Anda di halaman 1dari 29

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

Pembangunan gedung bertingkat sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu kala, tetapi yang
dikategorikan sebagai “moderen tall building” dimulai sejak 1880s. The “first modern tall
building” mungkin adalah gedung Home Insurance Building yang berupa konstruksi baja di
Chicago pada tahu 1883 yang kemudian diikuti oleh gedung-gedung pencakar langit lainnya.
Gedung-gedung tinggi pada awalnya didominasi oleh struktur baja karena perkembangan
industri baja yang cukup pesat, sedangkan perkembangan struktur beton relatif lambat dan
baru berkembang pesat pada 1950s. Evolusi dari gedunggedung pencakar langit secara
umum dapat dilihat pada gambar berikut
Perencanaan struktur suatu gedung bertingkat secara rinci membutuhkan suatu rangkaian
proses analisis dan perhitungan yang panjang serta rumit, yang didasarkan pada asumsi dan
pertimbangan teknis tertentu.
Dengan kecanggihan perangkat lunak yang ada pada saat ini memungkinkan para teknisi
untuk merencanakan segala sesuatunya dari berbagai sudut pandang dengan sangat rinci
dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Perlu disadari bahwa reliabilitas hasil suatu perhitungan sangat tergantung pada mutu
masukannya (“Garbage In, Garbage Out”). Seringkali para perencana mengikuti secara
penuh seluruh hasil keluaran suatu komputer tanpa mengkaji ulang apakah hasil keluaran
tersebut mengandung berbagai kejanggalan. Kadangkala kejanggalan tersebut tidak mudah
ditemukan karena para perencana belum atau kurang memiliki kepekaan terhadap perilaku
struktur yang direncanakan.
Proses perencanaan diawali dengan diskusi dan kolaborasi antar disiplin, kemudian
perencana struktur akan membuat kriteria perencanaan (design criteria) struktur yang
dianggap paling ekonomis serta dapat memenuhi semua persyaratan disiplin lain. Kriteria
perencanaan tersebut antara lain meliputi design philosophy, jenis dan besaran pembebanan,
kekuatan dan stabilitas, kekakuan dan pembatasan deformasi, layak pakai, rangkak, susut,
pengaruh temperatur dan ketahanan terhadap api serta pembatasan penurunan dan
perbedaan penurunan termasuk soil-structure interaction.

SYARAT-SYARAT UMUM PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG


1. Syarat Stabilitas
a.Statik
b.Dinamik
2. Syarat Kekuatan
a.Statik
b.Dinamik
3. Syarat Daktilitas
a.Elastik (Fully Elastic)
b.Daktilitas terbatas (limited ductility)
c.Daktilitas penuh (full ductility)
4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability)
a.Lendutan pelat dan balok
b.Simpangan bangunan (lateral drift)
c.Simpangan antar tingkat (Interstory drift)
d.Percepatan (acceleration), khususnya perencangan struktur terhadap pengaruh
angin.
e.Retakan (cracking)
f.Vibrasi/getaran (vibration)
5. Syarat Durabilitas (durability)
a.Kuat tekan minimum beton
b.Tebal selimu t beton
c.Jenis dan kandungan semen
d.Tinjauan korosi
e.Mutu baja
6. Syarat ketahanan terhadap kebakaran
a.Dimensi minimum dari elemen/komponen strukur
b.Tebal selimut beton
c.Tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran
d.Jangka waktu ketahanan terhadap api/kebakaran (struktur atas dan basemen)
7. Syarat intergritas
a.Pencegahan terhadap keruntuhan progresif (biasanya diberi penambahan tulangan
pemegang antar komponen beton precast).
8. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
a.Penyesuaian dengan metoda konstruksi yang umum dilakukan pada daerah
setempat.
b.Bahan bangunan serta mutu bahan yang tersedia
c.Kondisi cuaca selama pelaksanaan
d.Kesediaan berbagai sumber daya setempat.
9. Peraturan dan standar yang berlaku.

STANDAR PERENCANA
Secara umum, standar yang dipakai adalah konsep LRFD (Load Resistance Factor Design) ,
yaitu konsep ketahanan struktur terhadap beban terfaktor dengan tinjauan adanya faktor
reduksi kekuatan masing-masing komponen struktur yang diproposikan.
Beban Pada Struktur
1. Beban Grafitasi
a. Beban mati, semua bagian dari struktur yang bersifat tetap.
b. Beban hidup, semua beban yang terjadi akibat penghunian atau pengguna suatu
gedung.
2. Beban Lateral
a. Beban angin, semua beban pada struktur yang disebabkan oleh selisih tekanan
udara.
b. Beban gempa , semua beban yang terjadi akibat pergerakan tanah akibat adanya
gempa.
3. Beban khusus
Beban khusus ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang terjadi akibat tekanan air, selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan,
penurunan fondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti
gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugaldan gaya dinamik yang berasal dari
mesin-mesin, serta pengaruhpengaruh khusus lainnya. Aksi akibat beban khusus
harus diperhitungkan dan ditambahkan pada perhitungan perencanaan sebelumnya
yang merupakan suatu rangkaian kombinasi pembebanan.

Perencanaan Struktur-Umum Sistem Struktur


Sistem struktur dari suatu bangunan, merupakan kumpulan dan kombinasi berbagai elemen
struktur yang dihubungkan dan disusun secara teratur, baik secara discrete maupun menerus
yang membentuk suatu totalitas kesatuan struktur.

