iv
ABSTRACT
v
PENDAHULUAN titik hubung balok T ini bersifat kaku
(Nasution,2009).
Pembangunan gedung bertingkat Pada struktur Hotel Amarsvati
di pulau Lombok, Nusa Tenggara jarak antara kolom terbilang pendek,
Barat semakin meningkat dengan untuk mengefisienkan jumlah kolom,
pesat, hal ini dikarenakan pemilihan meningkatkan fleksibilitas ruang,
pengembangan pembangunan arah meringankan berat lantai, mengurangi
vertikal dapat lebih efisien dari aspek momen lantai, dan menghemat bahan
ekonomi dan ketersediaan lahan. Dari maka pelat diganti dengan rusuk dua
seluruh pelaksanaan konstruksi arah. Sehingga dalam perencanaan
gedung yang ada masih menggunakan ini, gedung Hotel Amarsvati akan
sistem struktur seperti pada dibangun menggunakan sistem
umumnya. struktur waffle slab.
Salah satu sistem struktur yang
LANDASAN TEORI
umumnya digunakan adalah sistem
struktur pelat dengan penumpu balok, Tinjauan Pustaka
yaitu sistem struktur lantai yang Pelat beton bertulang yaitu
terdiri dari adanya balok induk dan struktur tipis yang dibuat dari struktur
balok anak (Nasution,2009). pada beton bertulang dengan bidang yang
dasarnya pemilihan sistem struktur arahnya horizontal, dan beban bekerja
haruslah sesuai dengan kebutuhan tegak lurus terhadap bidang tersebut.
dan keadaan lokasi perencanaan Ketebalan bidang pelat ini relatif
pembangunan suatu gedung. Pada sangat kecil dibanding dengan
daerah pulau Lombok dengan bentang panjang dibagi lebar
wilayah gempa 4 dibutuhkan suatu bidangnya. Pelat beton bertulang ini
sistem struktur yang memiliki sangat kaku dan arahnya horizontal,
kekakuan pelat yang cukup besar sehingga pada bagunan gedung, pelat
guna menghindari pengaruh getaran ini berfungsi sebagai diafragma atau
gempa terhadap keamanan suatu unsur pengaku horizontal yang sangat
struktur. bermanfaat untuk mendukung
Salah satu solusi sistem struktur ketegaran balok portal (Asroni,2010).
yang tepat untuk mengatasi
permasalahan ini adalah penggunaan Sistem pelat terdiri dari beberapa
waffle slab. Waffle slab adalah macam yaitu sistem flat plate, sistem
kumpulan balok T yang saling waffel slab, sistem flat slab, rib slab
menyilang dan menyatu pada bidang dan sistem pelat konvensional.
horizontal di mana gaya-gaya masing-masing sistem pelat
dominan yang bekerja adalah tegak memiliki kelebihan dan kekurangan
lurus terhadap bidang tersebut dan tersendiri. pemilihan berbagai sistem
pelat ini disesuaikan dengan tujuan
1
dari struktur yang diinginkan struktur yang biasa dan pada
(Susanti, 2016). umumnya bisa mencapai bentang 7,5
12,5 meter (Nasution, 2009).
Pada struktur pelat semakin besar
bentang maka akan semakin besar Tipe Waffle Slab
momen yang ditimbulkan, yang Sistem struktur pelat Waffle
artinya semakin tebal pelat tersebut. terdiri dari kumpulan balok rusuk
sebagai akibat penggunaan tebal dengan solid heads pada kolom
pelat, berat sendiri struktur akan (Gambar 1 a) atau dengan balok lebar
sangat bertambah. Karena itu pelat pada kolom (Gambar 1 b).
sering dilubangi agar mengurangi Konstruksi pelat waffle lebih dapat
berat sendirinya tanpa mengurangi mereduksi beban mati jika
tinggi struktural secara berarti, sistem dibandingkan dengan konstruksi pelat
demikian yang disebut Waffle Slab. konvensional serta tebal pelat yang
(Schodek,1991) dapat diperkecil dengan memperkecil
jarak antar rusuk.
