Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis
yaitu kolom utama dan kolom praktis.
2. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok
merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai
dan pengikat kolom lantai atas.Fungsinya adalah sebagai rangka
penguat horizontal
3. Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai
yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai
tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom-kolom bangunan.
1. Pelat kaku
2. Membran
3. Pelat flexibel
4. Pelat tebal
Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :
Tangga merupakan
suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes dan anak
tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya.
Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan
bentangan arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah
memanjang, tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau
ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical Stairs), dan
tangga melayang (Free Standing Stairs).
1. a) Ibu Tangga
2. b) Anak Tangga
Jenis-jenis tangga menurut strukturnya :
1. Tangga Plat
2. Tangga Balok
3. Tangga kantilever
5. Dinding Geser
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever
tipis yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral.
Biasanya dinding geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu
tangga, elevator atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di
sekeliling lift, tangga atau shaft guna menahan beban lateral tanpa
mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.
6. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang
melilndungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).
1. Kuda – kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang
berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya
sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda
– kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Umumnya
kuda-kuda terbuat dari :
Kuda-kuda kayu
Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.
Kuda-kuda bambu
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10
m.
Kuda-kuda baja
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung
dapar mendukung beban atap sampai beban atap sampai dengan
bentang 75 m, seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga,
bangunan pabrik, dan lain-lain.
Struktur
bawah gedung umumnya terdapat beberapa pekerjaan, yaitu:
1. Pondasi dangkal
Yang dimaksud pondasi dangkal adalah apabila kedalaman alas
pondasi (Df) dibagi
lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4). Jenis
pondasi ini digunakan
apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2)
relatif dangkal
(0,6-2,0 m)
2. Pondasi dalam
Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah
yang keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang
dimasukkan ke dalam sehinggamencapai tanah keras (Df/B >10 m),
tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap.
Struktur bawah bangunan pondasi terdiri dari pondasi dan tanah
pendukung pondasi. Pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh
beban bangunan dan meneruskan beban bangunan tersebut
kedalam tanah dibawahnya. Suatu sistem pondasi harus dapat
menjamin, harus mampu mendukung beban bangunan diatasnya,
termasuk gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa, dll. Untuk itu
pondasi haruslah kuat, stabil, aman, agar tidak mengalami
penurunan, tidak mengalami patah, karena akan sulit untuk
memperbaiki suatu sistem pondasi.
Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang
disebut soil investigation , atau penyelidikan tanah. Pondasi harus
diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat.
Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan
tanah/ daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah,
yaitu dengan cara :
a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes),
diketahui contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke
laboraturium mekanika tanah.
b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan
menggunakan alat yang disebut sondir static penetrometer.
Ujungnyaberupa conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan
secara otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).
2. GalianTanah
Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil
yang tercantum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi
bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian
pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
Apabila pada lokasi yang akan dijadikan bangunan terdapat pipa air,
pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan
sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya
diberitahukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau
instansai yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya.
3. Struktur Basement
Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna
mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi
sebagai struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan
konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan
banyak hal. Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak
kalah pentingnya adalah aspek lingkungannya. Mutu pekerjaan pada
konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur dari
basement tersebut.