Tujuan Perncanaan Struktur


Sistem struktur pada bangunan tinggi dirancang dan dipersiapkan agar mampu:
1. Memikul beban vertical baik statik maupun dinamik
2. Memikul beban horizontal, baik akibat angin maupun gempa
3. Menahan berbagai tegangan yang diakibatkan oleh pengaruh temperature dan
shinkage.
4. Menahan external dan internal blast dan beban kejut (impact loads).
5. Mengantisipasi pengaruh vibrations dan fatigue

Pemilihan sistem struktur


Pemilihan sistem struktur bergantung pada beberapa parameter berikut:
1. Economical consideration, yang meliputi construction cost, nilai kapitalisasi,
rentable space variation dan cost of time variation.
2. Construction speed yang dipengaruhi oleh profil bangunan, experience, methods
dan expertise, material struktur, tpi konstruksi (cast-in-situ, precast atau kombinasi)
serta local contruction industry.
3. Overall geometry, meliputi panjang, lebar dan tinggi bangunan.
4. Vertical profile-building shape.
5. Pembatasan ketinggian (height restriction)
6. Kelangsingan (slenderness), yaitu ratio antara tinggi terhadap lebar bangunan.
7. Plan configuration, yaitu depth-widht ratio dan degree of regularity(dapat dilihat
pada peraturan seperti UBC atau NEHRP).
8. Kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Kekuatan berhubungan erat dengan material
properties, kekaakuan meliputi kekakuan lentur, kekakuan geser, kekakuan torsi dan
daltilitas meliputi strain ductility, curvature ductility dan displacement ductility.
9. Jenis/tipe pembebanan, yang ,eliputi beban gravitasi, beban lateral berupa beban
angin dan seismic serta beban-beban khusus lainnya.
10. Kondisi tanah pendukung bangunan
Sistem Struktur Atas
Bentuk Bangunan dan sistem struktur rangka bangunan sangat berkaitan erat satu sama
lainnya baik dalm arah horizontal maupun vertical.
Suatu sisem struktur disebut baik bila dicapai hal-hal berikut:
a.Bentuk dan denah struktur yang simetris
b.Skala struktur yang proporsional
c.Tidak adanya perubahan mendadak dari tahanan lateral
d.Tidak adanya perubahan mendadak dari kekakuan lateral
e.Pembagian struktur yang seragam dan teratur
f.Titik berat massa hampir sama dengan titik berat kekakuan
g.Tidak sulit dibangun, dan dalam batasan biaya yang memadai

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem strktur terhadap beban
lateral antara lain adalah :
1. Kekakuan diaphragma dan kekakuan struktur
2. Distribusi gaya dan konsentrasi tahanan
3. Tahanan pada keliling luar (perimeter) struktur bangunan
4. Loncatan bidang vertikal (vertikal set back)
5. Diskontinuitas kekuatan dan kekakuan struktur karena adanya balok transfer
(transfer girder), lantai transfer (transfer floor) atau dinding struktur yang tidak menerus
ke bawah, dan dinding struktur yang letaknya berselang-seling baik dalam arah
vertikal maupun horizontal.
6. ”Soft story effect”
7. Ketidakteraturan struktur
8. Adanya torsi yang besar tanpa adanya tahanan yang cukup untuk menampung torsi
9. Benturan antar bangunan
10. Pemisahan bangunan
11. Efek kolom pendek (Short column effect)
12. Kemudahan pelaksanaan, terutama pada detail sambungan dan kerapatan
tulangan.

Sistem rangka struktur


Berbagai sistem rangka dapat berupa :
1. Rigid-Frame
2. Truss/Braced-Frame
3. Infilled-Frame
4. Shear Wall Structures
5. Coupled Shear Wall Structures
6. Wall-Frame
7. Core
Sistem struktur yang sederhana, beraturan dan tidak terlalu tinggi, analisis beban lateralnya
masih dapat dilakukan dengan cara ”quasi statik” tetapi untuk bentuk yang tidak beraturan
sudah harus dilakukan dengan 3 dimensi yang disertai dengan analisis dinamik, baik linear
maupun nonlinear.
Pertimbangan dalam memilih sistem struktur bergantung pada hal-hal berikut
ini :
1. Pertimbangan ekonomis
2. Kondisi tanah
3. Rasio tinggi dengan lebar bangunan
4. Pertimbangan fabrikasi dan pelaksanaan pembangunan
5. Pertimbangan mekanis
6. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
7. Pertimbangan lokasi
8. Pertimbangan ketersediaan bahan konstruksi utama

Sistem dan subsistem struktur beton bertulang dapat berupa :