Landasan Teori
Pengertian Waffle Slab
Pelat berusuk dua arah atau
waffle slab yaitu kumpulan balok T
yang saling menyilang dan
menyatu pada bidang horizontal
dimana gaya-gaya dominan yang
bekerja adalah tegak lurus terhadap
bidang tersebut dan titik hubung
balok T ini bersifat kaku. Pada
umumnya pelat berusuk dua arah atau
waffle slab ini menggunakan bahan
dari konstruksi beton bertulang
dengan ketebalan pelat yang tipis dan
pemakaian besi tulangan yang cukup
hemat pada pelatnya dikarenakan
pelat berusuk dua arah atau waffle Gambar 1 Tipe Waffle Slab
slab ini memiliki kekakuan yang
(Sumber: Galeb dkk, 2011)
besar pada pelat sehingga lendutan
pada pelat relatif kecil. Di sisi lain Pada penelitian ini tipe waffle
pelat berusuk dua arah atau waffle slab yang dipilih sebagai desain pelat
slab juga berpengaruh pada tata letak lantai yang digunakan adalah tipe B
kolom. Semakin kecilnya lendutan yaitu waffle Slab with band beam.
pada balok maka jarak antar kolom Menurut Galeb (2011), adapun
pada portal bisa lebih jauh dari beberapa pertimbangan pemilihan
2
tipe waffle slab adalah sebagai Kelebihan Waffle Slab
berikut: Beberapa kelebihan sistem struktur
Waffle Slab antara lain:
a) Nilai desain optimum untuk rasio
efektif tinggi dengan panjang jarak a) Tebal pelat waffle slab memiliki
bentang (d/l) pada waffle slab tebal pelat lebih tipis 40% dari
with solid heads antara (1/28-- sistem pelat konvensional
1/19), sementara itu waffle slab (Susanti,2016).
with band beams didapatkan hasil b) Penggunaan waffle slab dapat
perbandingan antara (1/31-1/18). menghemat penggunaan kolom
sebesar 55,57% dibanding dengan
b) Nilai desain optimum untuk jarak
sistem pelat konvensional
tengah ke tengah antara rusuk
(Susanti,2016).
pada tipe waffle slab with solid
c) Perletakan pada sistem waffle slab
heads didapatkan (6.57%-14.76%)
lebih panjang 66,67% dibanding
dari panjang bentang. Sedangkan
dengan sistem pelat konvensional
pada waffle Slab with band beam
(Susanti,2016).
didapatkan jarak tengah ke tengah
d) Penggunaan Waffle Slab dapat
antara rusuk sebesar (8.22%-
meminimalisir rata-rata 200% dari
16.23%) dari panjang bentang.
nilai lendutan pelat dengan sistem
c) Nilai desain optimum lebar rusuk pelat konvensional (Susanti,2016).
yang digunakan untuk bentang di e) Penggunaan waffle slab dapat
bawah 15m adalah antara 191mm- berdampak terhadap pemakaian
350mm untuk waffle slabs with besi tulangan yang cukup hemat
solid heads dan 388 mm-486mm pada pelatnya (Nasution,2009).
untuk waffle slabs with band f) Dengan metode perencanaan
beams. langsung didapatkan balok pada
waffle slab menahan 20% dari
d) Nilai optimum pada tebal pelat
momen yang dipikul oleh kolom
untuk penggunaan waffle slab with
(Ibrahim ,2014)
solid heads sebesar (65-75)mm
g) Penggunaan sistem waffle slab
dan untuk penggunaan waffle slab
dapat mengurangi biaya struktur
with band beams (62-72)mm.
sampai dengan 20% (Raut dkk,
e) kebutuhan dari perancah yang 2015).
dibutuhkan untuk waffle slabs with h) Sangat cocok digunakan untuk
solid heads berkisar antara (85%- struktur bangunan dengan bentang
137%) dan untuk waffle slabs with 7-16 m, untuk bentang yang sangat
band beams berkisar (30%-64%). panjang sehingga dibutuhkan
posttensioning (Gawade, 2017).
i) Penggunaan waffle slab terbilang
ekonomis dari segi bahan berupa
3
beton dan baja jika dibandingkan Kriteria Pembebanan
dengan flat Slab. Menghemat 15% Dalam perencanaan suatu
beton dan 10% baja jika struktur gedung harus diperhitungkan
dibandingkan terhadap balok T beban-beban yang bekerja diatasnya.
