M
T
S
TUGAS 1
STRUKTUR BETON II
MAKALAH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL (S-1)
UNIVERSITAS TADULAKO
H
PALU – SULAWESI TENGAH M
T
S
Pengantar
Struktur kolom adalah salah satu elemen penting dalam bangunan yang
bertanggung jawab untuk menahan beban vertikal dan mentransfernya ke bagian
bawah bangunan. Desain yang tepat untuk kolom sangat penting agar bangunan
memiliki kekuatan dan kestabilan yang memadai.
Makalah ini akan menjelaskan berbagai aspek yang terkait dengan desain
struktur kolom. Kami akan membahas prinsip dasar desain kolom, faktor-faktor
yang mempengaruhi desain, dan metode yang digunakan untuk menghitung
kekuatan dan kestabilan kolom. Selain itu, kami juga akan membahas jenis-jenis
kolom yang umum digunakan dalam praktek konstruksi.
Desain struktur kolom melibatkan pemilihan dimensi yang tepat, material
yang sesuai, dan konfigurasi geometris yang optimal. Dalam makalah ini, kami
akan menjelaskan bagaimana menganalisis beban yang bekerja pada kolom dan
bagaimana memperhitungkan beban lateral seperti gaya angin atau gempa bumi.
Kami juga akan membahas bagaimana menerapkan kode desain bangunan yang
relevan dalam proses desain kolom.
Selain itu, perlu dipahami bahwa desain struktur kolom tidak hanya
terbatas pada bangunan vertikal biasa. Kolom juga digunakan dalam jembatan,
menara, dan struktur lainnya. Oleh karena itu, kami akan membahas beberapa
pertimbangan khusus yang terkait dengan desain kolom dalam konteks ini.
Keselamatan adalah faktor yang paling penting dalam desain struktur
kolom. Kolom yang tidak dirancang dengan baik atau tidak memenuhi
persyaratan kekuatan dapat mengakibatkan kegagalan struktur yang berpotensi
berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti pedoman desain yang
relevan dan menggunakan perangkat lunak atau alat analisis yang sesuai untuk
memastikan bahwa desain kolom aman dan dapat diandalkan.
Dalam makalah ini, kami akan memberikan ikhtisar umum tentang desain
struktur kolom. Namun, penting untuk diingat bahwa desain struktur merupakan
topik yang kompleks dan membutuhkan pengetahuan yang mendalam serta
pengalaman praktis. Oleh karena itu, makalah ini sebaiknya menjadi titik awal
untuk memahami konsep dasar dan persyaratan dasar dalam desain kolom.
Sekarang, mari kita mulai menjelajahi dunia desain struktur kolom dan
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana memastikan
kekuatan dan kestabilan dalam elemen penting ini dalam struktur bangunan.
Syarat Desain
Syarat desain dalam desain struktur kolom adalah persyaratan yang harus
dipenuhi agar kolom dapat berfungsi dengan baik dalam mendukung beban
vertikal dan menjaga keamanan serta stabilitas struktur bangunan secara
keseluruhan. Berikut ini adalah beberapa syarat desain yang perlu diperhatikan
dalam merancang struktur kolom:
1. Kekuatan Struktural: Kolom harus mampu menahan beban vertikal yang
bekerja pada struktur bangunan. Hal ini melibatkan pemilihan bahan yang
kuat dan dimensi yang memadai untuk menanggung beban yang diberikan.
Kekuatan struktural kolom juga harus memenuhi standar keamanan dan
kekuatan yang ditetapkan oleh peraturan dan kode bangunan yang berlaku.
2. Stabilitas: Kolom harus dirancang agar memiliki stabilitas yang memadai
untuk menghindari kemungkinan kegagalan struktural. Ini termasuk
mencegah kolom dari kemungkinan patah atau tergelincir akibat beban
lateral seperti angin atau gempa bumi. Desain kolom harus
memperhitungkan faktor-faktor stabilitas seperti momen lentur, gaya
geser, dan momen tengah pada persimpangan dengan elemen struktural
lainnya.