1. Portal (Frame)
2. Dinding geser/dinding struktur (Shearwall)
3. Sistem ganda (Dual system)
4. Lantai diafragma
5. Outrigger
6. Core wall
7. Sistem tabung
8. Sistem majemuk
Sistem struktur yang dibahas dalam jurnal ini adalah sistem dan subsistem struktur
beton bertulang, yaitu portal, dinding geser dan sistem ganda seperti yang ada dalam Tugas
Akhir kami, sedang sistem yang lain insya Alloh akan di bahas pada lain kesempatan.
Pembahasan lebih lanjut mengenai sistem struktur tersebut dapat dilihat pada sub bab
selanjutnya berikut ini.
Sistem struktur portal
Portal beton bertulang adalah gabungan dari elemen kolom dan balok beton bertulang
dengan hubungan yang kaku atau monolit membentuk suatu kerangka. Dalam Peraturan
Gempa SNI 03-1726-2002, portal disebut sebagai rangka pemikul momen.
Portal merupakan sistem yang baik untuk menahan beban gravitasi dan gempa dengan
mentransmisikan semua beban gravitasi dan gempa melalui kapasitas geser, aksial dan
bending dari elemen struktur balok dan kolom struktur serta hubungan keduanya (joint balok-
kolom).
Pada perencanaan gedung Sunter Park View Apartment ini menggunakan mutu beton
K400 (f’c=33,2 MPa) untuk kolom dan K-300 (f’c=25 MPa) untuk balok, sedangkan mutu baja
400 Mpa. Untuk dimensi kolom (100x50 cm), dan dimensi balok (50x25 cm). Dalam menahan
beban gempa, tipe struktur jenis portal merupakan struktur yang paling fleksibel. Hal tersebut
disebabkan oleh kemampuan portal untuk berdeformasi dan tingkat daktilitasnya, sehingga
portal dapat menyerap energi melalui proses deformasi tersebut. Deformasi yang terjadi pada
portal adalah jenis deformasi mode geser. Denah struktur gedung sunter Park View Apartment
ini tidak beraturan dan tinggi 24 lantai + lantai atap, sehingga beban dihitung dengan metode
analisis dinamik ragam respon spectrum dan didesain dengan struktur rangka pemikul momen
khusus.
Portal beton bertulang yang terdiri dari beton yang pada dasarnya bersifat getas, maka
tulangan baja yang bersifat daktail sangat menentukan daktilitas struktur ataupun elemennya.
Jenis, jumlah dan penempatan tulangan tersebut akan mempengaruhi perilaku struktur
ataupun elemen struktur.

Sistem dinding geser


Dinding Geser merupakan dinding beton dengan tulangan atau prategang yang
mampu menahan beban dan tegangan, khususnya tegangan horisontal akibat beban lateral
terutama gempa.
Karakteristik dinding geser yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah dinding geser
beton bertulang kantilever tebal 30cm dan komponen batas 60x60cm dengan mutu beton K-
400 (f’c=33,2 MPa) dan mutu baja 400 Mpa menggunakan tulangan D12-250 untuk tulangan
vertikal dan D12-120 untuk tulangan horisontal, dimana perletakan dinding geser diberi
tumpuan jepit. Berdasarkan SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Banguanan Gedung, dinding geser beton bertulang kantilever merupakan suatu
subsistem struktur yang berfungsi untuk memikul beban geser akibat pengaruh gempa
rencana (dengan periode ulang 500 tahun, probabilitas 10% pada umur gedung 50 tahun),
yang runtuhnya disebabkan oleh momen lentur (bukan oleh gaya geser) dengan terjadinya
sendi plastis pada kakinya (lihat gambar 2.5), dimana nilai momen lelehnya dapat mengalami
peningkatan terbatas akibat pengerasan tegangan. Adapun dalam penentuan dimensi dinding
geser ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya rasio antara tinggi dan lebar
dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan lebar dinding geser tidak boleh kurang dari 1,5
meter.
Dinding geser dipasang untuk menyerap gaya geser yang besar seiring dengan
semakin tingginya struktur tersebut dan menambah kekakuan struktur sehingga dapat
dihindari adanya efek cambuk pada struktur. Efek cambuk dapat terjadi apabila struktur
tersebut bersifat fleksibel sehingga pengaruh ragam getar kedua pada struktur besar.
Pada analisis 3 dimensi struktur, dengan adanya pemasangan dinding geser akan
menambah kekakuan torsi struktur. Pemasangan dinding geser yang simetris dan jauh dari
pusat massa (berada di sepanjang keliling gedung) dapat menghindari terjadinya mode rotasi
pada mode-mode awal struktur yang berbahaya bagi keamanan dan kenyamanan pengguna
gedung.
Penentuan posisi dinding geser yang paling optimal pada struktur dilakukan dengan
melakukan analisis getaran bebas struktur 3 dimensi. Dari analisis getaran bebas ini dapat
diketahui mode-mode getar yang dimiliki struktur. Struktur yang baik mempunyai mode-mode
getar awal berupa translasi pada sumbu-sumbu utamanya dan mempunyai mode getar rotasi
pada modemode tinggi. Dengan dominasi mode getar pada mode-mode tinggi maka struktur
aman dari respon rotasi apabila struktur terkena gempa karena semakin tinggi mode getar
akan semakin kecil nilai faktor partisipasi modalnya. Dalam perencanaan, mode-mode getar
tinggi yang nilai faktor partisipasi modalnya kecil dapat diabaikan karena pengaruhnya kecil
terhadap struktur.
Struktur yang digunakan pada model Tugas Akhir ini adalah sistem struktur yang
menggunakan dinding geser dengan komponen batas (bondary element) yang
penampangnya simetris.
Berbeda dengan struktur dinding geser biasa, konsep perencanaan struktur yang
menggunakan dinding geser dengan komponen batas ini adalah terdapat pembagian tugas
antara panel dinding geser dengan komponen batas. Panel dinding memikul gaya geser
akibat adanya beban lateral (gempa dan angin), sementara komponen batas memikul gaya
aksial akibat beban vertikal yang terjadi pada struktur.
Dengan adanya konsep ini, dinding geser yang menggunakan komponen batas akan
lebih ekonomis dibandingkan dengan dinding geser biasa karena tebal panel dinding yang
dibutuhkan menjadi lebih tipis.