(Gawade, 2017). Berdasarkan SNI-1727-2013 dan
j) Sistem waffle Slab terbilang sistem SNI- 1726-2012, struktur sebuah
struktur yang ringan, hal ini gedung harus direncanakan
disebabkan karena waffle Slab kekuatannya terhadap kombinasi dari
dapat mereduksi besarnya rangka beban-beban berikut:
(Gawade, 2017).
a. Beban mati, dinyatakan dengan
k) Mempunyai bentuk yang
lambang (DL);
seragam dengan berbagai variasi
dan cetakannya dapat digunakan Beban mati adalah berat dari
berulang kali (Gawade, 2017). semua bagian suatu gedung yang
l) Dapat mendistribusikan beban dan bersifat tetap, termasuk segala unsur
momen pada kedua arah tambahan.
bentangnya secara merata a) Beban mati akibat berat sendiri
(Gawade, 2017). bangunan
m) Mempunyai sifat fleksibilitas Berat sendiri bahan bangunan
ruang yang cukup tinggi dan adalah berat dasar masing-masing
simpel, sehingga lebih leluasa komponen yang digunakan dalam
dalam mengikuti pembagian pengerjaan suatu struktur.
panel-panel eksterior maupun b) Beban mati akibat berat sendiri
partisi interiornya (Gawade, komponen gedung
2017). Berat sendiri komponen gedung
adalah berat dasar masing-masing
Pembebanan
komponen yang digunakan dalam
Perencanaan Pembebanan pengerjaan suatu struktur.
Dalam studi ini dalam perencanaan c) Beban mati akibat kolam
pembebanan digunakan beberapa
acuan standar sebagai berikut: Pada saat terjadinya goncangan
pada tangki air terjadi peningkatan
a) Beban Minimum Untuk tekanan dasar, dimana dinding
Perancangan Bangunan Gedung penahan air akan menerima tekanan
dan Struktur lain (SNI-1727- lateral hidrodinamik dan dasar tangki
2013) akan menerima tekanan hidrostatik
b) Tata Cara Perencanaan Ketahanan arah vartikal.
Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung (SNI- b. Beban Hidup (LL)
1726-2012)
4
Beban hidup adalah semua beban mungkin terjadi mengacu untuk
yang terjadi akibat penghunian atau struktur Waffle Slab pada SNI-2847-
penggunaan gedung dan di dalamnya 2013, sesuai dengan pasal 8.13.6.1
termasuk beban-beban pada lantai Tebal slab dihitung dengan
yang berasal dari barang-barang yang Persamaan 1.
dapat berpindah. Sbr
t 50mm (1)
12
5
Dalam merencanakan kolom perlu Mc = M22b+ s M22s (6)
diwaspadai, yaitu dengan
Fondasi
memberikan kekuatan cadangan yang
lebih tinggi dari pada yang dilakukan Fondasi merupakan elemen
pada balok dan elemen struktural struktur paling bawah dan berfungsi
horizontal lainnya, terlebih lagi meneruskan beban yang diterima dari
karena keruntuhan tekan tidak bangunan yang ada di atasnya.
memberikan peringatan awal yang
Secara umum fondasi dibagi
cukup jelas (Nawy,1998).
menjadi dua yaitu fondasi dangkal
a. Kolom pendek dan kolom panjang (shallow foundation) dan fondasi
Suatu komponen struktur tekan dalam (deep foundation).
pada portal bergoyang, dikatakan
Secara umum Fondasi yang
pendek atau panjang apabila
umumnya digunakan untuk bangunan
perbandingan kelangsingannya
gedung tinggi adalah fondasi tiang
memenuhi syarat perbandingan pancang.
panjang tekuk kolom (klu) terhadap
radius girasi (r) seperti yang terdapat Fondasi tiang digunakan untuk
dalam Persamaan 3 dan Persamaan 4. mendukung struktur/bangunan bila
klu lapisan kuat terletak sangat dalam.
22 , kolom pendek (3)
r
klu
Daya dukung tiang adalah
100 22, Kolom panjang (4) kemampuan atau kapasitas tiang
r
dengan : dalam mendukung/memikul beban.
