Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pruning, Training dan Topiari Tanaman

2.1.1 Pengertian Pruning Tanaman

Pemangkasan(purining) adalah tindakan pembuanga bagian-bagian tanaman


seperti cabang atau ranting dengan mendapatkan bentuk tertentusehingga dicapai
tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah
pengendalian hama penyakit serta mempermudahpemanenan. Pemangkasan
adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah yang terlampau lebat sehingga
didapatkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Pemangkasan tanaman merupakan usaha untuk memperbaiki kondisi


lingkungan seperti suhu, kelembababan, cahaya, sirkulasi angin sehingga aktivitas
fotosintesis berlangsung normal. Pemangkasan dapat memperbaiki kesehatan
tanaman, pembungaan terangsang dan produksi meningkat. Barus dan Syukri (2008)
Tambahan pula pada Zamriyetti dan Rambe (2006) pemangkasan pada fase vegetatif
dapat meningkatkan jumlah cabang primer dan pemangkasan pada fase generatif
dapat meningkatkan bobot 100 biji dan berat biji kering per sampel.

2.1.2 Pengertian Training Tanaman

Tindakan pengarahan pertumbuhan tanaman dengan tujuan untuk


memperbaiki penampilan tanaman ( hanya sekedar memberi penopang agar tanaman
dapat tumbuh normal, atau dengan melenturkan , membengkokkan , melilitkan
tanaman , atau dapat pula dengan mengikat tanaman tersebut pp suatu struktur
penunjang.

2.1.3 Pengertian Topiari tanaman

Di dunia tanaman hias ternyata terdapat seni tersendiri yang spesifik yang
bernama seni topiary. Topiary adalah karya seni pangkas tanaman atau biasa disebut
dengan seni mengukir tanaman ataupun seni memahat tanaman. Seni ini melibatkan
kegiatan membentuk tanaman hias menjadi satu bentuk figur yang unik dan kreatif
dengan cara memangkas tanaman.
Kata “topiary” berasal dari kata Latin untuk tukang kebun lanskap hias,
topiarius, pencipta topia atau “tempat”. Pada zaman Romawi kebun topiary yang
dikelola oleh pembantu rumah tangga. Kemudian, pemilik tanah kaya menyewa
tukang kebun profesional untuk mempertahankan ini desain yang rumit.

2.2 Tujuan Pruning, Training dan Topiary Tanaman

2.2.1 Tujuan Pruning Tanaman

1. Mengatur arah tumbuh tanaman

Pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas maupun
tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis
tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh
memanjang ke arah atas (Jawa : nglancir), dengan batang atau cabang tunggal.
Kuatnya dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman
untuk terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk mematahkan
dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang akan merangsang
keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral. Dengan demikian,
bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman menjadi lebih ideal dan
seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah samping.

2. Menjaga Kesehatan Tanaman

Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh bentuk


tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan bersilangan di
bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak terkena sinar
matahari secara langsung.

3. Mengurangi bagian tanaman yang tidak produktif (parasite)

Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih bersifat
parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis
namun tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian
terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak tanaman yang
secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna daun yang
hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan bunga/buah.

Jika muncul bunga/buah, maka bunga dan buah yang muncul jumlahnya
terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang terbentuk hanya dialokasikan untuk
pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut,
dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang akhirnya dialokasikan
oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah

4. Mengurangi habitat hidup bagi OPT

Tanaman yang dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang


baik bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber
energy utama dapat menembus semua bagian tanaman, memberikan iklim mikro
yang baik, mengurangi kelembaban yang berlebihan, juga dapat meminimalkan
perkembangan jamur dan organism pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Dengan
demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk memberikan hasil yang
optimal pula.

2.2.2 Tujuan Training Tanaman

Sistem pelatihan harus dilaksanakan untuk mengendalikan bentuk selama


periode tumbuh hidup ) tanama. Untuk memperoleh bangun (performance) yg telah
ditentukan dalam usaha mencapai produktivitas lebih besar , mutu , kemudahan
tindakan pemeliharaan dan budidaya serta keindahan. Faktor utama yg menentukan
bentuk ialah posisi atau lokasi titik cabang pada batang pokok / utama dan arahan
berikutnya . Cabang dapat diarahkan ke sekeliling batang pada suatu bidang untuk
memperoleh bentuk alami , atau diarahkan pada suatu bidang untuk memperoleh
bangun, datar dikenal sebagai espalier = pundak ) dan bentuk tiga dimensi.