Sistem ganda
Dalam Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur Gedung SNI 03-1726-2002,
Gabungan sistem antara Portal dan dinding geser disebut sebagai sistem ganda. Sistem
ganda akan memberikan bangunan kemampuan menahan beban yang lebih baik, terutama
terhadap beban gempa. Dengan sistem ganda, maka tinggi bangunan dapat mencapai
sampai 50 tingkat untuk struktur beton, sedangkan bila digunakan struktur baja dapat
mencapai sampai 40 tingkat.
Kemampuan yang tinggi dalam memikul gaya geser pada sistem gabungan antara
portal dengan dinding geser disebabkan adanya interaksi antara keduanya. lnteraksi tersebut
terjadi karena kedua sistem tersebut mempunyai perilaku defleksi yang berbeda (lihat gambar
1.10). Akibat beban lateral, dinding geser akan berperilaku flexural / bending mode,
sedangkan frame akan berdeformasi dalam shear mode, dengan demikian, gaya geser dipikul
oleh frame pada bagian atas dan dinding geser memikul gaya geser pada bagian bawah.
Menururt Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur Gedung SNI 03-1726-2002, rangka
pemikul momen harus sesuai dengan ketentuan dalam Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung RSNI 03-2847-2002 dan harus mampu memikul sekurang-
kurangnya 25% dari keseluruhan beban lateral.
Pemeriksaan terhadap rangka pemikul momen harus dilakukan apabila sistem rangka
pemikul momen menerima beban geser akibat gempa lebih dari 10%. Bila beban lateral akibat
gempa yang dipikul oleh sistem rangka pemikul momen kurang dari 10%, maka pemeriksaan
terhadap kemampuan untuk memikul 25% beban lateral dapat diabaikan.
Dalam tugas akhir, sistem tersebut digunakan sistem gabungan antara dinding geser dengan
rangka pemikul momen dari beton. Menurut Standar Perencanaan Gempa untuk Struktur
Gedung SNI 03-1726-2002, rangka pemikul moment tersebut terbagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK)
SRPMK diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang besar apabila
dibebani oleh gaya-gaya yang berasal dari gempa rencana. SRPMK memiliki :
Rm= 8,5 dan μm = 5,2.
b. Sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM)
SRPMM diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis secara moderat akibat
gaya gempa rencana. V
SRPMM memiliki : Rm= 6,5 dan μm = 4,0. (Keterangan : Rm = faktor reduksi
gempa maksimum dan μm= daktilitas struktur maksimum).

Jenis sistem struktur bangunan bertingkat tinggi


1. Sistem struktur rigid frame (rangka kaku)
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-
elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-
ujungnyaoleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkan,dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut,
seperti halnyabalok menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu,
banyak strukturrangka kaku yang tampaknya sama dengan sistem post dan bea, tetapi
pada kenyataannyastruktur rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda
dengan sistem post danbeam, hal ini karena adanya titik-titik hubungan pada rangka
kaku, titik hubung bisa cukupkaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk
memikul beban lateral pada rangka,dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada
struktur rangka yang memperolehkestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan
papan horizontalnya.

Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari
balokhorizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan
menggunakansambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering
disebut sebagai StrukturPortal, banyak digunakan pada bangunan
gedung.StrukturPortal sepintas memilikikonfigurasi bentuk yang sama dengan
jenisStrukturBalok-Kolom, tetapi sebenarnyamempunyai aksi struktural yang berbeda
karena adanya titik hubung atau sambungan yangkaku antara elemen balok dan
elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikankestabilan strukturterhadap gaya
lateral.
Prinsip Rangka Kaku :

Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana
adalahdengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post
andbeam.

Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung, dimana
titikhubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and beam.
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier,umumnya
balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh jointyang dapat
mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya.Kekakuan
struktural terletak pada sambungan kaku ( rigid connection).

2. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME AND CORE


Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana
adanyapenggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) an sistem struktur inti
(core).Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan
kolom.Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan
denganketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti,
ketahananlateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka.
Sistem inti inimemuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
Kelebihan :

 Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid
frameand core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi
ataupuntir pada bangunan

 Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat


pengawasandan maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan
praktis.

 Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.

Kekurangan :
 Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and
coretermasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan
denganketinggian kurang dari 50 lantai.

 Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena


adanyapenghalang berupa rangka kaku

Kemampuan menahan beban horizontal dengan sistem inti yang


dikombinasidengan sistem rangka. Keutuhan dari struktur inti akan membentuk inti
sebagai satukolom besar dan kokoh yang menguatkan sistem tatanan dalam denah.
Penyelesaianpertama pada struktur dengan beban vertical tersebut dapat dilakukan
dengan sistemstruktur pelat dinding sejajar (bearing wall ) yang terdiri dari dinding
yang searah saja.Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat dinding ini juga
dapat tercapaidengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga sistem bearing wall jadi
kaku.Penyelesaian kedua dengan beban vertkal tersebut dilakukan dengan sistem
strukturmassif yang terdiri hanya dari dinding yang menerima beban. Kekakuan
terhadap beban horizontal struktur massif ini dapat tercapai dengan sistem tabung inti
sehingga sistemstruktur berkotak menjadi kaku.

3. SISTEM STRUKTUR PARALLEL BEARING WALL


Struktur Paralell bearing wall dapat dibiliang sebagai struktur yang
sistemnyapaling tradisional yang telah digunakan pada bangunan high rise. Struktur
ini terdiri darielemen-elemen struktur vertical yang mengangkut semua beban
langsung menujupondasi. Pada beberapa titik, daya tekan yang dikarenakan beban
dinding, beban mati,dan beban hidup melampaui daya tahan dari dinding itu sendiri.
Dindingnya menjadisangat tebal sehingga lantai bawah menjadi tidak berguna.
Sistem struktur ini bergantung pada beban yang massif untuk menahan bebanlateral.
Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertical yang di pra-tekan olehberatnya
sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Oleh karenasistem
tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan sistem
dindingpendukung adalah seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas yang luas
sehinggasistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika digunakan untuk bangunan
residensialseperti hotel dan apartemen.
Terdapat beberapa jenis sitem struktur dinding pendukung, dan dapatdikelempokkan
menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sistem struktur dinding melintang.
Sistem struktur ini terbentuk dari dinding-dinding linear yang disusun secara
tegaklurus terhadap panjang bangunan.