Nilai r boleh diambil 0,3 h untuk Dalam beberapa literatur digunakan
kolom persegi. istilah pile capacity atau pile carrying
b. Kolom Panjang capacity.Daya dukung tiang terdiri
dari daya dukung tiang tunggal dan
Apabila nilai perbandingan daya dukung tiang kelompok.
kelangsingan untuk kolom pendek a. Daya dukung Tiang Tunggal
tidak terpenuhi, maka komponen
struktur tekan dikatakan kolom Perhitungan kapasitas dukung
panjang. Sehingga diperlukan suatu aksial dan lateral tiang tunggal dapat
faktor pembesaran momen agar dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
menambah kekuatan nominal dari
a) Kapasitas dukung aksial
kolom panjang tersebut yang
berdasarkan uji SPT
dinyatakan dengan Persamaan 5.
1 b) Kapasitas dukung aksial
sy = 1( P >1 (5) berdasarkan kekuatan bahan
u Pc )
c) Kapasitas dukung aksial
Sehingga diperoleh momen rencana
berdasarkan uji sondir
terfaktor yang diperbesar dinyatakan
(Bagemann)
dengan Persamaan 6.
6
d) Kapasitas dukung lateral tiang digunakan adalah sistem pelat dua
dengan metode bros arah.
Data Bahan
b. Kapasitas dukung tiang kelompok
a. Mutu Beton
Kapasitas kelompok tiang tidak Mutu beton yang digunakan pada
selalu sama dengan jumlah kapasitas kolom, balok, pelat lantai struktural
tiang tunggal yang berada dalam serta konstruksi beton bertulang
kelompoknya. Hal ini terjadi jika lainnya adalah mutu beton dengan
tiang dipancang dalam lapisan kuat tekan
pendukung yang mudah mampat (fc) = 30 MPa.
atau dipancang pada lapisan tanah b. Mutu Baja Tulangan
yang tidak mudah mampat, namun di Baja tulangan yang digunakan
bawahnya terdapat lapisan lunak. pada gedung kondominium hotel
Dalam kondisi tersebut, stabilitas Amarsvati ini adalah baja tulangan
kelompok tiang tergantung dari dua ulir dengan kuat leleh (fy) = 400 Mpa.
hal, yaitu : c. Modulus Elastisitas Beton
Mutu beton dengan kuat tekan (fc =
Kapasitas dukung tanah di 30 MPa) = 25742,960 Mpa
sekitar dan di bawah kelompok
tiang dalam mendukung beban Bagan Alir Perencanaan
total struktur. Bagan alir perencanaan yang
Pengaruh penurunan konsolidasi dilakukan sesuai dengan Gambar 2.
tanah yang terletak di bawah
kelompok tiang. ANALISIS DAN PERANCANGAN
Umum
METODE PERENCANAAN
Proses analisis perhitungan
Deskripsi Model Struktur struktur menggunakan software
Hotel Amarsvati merupakan ETABS 2016. Hasil dari analisis
struktur gedung yang difungsikan berupa data gaya dalam struktur,
sebagai penginapan dengan bentuk lendutan maksimum dan simpangan
struktur beraturan. yang terdiri dari 2 maksimum yang selanjutnya hasil
tower yang terpisah. Bangunan tower dari analisis tersebut dapat digunakan
kondominium hotel ini terdiri dari 13 sebagai dasar dalam perencanaan
lantai + 1 lantai dak atap. Struktur ulang Hotel Amarsvati dengan
bangunan ini dirancang dengan menggunakan sistem waffle slab.
menggunakan konstruksi beton.
Bangunan hotel Amarsvati berada di Data Masukan
daerah Malimbu-Lombok Utara yang
Bentang Struktur
berdiri pada kondisi tanah lunak (SE)
dan Sistem pelat lantai yang
7
Beberapa jumlah kolom pada perancangan awal atau perancangan
perencanaan awal akan dihilangkan, eksisting. Tinggi struktur dapat dilihat
pada Lampiran B.
sehingga bentang pelat lantai lebih
Material Struktur
panjang, Adapun gambaran
Struktur hotel Amarsvati
perbandingan bentuk desain eksisting didesain menggunakan data material
dengan bentuk hasil perencanaan dengan mutu bahan dan persyaratan
ulang dengan waffle slab dapat dilihat yang sesuai dengan standar peraturan
yang ada, yaitu sebagai berikut.
pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 . a. Beton
Dalam perancangan struktur ini,
akan digunakan mutu beton dengan
uraian sebagai berikut.
