemukan dalam perancangan struktur.

Bab II

Pengertian Pile Cap.


Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di
bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang
membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari
jumlah tiang yang tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom
dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban
maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi
sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada
pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya
geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan
persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan
atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat
2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.

Untuk langkah kerja pelaksanaan pile cap adalah sebagai berikut :


Setelah galian tanah mencapai elevasi yang ditentukan, maka tiang pile atau pancang dipotong
dan dan dilebihkan besi stek untuk pengikatan struktural dan disisakan beton setinggi 7,5 cm
untuk selimut beton, Pembuatan lantai kerja setebal 5 cm, Meletakkan pembesian pile cap yang
telah dipabrikasi, Memasang bekisting untuk memberi bentuk pile cap dan memisahkan beton
dengan tanah, Merangkai dengan pembesian tie biem dan slab agar menjadi satu kesatuan.
Pengecoran yang dilakukan bersamaan antara tie biem dengan pile cap.

Sloof
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan
Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar.Inilah sebab nya kita
jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak.walau bentuk nya tidak terlihat
tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar
dibawah ini.
Sloof ini berfungsi untuk Memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut "BERDIRI"
pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan
dinding rumah menjadi Retak atau Pecah. Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu
aspek penting bagi rumah. Inti dari tugas Sloof adalah mendukung beban dinding rumah
tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan dipikul
oleh Sloof tersebut nantinya. Untuk menetukan Luas Penampang atau ukuran Sloof ini,
dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti benar-benar Mampu untuk
memikul Beban Dinding Bata diatasnya nanti. Untuk lebih aman nya sebaiknya kita
menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan mendisain Dimensi Sloof ini.di Karenakan
fungsinya yang sangat penting harus sangat hati-hati dalam pengerjaan nya dan jangan sampai
salah dalam perhitungan komposisi bahan baku nya sebab akan berakibat fatal pada suatu
bangunan.
Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal di atas
pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh
pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15
cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d 10 )
sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 
15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.
Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang yang diletakkan secara
horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang. Namun
berdasarkan konstruksinya ada beberapa macam sloof, antara lain :
1. Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit.
2. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok
tunggal
3. Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang
secara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian portland semen : 4
bagian pasir). Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
4. Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas
pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak bertingkat
dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Ukuran lebar /
tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang
juga dapat dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.

Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :


Sebagai pengikat kolom.
Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
Menahan gaya beban dinding.
Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur

Sloof adalah suatu elemen struktural yang mampu menahan beban terutama dengan menolak
membungkuk. Gaya membungkuk diinduksi ke materi balok sebagai hasil dari beban eksternal,
beratnya sendiri, span dan reaksi eksternal untuk beban ini disebut momen lentur.

Anda mungkin juga menyukai