2. Sistem struktur dinding panjang


Merupakan dinding-dinding linear yang disusun secara sejajar dengan
panjangbangunan.

3. Sistem struktur dua arah


Sistem struktur ini terdiri dari dinding-dinding linear yang diletakkan pada
keduaarah.

Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnyaberperan


sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga menjadi bagian yang
penting karena berkaitan dengan berapa beban yang dipikul oleh dinding perlantai.
Jika dipraktekan dalam bangunan tinggi, dinding di lantai paling bawah
biasanyamemiliki ketebalan yang paling besar dikarenakan dinding tersebut
menerima palingbanyak beban dari lantai-lantai diatasnya. Semakin ke atas,
ketebalan dinding jugabiasanya menjadi semakin menipis. Bukaan dinding
seharusnya ditempatkan

padasumbu vertikal yang sama agar dapat terhindar dari tegangan beban. Beban
vertikalditeruskan sebagai momen melalui struktur lantai langsung ke dinding.
Dindingtersebut berperan seperti kolom tipis yang memanjang.

4. SISTEM STRUKTUR BEARING WALL AN CORE


Dinding geser yang diletakkan didalambangunan, misalnya mengelilingi core
yang berfungsiarea service, shaft dan tangga darurat yangmenyerupai bentuk kotak
atau bentuk lain yang kakusebagai tipe dari struktur. Core Bearing Wall dibuatagar
semua alur sistem utilitas, lift, tangga, dll berjalurdengan teratur pada arahnya, lebih
efisien karenapada bagunan tinggi butuh suatu alur yang terarahagar alirannya tidak
mampet dan cepat sampai padatujuannya, sehingga jikalau terjadi kerusakan
tidakterlalu susah untuk mencari sumber masalahnya.
5. SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE
Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua
arah.Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah.
Jika pelatdipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat berdefleksi
dalam dua-arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah merupakan panel-
panel betonbertulang yang perbandingan antara panjang dan lebarnya lebih kecil
dari 2 (dua). Pelatdua-arah dapat diperkuat dengan menambahkanbalok di antara
kolom, dengan mempertebal pelat disekeliling
kolom (drop panel),dan dengan penebalankolom
di bawah pelat (kepala kolom / capital ).

Flat plate (pelat datar)adalah pelat beton


pejal dengan tebal merata yang mentransfer
bebansecara langsung ke kolom pendukung
tanpa bantuanbalok atau kepala kolom atau drop
panel. Flate platedapat dibuat dengan cepat
karena bekisting dansusunan tulangan yang
sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil untuk memberikan persyaratan
tinggi ruangan danmemberikan fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan partisi.
Pelat ini jugamemberikan sedikit penghalang untuk pencahayaan dan ketahanan api
yang tinggikarena hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton
dapat terjadi.Flat plate mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai
saat ini untuk hotelbeton bertulang bertingkat banyak, motel, apartemen, rumah sakit,
dan asrama.
Flat plate kemungkinan memunculkan masalah dalam transfer geser
disekelilingkolom. Dengan kata lain , ada bahaya dimana kolom akan menembus
pelat. Oleh karenaitu seringkali perlu memperbesar dimensi kolom atau ketebalan
pelat atau menggunakan shear head. Shear head terbuat dari baja I atau kanal yang
ditempatkan dalam pelatmelintasi kolom. Meskipun prosedur ini tampak mahal,
bekisting sederhana yangdigunakan untuk flat plate biasanya menghasilkan
konstruksi yang ekonomis sehinggabiaya ekstra untuk shearhead tergantikan. Tetapi
untuk beban yang berat atau bentangyang panjang diperlukan beberapa jenis sistem
lantai lain.
Flat slab (pelat slab) termasuk pelat betondua-arah dengan kapital, drop panel,
atau keduanya.Pelat ini sangat sesuai untuk beban berat danbentang panjang.
Meskipun bekisting lebih mahaldibandingkan untuk flat plate ( pelat datar ), flat
slabakan memerlukan beton dan tulangan yang lebihsedikit dibandingkan dengan
flat plate untuk bebandan bentang yang sama. Flat slab biasanya ekonomisuntuk
bangunan gedung, parkir dan pabrik, dan
bangunan sejenis dimana drop panel atau
kepala kolom yang terbuka diizinkan.