3. Dimensi yang Tepat: Dimensi kolom harus ditentukan secara akurat untuk
memenuhi persyaratan kekuatan dan stabilitas. Hal ini melibatkan
pemilihan diameter atau lebar, tinggi, dan tebal kolom yang sesuai dengan
beban yang akan ditanggung dan jenis material yang digunakan. Dimensi
kolom juga harus mempertimbangkan aspek estetika dan kebutuhan ruang
yang ada dalam desain arsitektur.
4. Material yang Tepat: Pemilihan material yang tepat sangat penting dalam
desain struktur kolom. Material yang umum digunakan dalam konstruksi
kolom adalah beton bertulang atau baja. Pemilihan material harus
memperhatikan sifat-sifat mekanik seperti kekuatan tarik, kekuatan tekan,
dan kekuatan lentur yang sesuai dengan kebutuhan desain.
5. Detail Konstruksi: Detail konstruksi kolom harus dirancang secara hati-
hati untuk memastikan hubungan yang kuat antara kolom dengan elemen
struktural lainnya, seperti balok, dinding, dan pondasi. Detail ini meliputi
sambungan, tulangan, perencanaan pengecoran, dan perlindungan terhadap
korosi atau kerusakan lainnya.
6. Kode dan Standar: Desain kolom harus mematuhi peraturan dan standar
yang berlaku dalam industri konstruksi. Setiap negara memiliki kode
bangunan dan pedoman desain yang mengatur persyaratan minimum yang
harus dipenuhi untuk keamanan dan kualitas konstruksi. Desainer harus
memahami dan menerapkan kode dan standar ini dalam merancang
struktur kolom.
Pengerjaan Struktur Kolom
Pada bagian ini akan membahas pengerjaan struktur kolom dalam konteks
desain struktur kolom. Pengerjaan yang tepat sangat penting untuk memastikan
kolom memiliki kekuatan, kestabilan, dan kualitas yang memadai. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan struktur kolom:
1. Persiapan dan perencanaan: Sebelum memulai pengerjaan struktur kolom,
perlu dilakukan perencanaan yang matang. Hal ini meliputi penentuan
lokasi, dimensi, dan geometri kolom yang sesuai dengan desain. Persiapan
juga melibatkan pembersihan area konstruksi dan penyusunan peralatan
dan bahan yang dibutuhkan.
2. Pemasangan bekisting: Bekisting adalah kerangka temporary yang
digunakan untuk membentuk beton segar menjadi bentuk yang diinginkan.
Pada kolom, bekisting harus dipasang dengan hati-hati sesuai dengan
desain yang telah disiapkan. Bekisting harus kokoh, rapi, dan mampu
menahan tekanan beton segar yang dituangkan di dalamnya.
3. Pemasangan tulangan: Tulangan adalah rangkaian baja yang ditempatkan
di dalam bekisting untuk memberikan kekuatan tarik pada kolom.
Tulangan harus ditempatkan sesuai dengan desain struktur yang telah
ditentukan. Hal ini melibatkan pemotongan, pengikatan, dan penempatan
tulangan dengan presisi yang tepat. Pastikan bahwa tulangan telah diikat
dengan baik dan sesuai dengan persyaratan desain.
4. Penempatan sistem perancah: Pada kolom yang tinggi atau dengan beban
lateral yang signifikan, perlu diperhatikan penggunaan sistem perancah
yang memadai. Sistem perancah seperti sistem tali penegang atau perancah
sementara digunakan untuk menjaga stabilitas kolom selama proses
pengerjaan dan hingga struktur utama mencapai kekuatan yang memadai.
5. Penyediaan beton dan pengecoran: Setelah bekisting, tulangan, dan sistem
perancah dipersiapkan, langkah selanjutnya adalah memasok beton segar
dan menuangkannya ke dalam bekisting. Pengecoran beton harus
dilakukan dengan hati-hati dan secara bertahap untuk menghindari retak
atau ketidakrataan dalam kolom. Pastikan bahwa beton dicurahkan secara
merata dan dibuat kompak untuk mencapai kekuatan yang diinginkan.
