Anda di halaman 1dari 10

Ditulis : M Daffa Ghiffari – F 111 18 129

Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan air di persawahan


maka perlu didirikan sistem irigasi dan bangunan bendung. Kebutuhan air di
persawahan ini kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi. Untuk irigasi,
pengertiannya adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa,irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Tujuan irigasi
adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara benar yakni
seefisien dan seefektif mungkin agar produktivitas pertanian dapat meningkat
sesuai yang diharapkan.
Air irigasi harus diberikan sesuai dengan jumlah dan waktu tanaman
membutuhkan air (Salokhe, Babel, & Tantau, 2005). Pemberian air yang tidak
sesuai pada tanaman akan menyebabkan sayuran mati dan jika berlebihan akan
pembusukan akar (Yanto, Tusi, & Triyono, 2014). Irigasi hemat air merupakan
solusi pemberian air yang efektif dan efisien (Kasiran, 2006). Penelitian yang
dilakukan (Fauziah, Susila, & Sulistyono, 2016) menunjukkan, pemberian air
melalui irigasi hemat air memberikan pengaruh terhadap hasil produksi tanaman
dibandingkan pemberian air irigasi konvensional. Penerapan irigasi hemat air
telah banyak diterapkan untuk budidaya sayuran di antaranya dalam bentuk
irigasi alur (furrow irrigation), irigasi tetes (drip irrigation) dan irigasi pancar
(sprinkler irrigation) (Christen, Ayars, Hornbuckle, & Hickey, 2006).

Tanaman sawi merupakan tanaman sayuran yang biasa ditanam di daerah


dataran tinggi. Namun, karena semakin berkurangnya lahan pertanian saat ini,
sawi dapat juga ditanam pada dataran rendah tetapi membutuhkan cukup air
(tanah harus selalu lembab) dalam pertumbuhannya, lebih - lebih tanaman ini
merupakan tanaman yang tumbuh cepat. Selain itu, sawi merupakan jenis
sayuran yang paling banyak diminati orang sehingga perlu dilakukan
pembudidayaan dengan menggunakan teknik penyiraman yang efektif dan
efisien seperti teknologi irigasi tetes. Setiap sayuran memiliki kebutuhan air
masing - masing, tergantung jenis sayurannya. Misalnya, tanaman sawi
(Brassica juncea L.) kebutuhan analisis konsumsi airnya adalah 0,275
liter/tanaman/hari (Muzayyanah, 2009) atau 1,86mm/hari pada fase awal,
7,45mm/hari pada fase tengah, dan 3,72mm/hari pada fase (Simangunsong,
Sumono, Rohana, & Susanto, 2013).
Ditulis : AISYAH ABDULLAH_F 111 19 005

Tanaman sawi merupakan tanaman sayuran yang biasa ditanam di daerah


dataran tinggi. Namun, karena semakin berkurangnya lahan pertanian saat ini,
sawi dapat juga ditanam pada dataran rendah tetapi membutuhkan cukup air
(tanah harus selalu lembab) dalam pertumbuhannya, lebih-lebih tanaman ini
merupakan tanaman yang tumbuh cepat. Selain itu, sawi merupakan jenis
sayuran yang paling banyak diminati orang sehingga perlu dilakukan
pembudidayaan dengan menggunakan teknik penyiraman yang efektif dan
efisien

Setiap sayuran memiliki kebutuhan air masing masing, tergantung jenis


sayurannya. Misalnya, tanaman sawi (Brassica juncea L.) berdasarkan suatu
penelitian kebutuhan air tanaman Sawi yang terbesar terdapat pada periode
tengah pertumbuhan yaitu 7,45 mm/hari atau 336,86 ml/hari dan kebutuhan air
tanaman terkecil terdapat pada periode awal pertumbuhan yaitu 1,86 mm/hari
atau 84,10 ml/hari. Hal ini karena tanaman akan lebih banyak membutuhkan air
pada periode tengah pertumbuhan karena pertumbuhan vegetatif tanaman
maksimal terjadi pada periode ini.