Kuat tekan beton, (fc)= 30 MPa
b. Baja Tulangan
Dalam perancangan struktur ini,
akan digunakan mutu baja tulangan
sebagai berikut.
a) Diameter 12 mm menggunakan
baja tulangan polos BJTP 24
dengan tegangan leleh, fy = 240
MPa.
b) Diameter 12 mm menggunakan
baja tulangan deform BJTD 40
dengan tegangan leleh, fy = 400
MPa.
Dimensi Komponen Struktur
Dimensi komponen struktur yang
digunakan dalam perancangan ulang
Hotel Amarsvati ini adalah sebagai
berikut:
a. Pelat Waffle Slab
Gambar 2 Bagan Alir Perencanaan Perhitungan ketebalan pelat
Struktur Dengan Sistem Waffle Slab. lantai pada waffle slab mengacu pada
SNI-2847-2013 untuk struktur balok
Tinggi Struktur
joist , sesuai dengan pasal 8.13.6.1
Tinggi struktur diukur dari dasar
tebal slab tidak boleh kurang dari
fondasi, dimana dalam perancangan
seperduabelas jarak bersih antar
ini tinggi struktur akan disesuaikan
rusuk, atau tidak kurang dari 50 mm
dengan tinggi struktur pada
balok, sehingga:
8
Sb = 1050 mm
t 50mm
12 Dengan,
1000 250 S = Jarak antar rusuk
t= = 62,5 65 mm b = Lebar rusuk
12
Tabel 2 Dimensi band beam pada
b. Balok Rusuk Waffle Slab
tiap lantai
Perhitungan lebar rusuk pada Dimensi
Lantai
waffle slab mengacu pada SNI-2847- b H
2013 untuk struktur balok joist, Lantai 1-10 1050 300
Lantai 11-12 1050 350
dimana lebar rusuk tidak boleh
Lantai 13-14 1050 300
kurang dari 100 mm, dan harus
mempunyai tinggi tidak lebih dari 3 d. Kolom
kali lebar minimum badannya.
Menurut Geleb (2011), perhitungan Dimensi kolom dihitung dengan
lebar diperhitungkan dengan rumus: perhitungan sistem pelat 2 arah,
Adapun dimensi kolom yang
b S 750 mm digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.
b 900 750 mm
b = 150 mm Tabel 3 Rekapitulasi dimensi kolom
dengan, Bentang 7 Bentang
S = jarak antar rusuk (mm) Lantai m 10,5 m
Tabel 1 Dimensi balok waffle pada B H b H
14 400 450 550 600
tiap lantai
13 400 450 550 600
Dimensi
Lantai 12 400 450 550 600
b h 11 400 450 550 600
Lantai 1-10 150 300 10 400 500 550 650
Lantai 11-12 150 350 9 400 500 550 650
Lantai 13-14 150 300 8 400 500 550 650
7 400 500 550 650
c. Band Beam pada Waffle Slab 6 400 550 550 700
5 400 550 550 700
Pada perencanaan ini tipe waffle 4 400 550 550 700
slab yang digunakan adalah waffle 3 400 550 550 700
slab with band beam , Adapun syarat 2 400 550 550 700
lebar band beam menurut Geleb 1 400 600 550 750
(2011), adalah lebar band beam harus 0 400 600 550 750
lebih besar atau sama dengan lebar
e. Fondasi
kolom dan dapat dirumusukan
sebagai berikut: Fondasi pada perencanaan
lb = S + b struktur ini diasumsikan sebagai jepit,
= 900 + 150
9
karena fondasi menggunakan tiang d) U = 0,9 DL + 1,0 EQx + 0,3 EQy
pancang. e) U = 0,9 DL - 1,0 EQx - 0,3 EQy
f) U = 0,9 DL + 1,0 EQx - 0,3 EQy
Sehingga adapun gambaran g) U = 0,9 DL - 1,0 EQx + 0,3 EQy
permodelan struktur dengan sistem h) U = 0,9 DL + 1,0 EQy + 0,3 EQx
i) U = 0,9 DL - 1,0 EQy - 0,3 EQx
waffle Slab with band beam tertera j) U = 0,9 DL +1,0 EQy - 0,3 EQx
pada Gambar 3. k) U = 0,9 DL - 1,0 EQy + 0,3 EQx
l) U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQy + 0,3 EQx
Kombinasi Pembebanan Struktur m) U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQy - 0,3 EQx
Berdasarkan SNI-1727-2013 dan n) U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQy - 0,3 EQx
SNI- 1726-2012, struktur sebuah o) U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQy + 0,3 EQx
gedung harus direncanakan p) U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQx + 0,3 EQy
kekuatannya terhadap kombinasi dari q) U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQx - 0,3 EQy
r) U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQx - 0,3 EQy
beban-beban mati, hidup, angin dan s) U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQx + 0,3 EQy
gempa.