2.2.3 Tujuan Topiary Tanaman

Dahulu, topiary banyak diterapkan di bangunan-bangunan kerajaan (istana-


istana) atau gedung-gedung besar dan penting yang terdapat di seluruh dunia. Namun,
seiring dengan perkembangannya, kini topiary sudah banyak dimodifikasi oleh
“pemahat tanaman” meskipun tetap mengacu pada pakem bentuk aslinya, khususnya
untuk yang berbentuk bulat, seperti topi.
2.3 Teknik Pruning Tanaman

Dalam pelaksanaannya, terdapat dua dasar pemangkasan, yaitu pemancungan


(headlingback) dan penipisan (thinning out). Pemancungan merupakan pembuangan
atau pemotongan bagian ujung suatu cabang sampaitinggal satu tunas. Karena
pemancungan dapat memecahkan dominansiapikal, maka setelah pemancungan
biasanya terjadi pertumbuhan vegetatif yang lebat sebagai akibat dari tumbuhnya
tunas-tunas lateral. Oleh karena itu, pemancungan cenderung menghasilkan
pertumbuhan tanaman dengan pola menyemak (bush) dan kompak. Apabila
pemancungan dilakukan terhadaptanaman yang tengah aktif tumbuh, maka
diistilahkan sebagai perompesan.Sedangkan penipisan adalah pembuangan cabang-
cabang denganmeninggalkan hanya cabang lateral atau batang utama.

Penipisan memiliki pengaruh yang berlawanan dengan pemancungan, yakni


meningkatkan pemanjangan dari cabang-cabang terminal yang ditinggalkan. Sebagai
hasilakhirnya adalah pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi berkurang. Dengan
penipisan, pohon-pohon yang tumbuhnya lemah dapat menjadi lebihterbuka sehingga
menghasilkan suatu bentuk tanaman yang lebih besar (tetapi bukan lebat). Penipisan
juga dapat ditujukan untuk meremajakan pohon- pohon tua sehingga merangsang
pertumbuhan titik-titik ditinggalkan. Penipisan terhadap pohon yang sedang aktif
tumbuh dinamakan perompesan tunas atau deshooting

2.4 Cara Melakuan Pruning Tanaman

2.4.1 Pangkas Bentuk

Pangkas Bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk


tanaman seawal mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa jenis
tanaman tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti
pola 1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa
cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih 3 cabang yang
pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah pertumbuhan yang
proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat bersilangan).
Dari 3 cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang akan
dipangkas lagi untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan terbaik,
seimbang, dan proporsional. Dengan demikian, pasca pemangkasan bentuk sejak dini,
pada akhirnya akan diperoleh tanaman dengan pola percabangan 1-3-9. Dengan pola
percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman dengan tajuk yang rimbun dan
membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur.

Pada kasus tertentu, jika hanya terdapat 2 cabang primer pada batang utama,
maka 2 cabang primer ini pun masih dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6,
sebagaimana pola 1-3-9. Pola 1-2-6 pun masih memberikan bentuk percabangan ideal
dengan bentuk tajuk yang juga membulat dan rimbun. Pada pemangkasan bentuk
seperti ini, semua dahan dan ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6 atau 1-2-6
harus dibuang habis, dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di ujung tanaman.

2.4.2 Pangkas Produksi

Pangkas Produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang


munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian
terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka
kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah
bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif.

Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting di bagian


tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan, termasuk
memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus, tegak lurus di cabang primer
maupun cabang sekunder. Coba perhatikan tunas-tunas air yang tumbuh di cabang
primer/sekunder tanaman durian, jambu air, atau durian. Tunas air ini bersifat parasit
dan tumbuh sangat cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan tunas-tunas lainnya,
dengan mengambil fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya.

Selain itu tunas air juga sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman
telah memasuki siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini sebenarnya dapat
dimanfaatkan sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman, diambil sebagai
entres yang disambungkan ke batang bawah dengan metode sambung susuan,
sambung pucuk (top grafting), maupun sambung sisip. Hasilnya, bibit baru dengan
sifat genetic yang sama persis dengan sifat genetic tanaman induk, tempat tunas air
tersebut diperoleh.

2.4.3 Pangkas Pemeliharaan

Pangkas Pemeliharaan lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman


secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian
pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah,
saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat
pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis.

Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting


tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga,
rambutan, dan klengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang
keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas
sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan
mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau
tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat untuk
menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang semua
ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang
menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek
batang.