Selain itu luas permukaan tanaman pada periode ini sudah mencapai maksimum
sehingga penguapan lebih besar. Sedangkan pada periode awal, evapotranspirasi
lebih rendah karena tanaman masih kecil sehingga luas permukaan tanaman
untuk melakukan penguapan lebih kecil. Hal ini sesuai dengan literatur Islami
dan Utomo (1995), yang menyatakan bahwa absorbsi air oleh tanaman berubah
sesuai dengan perkembangan tanaman.

Berdasarkan nilai kebutuhan air tanaman diatas, maka dapat ditentukan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan penyiraman pada tiap-tiap fase pertumbuhan.
Waktu penyiraman ditentukan dengan membandingkan Kebutuhan Air
Tanaman setiap fase dengan debit rata-rata air yang keluar
Ditulis oleh : Dinda Dinafitri / F 111 19 008 / Kelompok 2

Sawi (Brassica juncea) adalah tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu
dan tidak berkrop. Kuntum bunganya lebih kecil, dengan warna kuning pucat. Bijinya
berukuran kecil dan berwarna hitam kecoklatan, dan terdapat pada kedua sisi dinding sekat
polong yang gemuk. Pertumbuhan tanaman sawi dipengaruhi oleh intensitas matahari,
intensitas cahaya matahari yang cukup pada tanaman sawi akan meningkatkan pertumbuhan
vegetatif tanaman seperti pembentukan daun, batang dan perakaran. Di samping itu juga akan
meningkatkan pertumbuhan generatif tanaman seperti, pembentukan bunga, buah dan biji
melalui fotosintesis. Sawi hijau merupakan sayuran yang bermanfaat untuk membantu
mencegah dari terserangnya penyakit kanker, hal ini di sebabkan karena dalam sawi hijau
mengandung senyawa fitokimia khususnya glukosinolat yang cukup tinggi. Dengan rutin
mengkonsumsi sawi hijau mampu menurunkan resiko terserangnya kanker prostat.

Agar mendapatkan hasil yang optimal pada penanaman sawi, tanah harus diolah terlebih
dahulu, hal ini memiliki tujuan agar tanah yang padat dapat menjadi longgar, sehingga
pertukaran udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah,
gas-gas yang meracuni akar dapat teroksidasi. Dengan longgarnya tanah, maka akar tanaman
dapat bebas menyerap zat makanan yang ada di dalam nya. Pengolahan tanah dapat
memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui perbaikan aerasi, pergerakan air dan penetrasi
akar dalam profil tanah.Tanah harus mengadung cukup banyak air dan udara sehingga cukup
gembur agar akar dapat tumbuh dan menyerap hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman.
Tanah yang bertekstur kasar umumnya mempunyai kapasitas penyediaan hara dan air yang
tinggi tetapi aerasi buruk. Pengolahan tanah pada tanah berpasir tidak banyak berarti dalam
memperbaiki kondisi fisik tanah, tetapi sebaliknya pada tanah bertekstur halus, berpengaruh
nyata dalam perbaikan aerasi tanah.

Hal ini juga didukung oleh Arsyad (1982) bahwa pengolahan tanah menghacurkan lapisan
kerak dipermukaan tanah, mengemburkan tanah yang memungkinkan air lebih banyak
meresap kedalam tanah. Pada tanah yang tidak melakukan pengolahan tanah tingkat
pertumbuhan dan produksinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengolahan tanah.
Perlakuan pengolahan tanah menunjukan tingkat pertumbuhan dan produksi yang lebih baik.
Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm,
seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10
ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x
30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat
lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm. Pemeliharaan merupakan hal yang penting. Sehingga
akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim. Tahap selanjutnya
yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Selain proses
pengolahan tanah, Pemupukan adalah salah satu kegiatan penting dalam pertanian. Dengan
pemupukan, tanaman akan menerima cukup nutrisi yang dibutuhkannya untuk berkembang
dengan baik.
Ditulis oleh : Muh. Anugrah Doli Todajeng / F 111 19 006 / Kelompok 2

Pemupukan adalah salah satu kegiatan penting dalam pertanian. Dengan


pemupukan, tanaman akan menerima cukup nutrisi yang dibutuhkannya untuk
berkembang dengan baik. Banyak petani memilih menggunakan pupuk kimia
dengan harapan dapat memberikan semakin banyak nutrisi yang dibutuhkan
tanaman dibandingkan dengan memberikan pupuk organik. Pupuk organik memang
mengandung lebih sedikit kandungan unsur hara dibandingkan dengan pupuk kimia
atau anorganik, namun penggunaan berlebih pupuk anorganik justru akan
menurunkan tingkat kesuburan tanah dan merusaknya. Karenanya sangat
diperlukan kesadaran bagi para petani untuk turut menggunakan pupuk organik agar
kesuburan tanah tetap terjaga.

Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan atau pun segar berperan
penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta sebagai sumber
nutrisi tanaman. Nutrisi pada pupuk organik cair. Untuk memaksimalkan pemberian
nutrisi bagi tanaman, POC sebaiknya diperkaya dengan unsur-unsur mikro seperti
nitrogen, kalium, sulfur, kalsium dan magnesium, karena unsur-unsur makro yang
dibutuhkan sudah disediakan oleh tanah. Untuk menyesuaikan kandungan unsur
hara pada pupuk, dapat digunakan bahan baku yang sesuai. Penyesuaian
kandungan unsur hara juga harus memperhatikan pengaplikasian POC, apakah
hendak digunakan untuk merangsang pertumbuhan daun atau bagian tanaman
lainnya. Bila ditujukan untuk merangsang pertumbuhan daun, POC dapat dibuat
kaya dengan nitrogen. Bahan baku seperti kotoran unggas, daun-daun hijau atau
jerami dapat menghasilkan pupuk yang lebih kaya akan nitrogen. Sebaliknya, bila
ditujukan untuk menutrisi pertumbuhan buah, dapat digunakan pupuk kaya kalium
dan fosfor dengan bahan baku kotoran sapi, kerbau atau kambing. Sekam padi atau
dedak. Prinsipnya, bila ingin menutrisi daun, gunakan bahan baku dedaunan yang
diolah menjadi kompos, bila ingin menutrisi buah-buahan gunakan pupuk organik
dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.

Bahan – bahan organik yang digunakan sebagai bahan baku POC tidak hanya
berfungsi untuk menghasilkan berbagai nutrisi bagi tanah dan tanaman, namun juga
akan mempertahankan julah udara yang terkandung dalam tanah (aerasi). Sehingga
tanah dengan bahan organik yang tinggi tidak akan mudah mengalami pemadatan
atau pengerasan. Hal ini tentu akan menguntungkan tanaman karena akan
meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia didalam tanah. Unsur-unsur organik
pada POC juga akan berperan penting dalam proses penyerapan air dan sinar
matahari bagi tanah serta membuat tanah menjadi lebih subur. Pemilihan dosis yang
tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh
melalui pengujian – pengujian di lapangan. Pupuk sangat dibutuhkan oleh banyak
orang untuk menambah unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Anjuran
penggunaan pupuk ataupun bahan lain yang sifatnya organik dimaksudkan untuk
mengurangi masalah yang sekarang timbul akibat dipakainya bahan-bahan kimia
yang telah terbukti merusak tanah dan lingkungan. Seperti penggunaan pupuk akan
berakibat merusak tanah. Penggunaan insektisida dan pestisida kimia dalam
predator, hama dan penyakit juga merusak lingkungan yang keduanya berpengaruh
terhadap sistem pertanian. Strukturnya pupuk organik yang beredar sekarang, ada
yang berupa padat dan ada pupuk organic cair.
Ditulis : Chandrika Haliza / F 111 19 009 / Kelompok 2

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang digunakan untuk mcmcnuhi kcbutuhan
cvapotanspirasi tanaman. dihirung dcngan mcngunakan pcrsamaan berikut:

K.P(45,7r+813) 100

K= Kt x Kc

Kr= 0.031/ r + 0.240

Dimana:

U = evaporranspirasi tanaman bulanan (mm/bu Ian) Kt = koefisian suhu


Kc = koefisien tanaman (sawi)
P = persentase jam siang Lintang Utara (%)

u = 0.40 - 0, 70 = 0,9

t = suhu rata-rata bulanan ( °C).