Keterangan:
DL : Beban mati
LL : Beban hidup
WL : Beban angin
E : Beban gempa
Pembebanan Struktur
Didalam analisis struktur ini,
banyak asumsi dan idealisasi yang
diterapkan dalam memberikan atau
menyalurkan beban-beban yang
bekerja pada struktur, guna
menyederhanakan pola pembebanan
yang rumit akibat tipe dan desain
struktur, namun tanpa mengurangi
besaran dari beban yang bekerja.
10
Perhitungan Beban Pada Balok Lat: -8.4384677 , Long: 116,039514)
Pada gedung Hotel Amarsvati tertera pada Gambar 4.
jenis dinding yang digunakan adalah
dengan mengiakan dinding bata
ringan sehingga beban pada balok
yang dihitung adalah beban mati
akibat berat dinding bata ringan
dengan berat 6,5 KN/m3, beban lift
dan beban akibat struktur tangga.
11
Pada perhitungan struktur balok sedangkan tulangan sengkang
rusuk dan band beam digunakan digunakan 10 mm, dengan mutu
tinggi balok rusuk bervariasi 350mm bahan fc 30 MPa dan Fy 400 MPa
dan 300mm dengan lebar 150 mm dan (tulangan pokok) dan fy 240 MPa
tinggi band beam bervariasi 350mm (tulangan sengkang). Adapun hasil
dan 300mm dengan lebar 1050 mm, perhitungan dapat dilihat pada
dengan dimensi tulangan pokok 16 Lampiran 4.
mm dan tulangan sengkang 8 mm.
d. Fondasi
Hasil perhitungan tulangan dapat
Melihat karakteristik tanah dan
ilihat pada Lampiran 3.
kedalaman tanah keras maka pada
Tabel 4. Simpangan tiap lantai perencanaan ulang gedung Hotel
Amarsvati menggunakan jenis
Respons Lantai
fondasi tiang pancang, dengan jenis
Lantai Elevasi X-Dir Y-Dir Batas
M Mm Mm Mm tiang pancang beton bertulang
14 50,1 105,648 62,962 187,875 tampang lingkaran, diameter tiang
13 47,5 101,079 115,447 178,125 pancang sebesar 0,50m. Mutu bahan
12 43,5 92,454 115,269 163,125 yang digunakan fc 30 MPa dan Fy
11 39,5 83,514 109,323 148,125
400 MPa. Adapun hasil perhitungan
10 36,25 76,180 103,226 135,938
9 33 68,396 95,861 123,750 fondasi dapat dilihat pada Lampiran 5
8 29,75 60,254 87,509 111,563
7 26,5 51,856 78,360 99,375 Perhitungan Volume
6 23,25 43,345 68,592 87,188 Perhitungan berat untuk tiap-tiap
5 20 34,902 58,607 75,000
lantai gedung dapat menggunakan
4 16,75 26,740 48,363 62,813
3 13,5 19,104 38,026 50,625
software ETABS dengan tampilan
2 10,25 12,280 27,774 38,438 output. ton/m3. Maka rincian berat
1 7 6,691 17,847 26,250 dan volume beton tiap-tiap elemen
tersebut dapat dilihat pada Tabel 8
dan Lampiran 6. dan Perhitungan
b. Penulangan Lantai waffle slab
persentase penurunan berat adalah
Pada perhitungan pelat dengan sebagai berikut:
luas bersih 750 x 750 didapat
penurunan =
tulangan pada daerah tumpuan dan
Berat Berat eksisting
lapangan pada arah x dan ya dipasang ( ) x 100
Berat eksisting
tulangan diameter 6 mm dengan jarak
130 mm. peningkatan =
4079,602 3495,83
c. Perhitungan Kolom ( ) x 100
4079,602
= 14,304%
Pada perhitungan kolom,
tulangan Utama digunakan D22
12
KESIMPULAN DAN SARAN dengan tulangan utama D16 dan
Kesimpulan tulangan sengkang 8.