2.5 Sistem Training Tanaman

 Espalier
Espalier yang berarti pundak adalah system cabang dapat diarahkan
kesekeliling batang untuk mendapatkan pohon dengan bentuk alamiah , atau
diarahkan pada suatu bidang untuk mendapatkan suatu bangun datar
 Sistem panutan pusat
Pokok diusahakan membentuk suatu sumbu tengah dengan cabang-cabang
menyebarkan keatas , kebawah , dan sekeliling batang .
 Sistem terbuka tengah atau vas
Merupakan ciri dominan dari kerangka pohon , dan merupakan arahan utama
untuk pertumbuhan ke atas .Batang utama dipangkas dan pertumbuhan dipaksa
melewati sejumlah cabang lateral yang berada di dekat ujung atas pokoknya.
 Sistem panutan modifikasi sedikit banyak
Merupakan transisis dari kedua system yang telah dikemukakan di atas.

2.6 Zat Pengatur Tanaman

2.6.1 Hormon Auksin

Hormon ini bekerja dengan cara memacu jenis protein tertentu yang ada pada
membran plasma sel tumbuhan, hal ini berguna untuk memompa ion H+  ke dinding
sel. Selain itu, keberadaan hormon auksin juga berperan dalam menginisiasi
pemanjangan sel. Ion H+ sendiri memiliki peran dalam mengaktifkan enzim tertentu
untuk memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun
dinding sel. Fungsi lain dari hormone auksin sebagai berikut :

1. Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu proses tumbuhanya batang juga
pada bagian akar.

2. Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu proses pembelahan sel pada
tumbuhan.

3. Sebagai hormon yang berfungsi untuk memetahkan domnasi apical atau pucuk.
Hal ini merupakan sebuah kondisi dimana pucuk tanaman atau bisa juga akar
tanaman tidak bisa lagi berkembang sebagai mana seharusnya.

4. Sebagai hormon yang berfungsi untuk mempercepat proses perkecambahan. 


Domnasi benih akan dipatahkan oleh hormon auksin ini serta mempercepat proses
perangsangan perekecambahan benih pada tanaman. Meningkatkan kualitas panen
juga bisa dimanfaatkan dengan cara perendaman benih denagn hormon auksin ini.

5. Sebagai hormon yang berfungsi untuk merangsang kambium dalam pembenutkan


jaringan xilem dan floem.

6. Sebagai hormon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya kerontokan buah.


2.6.2 Hormon Sitokinin

Fungsi hormone sitokinin untuk tumbuhan sebagai berikut :

1. Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu pembelahan sel ( sitokinensis )


dengan bantuan hormon auksin dan juga hormon giberelin.

2. Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu diferensi mitosis.

3. Sebagai hormon yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas pada


jaringan kultur (pada umumnya tidak berhasil pada tumnuahn yang sudah
dewasa).

4. Sebagai hormon yang berfungsi untuk memberhentikan bagian kuncup atas


( bagian tunas ).

5. Sebagai hormon yang berfungsi untuk mernagsang pertumbuhan kuncup samping


( lateral ).

6. Sebagai hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan akar cabang.

7. Sebagai hormon yang berfungsi untuk membantu merangsang pemanjangan di


titik tumbuh daun.

8. Sebagai hormon yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan bunga dan bagian
–  bagian bunga.

9. Sebagai hormon yang berfungsi untuk  merangsang penyaluran air mineral dan
asam amino ke seluruh bagian tanaman misalnya dalam proses penyerapan air dan
unsur hara oleh akar.

2.6.3 Hormon Giberalin

Cara hormone ini bekerja adalah dengan mengenai bagian embrio atau tunas
agar terkena air. Hal ini bisa menyebabkan tunas embrio menjadi aktif, yang mana
memicu munculnya hormone giberelin (GA). Keluarnya hormone ini bisa memicu
keluarnya aleuron yang nantinya mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim yang
bisa keluar berupa enzim amylase, maltase, serta enzim yang mampu memecah
protein. Selain itu, jika anda menambahkan hormone giberelin pada tanaman yang
sedang berbunga pada bagian-bagian bunga, maka tumbuhlah buah tanpa biji.
Sekarang ini sudah banyak berkembang adanya buah tanpa biji, seperti yang ada pada
semangka.

Hampir semua tanaman yang bisa bertambah tinggi dengan pemberian


hormone giberelin. Misalnya pada tumbuhan yang kerdil, ketika di berikan hormone
ini akan tumbuh dengan tinggi normal. Namun pada tanaman yang sudah tumbuh
nornak, di berikan hormone giberelin bisa menyebabkan tanaman tumbuh lebih cepat
dari jenisnya yang biasanya. Anehnya, pemberian hormone giberelin ini hasilnya
sama saja ketika di tambahkan pada tanaman jagung. Fungsi hormone giberalin untuk
tumbuhan sebagai berikut:

1. Membantu pertumbuhan tunas embrio.

2. Membantu perkecambahan embrio.

3. Membantu merangsang pembentukan enzim amylase, maltase, dan pemecah


protein.

4. Membantu pembentukan biji.

5. Munculnya buah tanpa biji.

6. Mampu memecah senyawa amilum untuk menghasilkan senyawa glukosa.

7. Meninggikan tumbuhan kerdil menjadi tumbuhan normal.

8. Membantu dalam proses pembentukan biji.

9. Merangsang serbuk sari atau polen.

10. Membantu memperbesar ukuran pada buah.

11. Membantu merangsang pembentuka bunga.

12. Membantu menghentikan masa dorminasi biji (kebalikan hormone sitokinin).

13. Dengan konsentrasi rendah, tidak merangsang pembentukan akar.

14. Dengan konsentrasi tinggi, bisa merangsang pembentukan akar.

15. Membantu pembentukan bunga.


16. Membantu mempercepat pertumbuhan.

17. Mempu menyebabkan tanaman berbunga sebelum musimnya.

18. Membancu mempercepat aktivitas cambium.

19. Membantu perkecambahan biji.

2.6.4 Hormon Asam Absiat

Asam absisat merupakan hormon tumbuhan yang berupa molekul dengan 15


atom karbon. Asam absisat dihasilkan secara alami oleh tumbuhan selain dihasilkan
juga oleh alga hijau dan cendawan. Awalnya hormon ini ditemukan oleh Frederick
Addicot pada tahun 1963. Dia menggunakan penelitian dengan tanaman kapas. Di
tempat lain, Philip Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian tentang
hormon tersebut.

Selain pada tanaman biasa, hormon asam absisat atau yang sering disebut
ABA juga terdapat di jamur dan hewan. Pada hewan, ABA ditemukan di metazoans
dari sponges mamalia termasuk manusia. ABA mulai diketahui dapat menghasilkan
anti radang dan anti diabetes pada uji coba tikus. Pada mamalia, sel ABA
menargetkan sebuah protein yang dikenal sebagai lanthionine synthetase C-like 2.
Fungsi hormone asam absiat unruk tanaman sebagai berikut :

1. Berperan dalam pemulaian dormansi biji.

2. Berperan menghadapi kondisi lingkungan yang kekeringan.

3. Berperan menghadapi kondisi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam
yang tinggi.

4. Menggugurkan daun.

5. Menghambat pertumbuhan tunas namun tidak memberi banyak pengaruh pada akar
bahkan dapat mendorong tumbuhnya akar.

6. Menginduksi benih untuk melakukan sintesis protein penyimpanan.

7. Menghambat pengaruh gliberin sehingga dapat merangsang sintesis de novo dari


amylase.
8. Melakukan induksi pada transkripsi gen terutama pada inhibitor proteinase yang
menanggapi luka.

9. Membantu perkembangan biji.

2.6.5 Hormon Etilen

1. Salah satu kegunaan hormon etilen yaitu membantu proses pematangan buah. Ini
sering dimanfaatkan oleh para pedagang buah tertuma distributor dan importir
buah. Buah dikemas saat belum masak dan diangkut oleh pedagang. Saat akan
diperdagangkan buah tersebut baru diberikan etilen sehingga buah yang tadinya
belum masak dapat cepat masak. Hal ini dapat mencegah buah yang
didistribusikan membusuk jika dibawa dalam keadaan matang. Jika
konsentrasinya lebih tinggi dari hormon auksin maka dapat menghambat
pembentukan batang, bunga, dan akar.

2. Merangsang pembentukan bunga bersama-sama dengan auksin.

3. Membantu proses pematangan buah.

4. Merangsang pertumbuhan akar dan batang.

5. Membentuk akar adventif.

6. Merangsang absisi buah dan daun.

7. Merangsang induksi pada bunga Bromiliad.

8. Membantu induksi sel kelamin betina bunga

9. Membantu pemekaran bunga.

Buat dapusnya jam nya pilih aja we antara jam segitu, sama satu lagi dari ppt bapa

Diaksses pada tanggal 24 April 2020 Pukul 17.00-22.00

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/hormon-sitokinin

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/fungsi-hormon-auksin

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/fungsi-hormon-giberelin
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/fungsi-hormon-asam-absisat

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/fungsi-hormon-etilen

http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-pemangkasan-dan-pelatihan-bunga.html

https://media.rooang.com/2017/05/topiary-seni-memangkas-tanaman-yang-menakjubkan/

Anda mungkin juga menyukai