Diketahui:

Suhurata-ratabulanan = 2790°C

P untuk wilayah Medan ( 362712" LU) Bulan Februari = 7.47 %

Nilai Koefisien (Kc) tanaman sawi,


Periode awal pertumbuhan (0-10 hari)

Periode tengah perturnbuhan ( 11-20 hari)

Periode akhir pertumbuhan (21-30 hari)


Ditulis oleh : Desyanti Nadia Rozati / F111 19 019 / Kelompok 2

Perhitungan kebutuhan air pada tanaman sawi pada, dimana kebutuhan air tanaman merupakan
jumlah air yang digunakan untuk memenuhi evapotranspirasi tanaman (ETc) agar dapat tumbuh
normal. Besarnya Etc diperoleh dari persamaan :

ETc = Kc . ETo....................................................................................(1)

Di mana :

Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

Kc = Koefisien tanaman

Eto = Evapotranspirasi acuan (mm/hari)

Curah hujan efektif adalah curah hujan andalan yang efektif yang berguna untuk kebutuhan air
tanaman, tidak termasuk perkolasi dan aliran permukaan. Curah hujan andalan merupakan curah
hujan yang ditentukan berdasarkan peluang tertentu. Peluang curah hujan tertentu ditentukan
berdasarkan persamaan :

F = m / (n + 1 ).......................................................................(2)

Dimana :

F = Peluang terjadi Urutan data ke Jumlah data Dalam mendesain irigasi tetes perlu dihitung
banyaknya tetesan,

m = waktu dan debit air yang diperlukan sehingga pertumbuhan tanaman sawi optimal. Persamaan
yang mendukung dalam menghitung pemberian air dalam irigasi tetes sebagai berikut :

• Laju tetesan emitter


Laju tetesan emitter dihitung berdasarkan persamaan berikut :

EDR = q / s x l ............................................................(3)

Di mana :

EDR = Laju tetesan emitter (mm/jam)

q = Debit emitter (m3/jam) Jarak lubang emittet (m)

s = Jarak lateral emitter (m)

• Waktu operasional ( l )

Waktu operasional = Kebutuhan air tanaman/ EDR ....................(4)

Debit air yang diperlukan dalam irigasi tetes

Debit air yang diperlukan


= (Debit emitter ) x (jumlah lubang emitter) / 60 mnt.....................(5)
Ditulis oleh : Arya Adhi Prasetya / F111 19 021 / Kelompok 2

Analisis Perhitungan masa tanam sawi


• Metode Perhitungan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi hijau
(Brassica juncea L.), daun paitan (Tithonia diversifolia), effective
microorganisme (EM4), gula jawa, tanah gembur dan air bersih. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran 25 x 25 cm, cangkul,
terpal, thermometer, hygrometer, timbangan, gelas ukur 25 ml sebanyak 1 buah,
sprayer 1 buah, kertas pH universal, kertas label 24 buah, penggaris, ember,
benang, pisau, plastik, kamera dan alat tulis.
Pembuatan kompos dilakukan dengan cara: 20 kg daun paitan (Tithonia
diversifolia) dipotong kecilkecil dan dikeringkan kemudian 20 ml EM4
dilarutkan dalam 2 liter air ditambah 2 gram gula merah (Yuwono, 2006). Larutan
didiamkan selama 24 jam, kemudian disiramkan pada daun paitan kering
sebanyak 20 kg sampai kelembaban mencapai 30-40%. Bahanbahan tersebut
diletakkan di tempat yang kering dan ditutup dengan terpal. Pengomposan
dilakukan selama 1 bulan. Penyemaian benih dilakukan selama 2 minggu
kemudian di pindahkan ke media tanam dan dilakukan pemupukan dengan
kompos. Penelitian dilakuan selama 5 minggu.
Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap
(RAL), dengan satu faktor yaitu perlakuan pemberian kompos berbahan dasar
daun paitan (Tithonia diversifolia) dengan dosis : Kontrol : 2,5 kg tanah (tanpa
kompos), A1 : 0,25 kg, A2 : 0,5 kg, A3 : 0,75 kg, A4 : 1 kg, dan A5: 1,25 kg
kompos. Masing – masing perlakuan 4 kali ulangan. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis varians (ANAVA), dilanjutkan dengan uji BNT
(Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%.
Ditulis : PALKA RAMA PUTRA – F 111 19 025