Pada gambar di samping,


diperlihatkan pelatdua-arah dengan balok .
Sistem lantai seperti inidigunakan karena
lebih murah dibandingkan dengan flatplate
atau flat slab. Dengan kata lain, jika beban
ataubentang atau keduanya sangat besar,
ketebalan pelatdan ukuran kolom yang
diperlukan untuk flat plate danflat slab
menjadi besar dan lebih ekonomis
jikadigunakan pelat dua-arah dengan balok, meskipun biayabekisting lebih mahal.
Sistem lantai lainnya adalah waffle slab, yangcontohnya pada gambar di
samping. Lantai dibuatdengan menyusun fiberglass persegi atau cetakanlogam
dengan sisi-sisi mengecil dan jarakdiantaranya, ketika beton dicor di dalam
dandiantara cetakan akan terbentuk waffle. Jarak antarcetakan akan membentuk
web balok. Web ini agaktinggi dan memberikan lengan momen besar untuktulangan.
Dengan waffle slab, berat beton akansangat tereduksi tanpa banyak merubah
tahananmomen dari sistem lantai. Seperti halnya dalam flat plate, geser dapat
menjadi masalah dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle biasanya dibuatsolid didekat
kolom untuk meningkatkan tahanan geser.
Pada gambar di samping, diperlihatkan pelatdua-arah dengan balok . Sistem
lantai seperti inidigunakan karena lebih murah
dibandingkan dengan flatplate atau flat slab.
Dengan kata lain, jika beban ataubentang atau
keduanya sangat besar, ketebalan pelatdan ukuran
kolom yang diperlukan untuk flat plate danflat slab
menjadi besar dan lebih ekonomis jikadigunakan
pelat dua-arah dengan balok, meskipun
biayabekisting lebih mahal.

Sistem lantai lainnya adalah waffle slab,


yangcontohnya pada gambar di samping.
Lantai dibuatdengan menyusun fiberglass
persegi atau cetakanlogam dengan sisi-sisi
mengecil dan jarakdiantaranya, ketika
beton dicor di dalam dandiantara cetakan
akan terbentuk waffle. Jarak antarcetakan
akan membentuk web balok. Web ini
agaktinggi dan memberikan lengan momen
besar untuktulangan. Dengan waffle slab,
berat beton akansangat tereduksi tanpa
banyak merubah tahananmomen dari
sistem lantai. Seperti halnya dalam
flatplate, geser dapat menjadi masalah
dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle
biasanya dibuatsolid didekat kolom untuk
meningkatkan tahanan geser.

6. SISTEM STRUKTUR KANTILEVER


Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan
jepitdan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban
gavitasimenerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut.
Akibatnya tulanganbalok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya
seperti yang diperlihatkanpada gambar 1 untuk batang seperti pada gambar, momen
maksimum terjadi padapenampang di bagian peletakan. Akibatnya sejumlah besar
tulangan diperlukan pada titikini. Tulangan tidak tidak dapat hanya sampai pada
tumpuan, harus dipanjangkan ataudiangkur pada beton di sebelah luar tumpuan.
Perpanjangan ini disebut sebagai panjangpenyaluran (development length). Panjang
penyaluran ini tidak harus lurus seperti yangdiperlihatkan pada gambar, karena
tulangan akat dikaitkan pada 90 derajat atau 180derajat.
Balok kantilever

Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak
dibicarakan,namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus
di atasbebarapa perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena tulangan diperlukan
padadaerah tarik balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika
momenpositif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara
dalammengatur letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada
bebanmenerus.

7. SISTEM STRUKTUR INTERSPASIAL


Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan padasetiap
lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas
rangka.Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan
sebagai wadahuntuk kegiatan aktivitas lainya.
8. SISTEM STRUKTUR SUSPENSION
Yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel Baja sebagai
penggantung(menahan gaya tarik) suatu konstruksi.
Sistem gantung (suspension)
Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkanpenggantung
untuk mendukung beban. Beban grafitasi didukung oleh kabel-kabel
untukmembentuk rangka konsol pada core pusat.
Pada dasarnya sistem gantung ini meniru konstruksi jembatan gantung padaumunya
FUNGSI

A. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai


bangunantinggi.
B. B.Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung
(suspension
C. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah
D. Sistem dengan gantung yang menerus
E. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa
kelompoklantai
9. STRUTUR SELF SUPPORTING BOSEX
Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur box
berdirisendiri ini adalah struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat
berdasarkanpemesanan.

Boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond sehingga
terjadisusunan balok dinding berselang-seling.
10. SISTEM STRUKTUR RANGKA SELANG-SELING (STAGGERED TRUSS)
Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantaibangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun
di bagianbawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka
ini akanmengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan

beban anginke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.

KONSEP DASAR
STAGGERED TRUSS .
Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan
kerangka(frame) sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam
konteks ini,seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi
sebagai sayapbalok, sementara truss yang membentang dalam arah transversal
pada keseluruhanlebar di antara kolom berfungsi sebagai badan dari balok
kantilever.
Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom
interiordihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar
yang bebaskolom. Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi
lantai (floor-deeptrusses) terletak pada level-level alternatif garis kolom yang
berdekatan, yangmengijinkan bentang pelat lantai adalah sejarak kedua kolom
yang menjadi tumpuantruss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan
pengaturan fungsi lantai bagiarsitek.

Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu Truss ke tepi bawah truss lain
yang berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem
kerangkastruktur yang berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan gaya
geser lateraldari satu garis kolom ke garis kolom yanglainnya. Jadi memungkinkan
strukturberperilaku sebagaisingle braced frame, meskipun truss terletak pada dua
bidang yangsejajar.

