Pembangunan gedung bertingkat sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu kala, tetapi yang
dikategorikan sebagai “moderen tall building” dimulai sejak 1880s. The “first modern tall
building” mungkin adalah gedung Home Insurance Building yang berupa konstruksi baja di
Chicago pada tahu 1883 yang kemudian diikuti oleh gedung-gedung pencakar langit lainnya.
Gedung-gedung tinggi pada awalnya didominasi oleh struktur baja karena perkembangan
industri baja yang cukup pesat, sedangkan perkembangan struktur beton relatif lambat dan
baru berkembang pesat pada 1950s. Evolusi dari gedunggedung pencakar langit secara
umum dapat dilihat pada gambar berikut
Perencanaan struktur suatu gedung bertingkat secara rinci membutuhkan suatu rangkaian
proses analisis dan perhitungan yang panjang serta rumit, yang didasarkan pada asumsi dan
pertimbangan teknis tertentu.
Dengan kecanggihan perangkat lunak yang ada pada saat ini memungkinkan para teknisi
untuk merencanakan segala sesuatunya dari berbagai sudut pandang dengan sangat rinci
dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Perlu disadari bahwa reliabilitas hasil suatu perhitungan sangat tergantung pada mutu
masukannya (“Garbage In, Garbage Out”). Seringkali para perencana mengikuti secara
penuh seluruh hasil keluaran suatu komputer tanpa mengkaji ulang apakah hasil keluaran
tersebut mengandung berbagai kejanggalan. Kadangkala kejanggalan tersebut tidak mudah
ditemukan karena para perencana belum atau kurang memiliki kepekaan terhadap perilaku
struktur yang direncanakan.
Proses perencanaan diawali dengan diskusi dan kolaborasi antar disiplin, kemudian
perencana struktur akan membuat kriteria perencanaan (design criteria) struktur yang
dianggap paling ekonomis serta dapat memenuhi semua persyaratan disiplin lain. Kriteria
perencanaan tersebut antara lain meliputi design philosophy, jenis dan besaran pembebanan,
kekuatan dan stabilitas, kekakuan dan pembatasan deformasi, layak pakai, rangkak, susut,
pengaruh temperatur dan ketahanan terhadap api serta pembatasan penurunan dan
perbedaan penurunan termasuk soil-structure interaction.
STANDAR PERENCANA
Secara umum, standar yang dipakai adalah konsep LRFD (Load Resistance Factor Design) ,
yaitu konsep ketahanan struktur terhadap beban terfaktor dengan tinjauan adanya faktor
reduksi kekuatan masing-masing komponen struktur yang diproposikan.
Beban Pada Struktur
1. Beban Grafitasi
a. Beban mati, semua bagian dari struktur yang bersifat tetap.
b. Beban hidup, semua beban yang terjadi akibat penghunian atau pengguna suatu
gedung.
2. Beban Lateral
a. Beban angin, semua beban pada struktur yang disebabkan oleh selisih tekanan
udara.
b. Beban gempa , semua beban yang terjadi akibat pergerakan tanah akibat adanya
gempa.
3. Beban khusus
Beban khusus ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang terjadi akibat tekanan air, selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan,
penurunan fondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti
gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugaldan gaya dinamik yang berasal dari
mesin-mesin, serta pengaruhpengaruh khusus lainnya. Aksi akibat beban khusus
harus diperhitungkan dan ditambahkan pada perhitungan perencanaan sebelumnya
yang merupakan suatu rangkaian kombinasi pembebanan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem strktur terhadap beban
lateral antara lain adalah :
1. Kekakuan diaphragma dan kekakuan struktur
2. Distribusi gaya dan konsentrasi tahanan
3. Tahanan pada keliling luar (perimeter) struktur bangunan
4. Loncatan bidang vertikal (vertikal set back)
5. Diskontinuitas kekuatan dan kekakuan struktur karena adanya balok transfer
(transfer girder), lantai transfer (transfer floor) atau dinding struktur yang tidak menerus
ke bawah, dan dinding struktur yang letaknya berselang-seling baik dalam arah
vertikal maupun horizontal.
6. ”Soft story effect”
7. Ketidakteraturan struktur
8. Adanya torsi yang besar tanpa adanya tahanan yang cukup untuk menampung torsi
9. Benturan antar bangunan
10. Pemisahan bangunan
11. Efek kolom pendek (Short column effect)
12. Kemudahan pelaksanaan, terutama pada detail sambungan dan kerapatan
tulangan.
Sistem ganda
Dalam Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur Gedung SNI 03-1726-2002,
Gabungan sistem antara Portal dan dinding geser disebut sebagai sistem ganda. Sistem
ganda akan memberikan bangunan kemampuan menahan beban yang lebih baik, terutama
terhadap beban gempa. Dengan sistem ganda, maka tinggi bangunan dapat mencapai
sampai 50 tingkat untuk struktur beton, sedangkan bila digunakan struktur baja dapat
mencapai sampai 40 tingkat.
Kemampuan yang tinggi dalam memikul gaya geser pada sistem gabungan antara
portal dengan dinding geser disebabkan adanya interaksi antara keduanya. lnteraksi tersebut
terjadi karena kedua sistem tersebut mempunyai perilaku defleksi yang berbeda (lihat gambar
1.10). Akibat beban lateral, dinding geser akan berperilaku flexural / bending mode,
sedangkan frame akan berdeformasi dalam shear mode, dengan demikian, gaya geser dipikul
oleh frame pada bagian atas dan dinding geser memikul gaya geser pada bagian bawah.