1. Penyiapan Lahan
Lahan dipersiapkan dengan cara 4 grobak tanah tempat penyiapan lahan selanjutnya dibuat
dalam bentuk polybag ukuran 30-30 cm pertama tanah dan pupuk organik dihaluskan
kemudian dibiarkan selama satu minggu tujuan tanah dibiarkan selama satu minggu aga
rterkena sinar matahari secara langsung dan sekaligus dapat mencegah tumbuhnya hama atau
patogen lalu isi tanah memakai sendok nasi didalam polybag tersebut. Perbedaan antara teori
dan di lapang adalah menurut. Rukmana (1994) jarak tanam yang ideal untuk tanaman sawi
hijau yaitu 50x60 cm tetapi yang menggunakan di lapang yaitu 25x25cm.
2. Penanaman
Penanaman yang dilakukan dengan cara transplanting mencabut bibit dari tempat persemaian
dan dilakukan penanaman secara langsung di polybag ukuran 30-30 cm yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Jarak tanam yang digunakan yaitu 25x 25 cm jarak tanam yang
demikian termasuk kategori rapat. Menurut Rukmana (1994) jarak tanam yang ideal untuk
tanaman sawi hijauyaitu 50x60 cm. Menurut Sintompul dan Guritno (1995),hasil setiap
individu tanaman yang diperoleh lebih sedikit jika kepadatan populasi lebih tinggi dan
tanaman tidak dapat tumbuh jika kepadatan terlalu tinggi. Oleh karena itu diperoleh hasil
yang tinggi perlu diadakan kepadatan tanaman yang dianggap layak.Pada kepadatan tanah
yang optimal, masih terjadi kompotisi antara tanaman yangdapat menyebabkan pertumbuhan
dan hasil tanaman per individu berkurang, namun karenajumlah tanaman 10 polybag sehingga
produksi masih dapat meningkat (Sugito, 1994).
3. Pemeliharaan
Pemeliharan tanaman selama pelaksanaan praktek kerja lapang meliputi
penyiraman,penyiangan, pemupukan; dan pengendalian hama dan penyakit.
4. Pemupukan
Pemupukan yang digunakan yaitu pupuk organik sebelum tanam sawi hijau tanah campuran
dengan pupuk kandang selain itu pemberian pupuk yang bersentuhan langsung dengan akar
tanaman dapat menyebabkan kematian pada tanaman maka itu kedua kali tidakdikasih pupuk
karena umur tanaman sawi hijau 30-40 hari. Sebelum menanam sudah diberipupuk kandang,
kompos, jerami padi, tanah maka itu pada saat pertumbuhan tanamantidakmemberi pupuk
lagi karena mengandung unsur nitrogen (N) organik.
5. Penyiraman
Penyiraman ini tergantung pada musimnya, bila musim hujan dirasa sudah berlebih,maka
perlu melakukan pengurangan air yang ada tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba harus
memperhatikan keperluhan air terhadap tanaman sawi hijau yang kita tanam. Penyiraman
dilakukan sehari sekali pada sore hari awal tanam sampai panen. karena umur tanaman 30- 40
hari
6. Pengendalian Hama dan Penyakit1.secara manual yaitu mencabut rumput dengan tangan yang
tumbuh di tanaman itusendiri dan lain-lain2.secara kimia yaitu obat-obatan contoh herbisida
dan lain-lain Pengendalian hama yang dilakukan secara prefentif yaitu dengan cara
membunuh hama secara langsung dan mencabut tanaman yang terserangpenyakit.
7. Pemanenan
Panen ada 2 cara yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dengan memotong bagian
pangkal batang yang berada di atas tanah. Pada Umur 30-40 hari dari umur semai,tanaman
sawi sudah dapat dipanen. Untuk tanaman yang pertumbuhannya baik, disetiap polybag dapat
menghasilkan sawi hijau, beratnya 175 gram.
Ditulis : Munandar – F 111 19 032

e. Bagaimana system irigasi sederhana untuk tanman sawi?