1. Kolom memiliki momen lentur yang relatif kecil dibandingkan sistem portal
karenaadanya aksi kantilever dari sistem double-planar kerangka.
2. Kolom-kolom yang diorientasikan dalam sumbu kuat dapat bermanfaat
untukmenahan gaya lateral dalam arah longitudinal gedung. Staggered truss
denganpanjang lebih dari 15 m selain bermanfaat untuk menahan gaya lateral dalam
arahtransversal gedung, juga bermanfaat memberikan keleluasaan pengaturan
fungsiruang bagi arsitektural.
3. Lantai membentang pada lebar bentang yang pendek, yang disediakan oleh
bentangspasi dua kolom atau dua truss. Maka, tebal pelat lantai dapat dibuat
seminimalmungkin.
4. Bentang area terbuka yang sangat lebar untuk parkir atau tempat berkumpul
banyakorang adalah dimungkinkan pada level lantai pertama, karena kolom-kolom
berlokasihanya pada sisi luar gedung.
5. Drift (simpangan antar tingkat) yang terjadi adalah kecil, karena keseluruhan
frameberperilaku sebagai truss kaku dengan beban aksial langsung bekerja pada
seluruhelemen struktur.6. Struktur baja yang relatif ringan dapat dicapai jika
menggunakan baja mutu tinggi dansistem kerangka yang efisien.
Sistem staggered truss dapat dijadikan salah satu alternatif struktur bentanglebar pada
gedung bertingkat dengan pertimbangan sebagai berikut:
11. SISTEM STRUKTUR RANGKA RUANG (SPACE FRAME)
Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu
sistemsambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola
/ ball jointsebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga.
Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi
hitamberikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya
dengan ball joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat dari baja
padat atau stainlesssteel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan
Elektrostatic powder coating,duco atau hotdip zincalume galvanized
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:

- Rangka batang bidang


- Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron
- Piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron

Gambar . Elemen dasar pembentuk sistem rangka ruangSumber : Schodek, 1999

Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka


ruangberdasarkanpengembangan sistem konstruksi sambungannya, antara lain:
- Sistem Mero
- Sistem space deek
- Sistem Triodetic
- Sistem Unistrut
- Sistem Oktaplatte
- Sistem Unibat
- Sistem Nodus
- Sistem NS SpaceTruss
Struktur space frame memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
1. Salah satu keuntungan yang paling besar dari sebuah struktur space frame
adalahstrukturnya yang ringan. Hal ini dikarenakan setiap materi didistribusikan
secaraspasial dengan sedemikian rupa sehingga mekanisme transfer beban
bekerja menjadibeban-beban aksial. Akibatnya, semua bahan di setiap elemen
yang dipasang dapatdigunakan secara maksimum. Selain itu juga, struktur space
frame saat ini dibangun
dengan bahan baja atau aluminium, dengan berat sendiri bahan yang relatif
ringan.Hal ini menjadi dasar yang sangat penting dalam perencanaan atap
bentang besar.
2. Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara massal di pabrik
sehinggadapat memberikan keuntungan sistem industri konstruksi. Space frame
dapatdiproduksi secara sederhana melalui prefabrikasi unit, sesuai dengan ukuran
danbentuk standar yang sering digunakan. Unit-unit tersebut dapat lebih mudah
diangkutdan lebih cepat dirakit oleh tenaga kerja semi-terampil. sehingga struktur
space framedapat dibangun dengan biaya yang lebih rendah.
3. Sebuah struktur space frame memiliki kekakuan yang cukup meskipun
memilikistruktur yang ringan. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen tiga dimensi
unsur-unsurpenyusunnya yang bekerja secara penuh dalam menahan beban
beban terpusatsimetris. Struktur space frame juga memungkinkan fleksibilitas
yang lebih besar dalamtata letak dan posisi kolom.
4. Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para Arsitek punmengakui
keindahan visual dan kesederhanaan yang mengesankan dari struktur space
frame.
Kekurangan Struktur Space Frame
a. Mahal. Elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal.
b. Tenaga ahlinya masih sedikit. Struktur Space Frame jarang digunakan,
hanyapada bangunan-bangunan tertentu saja. Sehingga ahli dalam bidang ini
masihsedikit.
c. Tidak tahan api. Struktur yang digunakan berbahan dasar logam. Kita tahu
bahwalogam tidak tahan panas, dapat leleh akibat panas
SAMBUNGAN
Sambungan sistem Konstruksi Baja Space Frame berupa baut, mur, ring,
elektroda lasharus memenuhil persyaratan sebagai berikut:
- Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja
karbon yangmemenuhi persyaratan ASTM A370
- Pengikat sambungan baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang
memenuhipersyaratan ASTM A325 dan/atau ASTM A490.
- Pengikat sambungan logam yang berlainan (tidak sama) harus
terbuat dari baja tahankorosi yang memenuhi persyaratan ASTM
A276 type 321 atau tipe-tipe lainnya daribaja tahan korosi.
1. DEFENISI SPACE-FRAME ▪ Struktur tiga dimensi yang mencakup sistem diikat dalam
dua arah di mana anggota berada dalam ketegangan atau kompresi saja. istilah
space-frame meliputi koneksi terjepit
dan kaku (Hardi, 2003) ▪ Sistem
konstruksi rangka dengan suatu
sistem sambungan antara batang/
member satu sama lain yang
menggunakan bola/ ball joint sebagai
sendi penyambungan dalam bentuk
modul-modul segitiga agar mudah
dipasang, dibentuk, dan dibongkar kembali.
2. PENGERTIAN SPACE-FRAME ▪ Sistem konstruksi berupa komposisi dari batang-
batang yang masing-masing berdiri sendiri, memikul gaya tekan dan gaya tarik yang
sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem keruangan / tiga dimensi (Siswoyo,
2008) ▪ Bentuk space-frame ini dikembangkan dari pola grid dua lapis (double-layer
grids), dengan batang-batang yang menghubungkan titik-titik grid secara tiga
dimensional (Frick, 1998).
3. KELEBIHAN SPACE-FRAME FAKTOR DESKRIPSI 1) BERAT Material disebarkan
dengan leluasa dalam suatu mekanisme transfer beban utama secara aksial;
tegangan atau kompresi. Alhasil,
seluruh material di dalam elemen
yang tersedia dimanfaatkan
hingga tingkat batasnya. Juga,
kebanyakan space-frame
menggunakan aluminium yang
sifatnya sangat ringan sebagai
material. 2) KERAS/KAKU Suatu konstruksi space-frame umumnya cukup kaku
didukung tingkat keringanannya, karena karakteristik rangka 3 dimensi keterlibatan
seluruh elemen utamanya.
4. KELEBIHAN SPACE-FRAME FAKTOR DESKRIPSI 3) PRODUKSI Space-frame
dapat dibuat dari unit-unit yang terprefabrikasi, yang biasanya banyak ukuran dan
bentuknya. Unit-unit tersebut dapat diangkut dengan mudah dan dengan cepat dirakit
bahkan oleh tenaga yang kurang terampil, serta biaya pelaksanaannya cenderung
lebih kecil. 4) KESANGGUPAN
Space-frame mampu dibentuk secara
variatif karena memanfaatkan sistem
modul standar untuk menghasilkan
berbagai grid datar, pola-pola shell,
dan bentuk-bentuk yang lebih bebas.
Keindahan visual dan kesederhanaan
garis dalam space-frame membuat
sistem ini sering digunakan.
Contoh struktur space frame