Berdasarkan hasil analisis yang d) Dimensi kolom digunakan:
telah dilakukan pada gedung dengan A1 400450 mm; A2 550600
menggunakan program ETABS. mm; A3 400500 mm, A4
untuk menganalisa gaya dalamnya, 550650 mm ; A5 400550 mm
maka kesimpulan yang dapat diambil ; A6 550700 mm, A7 500650
dari desain ulang gedung Hotel mm dan A8 550750 mm
Amarsvati dengan menggunakan Secara umum tulangan utama
sistem balok waffle slab ini antara lain D22 dan tulangan sengkang
sebagai berikut: D12, khusus untuk A8 550750
a. Dalam perencanaan, material yang mm menggunakan tulangan
digunakan adalah mutu beton fc = utama D29 dan tulangan
30 MPa untuk struktur pelat, sengkang D12.
balok, kolom, dan tiang pancang, e) fondasi yang menggunakan
dengan mutu baja fy = 400 MPa jenis fondasi tiang pancang
(deform) dan fy = 240 MPa (polos). berdiameter 0,5 m dengan
Sehingga diperoleh dimensi dimensi pilecap TP12 (12
komponen-komponen strukur tiang) 4,82,81 m dan
gedung sebagai berikut: pilecap TP9 (9 tiang)
a) Dimensi pelat lantai dan pelat 2,82,81 m dan tanah keras
atap dengan ketebalan 65 mm, maksimum pada kedalaman 18
dengan tulangan D6. m.
b) Dimensi balok waffle berbentuk b. Pengaruh penggunaan waffle slab
persegi dengan lebar 150 mm with band beam terhadap hasil
dan tinggi 350 mm dan 300 perencanaan Antara lain:
mm, dengan tulangan utama a) Volume beton pada gedung
D16 dan tulangan sengkang 6. redesign dengan sistem waffle
c) Dimensi band beam berbentuk slab with band beam lebih kecil
persegi dengan lebar 1050 mm berkisar 14% dibandingkan
dan tinggi 350 mm dan 300 mm
13
dengan volume beton pada
gedung eksisting.
b) Jarak antar as kolom pada hasil
perencanaan diperpanjang dari
eksisting 7 m menjadi 10,5 m.
Saran
Berdasarkan hasil analisis
struktur gedung yang telah di-
redesign, maka saran yang bisa
dilakukan untuk perencana
berikutnya adalah :
a. Perancangan selanjutnya dapat
dicoba menggunakan sistem waffle
slab with solid head.
b. Perancangan selanjutnya dapat
pula dicoba merencanakan waffle
slab dengan bentuk rusuk segitiga
ataupun dengan grid menyilang.
c. Perancangan selanjutnya dapat
pula dicoba merencanakan waffle
slab dengan balok berbentuk
trapesium
14
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, A., Analysis of Two-way
Asroni, A., 2010, Balok dan Pelat
Ribbed and Waffle Slabs with
Beton Betulang, Graha Ilmu, Hidden Beams, International
Yogyakarta. Journal for Computational Civil
and Structural Engineering.
Badan Standardisasi Nasional, 2013,
January (2014).
SNI-2847-2013, Tata Cara
Nasution, A., 2009, Analisis dan
Perencanaan Perhitungan
Desain Struktur Beton Bertulang,
Struktur Beton Untuk Bangunan
Penerbit ITB, Bandung.
Gedung.
Nawy, E G., 1998, Beton Bertulang
Badan Standardisasi Nasional, 2012,
(Suatu Pendekatan Dasar).
SNI-1726-2012, Tata Cara
Refika Adiatma, Bandung.
Perencanaan Ketahanan Gempa
Pamungkas, A., Harianti E., 2009,
Untuk Bangunan Gedung.