6. Perawatan dan pemadatan: Setelah pengecoran selesai, kolom perlu
dirawat dengan baik. Ini melibatkan penyiraman air secara teratur untuk
mencegah kekeringan dan membantu beton mencapai kekuatan maksimal.
Selain itu, proses pemadatan dengan alat pemadat beton juga penting untuk
memastikan bahwa beton terkompaksi dengan baik dan menghilangkan
kemungkinan ada rongga udara atau kekosongan di dalamnya.
7. Pemantauan dan pengujian: Setelah pengecoran selesai, penting untuk
melakukan pemantauan dan pengujian terhadap kol om yang telah selesai
dibangun. Ini termasuk pemeriksaan visual untuk memastikan bahwa
kolom terlihat baik dan bebas dari retak atau kerusakan fisik lainnya. Selain
itu, pengujian struktural juga penting untuk memverifikasi kekuatan dan
kestabilan kolom. Pengujian seperti pengujian kekuatan tekan, pengujian
kekuatan tarik, atau pengujian kestabilan dapat dilakukan sesuai dengan
persyaratan dan standar yang berlaku.
8. Finishing dan perlindungan: Setelah pengerjaan utama selesai, langkah
terakhir adalah melakukan finishing pada kolom. Ini termasuk
pembersihan permukaan, penghalusan tepi, dan menerapkan perlindungan
tambahan seperti lapisan anti-karat atau pengecatan. Perlindungan
tambahan ini penting untuk mempertahankan integritas dan umur panjang
kolom, terutama jika kolom berada di lingkungan yang korosif atau
terpapar elemen-elemen yang merusak.
Pengerjaan struktur kolom adalah tahap penting dalam proses konstruksi
bangunan. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati, sesuai dengan
rencana dan desain yang telah disiapkan. Kerja sama yang baik antara tim
konstruksi, insinyur struktur, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan untuk
memastikan bahwa pengerjaan struktur kolom dilakukan dengan benar dan
memenuhi persyaratan keselamatan dan keandalan.
Dalam makalah ini, kami telah membahas beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pengerjaan struktur kolom. Namun, perlu diingat bahwa
setiap proyek konstruksi memiliki karakteristik unik dan persyaratan yang
berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mengacu pada pedoman dan standar yang
berlaku, serta berkonsultasi dengan ahli struktur yang kompeten, untuk
memastikan bahwa pengerjaan struktur kolom dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan kebutuhan proyek yang spesifik.
Kerusakan dan Metode Perkuatan Kolom
40/60
60/60 Beton f'c = 25 Mpa
Baja fy = 240 Mpa
400 Mpa
Nu,k = 1390 kN
Ha = 4 m
40 Hb = 4 m
540
Mn- = 300 kNm
600
Mn+ = 200 kNm
Lki = 6 m
L'ki = 5,4 m
60
Lka = 6 m
L'ka = 5,4 m
60
Zki = 0,47 m
Zka = 0,495 m
Bkolom = 0,6 m Bbalok = 0,400 m
Hkolom = 0,6 m Hbalok = 0,600 m
Penyelesaian :
Mkap,ki = 1,25 . Mn+ = 250 kNm
Mkap,ka = 1,25 . Mn- = 375 kNm
Vkolom = 104,167 kN
Jadi sisa gaya geser yang harus ditahan oleh beugel horisontal adalah :
Vsh = Vjh - Vch
= 465,285 kN
Vsv
Asv =
fy
Asv = 457,522 mm2
Dipasang tulangan 6Ø12 dengan Asv terpasang :
n = 6 buah
Ø = 12 mm
Asvterpasang = 678,584 mm2
Cek = OK!!!
Sketsa penulangan :
60/60
40/60
6Ø12