12. SISTEM STRUKTUR BELT TRUSS FRAME AND CORE”


Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2
sistemstruktur dimana sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade
ke intisehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai
cap trussingapabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt trussing apabila
berada di bagianbawahnya.
Denah struktur penempatan rangka pada struktur belt truss serta analisis model
sistem belttruss frame and core.
Bagian dari sistem strukrur belt truss yaitu braced core, cap truss dan coloum
exterior.

Cara Kerja sistem belt truss frame and core


Rangka yang diperkaku menjadi tidak efisien lagi di atas ketinggian 40
lantaikarena banyak sekali diperlukan bahan untuk membuat pengaku yang cukup
kaku dankuat. Efisiensi struktur bangunan akan meningkat sebesar 30% dengan
menggunakanrangka sabuk atau belt truss horisontal untuk mengikat rangka ke
inti. Rangka tersebutdiikat secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom
eksterior. Apabila inti gesermelentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang
menyalurkan tegangan-teganganaksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya
kolom-kolom ini berlaku sebagai strut untukmelawan lendutan dari inti. Artinya, inti
tersebut mengumpulkan gaya geser horisontal,dan rangka sabuk meneruskan
gaya geser vertikal dari inti ke rangka fasade. Dengandemikian bangunan akan
berlaku sebagai suatu kesatuan, serupa dengan tabungkantilever.
Perbandingan struktur dengan hanya menggunakan sistem core truss
dengandiperkuat dengan belt trussed frame, sehingga bangunan yang diperkuat
dengan belttruss frame menjadi lebih kaku dan tahan terhadap goncangan.
JumalAH tingkat bangunan yang dapat dibangun dengan rangka baja
berdasarsistem strukturnya. Dapat terlihat sistem belt truss mampu membuat
bangunan hinggasekitar 40 lantai.

13. SISTEM STRUKTUR TABUNG


Sistem tabung(tabular system struktur tabung merupakan struktur yang
miriptabung dan berdiri seperti cerobong amp. Untuk suatu bangunan tinggi
struktur tabungini merupakan struktur yang paling baik digunakan untuk menahan
beban lateral. Contohgambar sistem tabung.

a. Tabung Rangka (Frame Tube)

b. Tabung pengikat musses tube


1. Tabung Rangka Kolom Diagonal (Column Diagonal Trussed Tube);
2. Tabung Rangka Lattice (Lattice Mussed Tube)

c. Tabung Penguat Dalam (Interior Braced lithe):


(i). Tabung Dinding Pendukung/Geser Sejajar (tube with Parallel. Shear
Wall);

14. Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)


Pengertian Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube) Struktur
KumpulanTabung ( Bundeled Tube) atau Struktur Tabung Majemuk adalah
struktur yangmenggabungkan antara tabung individual yang satu dengan yang lain
yang didesainmenjadi satu kesatuan struktur yang memiliki tabung multiuse
(serbaguna) karenatabung majemuk dapat di Determinasi (pengurangan) pada
tiap ketinggian secara bebastanpa kehilangan kekuatan strukturnya. Sehingga
seorang Arsitek dalam menerapkanstruktur tabung majemuk pada sebuah
bangunan dapat dengan mudah menerapkannyadengan berbagai variasi pada
pola dan layout tiap lantai bangunan. 2.2. Sistem StrukturKumpulan Tabung
(Bundled Tube) Sistem struktur kumpulan tabung memiliki konsepstruktur dimana
tiap kolom interior bertindak sebagai jaring internal dari strukturkantiliver untuk
menghasilkan peningkatan substansial pada kekakuan terhadap gayageser.
Kerena penerapan tabung individual di rangka interior dapat menambah
Resistansiterhadap gaya putar/momentum yang terdapat pada bangunan.
Sehingga salah satu carauntuk mengatasi gaya putar/momentum dan
meningkatkan kekakuan struktur adalahdengan menyusun tabung individual
menjadi struktur tabular dimana hanya kolomperimeter yang menahan beban
lateral yang terjadi pada bangunan. analisis systemstruktur blunded tube Sumber
: 3 oktober 2017 (permadi,pdf) 2.3.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)


a.Kelebihan Struktur Kumpulan Tabung, yaitu : 1) Ketinggian Sistem rangka ini
dapatmencapai 100 lantai 2) Desain bundel pada tabung tidak hanya sangat
efisien dalam hal

Anda mungkin juga menyukai