Teknik pertanaman Aeroponik merupakan sistem pertanaman modern yang


paling sedikit diterapkan oleh pekebun dunia, hal ini dikarenakan sistem
tersebut masih relatif bare. Secara harfiah, aeroponik berarti bercocok tanam di
udara. Perbedaannya dengan bercocok tanam biasa (yang sudah lama diketahui
menumbuhkan batang dan dawn di udara), pada aeroponik akar juga dibiarkan
tumbuh menggantung di udara.

Pupuk dan mineral dicampur dan dilarutkan dengan menggunakan air yang
kemudian dengan desain irigasi bertekanan tersebut, air disemprotkan ke
tanaman dalam bentuk kabut sehingga kebutuhan tanaman akan nutrisi
tercukupi. Sehingga penekanannya adalah pada sistem irigasinya.

Tanaman Sawi merupakan tanaman yang memiliki daya penyesuaian yang luas
terhadap berbagai keadaan lingkungan tumbuh, mudah dalam pemeliharaannya
dan relatif murah dalam penyediaan biaya usaha taninya. Penelitian yang telah
dilakukan bertujuan untuk menentukan efisiensi sistem irigasi aeroponik pada
tanaman Sawi, menentukan keseragaman pemberian air pada sistem irigasi
aeroponik pada tanaman Sawi, menentukan kecukupan pemberian air irigasi
aeroponik pada tanaman Sawi dan untuk menentukan efisiensi tenaga listrik
yang digunakan untuk sistem irigasi aeroponik.
Ditulis : Andika Bagaspati / F11119033 / Kelompok 2
E. Bagaimana sistim irigasi sederhana untuk tanaman sawi

Budidaya Sayuran Sistem Aeroponik - Salah satu sistem pertanian yang sedang
maju adalah budidaya sistem aeroponik. Pada umumnya sistem budidaya
aeroponik sama dengan sistem budidaya hidroponik karena tidak menggunakan
media tanah, yang membedakan ialah sistem budidaya aeroponik menggunakan
teknik menanam tanaman dengan cara menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman
dalam bentuk kabut.

Dalam budidaya aeroponik kualitas hasil panen menjadi bersih, sehat dan segar.
Untuk jenis sayuran yang bisa di tanam menggunakan sistem aeroponik yang
memiliki waktu panen yang cepat, seperti kangkung, bayam, sawi, pak coy, dan
selada. Untuk jenis tanaman umbi yang bisa menggunakan sistem aeroponik
seperti kentang dan ketela pohon.

Nah, dalam budidaya aeroponik sayuran kalian harus membutuhkan


keterampilan khusus dan ada beberapa hal yang perlu disiapkan terlebih dahulu.
Untuk penyiapan alat dalam budidaya sistem aeroponik seperti jaringan irigasi
sprinkler, jet pump, nozzle sprinkle, PVC, rockwool, styrofoam, larutan nutrisi
dan benih tanaman. Dalam hal ini kami akan memberikan informasi tentang
cara budidaya sayuran menggunakan sistem aeroponik.

Dalam persiapan lahan untuk budidaya sistem aeroponik kalian kalian harus
membuat screen house yang bisa terbuat dari rangka besi, kayu atau bambu,
dengan beratapkan plastik UV. Untuk dindingnya kalian bisa menggunakan
kain kasa (paranet) yang lapisan bawahnya ditutup dengan menggunakan plastik
UV atau fiber glass, sedangkan kontruksinya disesuaikan dengan ketinggian
tempat. Untuk persiapan bak penanaman, kalian bisa membuat dari plastik
hitam dengan rangka dari bambu, dan terbuat dari fiber sedangkan penutupnya
menggunakan stryrofoam untuk diletakan diatasnya.

Dalam persiapan lahan untuk budidaya sistem aeroponik kalian kalian harus
membuat screen house yang bisa terbuat dari rangka besi, kayu atau bambu,
dengan beratapkan plastik UV. Untuk dindingnya kalian bisa menggunakan
kain kasa (paranet) yang lapisan bawahnya ditutup dengan menggunakan plastik
UV atau fiber glass, sedangkan kontruksinya disesuaikan dengan ketinggian
tempat. Untuk persiapan bak penanaman, kalian bisa membuat dari plastik
hitam dengan rangka dari bambu, dan terbuat dari fiber sedangkan penutupnya
menggunakan stryrofoam untuk diletakan diatasnya.

Anda mungkin juga menyukai