Gedung Beton Bertulang Tahan
Badan Standardisasi Nasional, 2002,
Gempa, ITSPress, Surabaya.
SNI-1726-2002, Tata Cara
Raut, A.S., Shah, R. S., Review on
Perencanaan Ketahanan Gempa
Comparative Study of R.C.C.
Untuk Bangunan Gedung.
Waffle Slab Vis--Vis
Badan Standardisasi Nasional, 2013,
Prestressed Concrete Waffle
SNI-1727-2013, Beban
Slab. International Jurnal of
Minimum untuk Perancangan
Research in Engineering, Science
Gedung dan Struktur Lainnya.
and Technologies.Vol.1,No.8,
Desain Spektra Indonesai, diakses 8
(2015)
Februari 2017,
Schodek, D. L., 1998, Struktur,
hhtp://www.puskim.pu.go.id/Apl
Refika, Bandung.
ikasi/desain_spektra_indonesia_
Susanti, E.,Youlanda, N.A., Winaya,
2011/.
A., Studi Perbandingan Pelat
Galeb, A.C., Atiyah, Z.F., Optimum
Berusuk Dua Arah (Waffle Slab)
design of reinforced concrete
Dan Pelat Konvensional. Jurnal
waffle slabs. International
TEK. Vol.20, No.1, (2016)
Journal of Civil and Structural
Engineering, Vol.1, No 4, (2011)
Gawade, A.,Yadav, M., Jaiswal, S.,
Flat Grid or Waffle System 8
Februari
2017.hhtp://www.slideshare.net/
mobile/agawade34/flat-grid-
waffle-slab
LAMPIRAN
Lampiran 1
Gambar denah eksisting hotel Amarsvati.
Lampiran 2
Gambar denah redesign hotel Amarsvati dengan waffle slab.
Lampiran 3
Hasil perhitungan balok Waffle dan band beam
Jumlah Tulangan
Dimensi Momen Jarak
Momen Momen Momen Gaya Gaya Tulangan Transversal
Tipe Lentur, Tulangan
Lantai goyang, goyang, Lentur, X Geser Aksial Arah Arah
Kolom b h Y Sengkang
X (KN.m) Y (KN.m) (KN.m) (KN) (KN) X Y Arah x Arah Y
(mm) (mm) (KN.m) 12 (mm)
(D16) (D16) (buah) (buah)
Lantai Tepi 550 600 94,4635 214,8702 182,1805 14,5852 170,1579 1227,26 9 10 290 4 4
11-14 Dalam 400 450 151,8337 87,6299 18,4486 22,1262 127,1124 1526,85 8 7 350 2 3
Lantai 7- Tepi 550 650 89,471 323,8363 169,8706 5,5571 224,2103 3098,38 8 10 290 4 5
10 Dalam 400 500 160,7359 116,5389 14,0145 24,4838 125,5615 3006,10 7 9 390 2 3
Lantai 3- Tepi 550 700 98,0888 427,7822 147,4358 14,1809 302,03 4968,91 10 13 290 4 5
6 Dalam 500 700 118,8005 120,8824 4,9861 27,0022 106,6893 4583,91 5 7 390 2 3
Lantai 1- Tepi 600 750 117,004 672,3795 81,7136 19,0797 244,0076 3098,38 8 11 290 4 5
2 Dalam 600 750 93,7377 246,1463 2,9508 21,6303 61,9271 5458,94 6 8 310 4 5
Lampiran 5
Hasil perhitungan fondasi
Luas Tulangan
Momen Momen Gaya Gaya Jarak Tulangan
(D16)
KODE Nama kolom Aksial (KN) X Y Geser X Geser Y
(KN.m) (KN.m) (KN) (KN) Arah X Arah y Arah X Arah Y
(mm2) (mm2) (mm) (mm)
TP12 C6, C8 dan C9 7446,218 214,120 684,695 53,449 155,521 13300 9800 100 100
C5,C11,C13,C25,C26,C27,C3,C4,C7,C10,C
TP9 3929,459 259,067 607,182 56,251 204,492 6300 6300 160 160
54,C24,C21,C2,C19,C18,C17 dan C15
Lampiran 6
Rekapitulasi perbandingan berat struktur