Menururt Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur Gedung SNI 03-1726-2002, rangka
pemikul momen harus sesuai dengan ketentuan dalam Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung RSNI 03-2847-2002 dan harus mampu memikul sekurang-
kurangnya 25% dari keseluruhan beban lateral.
Pemeriksaan terhadap rangka pemikul momen harus dilakukan apabila sistem rangka
pemikul momen menerima beban geser akibat gempa lebih dari 10%. Bila beban lateral akibat
gempa yang dipikul oleh sistem rangka pemikul momen kurang dari 10%, maka pemeriksaan
terhadap kemampuan untuk memikul 25% beban lateral dapat diabaikan.
Dalam tugas akhir, sistem tersebut digunakan sistem gabungan antara dinding geser dengan
rangka pemikul momen dari beton. Menurut Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur
Gedung SNI 03-1726-2002, rangka pemikul moment tersebut terbagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK)
SRPMK diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang besar apabila
dibebani oleh gaya-gaya yang berasal dari gempa rencana. SRPMK memiliki :
Rm= 8,5 dan μm = 5,2.
b. Sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM)
SRPMM diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis secara moderat akibat
gaya gempa rencana. V
SRPMM memiliki : Rm= 6,5 dan μm = 4,0. (Keterangan : Rm = faktor reduksi
gempa maksimum dan μm= daktilitas struktur maksimum).
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari
balokhorizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan
menggunakansambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering
disebut sebagai StrukturPortal, banyak digunakan pada bangunan
gedung.StrukturPortal sepintas memilikikonfigurasi bentuk yang sama dengan
jenisStrukturBalok-Kolom, tetapi sebenarnyamempunyai aksi struktural yang berbeda
karena adanya titik hubung atau sambungan yangkaku antara elemen balok dan
elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikankestabilan strukturterhadap gaya
lateral.
Prinsip Rangka Kaku :
Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana
adalahdengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post
andbeam.
Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung, dimana
titikhubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and beam.
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier,umumnya
balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh jointyang dapat
mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya.Kekakuan
struktural terletak pada sambungan kaku ( rigid connection).
Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid
frameand core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi
ataupuntir pada bangunan
Kekurangan :
Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and
coretermasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan
denganketinggian kurang dari 50 lantai.
padasumbu vertikal yang sama agar dapat terhindar dari tegangan beban. Beban
vertikalditeruskan sebagai momen melalui struktur lantai langsung ke dinding.
Dindingtersebut berperan seperti kolom tipis yang memanjang.
Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak
dibicarakan,namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus
di atasbebarapa perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena tulangan diperlukan
padadaerah tarik balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika
momenpositif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara
dalammengatur letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada
bebanmenerus.
Boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond sehingga
terjadisusunan balok dinding berselang-seling.
10. SISTEM STRUKTUR RANGKA SELANG-SELING (STAGGERED TRUSS)
Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantaibangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun
di bagianbawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka
ini akanmengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan
beban anginke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.
KONSEP DASAR
STAGGERED TRUSS .
Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan
kerangka(frame) sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam
konteks ini,seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi
sebagai sayapbalok, sementara truss yang membentang dalam arah transversal
pada keseluruhanlebar di antara kolom berfungsi sebagai badan dari balok
kantilever.
Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom
interiordihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar
yang bebaskolom. Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi
lantai (floor-deeptrusses) terletak pada level-level alternatif garis kolom yang
berdekatan, yangmengijinkan bentang pelat lantai adalah sejarak kedua kolom
yang menjadi tumpuantruss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan
pengaturan fungsi lantai bagiarsitek.
Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu Truss ke tepi bawah truss lain
yang berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem
kerangkastruktur yang berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan gaya
geser lateraldari satu garis kolom ke garis kolom yanglainnya. Jadi memungkinkan
strukturberperilaku sebagaisingle braced frame, meskipun truss terletak pada dua
bidang yangsejajar.
1. Kolom memiliki momen lentur yang relatif kecil dibandingkan sistem portal
karenaadanya aksi kantilever dari sistem double-planar kerangka.
2. Kolom-kolom yang diorientasikan dalam sumbu kuat dapat bermanfaat
untukmenahan gaya lateral dalam arah longitudinal gedung. Staggered truss
denganpanjang lebih dari 15 m selain bermanfaat untuk menahan gaya lateral dalam
arahtransversal gedung, juga bermanfaat memberikan keleluasaan pengaturan
fungsiruang bagi arsitektural.
3. Lantai membentang pada lebar bentang yang pendek, yang disediakan oleh
bentangspasi dua kolom atau dua truss. Maka, tebal pelat lantai dapat dibuat
seminimalmungkin.
4. Bentang area terbuka yang sangat lebar untuk parkir atau tempat berkumpul
banyakorang adalah dimungkinkan pada level lantai pertama, karena kolom-kolom
berlokasihanya pada sisi luar gedung.
5. Drift (simpangan antar tingkat) yang terjadi adalah kecil, karena keseluruhan
frameberperilaku sebagai truss kaku dengan beban aksial langsung bekerja pada
seluruhelemen struktur.6. Struktur baja yang relatif ringan dapat dicapai jika
menggunakan baja mutu tinggi dansistem kerangka yang efisien.
Sistem staggered truss dapat dijadikan salah satu alternatif struktur bentanglebar pada
gedung bertingkat dengan pertimbangan sebagai berikut:
11. SISTEM STRUKTUR RANGKA RUANG (SPACE FRAME)
Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu
sistemsambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola
/ ball jointsebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga.
Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi
hitamberikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya
dengan ball joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat dari baja
padat atau stainlesssteel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan
Elektrostatic powder coating,duco atau hotdip zincalume galvanized
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah: